Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary
market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Investor dapat membuka rekening di Perusahaan
Efek dengan cara mengisi dokumendokumenyang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya
mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses
penyelesaian transaksi. Ketentuan mengenai Transaksi Efek secara umum diatur didalam Peraturan No.
III.A.10 tentang Transaksi Efek.
1. Transaksi Bursa
1. Transaksi
2. Transaksi Margin
2. Transaksi Nasabah
Peraturan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa saat ini diatur dalam POJK No.
26/POJK.04/2014 menggantikan Peraturan III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan
III.B.7 tentang Dana Jaminan
B.1 Definisi
B.2 Prosedur
1. Apabila Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya untuk
menyelesaikan Transaksi Bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah diatur dalam peraturan
Lembaga Kliring dan Penjaminan maka Anggota Kliring dinyatakan gagal memenuhi kewajibannya
berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Kemudian Anggota Kliring tersebut wajib melaksanakan
Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh
Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6)
C.1 Definis
C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek:
1. Pembiayaan penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, hanya dapat
dilakukan apabila Perusahaan Efek telah memenuhi seluruh ketentuan
3. Bursa Efek yang telah memberikan persetujuan tersebut wajib melakukan pemeriksaan atas
sistem operasional secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Pembiayaan
Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat diberikan oleh Perusahaan Efek
apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan.
C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan Wajib Memuat
Klausula yang telah ditetap.
C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah
1. Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling hanya dapat dilaksanakan apabila Efek
tersebut tercatat di Bursa Efek kecuali ditentukan lain oleh Bapepam dan LK.
2. Persyaratan Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek
dan yang dapat digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan ditetapkan oleh Bursa Efek dalam
peraturan Bursa Efek.
5. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efeksebagai Efek yang dapat
ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat digunakan
sebagai Jaminan Pembiayaan, maka pembiayaan atas transaksi Efek Nasabah yang sudah
berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak lagi memenuhi
syarat yang ditetapkan Bursa Efek.
2. Nilai Jaminan Pembiayaan atas kewajiban nasabah dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi
Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah: a) Jumlah uang yang
tercatat pada Saldo Kredit sebagai jaminan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin
atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling; dan b) Nilai pasar wajar Efek pada Posisi
Long sebagai jaminan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Short Selling pada buku pembantu Efek setelah memperhitungkan haircut.
3. Perusahaan Efek wajib melakukan pencatatan Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling
sesuai dengan ketentuan akuntansi Perusahaan Efek yang berlaku.
a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek harus di atas
harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan
b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual pada sistem
perdagangan Bursa Efek.
C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah.
1. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah apabila
Efek yang digunakan oleh Perusahaan Efek untuk penyelesaian transaksi Efek tersebut akan
diperolehdengan cara Perusahaan Efek meminjam Efek dari dan atau melalui beberapa lembaga
atau pihak lain.
C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk kepentingan sendiri
D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE)
KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek Atau
Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang Perdagangan Kontrak
Berjangka Indeks Efek LQ-45.
1. perseroan
2. KIK
3. Terbuka
4. tertutup
(1) Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana.
(2) Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali Reksa Dana terbuka wajib
membeli saham-saham tersebut (terdapat pengecualian)
(1) MI sebagai pengelola Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK dapat menjual dan membeli kembali
Unit Penyertaan secara terus menerus sampai dengan jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan
dalam kontrak
(2) Dalam hal pemegang Unit Penyertaan melakukan penjualan kembal, MI wajib membeli
kembali Unit Penyertaan tersebut (terdapat pengecualian)
A.4 Pengelolaan Reksa Dana (diatur dari pasal 21 sampai dengan pasal 29)
B.1 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai
Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka:
1. RD pasar uang
2. RD pendapatan tetap
3. RD saham
4. RD campuran
B.2 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 48/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana
Terproteksi, Reksa Dana Dengan Jaminan, dan Reksa Dana Indeks:
1. RD terproteksi
2. RD penjaminan
