Anda di halaman 1dari 2

BAHAYA AIR ISI ULANG

Air isi ulang sudah banyak beredar terutama di Indonesia. Hal ini karena orang lebih
menginginkan air yang sudah siap minum dan praktis. Namun, sebenarnya karena praktis inilah
terkadang terdapat hal – hal yang dapat membahayakan kesehatan kita. Menurut Ir. Nusa Idaman Said,
M.Eng., Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi, Material, dan Lingkungan, Direktorat Teknologi
Lingkungan, air yang layak minum mempunyai standar persyaratan tertentu untuk diminum. Namun,
banyak orang yang mengabaikan persyaratan tersebut agar harganya lebih ekonomis. Dan dari hal inilah
mulai timbul banyak masalah pada air isi ulang. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ir. Nusa di
beberapa daerah harus melalui beberapa proses yaitu :

1. Air baku (bisa dari air PAM, air sumur, atau mata air) dipompa dengan menggunakan pompa jet,
sambil diinjeksi dengan larutan kaporit atau kalium permanganat. Dari sini air dialirkan ke tangki
reaktor.
2. Setelah dari tangki reactor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau
oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir,
3. selanjutnya air dialirkan ke filter mangan zeolit. Di sini zat besi atau mangan yang belum sempat
teroksidasi oleh khlorine atau kaporit dihilangkan. “Zat besi biasanya membuat air tidak enak
kalau diminum.” Kata Ir. Nusa
4. Kemudian, dari filter mangan zeolit air selanjutnya dialirkan ke filter karbon aktif untuk
menghilangkan polutan mikro, seperti zat organik, deterjen, bau, senyawa phenol, logam berat,
dan lain-lain. Setelah melalui filter karbon aktif, air dialirkan ke filter cartrige ukuran 0,5 mikron
untuk menghilangkan sisa partikel padatan yang ada di air, sehingga air menjadi benar-benar
jernih.
5. Selanjutnya, air dialirkan ke sterilisator ultraviolet agar seluruh bakteri atau mikroorganisme
yang ada di air dapat dibunuh secara sempurna. Untuk lebih aman lagi, bisa dilengkapai dengan
ozon generator yang diinjeksikan setelah filter cartridge. ''Air yang keluar dari sistem ini sudah
siap minum,” kata Ir. Nusa. Namun, banyak orang yang tertipu karena adanya sinar biru
keunguan yang muncul pada peralatan depot isi ulang air tersebut. Karena sebenarnya sinar UV
tidak dapat dilihat dan yang berwarna biru keunguan tersebut hanyalah lampu akuarium biasa.

Selain itu, menurut Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) Departemen Kesehatan mempublikasikan dari hasil penelitian mereka
terhadap depot – depot air minum isi ulang, terbukti bahwa air minum isi ulang diketahui
tercemar bakteri patogen seperti coliform, bahkan ada yang terkontaminasi oleh logam berat
kadmium. Belum lagi proses pencucian galon bekas sebelum diisi kembali diyakini juga
menyumbangkan paling tidak 5% dari total bakteri yang terkandung dalam air isi ulang yang siap
minum. Bahkan menurut survey, menunjukan bahwa 40% dari air isi ulang yang beredar sudah
tercemar oleh bakteri. Air yang tercemar ini juga merupakan salah satu penyebab kematian
terutama pada balita. Karena air yang tercemar ini dapat menimbulkan penyakit diare, hepatitis,
dan juga tifus. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri coliform dan pathogen air lainnya.
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total,
fecal coliform, dan E. coli. Masing – masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total
kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja.
Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja,
keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Namun, bakteri ini tidak akan
bisa dilihat kecuali melalui pengecekan di laboratorium. Agar kita dapat mengetahui air tersebut
layak minum atau tidak kita dapat mengetahuinya melalui segi fisiknya, yaitu tidak berwarna,
berbau, dan berasa.
Maka dari itu agar kita dapat mengkonsumsi air isi ulang kita harus memperhatikan
sanitasi kemasan tersebut, dengan cara :
1. Cuci botol kemasan dengan sabun pembersih alat dapur yang tidak beraroma. Tujuannya agar
tidak mempengaruhi rasa air yang akan diisi nanti.
2. Setelah bersih dari air sabun, bilas botol dengan air panas (suhu 80 derajat Celcius).
3. Lalu, tutup botol dengan rapat dengan plastik bersih. Buka tutup tersebut, tepat sebelum botol
diisi air minum isi ulang, sehingga debu tidak mudah masuk.

Sumber : http://kesehatanjreng.blogspot.com/2014/04/penting-bahaya-bakteri-pada-air-minum.html

Anda mungkin juga menyukai