Anda di halaman 1dari 21

kuliah ke 18

MEKANIKA FLUIDA
TSI 251/ 3/P SKS

HUKUM DASAR HIDROLIKA

1 1
 Sistem Pembagian Aliran
v = f(s,t)
1. Aliran langgeng (steady flow)
v
0
t
2. Aliran tidak langgeng (unsteady flow)
v
0
t

2
Aliran Tetap Seragam
Steady Uniform Flow
 L  
  0 ; L  0÷
Aliran Tetap (Langgeng),  t x 
 L 
Steady Flow   0÷
 t 
Aliran Tetap Berubah Aliran Tetap Berubah Lambat Laun,
Steady Varied Flow Steady Gradually Varied Flow (GVF)
 L  
  0 ; L  0÷
 t x 
Aliran Tetap Berubah Tiba-Tiba
Steady Rapidly Varied Flow(RVF)

Aliran Tak Tetap Seragam


Unsteady Uniform Flow
 L  
  0 ; L  0÷
 t x 
Aliran Tak Tetap (Tak
Langgeng), Unsteady Flow Aliran Tak Tetap Berubah Lambat Laun,
 L  Gradually Varied Unsteady Flow
  0÷ Aliran Tak Tetap Berubah, (GVUF)
 t  Unsteady Varied Flow
 L  
  0 ; L  0÷
 t x  Aliran Tak Tetap Berubah Tiba-Tiba,
Rapidly Varied Unsteady Flow (RVUF)
3 3
PENGERTIAN

 Garis Arus : garis lurus atau lengkung, dimana garis singgung


pada tiap titiknya merupakan arah arus.
 Jalan Arus : garis yang menunjukkan jalan yang ditempuh
oleh partikel cairan yang mengalir

Arah Arus

Jalan Arus

Garis Arus

4 4
PENGERTIAN

 Pipa Arus : pipa yang terjadi dari kumpulan garis arus yang
ujungnya dibatasi oleh garis penutup

Pipa Arus

Garis Arus
Garis Penutup

5 5
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Pascal
Dikemukakan oleh Blaise Pascal (1623 – 1662) dan
diturunkan kembali oleh Isaac Newton (1642 – 1727)
p1 dL
p2
dA1 G cos
 
p2 cos

dA2
1. Berat sendiri G G
2. Gaya akibat Tekanan cairan: p1 dA1 arah sumbu dan p2 dA2 arah tegak lurus
bidang dA2
3. Akibat tekanan cairan yang tegak lurus selubung silinder
4. Gesekan pada selubung silinder dgn arah berlawanan gerakan cairan
Asumsi zat cair ideal µ cairan = 0 sehingga  = 0
6
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Pascal
Ditinjau gaya sejajar sumbu:
1. Komponen berat sendiri: G cos  = dA1 dL  cos 
2. Tekanan zat cair: P1 = p1  dA1 dan P2 cos  = p2 dA2 cos 
3. Tek. cairan tegak lurus selubung, tak ada komponen arah
sumbu
4.  = 0 sehingga  = 0
v
p1dA1  p2 dA2 cos   dA1  dL    g  cos     dA1  dL 
t
v
dA1  dL    g  cos  dan   dA1  dL  Bil kecil pangkat 3 diabaikan
t
p1dA1  p2dA2 cos     p1  p2

7
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Pascal
1. Berlaku bila cairan memiliki µ = 0 dan dimensi berpangkat
tiga dianggap 0
2. Batas kedua diabaikan bila silinder diperkecil menjadi
suatu titik (tidak memiliki massa)
3. Batas kesatu tidak dapat dihilangkan karena cairan selalu
memiliki kekentalan yang menyebabkan timbulnya
tegangan geser
4. Kecilnya kekentalan  tegangan geser kecil (kira-kira
1/1000 dari tekanan cairan)  Hukum Pascal dapat
berlaku tanpa batas kesatu
5. Batas kesatu diperhitungkan bila kecepatan aliran = 0,
atau pada kondisi hidrostatika dan percepatan = 0
8
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Kontinuitas
Membicarakan ketetapan massa (dlm suatu sistem tidak ada
massa yang hilang dan tak ada penambahan massa):
A3
t2
z
t1

A1 A2

Cairan yang masuk > cairan yang ke luar, maka cairan dalam bak
akan naik setinggi z, sehingga

9 v1 A1  v2 A2   t2  t1    A3  z


HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Kontinuitas
1. Karena ρ dapat dianggap tetap (hukum ketetapan volume
cairan), maka:
(v1 A1 – v2 A2) t = A3 z atau  Q t = A3 z
2. Untuk aliran tidak permanen:

v1 A1  v2 A2   t2  t1    A3  z

3. Untuk aliran permanen, tinggi z tidak tergantung kepada


waktu sehingga z = 0  v1A1 = v2A2 atau vA = konstan

10
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Kontinuitas

V1 V2

A1
A2

v1A1 = v2A2
karena A1<A2 maka v1>v2

11
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Hukum Impuls-Momentum yang berlaku pada benda padat
juga berlaku pada cairan dengan perbedaan:
– pada benda padat prosesnya akan selesai pada waktu
tertentu (misalnya gaya yang bekerja untuk
menghentikan mobil)
– sedangkan pada benda cair yang mengalir pada aliran
tetap maka prosesnya akan berjalan kontinu.

12
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Ditinjau keseimbangan pada suatu pipa arus seperti gambar
di bawah:
z Koordinat arah gerakan ditunjukkan oleh x, y
x dan z. Jika dt adalah waktu yang diperlukan
oleh elemen cairan untuk bergerak
y sepanjang pipa arus, maka massa cairan
yang mengalir adalah :
v2
dM =  dQ dt
Di ujung hulu kecepatan cairan adalah v1
sedangkan di hilir adalah v2

13 v1
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Merupakan hukum mekanika yang juga diturunkan dari
Hukum Newton ke-2

F  m a
(mv) v
F m (m merupakan konstanta)
t t

Ft  mv  m(v2  v1 )

Impuls Perubahan momentum

14
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Sesuai dengan hukum ke 2 Newton, resultan gaya pada
arah x: dFx =  dQ dt dvx /dt
dFx =  dQ [(vx)2 – (vx)1]
Untuk seluruh arus dengan asumsi distribusi kecepatan
adalah seragam pada dua penampang yang ditinjau, maka
komponen gaya pada arah x:
Fx =  Q [(vx)2 – (vx)1]
dimana Q adalah debit total dan (vx)1 dan (vx)2 adalah
komponen kecepatan di kedua titik ditinjau pada arah x.

15
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Dengan cara yang sama, komponen gaya pada
arah y: Fy =  Q [(vy)2 – (vy)1]
arah z: Fz =  Q [(vz)2 – (vz)1]
Persamaan di atas adalah persamaan Impuls – Momentum.
Komponen gaya yang bekerja pada cairan sama dengan
selisih antara momentum pada penampang masuk dan
penampang ke luar.
Dalam Mekanika Fluida persamaan Impuls – Momentum ini
banyak digunakan untuk penyelesaian masalah hidraulik.
Umumnya persamaan ini digunakan bersama dengan
persamaan Kontinuitas dan Bernoulli
16
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

 Hukum Impuls
Arah X
Vy3 momentum awal ± impuls = momentum akhir
M3 Mvx1 ± ΣFxdt = M2vx2
Fy Kondisi di samping:
F
Mvx1 - ΣFxdt = M2vx2
Fx
M Arah Y
M2
Vy1 Mvy1 ± ΣFydt = -M2vy2 + M3vy3
Vx1 Vx2 Kondisi di samping:
Vy2 Mvy1 - ΣFydt = -M2vy2 + M3vy3

17
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

Contoh
Suatu pancaran air diameter 5 cm dengan kecepatan V
= 20 m/s mengenai plat dengan posisi tegak lurus
seperti gambar di bawah. Hitung gaya pada pelat bila
(1) pelat diam, (2) pelat bergerak searah pancaran air
dengan kecepatan 7 m/s

V 5 cm

V1
HUKUM DASAR HIDRAULIKA

Penyelesaian:
1. Momentum awal  Impuls = Momentum Akhir
M  V – F  dt = M  0
  A  V2 dt = F  dt
F = 1.000  ¼    (0,05)2  202 N = 785,4 N ()
Gaya pada pelat = gaya pada air tapi arah berlawanan F = 785,4 N ()

2. Pelat bergerak dengan kecepatan 7 m/s. Dalam penyelesaian ini pelat


dianggap diam, pancaran air akan bergerak dengan kecepatan relatif
terhadap pelat sebesar (20 – 7) = 13 m/s

Sehingga : Momentum awal  Impuls = Momentum Akhir


F = 1.000  ¼   (0,05)2  132 N = 331,83 N ()
Gaya pada pelat = gaya pada air tetapi arahnya berlawanan :
F = 331,83 N ()
20
Soal

21

Anda mungkin juga menyukai