Abstrak
Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita
khususnya remaja putri yang belum sepenuhnya mengetahui tentang keputihan dan menganggap
keputihan adalah hal yang biasa dan di anggap ringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian flour albus pada remaja putri di SMKN 3 Sukabumi
tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
dengan data primer, pendekatan yang dipakai yaitu cross sectional, sampel dalam penelitian ini
menggunakan random sampling dengan jumlah sampel 72 orang. Dari hasil penelitian didapat
90% siswi mengalami keputihan, 72% berperilaku baik dalam perawatan daerah kewanitaannya,
100% cara perawatan daerah kewanitaan pada siswi yang buruk.
Kata Kunci : Cara Perawatan Daerah Kewanitaan, Flour Albus, Prilaku dan Remaja
1. Pendahuluan
Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi reproduksi,
khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental maupun
sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi. Visi
Kesehatan reproduksi pada International Conference on Population and Development (ICPD)
adalah setiap individu mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan yang
komprehensif sepanjang siklus kehidupan. Masalah ICPD dalam konferensi Internasional
mengenai kependudukan dan pembangunan tentang kesehatan reproduksi remaja, masalah pokok
yang dihadapi remaja reproduksi sehat yaitu kebersihan diri yang kurang, seksual remaja
pranikah, kehamilan yang tidak diinginkan, PMS, dan aborsi pada remaja.
Keadaan kesehatan reproduksi remaja di Indonesia belum sesuai dengan harapan, salah satunya
adalah tentang pencegahan infeksi saluran reproduksi. Perawatan diri atau kebersihan diri
(personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai
faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan tentang
perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. Tujuan umum dari perawatan diri adalah
untuk mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat
melatih hidup sehat/ bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan
kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat
rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan, mencegah infeksi,
mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan. Pendidikan
kesehatan reproduksi merupakan salah satu alternatif dengan memberikan informasi kepada
remaja agar mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi kewanitaan agar
terhindar dari penyakit pada organ reproduksi mereka yaitu memberikan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja khususnya pada remaja putri dan bagaimana menjaga kebersihan
organ reproduksi.
5.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan
sebagai berikut: sebanyak 65 siswi (90%) dari jumlah responden mengalami flour albus,
sedangkan 7 siswi (10%) tidak mengalami flour albus, sebanyak 52 siswi (72%) berprilaku baik,
sedangkan 20 siswi (28%) berprilaku buruk, Sebanyak 72 siswi (100%) cara perawatan daerah
kewanitaannya buruk, sebanyak 45 siswi (69,2%) yang mengalami flour albus dengan berprilaku
baik, sedangkan 20 siswi (30,8%) yang mengalami flour albus dikarenakan berprilaku buruk,
sebanyak 65 siswi (100%) mengalami flour albus dikarenakan perawatan daerah kewanitaannya
yang buruk.
6.6 Saran
Perlu dilakukannya pelaksanaan program untuk pendidikan dan promosi kesehatan reproduksi di
SMKN 3 Sukabumi dan untuk meningkatkan perilaku dan cara perawatan daerah kewanitaan
yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, konseling, melalui media cetak, media
lain seperti leaflet diberikan setiap kelas untuk memperoleh ilmu yang berguna untuk remaja
putri agar dapat melakukan perawatan pada daerah kewanitaan dengan cara yang benar untuk
mengurangi kejadian keputihan atau flour albus pada remaja putri di SMKN 3 Sukabumi.
Daftar Pustaka
Depkes, R.I - United Nations Population Found (2007). Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan
tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Emilia, O. 2008. Promosi Kesehatan Reproduksi Wanita. Cetakan pertama Yogyakarta: Pustaka
Cendekia.
Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Salemba Medika: Jakarta.
Iskandar, M. 2002. Solusi Keluarga. http: //www.mitra keluarga.com. 13 Maret 2010.
Shadine, Mahannad. 2009. Penyakit Wanita. Keen Books.
Depkes, R.I. 2005. Keputihan Banyak Dialami Wanita Indonesia. www.klinikbisnis.com. 13
Maret 2010
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranny. Jakarta: Pustaka Pelajaran.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Kusyanti, 2006. Ketrampilan dan Prosedur laboraturium. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sibaring ee, Pusmaika R, rismalinda. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.2009.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta; 2007
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Setiawan A, Saryono. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya; 2010
Dahlan MP. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan.2nd ed.Jakarta:
CV Sagung Seto; 2009
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pendidikan dan Perilaku Keseshatan. Jakarta: Rineka Cipta
Purwodarminto, W.J.S. 2010. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Edisi keempat. Balai
Pustaka.
Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta