Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin. Saat ini dalam setiap menit setiap hari,
seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas.Sekitar 5-10 % dari kehamilan termasuk
kehamilan dengan resiko tinggi.Oleh Karena itu, Kehamilan Risiko Tinggi masih
menjadi masalah pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang obstetrik oleh
karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun
perinatal yang masih tinggi.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.Angka kematian ibu
yang masih tinggi menunjukkan bahwa kesehatan reproduksi para ibu masih
memprihatinkan.WHOmelaporkan hampir 600.000 ibu hamil dan bersalin
meninggal setiap tahun di seluruh dunia.Peristiwa ini sebagian besar (95%) terjadi
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara maju angka
kematian ibu pertahun hanya 27 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di
negara-negara sedang berkembang angka kematian ibu rata-rata dapat mencapai
18 kali lebih tinggi, yaitu 480 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia tahun 2007 berkisar 228 per 100.000 kelahiran hidup
(KH).Sedangkan pada tahun 2013, didapatkan jumlah ibu yang meninggal karena
kehamilan dan persalinan sebanyak 5019 orang. Angka ini masih jauh diatas
target AKI untukMDGs (Millenium Development Goals) sebesar 125 per 100.000
KH pada tahun 2015.Sedangkan Sumatera Barat sendiri, berdasarkan data pada
tahun 2007, didapatkan Angka Kematian Ibu, yaitu 211,9 per 100.000 kelahiran
hidup. Di Kecamatan Silungkang, sebagai daerah kerja dari Puskesmas
Silungkang, didapatkan pada tahun 2014 sebanyak 2 orang kematian ibu,

1
1diantaranya disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan, dan 1 orang
disebabkan penyakit jantung kronis.
Penyebab tingginya AKI salah satunya adalah adanya 3
keterlambatan yaitu keterlambatan pengambilan keputusan, terlambat merujuk
dan terlambat mendapatkan pertolongan. Sedangkan keadaan-keadaan penyebab
kematian ibu saat ini adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%,
abortus 5%, partus lama/macet 5%, emboli obstetrik 3%, komplikasi masa
puerpureum 8%, lain-lain 11%. Pendarahan menempati persentase tertinggi
penyebab kematian ibu (28 %),anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada
ibu hamil menjadi penyebabutama terjadinya pendarahan dan infeksi yang
merupakan faktor kematian utamaibu.Persentase tertinggi kedua penyebab
kematian ibu yang adalah eklampsia (24%), kejang bisa terjadi pada pasien
dengan tekanan darah tinggi (hipertensi)yang tidak terkontrol saat persalinan.
Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, danakan kembali normal bila
kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidakkembali normal setelah
bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensisudah diderita ibu
sebelum hamil. Sedangkanpersentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu
melahirkan adalah infeksi (11%).
Sebagian kematian itu sebenarnya dapat dicegah.Untuk mengatasi hal ini
maka pemerintah bekerjasama dengan WHO meluncurkan strategi Safe
Motherhood dengan fokus Making Pregnancy Safer (MPS) sejak tahun
1999.Salah satu kegiatan dalam MPS adalah peningkatan deteksi dan penanganan
ibu hamil resiko tinggi.Ini disebabkan karena di sampai saat ini kehamilan risiko
tinggi masih menjadi ancaman yang besar bagi upaya meningkatkan kesejahteraan
ibu dan janin dimana saja di seluruh dunia.Dengan perawatan yang baik, 90-
95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat
melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.Kehamilan
risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan untuk memperbaikinya, dan
kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum
konsepsi terjadi.Dalam upaya mencegah terjadinya peningkatan Angka Kematian

2
Ibu, Puskesmas sebagai pusat pelayanan primer harus melakukan berbagai upaya
pencegahan terhadap ibu dengan kehamilan resiko tinggi.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada mini project ini adalah Bagaimana Upaya
Pencegahan Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Silungkang Melalui Kegiatan
Rumah Binaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari mini project ini adalah Untuk mengetahui Upaya
Pencegahan Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Silungkang Melalui Kegiatan
Rumah Binaan

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan bagi Puskesmas Silungkang dalam Upaya Pencegahan
Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Silungkang Melalui Kegiatan
Rumah Binaan.

1.4.2 Bagi Penulis


Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis tentang
Upaya Pencegahan Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Silungkang
Melalui Kegiatan Rumah Binaan

3
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Geografis

2.1.1 Demografis

Gambar 2.1.1 Peta wilayah kerja puskesmas silungkang

Puskesmas Silungkang terletak di Kecamatan Silungkang dengan wilayah


kerja seluas 32.93 km2 terdiri dari 5 desa, yaitu :

1. Desa Silungkang Oso


2. Desa Silungkang Duo
3. Desa Silungkang Tigo
4. Desa Muara Kalaban
5. Desa Taratak Bancah

4
Seluruh desa dalam wilayah kerja Puskesmas Silungkang telah dapat
ditempuh dengan kendaraan roda empat, jarak puskesmas ke pusat kota ( Rumah
Sakit Umum Daerah) lebih kurang 10 km dan bangunan puskesmas ini terletak
kurang lebih 50 m agak ke dalam dari jalan lintas sumatera.

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Silungkang adalah :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Lembah Segar

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan X Koto Sei Lasi

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Lembah Segar

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Kupitan

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Silungkang tahun 2014


sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di wilayah kerja PuskesmasSilungkang Tahun 2014


No. Desa Jiwa KK
1 Desa Silungkang Oso 1310 357
2 Desa Silungkang Duo 1321 349
3 Desa Silungkang Tigo 2137 573
4 Desa Muara Kalaban 4764 1291
5 Desa Taratak Bancah 605 179
Jumlah 10137 2749
Sumber data : Kantor Statistik Kota Sawahlunto Tahun 2014

2.2 Sosial Budaya

2.2.1 Agama

Masyarakat di willayah kerja Puskesmas Silungkang ,mayoritas beragama


islam (99%) dan 1% agama lainnya.

2.2.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas


Silungkang adalah petani sebanyak 30%, pedagang 30%, pengrajin industri rumah
tangga 20%, pegawai negeri 10%, buruh dan lainnya 10%.

