Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

REVITALISASI POSYANDU

Oleh:

VIONA VABELLA T
NIM. 110100202

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU


KEDOKTERAN KOMUNITAS/ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

REVITALISASI POSYANDU

Oleh:

VIONA VABELLA T
NIM. 110100202

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMUKEDOKTERAN


KOMUNITAS/ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
REVITALISASI POSYANDU

“Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.”

Oleh:

VIONA VABELLA T
NIM :110100202

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMUKEDOKTERAN


KOMUNITAS/ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : REVITALISASI POSYANDU


Nama : VIONA VABELLA T
NIM : 110100202

Medan, 12 Februari 2016


Pembimbing

Sri Lestari, SP, M.Kes


NIP: 197104262005012002
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad
SAW karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikanmakalah yang berjudul
“Revitalisasi Posyandu” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Sri Lestari, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing makalah
atas kesediaan beliau meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing,
mendukung, dan memberikan masukan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalahini di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan.Atas
bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun
spiritual, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 12 Februari 2016

Penulis
iii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3


2.1Posyandu ......................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Posyandu ........................................................... 3
2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu ..................................... 3
2.1.3 Sasaran Posyandu ................................................................ 3
2.1.4 Manfaat Posyandu ............................................................... 4
2.1.5 Pelayanan Kegiatan Posyandu ............................................. 5
2.1.6 Tingkatan Posyandu ............................................................ 5
2.2 Revitalisasi Posyandu .................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Revitalisasi Posyandu ......................................... 7
2.2.2 Tujuan Revitalisasi Posyandu ............................................... 8
2.2.3 Sasaran Revitalisasi Posyandu .............................................. 8
2.2.4 Strategi Revitalisasi Posyandu ............................................ 9
2.2.5 Komponen Program Revitalisasi Posyandu ........................ 9
2.2.6 Pengorganisasian Revitalisasi Posyandu ................................ 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 16


3.1 Kesimpulan ................................................................................... 16
3.2Saran .............................................................................................. 16
iv

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi dan investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen
bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan akhirnya akan
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal1.
Sejalan dengan perkembangan paradigm pembangunan, telah ditetapkan
arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 Bidang Kesehatan, yang
lebih mengutamakan pada upaya preventif dan promotif dan pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah dengan
menumbuhkembangkan Posyandu1.
Era globalisasi informasi memungkinkan segala aspek kehidupan
mengalami berbagai perubana yang tidak sedikit dan cepat serta berdampak
terhadap kemandirian Posyandu. Krisis multidimensi yang menimpa Negara kita
telah memberikan dampak negatif, antara lain menurunnya fungsi dan kinerja
Posyandu, sebagai salah satu wahana yang diharapkan dapat menunjang dalam
meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat1.
Kondisi Posyandu yang memprihatinkan tersebut, merupakan tantangan
bagi kita semua untuk mengambil peran bersama-sama guna menyelamatkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu1.
Oleh karena hal tersebut, pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.
yakni upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis
ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini
juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu2.
2

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami mengenai revitalisasi Posyandu dan untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
revitalisasi Posyandu.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Posyandu
2.1.1. Pengertian Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Kebijakan pelaksanaan Posyandu dimulai pada tahun 1985 berupa
Instruksi Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) No. 23 Tahun 1985,
No.214/Menkes/Inst.B/IV/1985, No.112/HK-011/A/1985 tentang
Penyelenggaraan Posyandu. Posyandu diarahkan sebagai upaya untuk
menurunkan angka kelahiran, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, serta
menekan angka kematian bayi dengan mendayagunakan lembaga ketahanan
masyarakat desa (LKMD) dan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) sebagai
wadah peran serta masyarakat dalam pembangunan4.

2.1.2. Tujuan Penyelenggaran Posyandu


Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut1:
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan
angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas
3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS)
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan
5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
4

2.1.3. Sasaran Posyandu


Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang
dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita
PUS (pasangan usia subur)1.

2.1.4 Manfaat Posyandu1


Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Memperoleh bantuan professional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait KIA.
c. Efisensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sector lain
terkait.
2. Bagi Kader
a. Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi
terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI
dan AKB.
b. dapat mewujudkan aktualisasi diri dalam membantu menyelesaikan
masalah kesehatan terkait penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat
c. Meningkatkan efisensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian
pelayanan secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
5

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah


sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan
AKB sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor.

2.1.5. Kegiatan Pelayanan di Posyandu


Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi, serta pencegahan dan penanggulangan
diare3.
Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan
baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu
Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya3:
- Bina Keluarga Balita (BKB);
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
-Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

2.1.6. Tingkatan Posyandu


Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu1 :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
6

2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu <
50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3.Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program
tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%
KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima)
orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari
50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang
dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin
kesinambungannya.
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 2.1. Tingkat Perkembangan Posyandu1
No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
1. Frekuensi <8 >8 >8 >8
penimbangan
2. Rerata kader tugas <5 5 5 5
7

3. Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%


4. Cakupan Kumulatif <50% <50% ≥50% ≥50%
KIA
5. Cakupan Kumulatif <50% <50% ≥50% ≥50%
KB
6. Cakupan Kumulatif <50% <50% ≥50% ≥50%
Imunisasi
7. Program tambahan - - + +
8. Cakupan dana sehat <50% <50% ≥50% ≥50%

2.2. Revitalisasi Posyandu


2.2.1. Pengertian Revitalisasi Posyandu
Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan kembali Posyandu
sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi dampak krisis ekonomi tahun
1997 pada penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi
Posyandu diperlukan untuk menunjang program Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan (JPSBK) baik dalam PMT pemulihan maupun dalam penemuan
sasaran yang berhak dan perlu mendapatkan bantuan program JPSBK. Upaya
revitalisasi Posyandu harus dikembangkan meskipun krisis sudah teratasi sebagai
upaya permanen mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan
layanan oleh petugas kesehatan untuk menjaga keluarga sehat tetap sehat4.
Revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, yang secara umum
terpuruk sebagai akibat langsung maupun tidak langsung adanya krisis multi
dimensi di Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan setiap
keluarga dalam memaksimalkan potensi pengembangan kualitas sumber daya
manusia, diperlukan upaya Revitalisasi Posyandu sebagai unit pelayanan
kesehatan dasar masyarakat yang langsung dapat dimanfaatkan untuk melayani
pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia dini, sekaligus
merupakan salah satu komponen perwujudan kesejahteraan keluarga4,5.
8

Untuk melaksanakan Revitalisasi Posyandu perlu dihimpun seluruh


kegiatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan
kemampuannya, baik sebagai pelaksana maupun sebagai pembina
dilingkungannya masing-masing, sehingga cakupan sasaran kelompok masyarakat
yang membutuhkan pelayanan Posyandu pada hari buka dan kunjungan rumah
dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya5.

2.2.2. Tujuan Revitalisasi Posyandu


1. Tujuan umum
Meningkatkannya fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi
maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau
ditingkatkan4.
2.Tujuan Khusus4
a. Meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan kader Posyandu
b. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Posyandu
c. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat dan obat di Posyandu
d. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk
kesinambungan kegiatan Posyandu
e. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan Posyandu.

2.2.3. Sasaran Revitalisasi Posyandu


Sasaran kegiatan revitalisasai Posyandu pada dasarnya meliputi seluruh
Posyandu dengan prioritas utama pada Posyandu yang sudah tidak aktif atau yang
berstrata rendah (Posyandu Pratama dan Madya) dan Posyandu yang ada di
daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin5.

2.2.4. Strategi Revitalisasi Posyandu


Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai tujuan Revitalisasi
Posyandu adalah5:
9

1. Meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta


dedikasi kader di Posyandu
2. Memperluas sistem Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah
3. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan
prasarana kerja Posyandu
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan
dan pembiayaan kegiatan Posyandu
5. Menyediakan sistem pilihan jenis dalam pelayanan sesuai perkembangan
kebutuhan masyarakat.
6. Menggunakan asas kecukupan dan urgensi dalam penetapan sasaran
pelayanan dengan perhatian khusus pada Baduta untuk mencapai cakupan
keseluruhan.
7. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga
professional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).

