Anda di halaman 1dari 8

I.

JUDUL : SEGREGASI RELUNG PADA HEWAN


II. TUJUAN :
1. Mengetahui struktur relung hewan.
2. Menghitung keanekaragaman hewan di suatu mikrohabitat.
3. Mengetahui keselingkupan relung hewan di suatu mikrohabitat
4. Mengetahui kesamaan hewan antara mikrohabitat yang berbeda

III. TINJAUAN TEORITIS


Relung adalah status organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem
tertentu yang merupakan akibat adaptasi structural, tanggap fisiologi secara
fisiologi serta perilaku spesifik organism tersebut. Sehingga relung ekologi suatu
hewan adalah sebagai status atau kedudukan fungsional hewan tersebut dalam
habitat yang ditempatinya sehubungan dengan adaptasi fisiologi structural
dan pola pikirnya.
Beberapa hewan dapat hidup berekosistem atau ekohabitasi pada suatu
habitat bilamana hewan memiliki relung (niche) ekologi berbeda, artinya ada
segregasi/pemisahan relung yang ditandai oleh adanya perbedaan dalam adaptasi
fisiologi, morfologis, maupun tingkah laku. Segregasi relung hewan dapat
berlangsung dalam dimensi sumber daya, kondisi bahkan dalam aspek perbedaan
waktu aktif.
A. PENGERTIAN RELUNG
a. Menurut Hutchinson (1957)
Hutchinson telah mengembangkan konsep ekologi dan memperkenalkan
bahwa konsep relung ekologi dapat dibayangkan sebagai ruang multi dimensional
atau hipervolume dalam lingkungan memperbolehkan sesuatu organisme hidup
tanpa batas persyaratan hidup sesuatu jenis hewan adalah:
1. Relung Fundamental
Relung fundamental yaitu hipervolume yang dihuni secara abstrak,
menunjukkan potensi secara utuh yang hanya diamati dalam laboratorium dengan
kondisi yang terkendali.
2. Relung Terealisasikan
Relung terealisasikan yaitu relung nyata yang dapat menunjukkan potensi
dalam spectrum yang lebih sempit dari relung fundamental karena merupakan
potensi yang benar-benar terwujudkan di alam dengan organisme-organisme lain.
Berdasarkan konsep relung ekologi Hutchinson (1957), keserupaan sumber
daya diperlukan untuk menunjukkan adanya keselingkupan dalam suatu atau
beberapa dimensi relung. Dua spesies yang berkoeksistensi dalam suatu habitat
dengan sebagai sumber dayanya yang merupakan pesaing-pesaing potensi.
b. Menurut Colinvaux (1986)
Terdapat 3 pengertian tentang relung, yaitu:
1. Relung sebagai fungsi komunitas
Relung dapat berarti temat hewan di dalam lingkungan biotiknya dalam
ruang/hubungannya dengan makanan dan musuh.
2. Relung sebagai jenis
Relung ini didefenisikan dari sudut pandang individu di dalam
populasinya, maka relung adalah sejumlah kemampuan khusus sari
individu untuk memanfaatkan sumber daya bertahan dari bahaya dan
berkompetisi sesuai dengan keperluannya.
3. Relung sebagai kualitas lingkungan
Relung jenis ini hanya dapat dijalankan pada kondisi-kondisi tertentu,
maka relung adalah sejumlah kondisi energy dimana jenis ini dapat
mengkolonisasi sumber energy secara efektif sehingga mampu
berkembangbiak dan sejumlah lainnya dapat mengkolonisasikan kondisi
lingkungan tersebut.
B. AZAS KOEKSISTENSI & PEMISAHAN RELUNG
Hewan dapat hidup berkoeksistensi bilamana hewan-hewan tersebut
menempati relung ekologi yang berbeda artinya ada pemisahan relung yang ditandai oleh
adanya perbedaan. Dalam pemisahan relung dapat berlangsung
dalam waktu aktif dan berbeda dengan dimensi sumber daya kondisi.