5
2.3 Sarana dan Prasarana

2.3.1 Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan sarana pada beberapa program pokok


puskesmas yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Silungkang, mulai dari
jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Menengah (SLTA dan
SLTP). Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Silungkang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Silungkang Tahun 2014
No. Desa TK SD/MIN SDLB SLTP SLTA
1 Silungkang Oso 1 1 0 0 0
2 Silungkang Duo 1 2 0 0 0
3 Silungkang Tigo 2 3 1 2 1
4 Muara Kalaban 2 5 0 1 0
5 Taratak Bancah 1 1 0 0 0
Jumlah 7 12 1 3 1

2.3.2 Kesehatan

2.3.2.1 Gedung Puskesmas

Gedung Puskesmas Silungkang berada di Desa Silungkang Oso yang


dibangun permanen berlantai dua dengan letak ± 25 meter dari jalan Lintas
Sumatera. Puskesmas induk terdiri dari gedung utama, UGD dan rawat inap
(kapasitas 12 tempat tidur).

2.3.2.2 Puskesmas Pembantu

Puskesmas Silungkang memiliki 5 (lima) buah puskesmas pembantu


(pustu), dimana masing-masing puskesmas pembantu tersebut bertugas bidan dan
perawat dengan rincian sebagai berikut :

a. Puskesmas Pembantu Sungai Cacang


b. Puskesmas Pembantu Bukit Kecil
c. Puskesmas Pembantu Sungai Loban

6
d. Puskesmas Pembantu Taratak Bancah
e. Puskesmas Pembantu Plus Muaro Kalaban

Dari lima desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Silungkang hanya
satu Desa Silungkang Tigo yang belum memiliki fasilitas kesehatan. Hal ini
dikarenakan letak Desa Silungkang Tigo yang strategis dan untuk mengakses
pelayanan tidak bermasalah.

Pustu Muaro Kalaban dalah satu-satunya Pustu Plus yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Silungkang karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

1. Tenaga kesehatan ada 3 orang yang terdiri dari 1 orang bidan, 1 orang
perawat dan 1 orang perawat gigi.
2. Fasilitas kesehatan dilengkapi dengan poli gigi.

Dengan keberadaan pustu-pustu ini diharapkan akses kesehataan dapat


terjangkau oleh masyarakat yang terpencil.

Tabel 2.3 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Silungkang Tahun 2015
No Desa Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pustu Bidan Poskesdes Posyandu IGD/ Puskesmas Kendaraan
Rawat Keliling Roda Dua
Inap
1 Silungkang 1 5 1 3 1 4 18
Oso
2 Silungkang 1 1 1 2 0 0 0
Duo
3 Silungkang 0 1 1 6 0 0 0
Tigo
4 Muaro 2 2 1 6 0 0 0
Kalaban
5 Taratak 1 1 1 1 0 0 0
Bancah
Jumlah 5 10 5 18 1 4 18

2.3.2.3 Penunjang Lainnya

Puskesmas Silungkang telah melaksanakan 6 (enam) program pokok yang


meliputi :

7
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Pencegahan Penyakit Menular
d. Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana.
e. Perbaikan Gizi Masyarakat.
f. Pengobatan.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat,


Puskesmas Silungkang telah mendatangkan Tenaga Dokter Spesialis dari RSUD
Sawahlunto (Reveral) dengan jadwal setiap hari Senin, Jum’at dan Sabtu yang
meliputi pelayanan :

Tabel 2.4 Jadwal Dokter Spesialis di Puskesmas Silungkang Tahun 2015


NO HARI DOKTER

1 Senin Dokter Spesialis Kandungan


Dokter spesialis Syaraf
2 Selasa Dokter spesialis Paru

3 Kamis Dokter spesialis Mata


Dokter spesialis Penyakit Dalam
4 Sabtu Dokter Spesialis THT

Sebagai sarana penunjang dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat, Puskesmas Silungkang telah menyediakan dan mengoperasionalkan :
a. Adanya ruang UGD yang dilengkapi dengan EKG, Suction, Sterilisator,
Oksigen, dll.
b. Adanya fasilitas kamar bersalin yang dilengkapi dengan 1 (satu) unit
Inkubator dan Doppler Elektrik.
c. Adanya ambulans Puskesmas yang siap 24 jam dalam melayani pasien.
d. Adanya laboratorium sederhana, Kimia Darah dan Kimia Klinik.
e. Adanya fasilitas Rawat Inap.
f. Klinik Sanitasi.
g. Klinik Konseling Gizi.
h. Klinik Lansia
i. Klinik Berhenti Merokok.

8
j. Klinik Laktasi.
k. Ultra Sonografi (USG).
l. Adanya dapur rawatan tempat mengolah makanan pasien

2.3.2.4 Sumber Daya Manusia

Dalam mencapai suksesnya kegiatan program kesehatan, maka di


Puskesmas Silungkang terdapat sumber daya manusia yang berkompeten dan
terkualifikasi.Status pegawai di Puskesmas Silungkang diantaranya PNS, Pegawai
Kontrak, Honor, PTT dan Sukarela.

2.3.2.5 Ketenagaan Medis

Jumlah tenaga medis yang ada di Puskesmas Silungkang sebanyak 4


orang, yaitu terdiri dari 3 orang Dokter Umum dan 1 orang Dokter Gigi.

2.3.2.6 Ketenagaan paramedis

Jumlah tenaga paramedis yang ada di Puskesmas Silungkang sebanyak 46


orang, yaitu terdiri dari Nurse 3 orang, DIII Keperawatan sebanyak 16 orang, DIV
kebidanan sebanyak 2 orang, DIII Kebidanan sebanyak 12 orang dan DI
Kebidanan sebanyak 2 orang, Sanitarian, Gizi, Rekam Medis dan Perawat Gigi
masing-masing sebanyak 2 orang, SKM, AA, DIII Farmasi dan DIII Analis
Kesehatan masing-masing sebanyak 1 orang.

2.3.2.7 Ketenagaan Non Medis

Jumlah tenaga non medis sebanyak 8 orang diantaranya adalah cleaning


service sebanyak 3 orang, juru masak 1 orang, sopir 2 orang, petugas jaga malam
1 orang, dan bagian adm. keuangan 1 orang.

