Anda di halaman 1dari 5

Bab I.

Pendahuluan

1.Latar Belakang

Kebudayaan nasional berakar dari kebudayaan lokal, salah satunya


adalah alat musik tradisional. Alat musik tradisional merupakan
kekayaan bangsa yang tak bisa tergantikan dan sudah menjadi ciri khas
suatu kelompok masyarakat yang kemudian menjadi identitas Negara
kita.

Alat musik tradisional di Negara kita sangat beragam, setiap daerah


memiliki alat musik tradisional sendiri yang memiliki khasnya masing-
masing.

Di Jawa Barat misalnya, memiliki kebudayaan angklung sered yang


memakai alat musik tradisional angklung dan dog-dog, kendang, dan
goong yang berasal kampong Balandongan.

2.Tujuan

a. Memberi informasi angklung sered.


b. Memenuhi tugas seni budaya.
c. Mengetahui asal-mula angklung sered.
d. Mengetahui aturan main angklung sered.

Bab II. Angklung Sered


2
1.Sejarah

Pada masa penjajahan belanda sekitar tahun 1918 angklung digunakan


khususnya oleh masyarakat yang ada di wilayah Jawa Barat sebagai
tanda bahaya.

Suara angklung menjadi sebuah informasi untuk masyarakat dulu akan


bahaya yang datang dari penjajah belanda pada waktu itu. Masyarakat
yang mendengar suara angklung akan segera bersembunyi di tempat
yang sudah disiapkan sebelumnya sehingga mereka terhindar dari
penyiksaan yang memang sering mereka alami dari orang-orang
Belanda.

Sayangnya kode rahasia itu diketahui oleh pihak penjajah sehingga


suara angklung berubah menjadi tanda perlawanan oleh penduduk.
Dimana ada suara angklung berarti disana lah akan ada pertempuran dan
penduduk beserta pejuang indonesia akan turun untuk membantu rekan-
rekannya

2.Aturan Main

2
Awal permainanya berasal dari sebuah kampung atau RT yang dengan
sengaja memainkan angklung dan biasanya diiringi dengan tabuhan yang
disebut DOGDOG sehingga suaranya bisa terdengar sampai kampung
atau RT sebelahnya. Suara itu menjadi sebuah undangan atau tantangan
untuk kampung yang lainnya sehingga mereka akan datang lengkap
dengan perangkat angklung dan dogdog yang sama-sama mereka miliki.

Angklung Sered terdiri dari dua kelompok yang masing masing


kelompok terdiri dari 10 orang atau lebih. Setiap kelompok membentuk
formasi seperti ular memanjang berpegangan ke pinggang,ada istilah
yang dinamakan hulu (pemimpin) dan buntut (ekor).

Setelah terbagi dalam dua kelompok yang masing-masing berjumlah


10 orang, diiringi pukulan dog-dog, kendang dan goong dalam
memainkan musik padung-dung, angklung sered pun dimulai. Awalnya
di antara kedua kelompok tersebut menari memainkan angklung dengan
cara meliuk-liuk seperti ular mengikuti pemain angklung yang
memegang angklung indung.

Gerakan mengitari tanah lapang tersebut dimaksudkan untuk


mengetahui kekuatan lawan. Setelah merasa saatnya melalukan
penyerangan, pemain yang memegang angklung indung langsung ke
tengah lapang dan mereka memperlihatkan jurus-jurus menyerupai
perilaku hewan, semisal jurus belut, sered munding, bintih hayam, dan
lainnya yang puncaknya saling bergumul (puket) dengan tetap
memegang angklung hingga salah seorang di antaranya sama sekali tidak
bisa bergerak karena terkunci.

2
Mereka akan terus saling dorong yang oleh mereka disebut SERED
sampai akhirnya salah satu pemimpin kelompok terlepas dari pegangan
anggotanya yang berarti mereka kalah.

Konon katanya mereka sering menggunakan ilmu-ilmu kanuragan atau


kesaktian yang mereka miliki sehingga menjadikan permainan ini lebih
menarik dan menantang. Tidak jarang kaki-kaki mereka sampai amblas
ke tanah untuk mempertahankan kelompoknya.

Selain melakukan perkelahian dengan bergumul, pemegang angklung


indung juga menunjukan kekuatan dengan saling mengadu kaki atau
gaya ini disebut juga dengan “Ngadu Bitis”.

2
Bab III. Penutup

1.Kesimpulan

Angklung sered merupakan kesenian traditional dari jawa barat yang


mana sejak tahun 1918 sudah ada namun tidak berkembang seperti
sekarang ini. Alasan dinamakan angklung sered karena para pemain
dalam memainkannya mengandalkan kekuatan fisik seperti
lengan,kaki,betis mereka atau saling dorong.

Dalam permainan angklung sered,biasanya diiringi oleh dog-


dog,kendang dan goong. Dalam permainan ini terrdapat dua kelompok
yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 atau lebih termasuk sang
indung. Sebelum mereka beradu, biasanya mereka memainkan angklung
sambil menari dengan formasi-formasi yang unik guna untuk
mengerahui kekuatan lawan. Pada saatnya mereka beradu para indung
masing-masing kelompok akan maju ke tengah, mereka akan terus saling
mendorong sampai salah satu diantara mereka ada yang kalah.

2.Saran

Mari kita kenal dan lestarikan kebudayaan Indonesia, salah satunya


seperti angklung sered ini, karena merupakan warisan dari leluhur yang
mempunyai banyak makna didalamnya, kita sebagai generasi penerus
bangsa minimal mengenal dan akan lebih baik lagi jika bisa
memainkannya serta melestarikannya.

Anda mungkin juga menyukai