2.2.5. Komponen Program Revitalisasi Posyandu


1. Pelatihan Pelatih dan Pelatihan Kader
Kader diartikan sebagai tenaga sukarela yang tertarik dalam bidang
tertentu yang tumbuh dalam masyarakat dan merasa berkewajiban untuk
melaksanakan dan meningkatkan serta membina kesejahteraan termasuk bidang
kesehatan1,4.
Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat
melaksanakan tugas sebagai kader dalam melayani masyarakat baik di posyandu
maupun saat melakukan kunjungan rumah. Materi dalam pelatihan kader dititik-
beratkan pada keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan di Posyandu,
cara menimbang, menilai pertumbuhan anak, cara menyiapkan peragaan cara
pemberian makanan pendamping ASI dan PMT untuk anak yang pertumbuhannya
tidak cukup sebagaimana pertambahan umurnya dan anak yang berat badannya
10

tidak naik, memantau perkembangan ibu hamil dan ibu menyusui dan
sebagainya5.
Agar pelatihan kader dapat berjalan efektif, maka diperlukan unsur pelatih
kader yang mampu dan berdedikasi dalam memberikan materi pelatihan secara
efektif dan berkesinambungan yakni melalui pendampingan dan bimbingan.
Pelatihan kader diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan
berjenjang yang berpedoman pada modul pelatihan kader5.
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari
buka Posyandu dan kunjungan rumah5.
a. Pelayanan pada hari buka.
Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan menggunakan 5
tahapan layanan yang biasa disebut system 5 meja. Tanpa mengurangi arti
kelompok sasaran yang selama ini dilayani, yakni 3 (tiga) kelompok rawan
yaitu Baduta, Balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui, namun dengan
mempertimbangkan terhadap urgensi adanya gangguan gizi yang cukup
bermakna yang pada umumnya melanda anak-anak Bawah Dua Tahun
(Baduta) yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan yang tetap,
maka diberikan perhatian khusus bagi Baduta agar dapat tercakup dalam
pemantauan pertumbuhan dan pelayanan Posyandu.
b. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan oleh kader dan bila perlu didampingi tenaga
kesehatan atau tokoh masyarakat maupun unsur LSM sebelum dan
sesudah hari buka Posyandu, dengan kegiatan yang meliputi:
1. Menyampaikan undangan kepada kelompok sasaran agar berkunjung
ke Posyandu saat hari buka.
2. Mengadakan pemutahiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui
dan pemetaan keluarga miskin.
3. Intensifikasi penyuluhan gizi dan kesehatan dasar.
4. Melakukan tindak lanjut temuan pada hari buka Posyandu dengan
pemberian PMT.
5. Pemantauan status imunisasi dan lumpuh layuh.
11

6. Dengan dukungan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat melakukan


kampanye pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh
bidan atau tenaga kesehatan dari Puskesmas
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan
Sebagai unit pelayanan berbasis masyarakat, Posyandu perlu mendapat
dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya agar kegiatan Posyandu
dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran
yang dilayaninya5.

Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui5:


a. Pembentukan suatu lembaga atau unit pengelola Posyandu di desa yang
anggotanya dipilih dari masyarakat, dengan tugas untuk mengelola secara
professional penyelenggaraan Posyandu, termasuk memperhatikan masalah
ketenagaan, sarana dan pembiayaan bagi kelangsungan Posyandu yang
bersumber dari masyarakat.
b. Pemberian penghargaan kepada kader berupa dana hibah atau pinjaman modal
usaha bagi kader yang kinerjanya baik sebagai suatu perangsang agar terus
tekun dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dimasukanpula sebagai upaya
pemberdayaan ekonomi kader.
c. Pemberian bantuan pembiayaan untuk penyelenggaraan Posyandu yang
bersumber dari dana masyarakat, seperti zakat dan sumbangan keagamaan
yang sejenis, maupun pemberian bantuan sarana dasaruntuk pelaksanaan
fungsi pokok Posyandu.
d. Pemberian bimbingan dalam rangka pengelolaan Posyandu maupun kegiatan
langsung berupa pelayanan seperti konseling dan rujukan yang dapat
meningkatkan mutu Posyandu secara menyeluruh.
e. Kemitraan yang dapat diwujudkan dengan cara membentuk dan memperkuat
jejaring antar dan atau beberapa Posyandu yang diselenggarakan oleh berbagai
organisasi kemasyarakatan, baik yang berada dalam satu desa atau sebutan
lain, ataupun pada wilayah yang lebih luas.
12

4. Optimalisasi Kegiatan Posyandu


Mengoptimalkan kegiatan Posyandu dengan cara memenuhi sarana dan
prasarananya, sehingga Posyandu dapat berlangsung secara optimal, baik saat hari
buka maupun saat kunjungan rumah tanpa mengalami hambatan. Sarana dasar
seperti timbangan bayi, timbangan dewasa, kartu KMS, pita LILA, alat peragaan
memasak,bahan KIE, obat-obatan berupa Vit.A, tablet dan sirup Fe, kapsul
iodium, obat cacing, oralit, ATK dan format SIP untuk menunjang kegiatan
pelayanan minimal dan paket tambahan sesuai jumlah kelompok sasaran yang
ditetapkan, merupakan syarat dasar untuk berfungsinya Posyandu secara baik5.

5. Pelayanan Menggunakan Sistem Kafetaria (Pilihan Jenis Layanan)


Keragaman kondisi atau situasi anak dan ibu diberbagai daerah di
Indonesia, perlu didekati melalui pemberlakuan pilihan system kafetaria (pilihan
jenis layanan) sesuai kebutuhan kelompok sasaran, meskipun secara umum setiap
Posyandu mampu memberi pelayanan mulai dari paket minimum sampai paket
tambahan5.

6. Memberikan Perhatian Khusus Pada Kelompok sasaran Berdasar Azas


Kecukupan (terutama pada Baduta).
Pada azas kecukupan, selain Revitalisasi Posyandu akan memprioritaskan
kegiatannya pada Posyandu Pratama dan Madya, maka pada hari buka Posyandu
perlu mempertimbangkan kondisi Posyandu yang masih menghadapi keterbatasan
akan sumber daya manusia dan sarana. Untuk menghindari pemborosan
penggunaan sumber dayayang tersedia serta mempertimbangkan urgensi dalam
penyelamatan dan peningkatan pengembangan SDM dini, maka dalam
Revitalisasi Posyandu perlu diberikan perhatian khusus pelayanan pada kelompok
Baduta berdasarkan azas kecukupan pelayanan Posyandu, yakni untuk memberi
perhatian secara khusus kepada kelompok Baduta sebagai kelompok yang paling
rentan terkena gangguan dalam proses tumbuh kembangnya5.
13

7. Memperkuat Dukungan Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga


Profesional dan Tokoh Masyarakat.
Tugas kader Posyandu untuk mengelola dan melayani masyarakat untuk
mendukung peningkatan kualitas SDM dini merupakan tugas yang berat dan
dilakukan secara sukarela. Berkaitan dengan hal tersebut, mengingat berbagai
keterbatasan yang dimiliki kader, maka keberhasilannya akan sangat tergantung
dari seberapa jauh upaya pelaksanaan tugas kader mendapatkan dukungan
pendampingan maupun bimbingan tenaga professional terkait maupun dari para
tokoh masyarakat5.
Secara teratur pembinaan harus dilakukan oleh pengelola Posyandu di
desa untuk memajukan penyelenggaraan Posyandu. Selain itu, pembinaan juga
dilakukan oleh Dinas/Instansi yang peduli dan terkait dengan kegiatan program
Posyandu, seperti Pokjanal Posyandu Kecamatan, unsure Puskesmas (Bidan di
Desa / Polindes), Dinas Pendidikan, BKKBN, Kepala Desa/Lurah, Tim Penggerak
PKK, dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang mengelola Posyandu.
Pembinaan dapat dilakukan secara sendiri atau dalam kesatuan Tim yang dibentuk
untuk pembinaan Posyandu, disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan setempat5.

2.2.6. Pengorganisasian Revitalisasi Posyandu


Untuk melaksanakan Revitalisasi Posyandu, perlu dilakukan
pengorganisasian terhadap dua hal yang berkaitan, yaitu pengorganisasian
Posyandu di Desa dan pengorganisasian untuk pembinaan Posyandu4.
1. Pengorganisasian Posyandu
Sebagai unit yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan
bersifat sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat terutama ibu dan
anak, maka organisasi Posyandu sesungguhnya bersifat organisasi fungsional
yang dipimpin oleh seorang Pimpinan/Penanggungjawab dan dibantu oleh para
pelaksana pelayanan yang terdiri dari kader Posyandu sebanyak 4-5 orang. Agar
Posyandu dapat dikelola secara baik, perlu dukungan tenaga administrasi yang
bertugas mengadministrasikan kegiatan Posyandu. Kemudian dari beberapa
Posyandu yang ada di suatu wilayah (Kelurahan/Desa atau dengan sebutan lain)
14

selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok (nama lain) Pengelola Posyandu


yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola
Posyandu ini dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari para anggota.

