Anda di halaman 1dari 11

Nama : Febrianto Widodo

NIM : 11/322985/PKU/12382
1. STUDI KASUS
“EVALUASI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL”
Latar Belakang
TI yang terus berkembang mendorong Dinas Kesehatan di daerah mengembangkan
SIK Puskesmas yang berperan untuk mendukung basis data (database) dalam
melaksanakan
fungsi puskesmas. Pengembangan software oleh daerah harus mengacu pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dengan menambah indikator lokal daerah.
Dinas Kesehatan Propinsi DIY mulai mengembangkan sistem informasi kesehatan
dengan pengembangan prototype SIK kabupaten/kota. Hasil dari pengembangan ini
adalah
aplikasi sistem informasi kesehatan yang dikenal dengan nama SIK. Aplikasi pertama
yang
dikembangkan adalah aplikasi untuk puskesmas dan salah satunya dikembangkan di
Kabupaten Bantul.
Permasalahan
Implementasi SIK di tingkat Puskesmas dan Kabupaten tidaklah semudah yang
dibayangkan karena SIK ini memerlukan teknologi yang cukup tinggi sementara SDM
yang
ada belum memadai, namun berbagai persiapan dalam rangka pengembangan SIK
Terpadu di
Kabupaten Bantul sudah mulai dilaksanakan. Untuk itu sangat dibutuhkan review dan
evaluasi pelaksanaan SIK di tingkat Kabupaten dan Puskesmas, untuk mengetahui
sampai
sejauh mana implementasi dan kendala-kendala yang muncul dalam implementasi SIK
selama ini. Sehingga SIK yang telah dibangun tidaklah sia-sia dan pelaksanaan SIK
dapat
berjalan optimal.
Hipotesis
Bagaimana karakteristik SIK Puskesmas di Kabupaten Bantul?
Berikut adalah tabel karakteristik SIK yang terintegrasi dan SIK yang tidak terintegrasi.
Ciri-ciri SIK yang tidak terintegrasi SIK yang terintegrasi
Validitas data Diragukan, ada kemungkinan
redudansi data
Lebih valid, dapat
mengurangi kemungkinan
redudansi data
Input data Dilakukan berulang Cukup melakukan satu kali
input data dan melakukan
update data bila diperlukan
Proses pengolahan data Sulit dan lama Mudah dan lebih cepat
Output data Kurang akurat, tidak dapat
dijadikan informasi utama
dalam mendukung
pengambilan keputusan
Akurat, dapat dijadikan
sebagai sumber informasi
dalam mendukung
pengambilan keputusan
Teknologi Belum ada koneksi
(konektaton) antara modul
sistem informasi
Ada koneksi (konektaton)
antara modul sistem
informasi
Proses kerja Tidak efektif dan tidak
efisien
Lebih efektif dan lebih
efisien
Kesimpulan
SIK yang diterapkan di kabupaten Bantul dapat digolongkan sebagai sistem informasi
kesehatan yang berbasis IT dan telah terintegrasi.
2. ANALISIS ARTIKEL
“REGIONAL STRATEGY FOR STRENGTHENING HEALTH INFORMATION
SYSTEMS IN SOUTH-EAST ASIA REGION”
World Health Organization, 2006
Perkembangan sistem informasi kesehatan nasional di negara-negara Asia Tenggara
Sebelum deklarasi Alma-Ata (1978)
HFA/Health for All (2000)
Era HSPA (Health systems performance assessment)
Era MDGs (era HMN)
Konsep NHIS (National Health Information System) jarang digunakan
NHIS mulai diakui NHIS menunjukkan
hubungan yang penting antara manajemen kesehatan dan kebijakan kesehatan
NHIS merupakan jaringan dan komponen penting dalam sistem kesehatan nasional
Berfokus pada statistik pelayanan rutin penyakit menular, kegiatan kesehatan, dan
sumberdaya kesehatan
Berfokus pada data untuk memenuhi persyaratan laporan yang sesuai dengan indikator
HFA
Berfokus pada data agregat yang sesuai dengan kerangka HSPA
Berfokus pada pengembangan dan proses pencatatan layanan rutin
Pengembangan menggunakan metode dan fungsi statistik
Pengembangan dengan menggunakan indikator kesehatan
Pengembangan dengan menggunakan indeks kesehatan
Membangun database yang sesuai dengan urutan dan dapat diakses oleh semua mitra
kesehatan (terintegrasi) TI belum dimanfaatkan
Awal penggunaan TI Pendaya gunaan TI Pemetaan sumber
daya kesehatan telah menggunakan GIS
Tujuan penyusunan strategi sistem informasi kesehatan nasional di negara-negara Asia
Tenggara adalah:
1. Untuk memvalidasi, menganalisis dan menyebarkan informasi tentang kondisi
kesehatan
daerah 2. Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam perencanaan dan
manajemen kesehatan dengan memperkuat sistem informasi kesehatan nasional. 3.
Untuk membuktikan suatu kejadian yang bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas suatu kebijakan kesehatan.
Bidang-bidang strategis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan terkait dengan
Sistem
Informasi Kesehatan 2. Sistem analisis (desain sistem informasi kesehatan dan
pemeliharaan) 3. Kualitas data 4. Penerapan aplikasi yang sesuai dengan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) 5. mekanisme komunikasi, kerjasama, dan koordinasi
yang efektif 6. Pengembangan dan alokasi sumber daya Sistem Informasi Kesehatan
(manusia, fisik,
keuangan) 7. Memperkuat persebaran, analisis, dan pemanfaatan data di semua
tingkat pelayanan
kesehatan 8. Memperkuat pengumpulan dan pemanfaatan data dalam sistem
desentralisasi 9. Pemasaran Sistem Informasi Kesehatan 10. Memperkuat jaringan
antara Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem
Penelitian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai