BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian LKPD
LKS tentunya bukan hal asing lagi bagi peserta didik maupun guru.
peserta didik dan guru. Dengan demikian antara LKS dan LKPD adalah
2014: 203) “Lembar Kegiatan Peserta Didik (student work sheet) adalah
merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan oleh guru untuk
pembelajaran.
2. Fungsi LKPD
c. sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
kualitas LKPD yang meliputi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat
teknik.
a. Syarat-syarat Didaktik
dapat digunakan dengan baik untuk peserta didik yang lamban atau
konsep, dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui
peserta didik.
pribadi.
b. Syarat Konstruksi
kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat
anak.
LKPD.
cepat.
motivasi.
c. Syarat Teknik
1) Tulisan
romawi.
gambar serasi.
2) Gambar
3) Penampilan
LKPD yaitu:
jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan
d. Penulisan LKPD
Assessment.
3) Menyusun materi
dipelajari.
harus ada.
B. Kurikulum 2013
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
6
Pengembangan Lembar Kegiatan …, Setya Nur Indriani, FKIP UMP, 2015
17
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
terpadu”.
soft skills dan hard skills yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan
baik dari soft skills maupun hard skill. Hal tersebut telah tercantum dalam
berikut:
guru.
b. Pembelajaran ekstrakulikuler
Ayo belajar, ayo bacalah, dan ayo cari tahu adalah ajakan kepada
peserta didik untuk memiliki rasa ingin tahu terhadap suatu hal,
b. Ayo amati
yang dipelajari.
doing).
teman di kelasnya.
e. Ayo renungkan
g. Belajar di rumah
C. Karakter
sifat, tabiat, teperamen, dan watak. Sementara itu, yang disebut berkarakter
ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian atau individu tersebut, dan
diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan,
istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti
sehingga karakter bangsa sama dengan akhlak atau budi pekerti bangsa”.
Pengertian nilai menurut fraenkel dapat diambil kesimpulan bahwa suatu ide
untuk dilakukan. Nilai terdiri dari estetika dan etika. Estetika merujuk pada
pembenaran perilaku.
unsur somatopsikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir. Di sini, karakter
karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang, yang bersumber
usaha yang dilakukan oleh personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-
sama dengan orang tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak
dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan
bertanggungjawab”.
nilai berada di rumah, dan hanya sebagian orang yang berkeyakinan akan hal
itu. Padahal anak tumbuh dan hidup dalam keluarga, ada orang tua tunggal,
kakek dan nenek, serta berbagai kerabat. Dalam hal ini, peran keluarga
lainnya.
karakter merupakan sifat, sikap, perilaku yang terdapat dalam diri individu
berbuat. Seseorang yang memiliki karakter baik pastinya dia akan berbuat dan
yang kurang baik tentunya perbuatan dan perilaku seseorang tersebut akan
kurang baik pula. Oleh karena itu, karakter yang baik sangat penting untuk
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk
agama lain”. Menurut Asmani (2011: 36) “Nilai religius merupakan nilai yang
hubungannya dengan tuhan. Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain,
Nilai religius juga dapat dikatakan sebagai nilai yang bersifat islami di
dalam ruang lingkup keagamaan, seperti menurut Zubaedi (Lubis, 2011: 21)
“nilai-nilai keagamaan merupakan salah satu nilai yang ada dan dimaksudkan
223) bahwa:
menghargai agama orang lain, dan juga tidak membeda-bedakan tetapi harus
hidup rukun dan hidup saling berdampingan. Hal tersebut dilakukan melalui
religius yaitu:
2011:37) yaitu mencakup nilai terhadap Allah SWT, dan terhadap sesama
manusia. Diantaranya :
b. Mengerjakan puasa.
a’yun.
b. Pemaaf.
c. Berkata baik.
d. Jujur.
g. Tidak berzina.
nilai indikator yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak di tingkat
lain, selalu berkata perkataan yang baik, jujur, tidak sombong, dan lain
sebagainya.
indikator untuk sekolah dasar pada nilai karakter religius yang dibagi menjadi
dua jenjang, yaitu jenjang kelas 1-3 dan 4-6, berikut tabel keterkaitannya
yaitu:
Menurut teori Gagne (Slameto, 2010: 13) “belajar adalah suatu proses
mengetahui sesuatu dari yang tadinya belum tahu menjadi tahu, peserta didik
pengalamannya, dalam hal ini segala perubahan yang ada dalam perilaku
individu bisa dilihat dari apa yang mereka lakukan terutama keseharian dan
ayah dan ibu kandung; (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai,
ahli, dsb)”. Peran orang tua sangatlah penting bagi keberhasilan peserta
(2010: 61) menjelaskan bahwa “cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau
rumah adalah ajakan kepada orang untuk mendampingi peserta didik belajar
belajar bersama orang tua merupakan aktivitas peserta didik belajar dan
orang tua membantu dalam kegiatan belajar peserta didik. Orang tua
yaitu model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define
Pendefinisian
Analisis
Analisis Siswa
Peserta Didik
Spesifikasi Tujuan
Penyusunan Tes
Perancangan
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Rancangan Awal
Pengembangan
Validasi Ahli
Uji Pengembangan
Uji Validasi
Penyebaran
Pengemasan
ajar.
pembelajaran.
c. Analisis Tugas
isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis ini mencakup: 1)
d. Analisis Konsep
konsep materi.
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu, a) penyusunan tes
tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik setelah kegiatan
Tahap ini meliputi: a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan
dan c) uji coba terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya. Hasil
uji coba lanjut dengan jumlah peserta didik yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya.
dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, disekolah
lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas
dasar yang akan diajarkan. Perbedaan LKPD ini dengan LKPD yang
sangat layak secara teoritis (3,76); observasi aktivitas peserta didik sangat
layak (3,57); kinerja peserta didik sangat baik (3,67) dan respon peserta didik
mendapat respon yang sangat baik dari peserta didik, sekaligus menghasilkan
Pendidikan Karakter mendapat hasil data nilai dengan rerata 4 dan berkatagori
hal ini peneliti akan mengembangkan salah satu perangkat pembelajaran yaitu
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD tersebut akan dibuat dengan
maksimal.
peserta didik melalui kegiatan belajar baik di sekolah bersama guru maupun
belajar di rumah bersama orang tua, keduanya mempunyai peran yang sangat
unsur model sosial memainkan peran penting dalam proses pendidikan karakter
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, tujuan pendidikan
karakter akan diperoleh secara optimal ketika semua elemen dapat bekerjasama
dengan baik.
I. Kerangka Berpikir
untuk melakukan kegiatan belajar bersama orang tua di rumah, observasi awal
pembelajaran ada bagian yang memerlukan keterlibatan orang tua. Orang tua
aktivitas”.
ajar yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik sebagai sarana penunjang
dari guru untuk bisa membuat LKPD yang memang sesuai dengan karakteristik
siswanya dan berfungsi untuk peserta didik belajar. Seperti yang dijelaskan
oleh Prastowo (2014: 205) bahwa “LKPD berfungsi sebagai bahan ajar yang
bisa meminimalkan peran pendidik dan juga mengaktifkan peserta didik serta
sebagai bahan ajar yang mempermudah peran peserta didik untuk memahami
lembar kegiatan peserta didik. Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan
terbentuknya generasi baru bangsa yang utuh dalam sikap, pengetahuan, dan
yang positif dalam diri para guru demi keberhasilan implementasi Kurikulum
2013”
dan petunjuk peserta didik belajar bersama orang tua, sehingga kebermaknaan
peserta didik akan diperoleh melalui kegiatan belajar bersama orang tua
J. Hipotesis Penelitian
persyaratan LKPD yang baik dan belum adanya keterlibatan orang tua
3. Respon guru baik mengenai lembar kegiatan peserta didik (LKPD) kelas II
4. Respon peserta didik baik mengenai lembar kegiatan peserta didik (LKPD)
5. Respon orang tua setuju mengenai lembar kegiatan peserta didik (LKPD)