IV. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 Botol sampel - 3 Buah
2 Parang - 1 Buah
3 Pinset - 1 Buah
4 Alat Tulis - Secukupnya

B. BAHAN
NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH
1 Alkohol 70 % - Secukupnya
2 Kertas Label - Secukupnya
3 Batang pohon yang - Secukupnya
tumbang

V. PROSEDUR KERJA
NO PROSEDUR KERJA
1 Memilih batang pohon yang tumbang yang terletak di permukaan tanah dan mulai
membusuk
2 Mengamati dan mengoleksi hewan yang terletak dipermukaan atas batang pohon dan
hewan yang ada dimasukkan kedalam botol sampel yang sudah berisi alcohol 70 % dan
diberi tanda dengan kertas label.
3 Mengangkatlah batang kayu tersebut dan mengamati serta koleksi emua hewan yang
terdapat pada bagian bawah dari batang kayu dan yang terletak di permukaan tanah
bekas batang kayu. Hasil koleksi dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah diberi
alkohol 70 % dan diberi tanda dengan kertas label.
4 Membongkarlah kulit kayunya. Mengamati dan koleksi semua hewan yang di temukan
pada batang kayu tersebut. Hasil koleksi dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah
diberi alkohol 70 % dan diberi tanda dengan kertas label.
5 Mengidentifikasi jenis hewan yang berhasil dikoleksi dan mengamati tipe mulutnya.
Dengan bantuan literatur,identifikasi jenis makanannya. Memasukkan data yang anda
peroleh ke dalam tabel.
6 Berdasarkan cara makan dan jenis makanannya,kelompokkan hewan yang berhasil di
koleksi ke dalam guild-nya.
7 Membuatlah catatan tentag faktor kimia lingkungannya ( jenis pohon,diameter
batang,suhu udara,kelembaban udara ).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
1) Tabel mikrohabitat,tipe mulut dan jenis makanan hewan
JENIS JENIS KELOMPOK
NO MIKROHABITAT HEWAN TIPE MULUT MAKANAN GUILD
Penggigit-
1.Semut pengunyah Omnivora O-GK
Permukaan atas batang
1 2.Kodok Pelengket Carnivora C-L
kayu
3.Nyamuk Penusuk-Pengisap Carnivora C-TH
4.Laba-laba Pengisap Carnivora C-H
Penggigit-
1.Lipan penguyah Carnivora C-GK
Batang Kayu dan Kulit
2 Penggigit-
kayu
2.Semut Pengunyah Omnivora O-GK
3.Cicak Pelengket Carnivora C-L
1.Rayap Pengunyah Herbivora H-K
Permukaan bawah batang
3 Penggigit-
kayu
2.Lipan Penguyah Carnivora C-GK
3.Cacing Pengisap Saprofit S-H
Penggigit-
4.Sp X penguyah Herbivora H-GK

2) Tabel hasil pengamatan di lapangan/dokumentasi


NO MIKROHABITAT DOKUMENTASI KETERANGAN
1 Permukaan atas batang
kayu
Salah satu hewan yang
berada di permukaan
atas batang kayu.

Proses pengambilan
sampel.

2 Batang kayu dan kulit Salah satu hewan yang


kayu ada di kulit kayu.
Pengambilan specimen.

3 Dibawah permukaan Salah satu hewan yang


batang kayu ada di kulit kayu.

Pengambilan specimen

3) Grafik kelompok guild pada microhabitat


B. PEMBAHASAN
 Pengertian Relung
Relung menurut Resosoedarmo (1992) adalah profesi (status suatu organisme)
dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan akibat adaptasi
struktural, fungsional serta perilaku spesifik organisme itu. Berdasarkan uraian diatas
relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang secara
fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas
serta kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang berbeda Relung ekologi
merupakan gabungan khusus antara faktor fisik (mikrohabitat) dan kaitan biotik
(peranan) yang diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi yang
berkesinambungan dalam komunitas . Konsep relung (niche) dikembangkan oleh
Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris, dengan pengertian relung adalah “status
fungsional suatu organisme dalam komunitas tertentu”. Dalam penelaahan suatu
organisme, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama mengenai sumber nutrisi dan
energi, kecepatan metabolisme dan tumbuhnya, pengaruh terhadap organisme lain bila
berdampingan atau bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki
itu mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam ekosistem

 Pengertian Kesintasan
Kesintasan adalah istilah ilmiah yang menujukkan tingkat kelulusan hidup (
survival) dari suatu populasi dalam jangka waktu tertentu.Istilah ini biasanya dipakai
dalam konteks populasi individu muda yang harus bertahan hidup hingga siap untuk
berkembangbiak.
 Jenis-jenis kompetisi
Ada dua bentuk persaingan yang ditakrifkan menurut Birch (1957) yaitu :
1. Persaingan sumber daya (resource competition) terjadi bila sejumlah mahluk (
yang sama atau berbeda spesies) menggunakan sumber daya bersama yang
ketersediaanya sedikit.
2. Persaingan saling merugikan (interference competition) terjadi bilamana mahluk
dalam mencari sumber daya akan saling merugikan walaupun sumber daya tersebut
ketersediaanya tidak sedikit. Perlu diingat bahwa persaingan tersebut dapat
interspesifik (antara dua atau lebih spesies) atau intraspesifik (antara anggota spesies
yang sama).

 Hewan manakah yang memiiki kesintasan tertinggi dan terendah


a) Menurut praktikum serta pengamatan yang kami lakukan dilapangan yaitu di
batang pohon yang sudah tumbang dengan kesintasan tertinggi yaitu Semut dan
Lipan,karena kedua hewan ini mampu berada serta bertahan hidup di
permukaan,ditengah ataupun dibawah pohon sehingga kedua hewan ini mampu
bertahan hidup lebih lama serta kelangsungan hidup yanlebih terjamin
dibandingkan dengan hewan yang lain ,disamping dengan tipe mulutnya yang
menjamin kelangsungan hidupnya juga kedua hewan ini memiliki daya tahan
hidup yang lebih baik dibandingkan dengan hewan yang lain.
b) Menurut praktikum dan pengamatan yang kami lakukan bahwa hewan dengan
kesintasan terendah yaitu ada pada nyamuk,cicak.Karena misalnya saja pada
nyamuk yang berada di atas permukaan batang pohon yang secara umum tidak
memiliki makan yang memadai sehingga perkembangan ataupu populasi hewan
ini yang kami dapat dipermukaan batang juga sangat sedikit.Jadi hewan dengan
nilai kesintasan terendah adalah hewan yang memiliki asupan makanan yang
terbatas diserta dengan kemapuan fisiologis yang lemah atau tidak bisa
menyesuaikan dengan lingkungan.
 Hukum Gause,benar atau tidak?
Menurut praktikum yang kami amati bahwa dari tiap-tiap microhabitat
terdapat perbedaan hewan yang ada di atas,tengah dan bawah namun dari hewan
tersebut ada juga yang memiliki niche yang sama yaitu berupa tipe alat mulut seperti
lipan dan semut yang meiliki tipe alat mulut penggigit dan penguyah.Dan kedua
spesies ini pun ada pada dua daerah microhabitat yang berbeda,jadi hokum Gause
menurut kami tidak sesuai dengan praktikum atau pengamatan yang kami lakukan.

VII. KESIMPULAN
Dari hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Relung hewan juga dapat dianalisis dari tempat hidupnya. Karena tempat hidup
dapat menunjukkan bagaimana factor lingkungan yang harus dihadapi oleh
hewan, mereka dapat bertahan pada batas toleransi yang dimiliki, dan adaptasi
hewan terhadap lingkungannya.
2. keanekaragaman spesies sedang dan komunitas stabil, dan yang mendominasi
habitat adalah insecta.
3. Semakin banyak keragaman spesies maka akan terjadi persaingan interspesies
yang semakin tinggi pula, karena telah terjadi keselingkupan relung di antara
mereka
4. Tingkat kesamaan tertinggi adalah hewan yang ada di bagian permukaan atas
kayu
dengan bagian di balik kulit kayu

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Deshmukh, Ian. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Iskandar, Djoko.2000. Lingkunga Perairan. Jakarta: Erlangga
Michael, P. 1995. Metode Ekologi Penyelidikan Ladang dan labotratorium.
Jakarta: Dikti
Tim Dosen. 2009. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed
Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum ekologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed

Anda mungkin juga menyukai