PENDAHULUAN
negara maju. Salah satu di antaranya adalah TB. World Health organization
Amerika Latin.1
merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di
menyerang semua orang. Bayi, anak dan dewasa muda merupakan golongan usia
komplikasi TB pada anak yang paling sering terjadi pada usia 6 tahun dengan
insiden tertinggi terdapat pada usia 2-3 tahun, berhubungan dengan seringnya
morbiditas tuberkulosis anak masih tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada
1
permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah dan
Rifampicin, Pirazinamid dan Etambutol yang diikuti oleh 10 bulan isoniazid dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit
tuberkulosis paru. Infeksi primer muncul di paru-paru dan dapat menyebar secara
Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan
3
b. Arachnoid (Lapisan tengah)
membentuk sebuah kantong atau balon yang berisi cairan orak yang
4
2.3 Epidemiologi
Ada tiga hal yang mempengaruhi epidemiologi TB setelah tahun 1990, yaitu
cepat.1
anak per tahun adalah 5-6% dari total kasus TB. Berdasarkan laporan tahun 1985,
dari 1261 kasus TB anak berusia <15 tahun, 63% diantaranya berusia <5 tahun. Di
negara berkembang, TB pada anak berusia <15 tahun adalah 15% dari seluruh
kasus TB, sedangkan di negara maju, 5-7%. Pada tahun 1989, WHO
memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,3 juta kasus baru TB anak, dan
sering ditemukan di negara endemis TB, dengan kasus terbanyak berupa meningitis
morbiditas tuberkulosis pada anak masih tinggi. Penyakit ini dapat saja menyerang
semua usia, termasuk bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih
rendah. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai dengan
4 atau 6 tahun, jarang ditemukan pada umur dibawah 6 bulan, hampir tidak pernah
5
anak yang menderita tuberkulosis yang tidak diobati. Angka kematian pada
keulitan tersebut, WHO sedang melakukan upaya dengan cara membuat konsensus
6
terdiri dari asam lemak rantai panjang, asam mycolic, yang terdapat pada dinding
sel. Akibatnya, mycobacteria disebut basil tahan asam.15
tuberkulosis primer. Biasanya fokus infeksi primer ada di paru-paru, namun dapat
juga ditemukan di abdomen (22,8%), kelenjar limfe leher (2,1%) dan tidak
ditemukan adanya fokus primer (1,2%). Dari fokus primer, kuman masuk ke
sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar limfe regional, dan dapat
Pendapat yang sekarang dapat diterima dikemukakan oleh Rich tahun 1951.
selaput otak atau medula spinalis, akibat penyebaran kuman secara hematogen
selama masa inkubasi infeksi primer atau selama perjalanan tuberkulosis kronik
walaupun jarang Bila penyebaran hematogen terjadi dalam jumlah besar, maka
dari fokus tuberkulosis (TB pasca primer). Salah satu pencetus proses reaktivasi
radang yang paling banyak terjadi di basal otak. Selanjutnya meningitis yang
7
menyeluruh akan berkembang.Proses ini mungkin terjadi segera sesudah
dibentuknya lesi atau setelah periode laten beberapa bulan atau beberapa tahun.Jika
hal ini terjadi pada pasien yang sudag tersensitasi, maka masuknya basil ke dalam
tuberkel yang pecah, tetapi kemudian tampak jelas diselaput otak pada dasar otak
dan ependym. Reaksi radang akut di leptomenings tersebut, ditandai dengan adanya
eksudat gelatin, berwarna kuning kehijauan dibasis otak, yang dapat menginfiltrasi
karena eksudat mengganggu aliran normal cairan serebrospinal kedalam dan keluar
sistem ventrikel pada setinggi sisterna basilar. Perlengketan yang terjadi dalam
kanalis sentralis medula spinalis akan menyebabkan spinal block dan paraplegia.4,5,8
tuberkulosis:
1. Araknoiditis proliferatif
Proses ini terutama terjadi di basal otak, berupa pembentukan massa fibrotik
Reaksi radang akut di leptomening ini ditandai dengan adanya eksudat gelatin,
dari limfosit dan sel plasma dengan nekrosis perkijuan. Pada stadium lebih
8
lanjut, eksudat akan mengalami organisasi dan mungkin mengeras serta
paralisis. Saraf yang paling sering terkena adalah saraf kranial VI, kemudian III
dan IV, sehingga akan timbul gejala diplopia dan strabismus. Bila mengenai
saraf kranial II, maka kiasma optikum menjadi iskemik dan timbul gejala
penglihatan kabur bahkan bisa buta bila terjadi atrofi papil saraf kranial II. Bila
sifatnya permanen5.