2. Pengorganisasian Institusi Pembina Posyandu


Untuk mendukung kegiatan Posyandu sebagai wahana yang memberi
pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia
dini, perlu dibentuk institusi Pembina Posyandu yang berfungsi memfasilitasi,
membina, memantau dan mengevaluasi kegiatan Posyandu sesuai kebutuhan.
Institusi tersebut mempunyai struktur seperti Pokjanal Posyandu yang berada di
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat4,5.
Bila Pokjanal Posyandu di daerah masih berfungsi, maka diharapkan dapat
memanfaatkan keberadaan organisasi tersebut sebagai institusi Pembina Posyandu
yang keanggotaannya terdiri dari wakil-wakil dinas/ instansi/ lembaga terkait dan
organisasi kemasyarakatan yang memiliki kepedulian terhadap kegiatan
pelayanan masyarakat di Posyandu5. Dalam melaksanakan tugasnya, institusi
Pembina Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang Ketua, yang dibantu oleh
beberapa anggota yang mewakili instansi-instansi dan unsur yang terlibat dalam
Posyandu. Susunan organisasi institusi Pembina Posyandu ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing5. Namun dengan tidak
bermaksud untuk menyeragamkan bentuk susunan organisasi dan tata kerja
institusi Pembina Posyandu, seyogyanya untuk mencegah kerancuan perlu ada
uraian peran masing-masing unsur dinas/instansi/lembaga yang terkait dalam
pembinaan Posyandu, misalnya5:
a. Dinas/Badan/Kantor PMD/Bina Pemberdayaan Masyarakat : berperan dalam
fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,penggerakan dan
pengembangan masyarakat, pengembangan metode pendampingan
masyarakat, teknis advokasi, dan sebagainya.
b. Dinas Kesehatan :berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana
dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi KMS,
15

distribusi obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis


kesehatan.
c. BKKBN/PLKB : berperan dalam pelayanan kontrasepsi, penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
d. BAPPEDA : berperan dalam perencanaan umum dan evaluasi
e. TP-PKK : berperan dalam pendayagunaan Kader, motivasi masyarakat,
penyuluhan dan bimbingan teknis, dan sebagainya.
f. Dinas Pendidikan, LSM dan sebagainya : berperan dalam mendukung teknis
operasional Posyandu.

Tugas dan fungsi institusi Pembina Posyandu secara keseluruhan ialah


mendukung kelangsungan Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar
masyarakat, khususnya dari kelompok paling rentan Ibu dan Anak5.
Meskipun Posyandu merupakan unit pelayanan kesehatan dasar berbasis
masyarakat yang berada di kelurahan/desa, namun karena peran Posyandu sangat
menentukan terhadap gambaran kondisi ibu dan anak secara nasional, maka
disetiap daerah perlu dilakukan pemantauan kegiatan Revitalisasi Posyandu.
Frekuensi dan jenis kegiatan Revitalisasi Posyandu yang dipantau ditetapkan atas
kebutuhan masing-masing daerah. Pada tingkat operasional (Kelurahan/Desa,
Kecamatan), pemantauan dilakukan secara bulanan, dengan melaksanakan
kunjungan lapangan atau dengan mempelajari laporan yang disampaikan oleh
Posyandu di wilayah kerjanya5.
16

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. Namun pada
pelaksanaannya, krisis multidimensi yang menimpa Indonesia menyebabkan
rendahnya kinerja dan fungsi Posyandu sehingga dibutuhkan suatu kebijakan
yaitu revitalisasi Posyandu. Revitalisasi Posyandu mencakup beberapa strategi
dan komponen kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan kembali kinerja
Posyandu dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
revitalisasi Posyandu tidak lepas dari dukungan moril, materil, dan finansial
beserta kerjasama dan pengabdian dari para pengelolanya termasuk kader.

3.2 SARAN
Pada revitalisasi Posyandu, peran kader sangat penting, dan oleh karena itu
para kader didorong untuk lebih giat lagi melalui berbagai bentuk pembinaan,
pelatihan dan sebaiknya kemajuan dari kegiatan revitalisasi Posyandu dipantau
secara terus menerus.
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


2. Rosihan. 2012. Kebijakan Revitalisasi Posyandu di Provinsi Kalimantan
Selatan. DIA, Jurnal Publik Administrasi. 10(2): 32-43.
3. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Buku Pegangan Kader Posyandu. Diunduh
dari www.promkes.depkes.go.id.
4. Vitriah M. 2010. Determinan Kinerja Kader Posyandu dalam Menuju
Revitalisasi di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
5. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI. 2001. Pedoman Umum
Revitalisasi Posyandu.

Anda mungkin juga menyukai