Tabel 2.5 Data Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Silungkang Tahun 2015
No Jenis tenaga Pendidikan Jumlah
1 Dokter Umum S1FKU 3
2 Dokter Gigi S1 FKG 1
3 Nurse S1 Keperawatan 3
4 Perawat DIII Keperawatan 16
5 Perawat SPK -
6 Perawat Gigi AKG 2

9
7 Bidan DIV Kebidanan 2
8 Bidan DIII Kebidanan 12
9 Bidan DI Kebidanan 2
10 Sanitarian DIII Kesling 1
11 Sanitarian DIV Kesling 1
12 Analis Kesehatan DIII Analis Kesehatan 1
13 Farmasi DIII Farmasi 1
14 Asisten Apoteker SMF 1
15 Ahli Gizi DIII Gizi 2
16 Medical Recod DIII Rekam Medis 2
17 SKM SKM 2
18 Cleaning service/RT SMA 3
19 Sopir SD 2
20 Tenaga Masak SMP 1
21 Petugas Jaga Malam SMA 1
22 Adm. Keuangan S1 FE 1
Jumlah 60

2.3.2.8 Peran Serta Masyarakat

Sesuai dengan salah satu fungsi puskesmas yaitu pemberdayaan


masyarakat dan keluarga, maka dalam melaksanakan tugas di Puskesmas
Silungkang telah berusaha mendorong dan membina peran serta masyarakat demi
terwujudnya Visi dan Misi Puskesmas Silungkang yaitu “Masyarakat Silungkang
yang mandiri untuk hidup sehat menuju Kota Tambang Yang Berbudaya dan
Sejahtera”. Bentuk nyata dari peran sera masyarakat Kecamatan Silungkang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.6 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Silungkang Tahun 2014
No Desa Posyandu Kader Posyandu Dokter KKR SBH
Lansia Kecil
1 Silungkang Oso 3 12 1 10 - -
2 Silungkang Duo 2 8 1 20 - -
3 Silungkang Tigo 6 21 1 30 60 60
4 Muaro Kalaban 7 32 1 50 20 20
5 Taratak Bancah 1 5 1 10 - -
Jumlah 19 78 5 120 80 80

Di samping data di atas, bentuk peran serta masyarakat lainnya terdiri dari :
a. Bina Keluarga Balita (BKB) yang teritegrasi dalam Posyandu
b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di masing-masing dasawisma

10
c. Forum Kota Bersih dan Sehat (FORTASIH)
d. Gerakan Kecamatan Sayang Ibu (GSI)
e. Badan Peduli Puskesmas (BPP)
f. Poskesdes dan Desa Siaga

11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kehamilan Resiko Tinggi

3.1.1 Definisi
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara
umum seperti yang dilakukan pada kasus normal.Risiko kehamilan adalah
keadaan menyimpang dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu maupun bayi.
Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko
dan risiko tinggi.Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun, meliputi:
1. Ibu hamil risiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko
tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.Misalnya ibu hamil
primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP minggu ke-36.
2. Ibu hamil risiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat
sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya
akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya
penyulit pada waktu persalinan.
3. Ibu hamil risiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko
tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap
akan menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin
baik pada saat hamil maupun persalinan nanti.

12
3.1.2 Kehamilan Risiko
Menurut Puji Rochyati, faktor risiko ibu hamil adalah:
1. Kehamilan risiko rendah
1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi
yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable).Kehamilan dengan
presentasi kepala, umur kehamilan 36 minggu, dan kepala sudah
masuk PAP.
2) Multipara tanpa komplikasi
Wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.
3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup
Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37
minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.
2. Kehamilan risiko sedang
a. Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”
1) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan
baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis
belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun.
Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah
satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama
sampai usia yang ideal untuk hamil.
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis
panggul:
 Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅
 Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅
 Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %
 Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 %
2) Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti
hipertensi, diabetes melitus, anemia, persalinan lama, perdarahan dan
risiko cacat bawaan.

13
3) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau
perdarahan.
4) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi,
perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena
semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.
b. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,
dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit
karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
c. Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi
persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele. Adapun gejala dan
tanda dari kehamilan lebih bulan, yaitu kehamilan belum lahir setelah
melewati waktu 42 minggu, gerak janinnya makin berkurang dan
kadang-kadang berhenti sama sekali, air ketuban terasa berkurang,
kerentanan akan stres.
d. Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam
untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan.Adapun gejala dan tandanya meliputi keadaan umum lemah,
kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut kembung dan
edema alat genital.Bahaya dari persalinan lama yaitu bisa terjadi
infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.
3. Kehamilan risiko tinggi
a. Penyakit pada ibu hamil
1) Anemia

14
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu
kesehatan ibu pada saat proses persalinan. Kondisi ibu hamil
dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan
3 dan kurang dari 10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti
infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat
bawaan.Adapun gejala dan tandanya meliputi pusing, rasa lemah,
kulit pucat, mudah pingsan, sementara tekanan darah masih dalam
batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi.Secara klinik dapat
dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.
2) Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman
(plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat
menyebabkan keguguran.Adapun gejala dan tandanya meliputi
demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat
lainnya.
3) TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
infeksi mycobacterium tuberculosis.Sebagian besar kuman
tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada sistem pernafasan.Adapun gejala dan tandanya
meliputi batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.
4) Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra
hati-hati.Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat
badan agar beban kerja jantung bisa berkurang. Adapun gejala dan
tandanya meliputi cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar,
sesak napas apabila disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau
terasa berat pada kehamilan muda, dan mengeluh tentang
bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

15
5) Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak
menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh
kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal.Insulin
adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi
mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan
sebagai bahan bakar tubuh. Adapun gejala dan tandanya meliputi
pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan
kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula
darah kurang dari normal), dan sakit kuning.
6) Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau
jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual
dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut.
b. Riwayat obstetrik buruk
1) Persalinan dengan tindakan
a) Induksi persalinan yaitu tindakan yang diberikan kepada ibu
hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi
persalinan. Dilakukan tindakan ini karena adanya komplikasi
pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil dengan KPD, pre-
eklamsia, serotinus.
b) Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi
melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara
mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan ini
dilakukan karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya
plasenta previa totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah
pernah SC dua kali, dan lain-lain.
2) Pernah gagal kehamilan (keguguran)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia
kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau
buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.

16
Adapun gejala dan tandanya meliputi perdarahan bercak hingga
derajat sedang dan perdarahan hebat pada kehamilan muda.
c. Pre-eklampsi
Pre-eklampsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir. Gejala dan tandanya
meliputi edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam.
d. Eklampsia
Eklampsia merupakan kelanjutan dari “pre-eklampsia berat”
ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung
mendadak.Gejala dan tandanya meliputi eklampsia ditandai oleh
gejala-gejala pre- eklampsia berat dan kejang atau koma.
e. Hamil kembar (gemeli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih.Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan,
umur dan paritas. Gejala dan tandanya meliputi perut lebih buncit dari
semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan janin
dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada
palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar
janin, teraba ada 2 ballotment, terdengar 2 denyut jantung janin.
f. Kehamilan dengan kelainan letak
1) Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-
kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Etiologi dari
letak lintang yaitu kelemahan dinding perut/uterus karena
multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas,
gemeli dan lain-lain.