melintasi membran basalis atau berada di dalam parenkim otak. Hal ini
Apabila infark terjadi di daerah sekitar arteri cerebri media atau arteri karotis
interna, maka akan timbul hemiparesis dan apabila infarknya bilateral akan
tuberkel dan nekrosis perkijuan. Pada tunika media tidak tampak kelainan,
hanya infiltrasi sel yang ringan dan kadang perubahan fibrinoid. Kelainan pada
dan perkijuan. Yang sering terkena adalah arteri cerebri media dan anterior serta
9
serta oklusi sebagian atau total. Mekanisme terjadinya flebitis tidak jelas,
yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan
patologi yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis Meningitis Tb muncul perlahan–
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk
dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mngejangnya
positif.7
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia penderita serta
virus apa yang menyebabkan. Gejala yang paling umum adalam demam tinggi,
sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu penderita merasa sangat lelah,
leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang
jelas.7
10
1. Gejala Infeksi akut
Panas
Nafsu makan menurun
Anak Lesu
2. Gejala kenaikan tekanan Intra Kranial
Kesadaran menurun
Kejang
Ubun – ubun besar menonjol
3. Gejala rangsang meningeal
Kaku kuduk
Kernig
Brudzinski
11
Disebut juga fase meningitik, yang ditandai dengan memberatnya penyakit.
Pada fase ini terjadi rangsangan pada selaput otak/meningen.4,11
Ditandai oleh adanya kelainan neurologik, akibat eksudat yang terbentuk
diatas lengkung serebri. Pemeriksaan kaku kuduk (+), refleks Kernig dan
Brudzinski (+) kecuali pada bayi. Dengan berjalannya waktu, terbentuk infiltrat
(massa jelly berwarna abu) di dasar otak menyebabkan gangguan otak /
batang otak.3,11
Pada fase ini, eksudat yang mengalami organisasi akan mengakibatkan
kelumpuhan saraf kranial dan hidrosefalus, gangguan kesadaran, papiledema
ringan serta adanya tuberkel di koroid. Vaskulitis menyebabkan gangguan fokal,
saraf kranial dan kadang medulla spinalis. Hemiparesis yang timbul disebabkan
karena infark/ iskemia, quadriparesis dapat terjadi akibat infark bilateral atau
edema otak yang berat.3,11
Pada anak berusia di bawah 3 tahun, iritabel dan muntah adalah gejala
utamanya, sedangkan sakit kepala jarang dikeluhkan. Sedangkan pada anak
yang lebih besar, sakit kepala adalah keluhan utamanya, dan kesadarannya
makin menurun.
Gejala meliputi:
Akibat rangsang meningen : sakit kepala berat dan muntah (keluhan utama)5
Akibat peradangan / penyempitan arteri di otak:
- disorientasi
- bingung
- kejang
- tremor
- hemibalismus / hemikorea
- hemiparesis / quadriparesis
- penurunan kesadaran
Gangguan otak / batang otak / gangguan saraf kranial:
Saraf kranial yang sering terkena adalah saraf otak III, IV, VI, dan VII
Tanda: - strabismus, diplopia, ptosis, reaksi pupil lambat, gangguan
penglihatan kabur.
12
Gambar 3. Brudzinski neck dan kernig sign pada anak penderita meningitis
Tiga stadium tersebut di atas biasanya tidak jelas batasnya antara satu
dengan yang lain, tetapi bila tidak diobati biasanya berlangsung 3 minggu sebelum
minggu.5
penyakitnya telah berlangsung lebih dari 3 minggu. Hal ini terjadi apabila
13
2.7 Diagnosis MTB
lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau biopsi jaringan. Pada anak,
kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh dua hal, yaitu sedikitnya
didasarkan pada penemuan klinis dan radiologis, yang keduanya seringkali tidak
pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin, foto thoraks, dan pemeriksaan lab.1
tuberkulin positif, gejala dan tanda sugestif TB, dan foto thoraks yang mengarah
pada TB (sugestif TB), merupakan dasar untuk menyatakan anak sakit TB.1
2.6.1 Anamnesis
Tanyakan tentang riwayat medis dan sosial pasien, termasuk kontak terakhir
dengan pasien TB. Riwayat positif tes mantoux. Tentukan apakah pasien memiliki
riwayat imunosupresan dari penyakit yang diketahui atau dari terapi obat.15
Periksa apakah pasien memiliki riwayat negatif untuk vaksinasi BCG. Pada
pasien MTB dicurigai secara klinis, diagnosis harus diselidiki secara ketat; riwayat
imunokompeten, pada sistem saraf pusat (SSP) biasanya terbentuk meningitis yang
14
ditandai dengan demam, sakit kepala, mengantuk, dan kebingungan selama sekitar
2-3 minggu.15
pasien yang melaporkan gejala meningitis. Durasi gejala yang muncul dapat
bervariasi mulai dari 1 hari sampai 9 bulan, walaupun 55% mengalami gejala
diagnosis meningitis TB adalah kaku kuduk dan tanda rangsang meningeal lainnya.
Kaku kuduk biasanya tidak ditemukan pada anak berusia kurang dari 2 tahun.11,14
ditemukan: 16
15
Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa
negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS,
Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat
a. Uji tuberkulin positif. Pada 40% kasus, uji tuberkulin dapat negatif.
pada anak dapat mencapai 90%. Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, tetapi
hingga saat ini cara mantoux lebih sering dilakukan. Pada uji mantoux, dilakukan
tuberculosis. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan
bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji
16
3. Pembengkakan : ≥ 10 mm → uji mantoux positif.
(Indurasi) Arti klinis : sedang atau pernah
terinfeksi Mycobacterium
tuberculosa
Gambar 5. (Left) Administering the mantoux TST, (Right) Reading the mantoux
TST correctly – Only the indurration is being measured17
b. Vaksin BCG
reaksi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi ≥ 5 mm, maka anak
2. Cairan otak dan tulang belakang / liquor cerebrospinalis (dengan cara pungsi
lumbal) :
17
- Jumlah sel: 100 – 500 sel / μl. Mula-mula, sel polimorfonuklear dan
- Kadar protein: meningkat (dapat lebih dari 200 mg / mm 3). Hal ini
ditemukan kuman.
d. Pemeriksaan radiologi:4
18
CT-scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) kepala pada pasien
yang disertai dengan tanda-tanda edema otak atau iskemia fokal yang
masih dini. Selain itu, dapat juga ditemukan tuberkuloma yang silent,
jumlah skor ≥ 6 (sama atau lebih dari 6), harus ditatalaksana sebagai pasien
TB dan mendapat pengobatan dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Bila skor
kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan ke arah TB kuat maka perlu dilakukan
19
pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi
anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan
dan lain-lainnya (yang mungkin tidak dapat dilakukan di rumah sakit ini).16
20
2.7 Penatalaksanaan16
Alur tatalaksana pasien TB anak dapat dilihat pada skema dibawah ini
Skor TB ≥ 6
Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi
adekuat. Setelah pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi baik klinis maupun
terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. Bila dijumpai perbaikan klinis yang
pertama) dan sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah
dilanjutkan dengan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan, kecuali pada
TB berat). OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun
tahap lanjutan.
dalam bentuk paket. Satu paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa
pengobatan. Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu Rifampisin (R),
21
Isoniazid (H), Pirazinamid (Z); sedangkan untuk tahap lanjutan, yaitu Rifampisin
Dosis
relatif lama dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT disediakan dalam
Jumlah tablet KDT yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan
anak dan komposisi dari tablet KDT tersebut. Tabel berikut ini adalah contoh dari
dosis KDT yang komposisi tablet RHZ adalah R = 75 mg, H = 50 mg, Z = 150 mg
22
Berat Badan (KG) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
Keterangan:
Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit
Anak dengan BB ≥ 33 kg , disesuaikan dengan dosis dewasa
Tuberculosis
OAT KDT dapat diberikan dengan cara: ditelan secara utuh atau digerus
Bila paket KDT belum tersedia, dapat digunakan paket OAT Kombipak
23
Pada tahap intensif diberikan minimal 4 macam obat (INH, Rifampisin,
Untuk kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, perikarditis TB,
(prednison) dengan dosis 1–2 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3 dosis. Lama
pendengaran, dan terdapat risiko penularan HIV akibat perlakuan yang tidak benar
Tindak lanjut
nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, demam menghilang, dan batuk
sampai dengan 6 bulan. Sedangkan apabila respons pengobatan kurang atau tidak
pengobatan.