3. RD indeks
C.3 Bentuk Reksa dana Syariah (Pasal 3 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan
Reksa Dana Syariah)
i. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa; dan
C.4 Dewan Pengawas Syariah (Pasal 7 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa
Dana Syariah)
a. Manajer Investasi
C.5 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syari’ah: (pasal 2 Fatwa DSN No.20/DSNMUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
c. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non halal (Mekanisme Pembersihan/
Cleansing)
f. Tidak memakai informasi orang dalam untuk mengambil keuntungan dari transaksi (insider
trading)
g. Tidak melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat nisbah hutangnya
lebih banyak dari modalnya (nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82%)
C.7 Hubungan dan Hak Pemodal diatur oleh pasal 3 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah
C.8 Instrumen investasi Reksa Dana syariah diatur oleh pasal 7 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001
tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah
C.9 Jenis usaha yang tidak sesuai dengan syariah diatur oleh pasal 8 Fatwa DSN No.20/DSNMUI/IV/2001
tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah
C.10 Jenis Transaksi yang Dilarang diatur oleh pasal 9 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah)
C.11 Kondisi Emiten yang Tidak Layak, diatur oleh pasal 10 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman investasi Reksa Dana Syariah
C.12 Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi diatur oleh pasal 11 Fatwa DSN No.20/DSNMUI/IV/2001
tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah
ETF adalah Reksa Dana KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dan melibatkan Dealer
Partisipan dan Sponsor. Pihak-pihak yang terlibat:
a. Manajer Investasi
b. Bank Kustodian
c. Dealer Partisipan: anggota Bursa Efek yang melakukan penjualan atau pembelian Unit
Penyertaan
d. Sponsor: pihak yang melakukan penyertaan dalam bentuk uang atau Efek
e. Investor
Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE)
DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan kembali pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real estat atau
kas dan setara kas.
EBA adalah surat berharga yang dapat berupa surat utang, surat partisipasi, atau
turunannya yang diterbitkan oleh penerbit EBA melalui sekuritisasi aset, yang pembayarannya
terutama bersumber dari kumpulan aset keuangan yang dijual oleh kreditor asal (originator)
kepada penerbit EBA. Adapun jenis Aset keuangan yang dapat disekuritisasi adalah berupa
kumpulan piutang (receivables) atau potensi arus kas yang dapat diperkirakan yang berupa:
tagihan kartu kredit, tagihan pinjaman pembelian kredit mobil, tagihan pinjaman pembelian
rumah, tagihan sewa guna usaha, tagihan penggunaan telepon, tagihan penggunaan listrik dan
retribusi penggunaan jalan bebas hambatan.
F.1 KIK Efek Beragun Aset (EBA) menurut Peraturan Bapepam No. XI.K.1:
Gambaran umum:
a. KIK Efek Beragun Aset adalah kontrak antara MI dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Efek Beragun Aset dimana MI diberi wewenang untuk mengelola portofolio
investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan
Kolektif.
b. Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh KIK Efek beragun Aset yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul dikemudian hari (future receivables),
pemberian kredit termasuk kredit perumahan atau apartemen, Efek bersifat hutang yang
dijamin oleh Pemerintah, Sarana peningkatan kredit (Credit Enhacement) / Arus Kas
(Cash Flow), serta aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
c. Efek Beragun Aset arus kas tetap adalah efek beragun aset yang memberikan
pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat hutang.
d. Efek beragun aset kas tidak tetap adalah efek beragun aset yang menjanjikan
pemegangnya suatu penghasilan tidak tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat
ekuitas.
Adapun mekanisme penerbitan KIK-EBA secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut:
b. MI dan Bank Kustodian membuat suatu kontrak yang mengatur penerbitan KIK-EBA,
dimana yang menjadi dasar penerbitan KIK-EBA tersebut adalah KPR.
d. SMF memberikan dukungan bagi peningkatan kredit (credit enchancement) atas KIK-
EBA yang diterbitkan
G. Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE)
DIRE atau dikenal juga sebagai Real Estate Investment Trust (REIT) adalah salah satu
sarana investasi baru yang secara hukum di Indonesia akan berbentuk KIK.
Karakteristik DIRE:
a. Investasi dilakukan pada aset Real Estate, yaitu tanah secara fisik termasuk bangunan
yang ada di atasnya
b. Memiliki pendapatan yang relatif statbil
c. Aset yang berkaitan dengan real estat adalah efek perusahaan real estat yang tercatat di
Bursa Efek dan atau diterbitkan oleh perusahaan real estat,
d. Aset yang menjadi portofolio dana investasi real estat berbentuk KIK harus memiliki
hukum yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan
e. Seluruh atau sebagian besar Pendapatan (minimal 90% dari laba bersih) wajib
didistribusikan kepada investor.
b. Aset yang berkaitan dengan real estat, seperti membeli saham/obligasi perusahaan
property
c. Atau bisa dalam bentuk kas atau setara kas