17
2) Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum uteri.Penyebabnya meliputi
prematuritas, gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain-lain.
g. Perdarahan dalam kehamilan
1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir. Gejala dan tandanya meliputi perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-
kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
2) Solusio plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal,
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.Gejala dan tandanya
meliputi perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak
janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi
jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi
gangguan pembekuan darah.

3.1.3 Pengelompokan kehamilan resiko tinggi dan kehamilan dengan faktor


resiko
Kehamilan dengan faktor resiko, antara lain:
1. Hamil terlalu muda (< 20 tahun)
2. Hamil terlalu tua (> 35 tahun)
3. Jumlah anak terlalu banyak (> 4 orang)
4. Jarak kelahiran < 2 tahun
5. LILA < 23,5 cm
6. Tinggi badan < 145 cm
7. Penyakit lain

18
Kehamilan resiko tinggi, antara lain :
1. Hb < 11 g%
2. Tekanan darah tinggi (sistol> 140 dan diastol < 90 mmhg)
3. Udem yang nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan prematur
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, ginjal, paru
14. Riwayat obstetrik buruk, riwayat bedah sesar, dan komplikasi
kehamilan

3.1.4 Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Bayi lahir dengan BBLR
3. Keguguran (abortus)
4. Partus macet
5. Perdarahan ante partum dan post partum
6. IUFD
7. Keracunan dalam kehamilan
8. Kejang

3.1.5 Pencegahan
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat
penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan.Kehamilan dengan risiko
tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga

19
dapat dilakukan tindakan pencegahan. Menurut Kusmiyati, tindakan
pencegahannya, antara lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama)
b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam)
c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan)
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan
dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru
lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering
dan intensif
4. Makan makanan yang bergizi
Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu
hamil:
a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular
b. Asap rokok dan jangan merokok
c. Makanan dan minuman beralkohol
d. Pekerjaan berat
e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan
f. Pemijatan/urut perut selama hamil
g. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil
6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai
penyakit apa saja pada ibu hamil.
7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko
tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan desa,

20
Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit
pemerintah atau swasta.

3.2 Program Antenatal Care


3.2.1 Definisi
Antenatal careadalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi
bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu
selama masa kehamilannya ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Tujuan dilakukan antenatal bagi
ibu hamil adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan janin.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3.2.2 Cara pelayanan antenatal care


Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan
antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
1. Kunjungan Pertama

21
a. Catat identitas ibu hamil
b. Catat kehamilan riwayat sekarang
c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain
d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
e. Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium
f. Pemeriksaan obstetrik
g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khususnya atas indikasi
i. Penyuluhan/konseling
2. Jadwal kunjungan ibu hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan
a. Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan
sesudah minggu ke 36)
3. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi.Untuk
itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang
bertujuan untuk mengurangi risiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:
- Mengupayakan kehamilan yang sehat

22
- Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan.
- Persiapan persalinan yang bersih dan aman
- Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi komplikasi.
4. Pemberian vitamin zat besi
Dimulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60
Mg) dan asam folat 500 Mg, minimal masing-masing 120 tablet. Tablet
besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena
mengganggu penyerapan.Zat besi paling baik di konsumsi di antara
waktu makan bersama jus jeruk (vitamin C).
5. Jadwal imunisasi TT

Tabel 3.1 Jadwal Imunisasi TT


Jenis imunisasi Waktu kunjungan Lama perlindungan % perlindungan
TT1 Kunjungan antenatal ke- 1
TT2 4 Minggu setelah TT1 3 Tahun 80 %
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 tahun 95 %
TT4 1 Tahun Setelah TT3 10 tahun 99 %
TT5 1 Tahun setelah TT4 25Tahun/Seumur 99 %
Hidup

6. Jadwal kunjungan ulang


a. Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk:
- Penapisan dan pengobatan anemia.
- Perencanaan persalinan.
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b. Kunjungan II (24–28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
dilakukan:
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
- Penapisan pre eklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.

23
- Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir):
- Sama seperti kunjungan II dan III.
- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

3.3 Keluarga Binaan


3.3.1 Kriteria Keluarga Binaan
Ada beberapa kriteria untuk menentukan keluarga binaan, terutama
keluarga-keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidang kesehatan
1. Mudah dijangkau
2. Komunikasi dengan keluarga baik
3. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan
4. Termasuk dalam ketegori sosial ekonomi rendah
5. Ada wadah peran serta masyarakat, misalnya Posyandu
6. Daerah tersebut tidak terlalu rawan

3.3.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan


1. Tingkat Individu
a. Penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut (follow up care)
b. Seseorang karena kebutuhan kesehatannya memerlukan pengawasan
dan perawatan yang berkelanjutan , misalnya ibu hamil, bayi dan usia
lanjut.
2. Tingkat Keluarga
a. Keluarga-keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah yang
memiliki resiko untuk menderita gangguan gizi, menderita penyakit,
anggota keluarga yang terlalu besar, dan mempunyai penyakit
keturunan.
b. Keluarga-keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit
menular dan kronis.
3. Tingkat Kelompok
Pelayanan terhadap kelompok khusus yang memiliki kebutuhan
dan masalah kesehatan.

24
a. Kelompok ibu dan anak
 Ibu hamil
 Ibu bersalin
 Ibu Nifas
 Ibu menyusui
 Bayi dan balita
b. Kelompok usia lanjut
 Di Institusi (panti-panti)
 Di luar Institusi (Rumah-rumah)
Pelayanan terhadap kelompok khusus ini diberikan dalam bentuk
penyuluhan kesehatan, penemuan kasus dini, pelayanan kesehatan dasar
dan sebagainya.

3.3.3 Strategi
1. Peningkatanpengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola dan
pelaksana diberbagai tingkat pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan
2. Meningkatkan kemampuan managemen pengelola dan pelaksana
sehingga dapat mencapai hasil maksimal
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral diantara
instansi terkait
4. Membantu masyarakat mulai dari tahap dentifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dengan cara :
a. Pendidikan dan pelatihan kader
b. Bimbingan teknik di lapangan
c. Pendidikan kesehatan
d. Pelayanan kesehatan dasar
5. Pembinaan keluarga binaan yang rawan terhadap masalah kesehatan