24
Pengobatan Pencegahan (Profilaksis) untuk anak
Bila anak balita sehat, yang tinggal serumah dengan pasien TB paru BTA
positif, mendapatkan skor < 5 pada evaluasi dengan sistem skoring, maka kepada
anak balita tersebut diberikan isoniazid dengan dosis 5–10 mg/kg BB/hari selama 6
bulan. Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, imunisasi BCG
2.8 Komplikasi
paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas. Sekuele minor dapat berupa kelainan
saraf otak, nistagmus, ataksia, gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas.
Komplikasi pada mata dapat berupa atrofi optik dan kebutaan. Gangguan
penyakitnya sendiri. Gangguan intelektual terjadi pada kira-kira 2/3 pasien yang
hidup. Pada pasien ini biasanya mempunyai kelainan EEG yang berhubungan
Kalsifikasi intrakranial terjadi pada kira-kira 1/3 pasien yang sembuh. Seperlima
pasien yang sembuh mempunyai kelainan kelenjar pituitari dan hipotalamus, dan
25
akan terjadi prekoks seksual, hiperprolaktinemia, dan defisiensi ADH, hormon
2.9 Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
26
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak
merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit
tuberkulosis paru. Infeksi primer muncul di paru-paru dan dapat menyebar secara
Ada tiga hal yang mempengaruhi epidemiologi TB setelah tahun 1990, yaitu
cepat.1
keulitan tersebut, WHO sedang melakukan upaya dengan cara membuat konsensus
meningitis TB. M. tuberculosis adalah bakteri basil tahan asam gram positif. Pada
dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga tampak basil berwarna merah terang
tuberkulosis primer. Biasanya fokus infeksi primer ada di paru-paru, namun dapat
juga ditemukan di abdomen (22,8%), kelenjar limfe leher (2,1%) dan tidak
ditemukan adanya fokus primer (1,2%). Dari fokus primer, kuman masuk ke
sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar limfe regional, dan dapat
27
menimbulkan infeksi berat berupa tuberkulosis milier atau hanya menimbulkan
yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan
patologi yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis Meningitis Tb muncul perlahan–
lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau biopsi jaringan. Pada anak,
kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh dua hal, yaitu sedikitnya
adekuat. Setelah pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi baik klinis maupun
terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. Bila dijumpai perbaikan klinis yang
paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas. Sekuele minor dapat berupa kelainan
saraf otak, nistagmus, ataksia, gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas.
28
Mortalitas tergantung virulensi kuman penyebab,daya tahan tubuh
penderita, terlambat atau cepatnya mendapatkan pengobatan yang tepat dan pada
DAFTAR PUSTAKA
29
1. Rahajoe, N.N et all. 2015. Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama.
Anak.Jakarta:Infomedika Jakarta:2007.
3. Duus Peter.Meningen,ventrikel dan cairan serebrospinalis.Dalam:Suwono
articleid=11&print=1&pathid
7. Hill,Mark.2008.Mycobacterium tuberculosis. Avalable from
http://embryology.med.unsw.edu.au/Defect/images/Mycobacterium-
tuberculosis.jpg .
8. Mediastore.2008.Uji Tuberkulin Dan Klasifikasi Tuberculosis.
http//embryology.med.unsw.edu.au/Defect/images/Mycobacterium-
tuberculosis.jpg.
9. Meningitis Research Foundation.2008. Understand Meningitis And
Septicaemia. http://www.meningitis.org/
10. Mardjono, M. Sidharta, P. 2010. Neurologi Klinis Dasar Ed Jakarta:Penerbit
Dian Rakyat
11. Azhali, MS., Garna, Herry., Chaerulfatah, Alex., Setiabudi, Djatnika. Infeksi
30
12. Mars, G.E et all. 2011. Tuberculous meningitis: Diagnosis and Treatment
http://www.hindawi.com/journals/trt/2011/798764/
13. Moore, Keith L. 2013. Anatomi berorientasi klinis. Jakarta: Erlangga
14. Pudjiadi, A.H. et all. 2010. Pedoman Pelayanan Medis, Jilid 1. IDAI:
Jakarta
15. Ramachandran, T.S. 2014. Tuberculous Meningitis. Mescape.
Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview#a5
16. WHO. 2005. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit:
Jakarta: Indonesia.
17. CDC. 2013. Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should
https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/corecurr_all.pdf
31