3.3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan


1. Pengkajian
Mengidentifikasi masalah kesehatan melalui pendekatan sosial
dengan langkah-langkah sebagai berikut :

25
a. Pengenalan Masyarakat
 Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat seperti kepada
Kepala desa, camat, pemuka masyarakat, tokoh agama, dll.
 Mengenal organisasi sosial yang ada d masyarakat seperti PKK,
Karang taruna, dll
 Pemetaan wilayah binaan
b. Pengenalan masalah
 Keadaan geografis
 Demografi yang berkaitan dengn struktur penduduk, umur, jenis
kelamin dan status
 Data kultural yang menyangkut tingkat pendidikan, pekerjaan,
agama, penghasilan, dll.
 Data kesehatan lingkungan
 Data kesehatan yang menyangkut penyakit yang pernah diderita,
pemeriksaan kesehatan, persalinan, kehamilan, persalinan, nifas,
KB, gizi, imunisasi, dll.
 Sarana dan prasarana kesehatan yang ada
c. Pengelolaan data-data yang terkumpul kemudian diteliti dan diolah
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Editing
 Coding
 Klasifikasi
 Tabulasi
 Analisis data
 Perumusan masalah
 Prioritas masalah
d. Perencanaan
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan dangan mempertimbangkan faktor sebagai berikut
 Tujuan yang ingin dicapai
 Kelompok sasaran

26
 Jangka waktu
 Target yang ingin dicapai
 Sumber-sumber yang tersedia dimasyarakat
 Biaya
 Tenaga pelaksana dari masyarakat (Kader Kesehatan)
e. Pelaksanaan
 Kunjungan rumah (Home visit)
 Bimbingan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
 Menemukan kasus secara dini dan melaksanakan rujukan dan
tindak lanjut kasus yang dibina
 Mengadakan pendidikan dan pelatihan kader kesehatan
 Mengembangkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
terhadap instansi terkait dalam penanggulangan masalah kesehatan
 Memanfaatkan posyandu, polindes, pos obat desa sebagai rujukan
terdepan dalam mengatasi masalah kesehatan.
2. Penilaian dan Pemantauan
Merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana keberhasilan
pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat apakah telah mencapai
hasil maksimal atau belum sesuai criteria dan standar yang telah
ditetapkan. Dilaksanakan dengan
a. Selama Pelaksanaan Kegiatan (Penilaian Formatif)
b. Setelah Pelaksanaan Kegiatan (Penilaian sumatif)

27
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data-Data Ibu Hamil Resiko Tinggi di Silungkang

Puskesmas Silungkang memiliki 6 unit teknis pelayanan, antara lain unit


kesga & reproduksi, pengobatan, unit P2M & kesling, unit promkes, farmasi, dan
rawat inap. Penanganan ibu hamil resti termasuk ke dalam unit kesga dan
reproduksi. Adapun data-data mengenai ibu hamil resti dan ibu hamil dengan
faktor resiko pada tahun 2015 terangkum dalam tabel dibawah ini.
Tabel . 4.1 Data Ibu Hamil Resti dan Ibu Hamil dengan Faktor Resiko Bulan Tahun 2015
No Nama Bumil Jenis Resti Posyandu
1 Nurilia Usia 17 tahun S. Cacang
2 Leni Martina G5P4 S. Cacang
Riw. SC
3 Yusmirawati G5P4 S. Cacang
4 Asnidar HB 10,5 S. Cacang
Jarak kehamila 1 tahun
5 Elfira Agustin Usia 16 th S. Cacang
HB 10
6 Rika Yulianti Jarak < 2 tahun Kb. Jeruk
G5P4
7 Lina Yuliawati TB 139cm
8 Rosmiati Usia 38 tahun S. Cacang
9 Febriyeni Usia 16th B. kaciak
10 Shinta Hb 10 Teng saw
11 Delvira Ornela Lila 21 Teng saw
U 19 th
Hb 9,8
12 Linda Herti Riw SC Teng saw
U 37 th
13 Ratih Puspita Hb 8,8 S.Durian
14 Asnidar Tb 142cm Gapersil
Lila 22cm
15 Fathia Jarak 11bln Sil. pasar
Hb 10,2
16 Fitrina G11P10 S.Durian
U 37 th
Riw persalinan dukun
17 Marnis Hb 10,6 Gapersil
18 Desi Novita Jarak < 2th
19 Yanti Suryani G6P4 Sil. pasar
Jarak 18 bln
20 Evi Putri Lina Jarak 13 bln Arrohim

28
21 Erlinda U 36th Arrohim
G5P4
22 Erniwati Lila 22 Sil. pasar
Hb 10,6
23 Suratmi U 39 th S. lapau
Lila 20cm
Hb 10,6
24 Aulia Rani Lila 21,5 S. Taratak
Riw SC
25 Linda Putri U 36 th S. Taratak
G6P5
26 Len Martis Hb 10,8 Air dingin
27 Jusnidar U 39 th Air dingin
28 Gustina U 39 th Air dingin
29 Miftahul Hilda Hb 10,4 Air dingin
30 Elfiandi Delvita Lila 20cm S. Talang
Hb 10,8
31 Nictrayanti G5P4 Simpang
U 38th Riw Asma
32 Rosma Hb 10 Air dingin
33 Sonia Octavia Lila 21cm Air dingin
34 Sumita Usia42 th Air dingin
35 Leni Marlina Lila 21cm S. Talang
36 Deka Fitri Usia 19 th S. Taratak
37 Elisa Fitri Usia 36 th S. Talang
38 Satriani Usia 43 th S. lapau
39 Irma vistameria Usia 36 th Balai-balai
40 Nova Herdianti Jarak 1 th S. lapau
41 Yelva Usia 36 th Air dingin
G5P4
42 Reni martin G9P6 S. Taratak
Lila 23cm
43 Rika Elfianti Usia 37 th Simpang
G6P5 Kubang
44 Debby Lila 20cm Simpang
Hb10
45 Nova Ria Hb 10,4 Tr. Bancah
46 Nella Fitria Hb 10 Tr. Bancah
47 Leli Yetri Jarak 22 bulan Tr. Bancah
48 Neli Yetri G6P5A0 Tr. Bancah
U 39 th
Hb 10,8
49 Erna Yelita U 19 th Tr. Bancah
Tb 143 cm
50 Gusniar Esra Jarak 10 bln Tr. Bancah

29
Sedangkan data-data ibu hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko tiap desa
mulai dari bulan Januari-Mei tahun 2016 terangkum dalam tabel-tabel dibawah
ini.

Tabel 4.2 data ibu hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko di desa Silungkang Oso
No Desa / Nama Usia Jenis resti
Posyandu (Tahun)
1 S. Cacang Elfira Agustin 16 Usia terlalu muda
2 S. Cacang Surianti 31 Jarak kehamilan dekat
(21 bulan)
3 S. Cacang Leni Oktavia - Riwayat abortus
4 Kebun Jeruk Rika Yulianti 28 Jarak kehamilan dekat
(12 bulan)
5 Kebun Jeruk Fitri Zona 22 Jarak kehamilan dekat
(3 bulan)
6 Kebun Jeruk Wati 19 Usia terlalu muda (19
tahun)
Tumor mamae
7 Lb. Kubang Lina Yuliawati 26 Tinggi badan 139 cm
8 Lb. Kubang Ira Dasrita 28 Tinggi badan 143 cm
9 Lb. Kubang Zarna 36 Usia terlalu tua (36
tahun)
10 S. Cacang Eli Warni 33 Hipertensi (TD 150/90)
11 Kb. Jeruk Nora Yunita 32 Riw. Vakum
Jarak terlalu dekat (1
thn)
12 Kb. Jeruk Yusnidar 42 Usia terlalu tua (49 th)
G9
13 Kb. Jeruk Ovka Melani 19 Usia terlalu muda (19
th)
KEK (Lila 20 cm)

Tabel 4.3 data ibu hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko di desa Silungkang Duo
No Desa / Nama Usia Jenis resti
Posyandu (Tahun)
1 Tengah Sawah Linda 37 Usia terlalu tua (37 th)
2 Tengah Sawah Misrawati 38 Usia terlalu tua (38 th)
3 Tengah Sawah Hayati 38 Usia terlalu tua (38 th)
G7P4A2
4 Tengah Sawah Yeni Yulia 25 Jarak terlalu dekat (20
bln)
5 Tengah Sawah Wahyuni 20 KEK (Lila 22 cm)
6 Tengah Sawah Delvirawati 32 KEK (Lila 22 cm)
7 Tengah Sawah Misrawati 32 KEK (Lila 23 cm)

30
8 Tengah Sawah Risa Anggia 22 Jarak terlalu dekat (22
bln)
Anemia (hb 10,8)
9 Bukit Kecil Nurbaini 41 Usia terlalu tua (41 th)
10 Bukit Kecil Imelda 38 Usia terlalu tua (38 th)
KEK (Lila 23 cm)
11 Bukit Kecil Ummu 31 G6
12 Bukit Kecil Misrati 37 Usia terlalu tua (37 th)
Tinggi badan 142 cm

Tabel 4.4 data ibu hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko di desa Silungkang Tigo
No Desa / Posyandu Nama Usia Jenis resti
(Tahun)
1 Gapersil Marnis 28 Anemia (Hb 10,6)
Riwayat persalinan
dukun
2 Gapersil Yanti Suryani 35 Jarak terlalu dekat (18
bulan)
G6
MOW gagal
3 Gapersil Lira 34 Tinggi badan 143,2 cm
4 Silungkang Pasar Desi Novita 23 Jarak terlalu dekat (<2
th)
Riw Abortus
5 Silungkang Pasar Erniwati 32 Anemia (Hb 10,2)
KEK (Lila 22 cm)
Riw SC
6 Arrohim Evi Putri Lina 29 Jarak terlalu dekat (13
bulan)
Anemia (Hb 10,6)
7 Arrohim Yulia 35 Jarak terlalu dekat (12
bulan)
8 Suro Palo Marlina 37 Usia terlalu tua (37 th)
Jarak terlalu dekat (15
bulan)
9 Suro Palo Fadhila Sandi 17 Usia terlalu muda (17
th)
Anemia (Hb 10)
10 S. Durian Efrina 34 KEK (Lila 23 cm)
11 S. Durian Afrilia 32 Anemia (Hb 10)
12 S. Durian Neti Afrida 37 Usia terlalu tua (37 th)
G7
13 Arrohim Kanza 30 Tinggi badan 141 cm

31
Tabel 4.5 data ibu hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko di desa Muara Kalaban
No Desa / Nama Usia Jenis resti
Posyandu (Tahun)
1 Sawah Talang Leni Marlina 27 Jarak terlalu dekat (6
bulan)
KEK (Lila 22 cm)
2 Sawah Talang Ria Gusriani 28 KEK (Lila 21,5 cm)
3 Sawah Talang Putri Diana 18 Usia terlalu muda (18
th)
4 Sawah Talang Rika Rinanda 28 KEK (Lila 23 cm)
5 Sawah Talang Syafriyanti 41 Usia terlalu tua (41 th)
KEK (Lila 22 cm)
6 Sawah Taratak Deka Fitri 19 Usia terlalu muda (19
th)
7 Sawah Taratak Leni Martin 34 KEK (Lila 23 cm)
G9P8A0
8 Sawah Taratak Defrizeni 28 Jarak terlalu dekat (< 2
th)
9 Sawah Taratak Desni 37 Usia terlalu tua (37 th)
10 Sungai Loban Satriani 43 Usia terlalu tua (43 th)
G6P5
11 Sungai Loban Nofa Hardianti 25 Jarak terlalu dekat (1 th)
12 Sungai Loban Ria Handayani 28 Jarak terlalu dekat (<2
th)
13 Sungai Loban Beta Rama Yulia 25 KEK (Lila 20 cm)
Anemia (Hb 9,8)
14 Sungai Loban Melani 19 Usia terlalu muda (19
th)
KEK (Lila 20 cm)
15 Air Dingin Yelva 36 Usia terlalu tua (36 th)
G5P4
Panggul sempit (tinggi
badan 149cm)
16 Air Dingin Gusnaini 31 Riw SC 3x
17 Air Dingin Kesin Kesitu 16 Usia terlalu muda (16
th)
Panggul sempit (tinggi
badan 149cm)
18 Air Dingin Yarni 38 Usia terlalu tua (38 th)
19 Simpang Rika Elfianti 37 Usia terlalu tua (37 th)
Kubang
20 Simpang Susi 39 Usia terlalu tua (38 th)
Kubang Jarak terlalu dekat (9
bln)
Riw SC
21 Simpang Heli Suharni 34 KEK (Lila 23 cm)
Kubang

32
22 Simp Tigo Debby 20 KEK (Lila 20 cm)
23 Simp Tigo Beta Rosna Yulia 25 KEK (Lila 20 cm)
Anemia (Hb 9,8)
24 Simp Tigo Lastri 36 Usia terlalu tua (36 th)
G5P4A0H4
25 Simp Tigo Yeni Marlina 39 Usia terlalu tua (39 th)
G7P3A3
26 Simp Tigo Diana Amelia 27 Jarak terlalu dekat (12
bln)
KEK (Lila 23 cm)
Anemia (Hb 10,4)
27 Simp Tigo Alma Susanti 28 KEK (Lila 23 cm)
28 Balai-balai Dini P Sari 30 G5P3A1H3
29 Balai-balai Wahyunis 26 Jarak terlalu dekat (14
bln)
30 Simp. Kubang Fifian 25 KEK (Lila 22 cm)
31 Simp. Kubang Neli Satri 28 KEK (Lila 21 cm)
Gemeli
32 S. Talang Putri Juliantari 17 Usia terlalu muda (17
th)
Anemia (Hb 10)
33 S. Talang Dewi Sartika 22 Jarak terlalu dekan (22
bln)
34 Air Dingin Yurnalis 42 Usia terlalu tua (42 th)
35 Simp. Tigo Esi Aniza 37 Usia terlalu tua (37 th)

4.2 Alternatif Penyelesaian Masalah


1. Ibu Hamil Resti dan Ibu Hamil dengan Faktor Resiko
 Masalah
Rendahnya kepatuhan dan kesadaran ibu hamil terhadap pengendalian
faktor resiko dan resiko tinggi yang dialaminya
 Rencana
- Melaksanakan kelas ibu hamil Resti
- Memberikan penyuluhan/materi/ informasi pada kelas ibu hamil
- Menyebarkan leaflet mengenai kehamilan resiko tinggi dan
kehamilan dengan faktor resiko
- Memberikan surat motivasi terhadap ibu hamil resiko
tinggi/dengan faktor resiko
- Melakukan pemasangan sticker mengenai pengendalian kehamilan
resiko tinggi/dengan faktor resiko

33
- memutarkan video mengenai kehamilan resiko tinggi dan
kehamilan dengan faktor resiko
- melakukan pemantauan/kunjungan ke rumah ibu hamil dengan
resti/dengan faktor resiko yang tidak mengalami perbaikan/tidak
kontrol ke Puskesmas
 Pelaksana
Koordinator Kesga, Pemegang Program Ibu, PWS, Dokter Internsip,
Kader
 Target
Ibu hamil resti/dengan faktor resiko mengetahui lebih dalam mengenai
kondisi kehamilannya dan lebih patuh dalam menjalani terapi
2. Kader kesehatan
 Masalah
Kurangnya pengetahuan kader mengenai kehamilan resiko tinggi dan
dengan faktor resiko
 Rencana
Melakukan kaderisasi
 Pelaksana
Koordinator Kesga, Pemegang Program Ibu, PWS, Dokter Internsip
 Target
Kader menjadi lebih mengetahui mengenai kehamilan resiko
tinggi/dengan faktor resiko serta lebih tanggap dalam memantau dan
menangani ibu hamil resiko tinggi/dengan faktor resiko.
3. Lintas Sektor
 Masalah
Kurangnya perhatian lintas sektor terhadap ibu hamil resiko
tinggi/dengan faktor resiko
 Rencana
- Melakukan pembentukan tim siaga KIA dan tim peduli KIA di
kantor camat Silungkang
- Melakukan rapat evaluasi tim siaga KIA dan tim peduli KIA

34
 Pelaksana
Koordinator Kesga, Pemegang program Ibu, PWS, Dokter Internsip
 Target
Seluruh masyarakat lintas sektor mengetahui mengenai ibu hamil
resiko tinggi/dengan faktor resiko memberikan perhatian lebih pada
ibu hamil resiko tinggi/dengan faktor resiko
4. Lingkungan
 Masalah
Sulitnya bagi ibu hamil resiko tinggi/dengan faktor resiko yang berada
di daerah terpencil untuk kontrol ke Puskesmas
 Rencana
Melakukan kunjungan rumah ibu hamil resti/dengan faktor resiko
 Pelaksana
Koordinator Kesga, PWS, Dokter Internsip
 Target
Ibu hamil resti/dengan faktor resiko tercover seluruhnya

4.3 Rencana Kegiatan


1. Tahap Persiapan
Untuk tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan

data dan perkembangan ibu hamil resti/dengan faktor resiko.Pendataan

didapat dari coordinator Kesga, pemegang program ibu, dan pemegang

program perkesmas.Pendataan dilakukan mulai dari bulan April

2016.Setelah data didapatkan, dilakukan diskusi berkesinambungan

dengan Kepala Puskesmas, Koordinator Kesga, pemegang program Ibu,

pemegang program perkesmas, dan PWS.

35
2. Tahap Pelaksanaan

Tabel 4.6 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tempat Waktu
1 Kunjungan  Pemegang Bumil Rumah warga 24-03-2016
Rumah Bumil program dengan di Sil. Pasar
dengan Anemia KESGA Anemia
 Staff
Puskesmas
 dr. Internship
2 Pelantikan  Camat Kader siaga Kantor Camat 19-04-16
Kader Siaga Silungkang KIA, kader Silungkang
KIA, Kader  Pemegang peduli KIA
peduli KIA, Program
Dokcil KESGA
 Staff
Puskesmas
 dr. Internship
3 Kelas Ibu Hamil  Pemegang Bumil Resti Kantor Desa 29-04-2016
Resti program Muaro
KESGA Kalaban
 Pemegang
program Ibu
 Dokter
Internship
4 Pelatihan kader  Koordinator Kader Puskesmas 28-4-2016
Kesga Silungkang
 Dokter
Internship

5 Kelas Bumil  Pemegang Bumil  Puskesmas 18/19/23/25/2


program Silungkang 6/27/-05-
KESGA  Pustu Bukit 2016dan 01-
 Pemegang Kaciak 05-2016
program Ibu  Pustu
 Dokter Sungai
Internship cacang
 Pustu
Muara
Kalaban
 Pustu
Taratak
Bancah
6 Menyebarkan Dokter Peserta Kelas  Kantor 18/05--01/06-
Leaflet Internship Bumil Resti Desa 2016
Mengenai  Puskes
Kehamilan mas

36
Resiko Tinggi. Silung
Hipertensi kang
dalam
Kehamilan,
Anemia, KEK
7 Kunjungan  Dokter Bumil Rumah warga 20-05-2016
Rumah Bumil Internship dengan HDK Sungai
dengan  PWS Cacang
Hipertensi
dalam
Kehamilan
8 Pemutaran video Dokter Bumil Puskesmas 01-06-2016
mengenai tanda Internship Silungkang
bahaya
kehamilan
9 Penyebaran Dokter Bumil Rumah Ibu 7—11 -06-
sticker untuk ibu Internship Hamil 2016
hamil

4.4 Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Rencana Pelaksanaan
No Kegiatan Ket
Tempat Waktu Tempat Waktu

1 Kunjungan Rumah 24-03- Rumah 24-03- -


Rumah warga di Sil. 2016 warga di Sil. 2016
Bumil Pasar Pasar
dengan
Anemia
2 Pelantikan Kantor 16-04-16 Kantor 19-04-16 Bentrok
dengan
Kader Siaga Camat Camat jadwal
KIA, Kader Silungkang Silungkang lain dari
peduli KIA, Camat
Silungk
Dokcil ang
3 Kelas Ibu Kantor Desa 29-04- Kantor Desa 29-04- -
Hamil Resti Muaro 2016 Muaro 2016
Kalaban Kalaban
4 Pelatihan Pusk. 28-4- Pusk. 28-4-2016 -
kader Silungkang 2016 Silungkang
5 Kelas Bumil - Pusk. 18 Mei- - Pusk. 18/19/23/2 -
Silungkang 2 Juni Silungkang 5/26/27/M
- Pustu Bukit 2016 - Pustu Bukit ei-
Kaciak Kaciak 01/02/Juni
- Pustu - Pustu 2016

37
Sungai Sungai
cacang cacang
- Pustu - Pustu
Muara Muara
Kalaban Kalaban
- Pustu - Pustu
Taratak Taratak
Bancah Bancah
6 Menyebarka - Kantor 18 Mei- - Kantor 25/27/Mei -
n Leaflet Desa 01 Juni- Desa 2016
Mengenai - Pusk. 2016 - Pusk.
Kehamilan Silungkan Silungkang
Resiko g
Tinggi.
Hipertensi
dalam
Kehamilan,
Anemia,
KEK
7 Kunjungan Rumah 20-05- Rumah 20-05- -
Rumah warga 2016 warga Sungai 2016
Bumil Sungai Cacang
dengan Cacang
Hipertensi
dalam
Kehamilan
8 Pemutaran Puskesmas 01-06- Puskesmas 01-06- -
video Silungkang 2016 Silungkang 2016
mengenai
tanda bahaya
kehamilan
9 Penyebaran Rumah Ibu 7—11 - Poli Ibu 13—18 - Keterla
sticker untuk Hamil 06-2016 06-2016 mbatan
dari
ibu hamil perceta
kan
sticker

Contoh Kasus
• Nama : Ny. Eliwarni
• Umur : 33 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Sei.Cacang
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SD

38
• Status Perkawinan: Menikah
• Agama : Islam

• Suami : Tn. Afrizal


• Umur : 36 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SD
• Agama : Islam

Keluhan Utama : Kontrol kehamilan


• Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu G3P2A0 merasa hamil 8 minggu datang ke puskesmas
SILUNGKANG dengan keluhan mual-mual yang dirasakan sejak kurang
lebih 3 hari yang lalu.Keluhan tidak disertai, muntah, keputihan, gangguan
BAK dan BAB tidak dirasakan pasien. Riwayat trauma disangkal.Riwayat
alergi obat dan makanan disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan paru disangkal
• Riwayat keluarga
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan
paru pada keluarga disangkal
• Riwayat Obstetri
Riwayat kehamilan : hamil anak ketiga, belum pernah keguguran
ANC : sebanyak 3 kali di bidan, Puskesmas, dan dokter spesialis
kandungan
Imunisasi TT lengkap
Riwayat Menikah
Menikah 1 kali, lama pernikahan 13 tahun
♀ 33 tahun, SD, Ibu rumah tangga
♂ 36 tahun, SD, Swasta
• Riwayat Kontrasepsi

39
Menggunakan suntik
• Riwayat Haid
HPHT : 18-03 -2016 TP : 25-12-2016
Menarce : 12 tahun
Siklus haid teratur 28 hari selama 5-6 hari.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
• Keadaan umum: tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tanda Vital : TD : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,5 C
• Status gizi : BB= 51,8 kg, TB= 150 cm, LILA= 30 cm
• Kepala : normosephal, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Leher : tidak ada pembesaran KGB
• Thoraks : normothoraks
Cor : BJ I – II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Resume
Ibu usia 33 tahun dengan G3P2A0H2 gravida 8-9 minggu datang dengan
keluhan mual-mual, yang dirasakan sejak kurang lebih 3 hari yang lalu.
Riwayat hipertensi (-).
Tanda-tanda vital TD: 150/100 mmHg. Pemeriksaan fisik dalam
batas normal.Pemeriksaan laboratorium protein urin negatif dan pemeriksaan
Hb di posyandu 11 gr/dl.
Diagnosis
G3P2A0H2 Gravid 8-9 minggu dengan hipertensi dalam kehamilan
Terapi
Observasi
Edukasi
Kontrol ulang tekanan darah /minggu

40
41
42
43
44
45
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Upaya pencegahan terhadap ibu hamil resti dan ibu hamil dengan
faktor resiko sudah terlaksana dengan baik. Berbagai program yang sudah
dibentuk dan dilaksanakan baik program untuk ibu hamil sendiri, yaitu kelas
ibu hamil dan kelas ibu hamil resti hingga program pelatihan untuk para kader.
Walaupun sudah banyak program dilakukan untuk pencegahan ibu hamil resti
dan ibu hamil dengan faktor resiko, namun masih ada ditemukan ibu hamil
yang kurang patuh untuk melakukan kontrol dan pengobatan ke petugas
kesehatan. Namun, hal ini diantisipasi dengan melakukan kunjungan rumah
ibu hamil resti/dengan faktor resiko yang tidak mengalami perbaikan.

5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diusulkan dalam upaya pencegahan ibu
hamil resti dan ibu hamil dengan faktor resiko antara lain :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi dan tanda bahaya
kehamilan di usia muda pada siswa/i SMA.
2. Memberikan penyuluhan dan konseling mengenai tanda bahaya kehamilan
kepada pasangan catin, terutama yang berusia < 20 tahun.
3. Melakukan pemeriksaan Hb dan LILA pada catin wanita serta melakukan
penatalaksanaan kompeherensif pada catin wanita yang anemia dan KEK.
4. Memberikan penyuluhan atau memberikan informasi kepada wanita usia
reproduksi atau wanita berusia > 35 tahun mengenai bahaya kehamilan di
usia tua, bahaya memiliki anak terlalu banyak, dan bahaya kehamilan jika
jarak anak < 2 tahun.

46
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta: BKKBN

Cunningham, G. 2006. Obstetri William ed. 21. Jakarta: EGC

Demsey, P.A, Demsey, A.D. 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan
(edisi 4). Jakarta: EGC

Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran 1. Jakarta: EGC.

Sarwono, Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan Ed. IV. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Suririnah.2008. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester I.


http://www.kespro.com.id.Diakses pada tanggal 5 April 2016.

Tania, S. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya


Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr
Pringadi.Karya Ilmiah pada FK USU.

USAID.Focused Antenatal Care: Profiding intergrated, individualized care during


pregnancy.

NICE Clinical Guideline : Antenatal care Routine care for healthy pregnant
woman.

47

Anda mungkin juga menyukai