SECARA in vivo
Oleh:
Latar Belakang
kesehatan yang disebabkan oleh mikroba patogen (Darmadi, 2008). Salah satu
mikroba patogen yang ada di kehiduoan manusia yaitu bakteri Salmonella typhi.
Bakteri Salmonella typhi ini menjadi salah satu penyebab penyakit infeksi akut
yang dapat menyerang manusia yaitu demam tifoid. Salmonella typhi merupakan
bakteri gram negatif berbentuk batang, bersifat motil dan patogenik (Radji, 2010).
masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di
2008). Studi yang dilakukan di daerah urban di beberapa negara Asia pada anak
usia 5–15 tahun menunjukkan bahwa insidensi dengan biakan darah positif
mencapai 180–194 per 100.000 anak, di Asia Selatan pada usia 5–15 tahun sebesar
400–500 per 100.000 penduduk, di Asia Tenggara 100–200 per 100.000 penduduk,
dan di Asia Timur Laut kurang dari 100 kasus per 100.000 penduduk (Ochia et al.,
2007). Di Indonesia, tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak,
(carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga
tahun 2008, angka kesakitan tifoid di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7 per 100.000
adalah pada kelompok usia 2-15 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
menyerang usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Tifus ditularkan
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella typhi
(Zulkarnaen, 2010). Penyakit tifus menunjukkan gejala antara lain demam selama
satu minggu atau lebih disertai gangguang pada saluran pencernaan (Rampengan,
Gambaran klinis ringan misalnya panas dingin, sakit kepala, malaise, anoreksia,
dan batuk ringan. Gambaran klinis berat adalah gangguan abdomen, seperti rasa
tidak enak di perut sampai berbagai komplikasi berat, misalnya perforasi di usus
levofloxacin merupakan terapi pilihan yang tepat dan tidak memiliki resiko efek
samping. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah saya teliti pada tahun 2017
yaitu, dari ke 11 antibiotik yang umumnya digunakan sebagai terapi dalam demam
Saat ini digalakkan adanya pengobatan tradisional pada penderita demam tifoid,
terutama bahan-bahan alam yang memiliki senyawa aktif yang dapat memicu
sistem imum dalam tubuh atau yang biasa dikenal sebagai imunomodulator.
Sebetulnya secara alami tubuh mempunyai sel-sel yang dapat memelihara sistem
imunitas, namun pada kondisi tertentu sel-sel tubuh tersebut dapat mengalami
penurunan fungsi bahkan dapat memberikan efek yang negatif yang tidak
Prinsip imunostimulan adalah memperbaiki kerja sistem imun yang terdapat dalam
tifus, demam, diare, serta gangguan perut lainnya seperti mag. Selai itu bisa juga
untuk mengobati penyakit infeksi saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza,
dan TBC (Indriati, 2012). Beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa Barat,
tradisional. Salah satu jenis cacing tanah yang sering digunakan adalah Lumbricus
rubellus yang mengandung protein cukup tinggi yaitu 64-76% berat kering, selain
itu juga mengandung banyak jenis asam asmino.. Dalam ekstrak air cacing tanah
terdapat zat antipurin, antipretik, antidota, vitamin, dan beberapa enzim misalnya
peptida antimikroba spektrum luas yang dapat menghambat bakteri gram positif
mengalami lisis (Damayanti, 2009). Pemberian cacing tanah Lumbricus rubellus yang
bersifat imunomodulator yang di dalamnya terdapat enzim selulosa dan enzim katalase
berkerja yaitu untuk melancarkan sistem pencernaan dan dapat meningkatkan nafsu
makanan yang dapat membuat stimulus untuk sumsum tulang menghasilkan limfosit B
2008).
sebesar 1/8.
pada kedua bahan tersebut, maka dari itu peneliti ingin melihat perbedaan
dalam menurunkan jumlah antibody IgM anti Salmonella typhi secara in vivo.
Dimana uji diagnosa yang akan diteliti adalah uji serologi secara kuantitatif dengan
keefektifitas tertinggi dalam mendeteksi sistem imun dalam hal ini adalah
immunoglobulin M.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
menurunkan jumlah antibodi IgM anti LPS- Salmonella typhi secara in vivo
2. Membuktikan bahwa pemberian ekstrak etanol cacing tanah (Lumbricus
menurunkan jumlah antibodi IgM anti LPS- Salmonella typhi secara in vivo
Manfaat Penelitian
alternative yang paling baik karena langsung tertuju memperbaiki sistem imun
dalam tubuh yaitu melalui mendeteksi antibody yang terbentuk dari adanya bakteri
Klasifikasi
Phylum : Eubacteria
Class : Prateobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
kalkun, babi, sapi, atau hewan lain secara alamiah terinfeksi Salmonella
DNA dan tipe faga pada isolat Salmonella typhi penting dilakukan ketika
minuman untuk orang lain. Hal lain yang penting diperhatikan adalah
Hz66 (Baker, 2007). Selain itu mempunyai dinding sel yang terdiri atas
fermentasi sukrosa dan laktosa. Bakteri ini tidak tumbuh pada larutan
KCN, hanya sedikit membentuk gas H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentasi glukosa. Salmonella akan mati pada suhu 560 C dan pada
dan fase 2 tidak spesifik. Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol,
di bagian paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam,
Patogenesis
Hospes,Patogenitas merupakan kemampuan suatu organisme untuk
typhi dapat masuk ke tubuh oang sehat melalui mulut (Zulkoni, 2010).
sumsum tulang. Dalam waktu 14 hari, bakteri akan muncul dalam darah,
sedangkan S.typhi dan bakteri yang virulen akan menyerang dengan lebih
dalam melui limfatik dan kapiler serta akan menyebabkan respon imun
tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor virulen tetapi juga sifat dari sel
Uji Diagnostik
mendapatkan bahwa hitung jumlah dan jenis leuokosit serta laju endap
demam tifoid atau bukan, akan tetapi adanya leukopenia dan limfositsis
2. Pemeriksaan Bakteriologis
bakteri Salmonella typhi dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum
bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang
dalam darah. Hal ini dapat menjelaskan teori bahwa kultur sumsum
empedu (gall) dari sapi dimana dikatakan media Gall ini dapat
yang dapat tumbuh pada media tersebut (Sudoyo, 2007). Biakan darah
40-80% atau 70-90% dari penderita pada minggu pertama sakit dan
meningkat sesuai dengan volume darah dan rasio darah dengan media
3. Pemeriksaan serologis
Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1-3 ml yang
serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi uji Widal,
2012).
nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid, akan tetapi masih
pada deteksi antigen spesifik S. typhi oleh karena tergantung pada jenis
lain oleh Massi et al. (2003) mendapatkan sensitivitas sebesar 63% pada
tes Tubex bila dibandingkan dengan uji Widal (35.6%). Kendala yang
heparin dalam spesimen darah serta bilirubin dan garam empedu dalam
spesimen feses), biaya yang cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit.
Definisi Imunomodulator
memperbaiki sistem imun yang fungsinta tergaggu atau untuk menekan yang
infeksi baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun penyebab lainnya.
Beberapa obat yang telah dipakai dan juga beberapa obat yang masih dalam
1. Interferon (IFN)
membentuk tiga jenis IFN yang mempunyai sifat antigenik berbeda, yaitu
intramuskuler (IM) atau subkutan (Yang, J; et al, 2009). Data yang ada
lesi yang tidak besar. Berdasarkan harganya yang mahal, terapi yang
harus dilakukan beberapa kali, rasa nyeri saat penyuntikan, maka IFN
terapi yang lebih sederhana dan murah. IFN menunjukkan hasil yang baik
besarnya dosis IFN yang diberikan dan menghilang bila pemberian obat
mengaktivasi sistem imun melalui toll like receptor (TLR) 7 yang terlibat
Sel-sel lain yang diaktifkan oleh imiquimod adalah sel natural killer
Aplikasi dilakukan pada malam hari, seminggu tiga kali dan dicuci
rektum, vagina dan serviks tidak dianjurkan (Baker, DA; et al, 2011).
Hal itu dapat terjadi bila ada erosi kulit karena garukan atau erosi pada
lesi di daerah lipatan. Dapat terjadi eritema, edema, indurasi, bula, erosi,
ulserasi, krusta, perasaan nyeri, panas, atau perasaan tidak nyaman. Efek
samping lainnya adalah sakit kepala, nyeri pinggang, nyeri otot, perasaan
lelah, keluhan seperti flu, pembesaran kelenjar limfa, dan diare (Van,
3. Interleukin (IL)
terhadap leukosit dan merupakan mediator pada reaksi sistem imun dan
4. Imunoglobulin (Ig)
molekul IgG yang menempel pada resepor Fc. IgIV mencegah kerusakan
sendiri. Gejala efek samping yang paling sering terjadi dalam satu jam
6. Inosipleks
MUR menghambat replikasi virus pada makrofag dan sel dendritik yang
(Ciptanto, 2011) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Family : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus rubellus
sehingga disebut hewan lunak. Seluruh tubuh cacing ini tersusun atas segmen-
segmen yang berbentuk cincin (annulus), memiliki rongga tubuh sejati (selom)
dan tidak memiliki kerangka luar. Di setiap segmen terdapat rambut yang
relatif keras berukuran pendek yang disebut seta. Bentuk tubuhnya simetris
atas (dorsal) membulat dan bagian bawah (ventral) pipih, pada tubuhna
terletak pada segmen 27-32, jumlah segmen pada klitelium berjumlah 6-7
makanan dan tanah yang diakannya. Lubang kelamin jantan terletak pada
segmen ke-14, sedang lubang kelamin betina terletak pada segmen ke13.
Ukuran tubuh Lumbricus rubellus relatif kecil dengan panjang 4-7 cm. Warna
perut berwarna krem dan ekor berwarna kekuningan (Ciptanto, 2011). Tubuh
semi transparan dan elastis, tidak memiliki alat gerak, dan tidak memiliki mata.
dalam jumlah besar. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah
(daun-daun gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Kondisi
tanah yang dibutuhkan Lumbricus rubellus agar dapat tumbuh dengan baik
yaitu tanah yang sedikit asam sampai netral atau pH sekitar 6-7,2. Pada kondisi
ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan
30%. Suhu lingkungan yang dibutuhhkan adalah sekitar 15-250C, suhu yang
lebih tinggi dari 250C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembapan
tinggi dari sumber protein lainnya, misal daging (65%) dan kacang kedelai
(45%). Hal ini menjadi salah satu alasan di Jepang, Hongaria, Thailand,
Filipina, dan Amerika Serikat menggunakan cacing ini sebagai bahan makanan
manusia selain digunakan ramuan obat dan bahan kosmetik (Sajuthi dkk.,
2003).
Protein yang terkandung dalam tubuh cacing Lumbricus rubellus terdiri
dari setidaknya sembilan macam asam amino dan empat asam amino non-
Sedangkan empat macam asam amino non-esensial adalah sistein, glisin, serin,
dan tirosin (Pangkulun, 2008). Dalam ekstrak cacing tanah juga terdapat zat
Selain itu kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam tubuh cacing tanah
Lumbricus rubellus antara lain lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, dan
serat kasar 1,08%, karbohidrat 17% serta mengandung auksin yang merupakan
Selain itu senyawa peptida seperti Caelomocyter (bagian sel darah putih) yang
Kehadiran cacing tanah di bumi telah memberi manfaat begitu besar bagi
kehidupan manusia. Salah satu jenus cacing tanah yang banyak dimanfaatkan
Pengobatan dilakukan dengan cara cacing dicuci bersih terlebih dahulu dan
Cara pengobatan tradisional ini dianggap murah dan lebih praktis dalam
dan pendaur ulang limbah bahan organik sehingga mampu memperbaiki aerasi
untuk pakan unggas ternak, ikan, dan burung kicau; sebagai bahan kosmetik;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnolopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Physalis
Akar
tunggang, akar cabang, dan akar serabut. Akar merupakan bagian dari
dan berwarna putih. Dari akar utama, tumbuhan akar cabang, dan dari
akar cabang ini tumbuh akar serabut. Perakarana tanaman ceplukam tidak
Batang
telah tua berkayu, berongga, dan berusuk atau bersegi tajam. Kulit batang
berwarna hijau, ada yang berbulu, namun ada pula yang gundul.
Daun
berbentuk oval, berurat jelas, tepi polos, dan tidak berlekuk atau
lebar 2,5-10,5 cm. Helaian daun ceplukan tipis, tampak kaku, dan cepat
menjadi kayu setelah dipetik. Ibu tulang daun bagian pangkal berwarna
Bunga
tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, tangkai sari, dan tangkai
putik.
Buah
merupakan buah buni, yang berbenuk bulat seperti kelerang, dengan kulit
yang tipis dan licin. Panjangnya berkisar 14-18 mm dengan diameter 1,2
cm. Daging buahnya memiliki rasa agak manis dan beratoma harum.
Biji
dkk, 2003; Soares, dkk, 2003). Sari buah ceplukan berfungsi sebagai obat
sedatif dan depuratif untuk mengobati rematik dan sakit telinga. Daunnya
dan liver (Lorenzi, 1982). Saponin dan alkaloid yang terkandung dalam
Ismail dan Alam, 2001; Januario dkk., 2002; Manggau dkk., 2007; Santos
dan memiliki waktu paruh biologi selama 10 hari. Imunoglobulin ini hanya
yang efisien dan merupakan isoemaglutinin alamiah. IgM sangat efisien dalam
terbesar. IgM merupakan paling aktif dalam aktivasi komplemen jalur klasik.
Molekul IgM diikat oleh rantai J. Kebanyakan sel B mengandung IgM pada
permukaan sebagai reseptor antigen. IgM dibentuk terlebih dahulu pada respon
seperti isoaglutinin, golongan darah AB, antibody heterofil adalah IgM. IgM
1. TUBEX
oleh IDL Biotech, Sollentuna, Sweden (Liem, et al, 1998). Tes ini sangat
cepat 5-10 menit, simpel, dan akurat. Tes TUBEX ini menggunakan
sistem pemeriksaan yang unik dimana tes ini mendeteksi serum antibody
spesifik terhadap bakteri Salmonella typhi (Tam, et al, 2008). Pada orang
yang sehat normalnya tidak memiliki IgM anti-O9 LPS. Metode dari tes
Prinsip kerja dari tes TUBEX adalah sebagi berikut yaitu ketika
partikel magnet yang diselimutin oleh anti-s typhi LPS (O9) antybody,
maka kedua jenis partikel in berikatan satu dengan yang lainnya. Ketika
pada akhir eksperiman tabung berbentuk V tempat terjadinya proses
reaksi di atas diletakkan di atas magnetic stand, maka particle yang telah
serum milik pasien dan hasil reaksi dikatakan negative (pasien tidak
sehingga pada akhir reaksi blue latex particle tidak ikut tersedimentasi
pada dasar tabung, sehingga warna tabung tetap berwarna biru. Tes
scale yang tersedia. Range dari color scale adalah dari nilai 0 (warna
paling merah) hingga nilai 10 (warna paling biru) (Tam, et al, 2008)..
tifoid)
tifoid)
simptoms dan sign yang sesuai dengan gejala demam tifoid, merupakan
mendeteksi IgM yang secara teoritis muncul lebih awal dari awal
yaitu LPS, outer membrane (OM), flagella (d-H) yang sangat spesifik
terhadap s.typhi , yang paling bagus dalam memberikan hasil adalah LPS
dan OM antigen. Tes uji diagnostic ini jauh lebih sensitif dan spesifik
daripada uji Widal. Oleh karena itu, tes ini hanya perlu menggunakan
satu kali tes sampel darah pasien untuk menegakkan diagnosis demam
sehingga dapat digunakan pada fase akut dan memiliki nilai yang akurat
Prinsip dari tes ini adalah dengan menggunakan serum pasien yang
LPS s.typhi). Jika terdapat antibodi spesifik Ig M, maka antibodi ini akan
enzym terjadi. Warna yang terbentuk akan sesuai dengan proporsi jumlah
Nancy, 2009).
Hipotesis
pedoman dalam pemecahan masalah penelitian yang ada. Maka pada permasalahan
vivo
Rancangan Penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pendekatan Pre-Post Test Control Group
Design yang menggunakan binatang coba sebagai objek penelitian dengan cara
membandingkan keadaan variabel terikat (jumlah IgM anti LPS-Salmonella typhi
sebelum dan setelah diberi perlakuan baik menggunakan metode TUBEX dan
ELISA). Data yang digunakan adalah data primer kuantitatif yaitu hasil perhitungan
jumlah antibodi IgM anti LPS-Salmonella typhi menggunakan dua metode yaitu
metode TUBEX dan ELISA. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mencit dengan strain Balb/c jantan, usia 8-12 minggu, berat 25-30 gram, dan
tidak terdapat kelainan anatomis. Kelompok penelitian memiliki 2 faktor uji yang
masing-masing faktor uji akan dibagai menjadi 6 kelompok dan di tiap kelompok
terdapat 4 ekor mencit. Kelompok 1 (K-), mencit yang terinfeksi S.typhi tidak diberi
mencit yang terinfeksi S.typhi diberikan perlakuan ekstrak cacing tanah dengan
diberikan perlakuan ekstrak cacing tanah dengan konsentrasi 12% b/v; kelompok 5
DATA PENELITIAN
(Membandingkan jumlah antibodi IgM anti LPS-
Salmonellatyphi typhi sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dan mempresentasekan hasil
penurunan nya)
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mencit strain Balb/c.
Sampel dalam penelitian ini adalah 48 ekor mencit jantan, usia 8-12 minggu, berat
Variabel
Linn.)
8% b/v dan 12% b/v dengan menggunakan pelarut Na-CMC 1%, dan
konsentrasi yaitu 8% b/v dan 12% b/v dengan menggunakan pelarut Na-
Tahapan Penelitian
Metode Pemeriksaan
pengobatan ekstrak cacing tanah dan ekstrak daun ceplukan dengan konsentrasi
8% b/v dan 12% b/v. Hal ini bertujuan untuk menghitung penurunan jumlah
dilakukan perlakuan.
analitik, blender, spatula, rotary evaporator, gelas ukur, beaker glass, corong
gelas, kertas saring, aluminium foil, dan bejana maserasi. Alat yang digunakan
dalam uji secara in vivo adalah kertas saring, spuit 1 cc, dan sonde mencit. Alat
yang digunakan untuk pengujian jumlah antibodi IgM adalah TUBEX cup,
etanol 96%. Bahan yang digunakan dalam uji secara in vivo adalah mencit
jantan dengan berat 25-30 gram, Na-CMC 1%, obat antibiotik (Levoflaxacin),
dan biakkan Salmonella typhi. Bahan yang digunakan untuk pengujian jumlah
antibodi IgM adalah serum mencit sebanyak 1 ml; reagen TUBEX (antigen-
Blue reagent); reagen kit ELISA (Human Salmonella typhi (ST) antibody (IgM)
ELISA kit)
Prosedur Penelitian
evaporator
1) Memetik daun ceplukan pada daun kelima dari pucuk dan saat
pukul 10.00
evaporator
tepat tanda.
beberapa konsentrasi
1) Konsentrasi 8% b/v : dibuat dengan cara menimbang ekstrak
secara intrakardial
secara intrakardial
intrakardial.
reagent).
+ 8 ml Aquadest
disentrifuge
sejajar.
sumuran
Data yang diperoleh adalah penurunan jumlah antibodi IgM anti LPS-
dengan uji Saphiro Wilk. Apabila diperoleh data berdistribusi normal, maka uji
Variance (ANOVA) dan dilanjutkan uji Post Hoc untuk perbandingan tiap
kelompok, sedangkan apabila distribusi data tidak normal dilakukan uji non
data yang diperoleh diolah menggunakan aplikasi SPSS dengan batas signifikan
p<0,05 .
Rencana Sumber Biaya
Ayu, N.S., Junaidi A.R., Maria, U,. 2010. Karakteristik Tersangka Demam Tifoid
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode
Tahun 2010. Palembang : Laporan penelitian Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Baratawidjaja, Karmen Garna., Rengganis, I. 2012. Imunologi Dasar. Jakarta:
Badan Penerbit FK UI.
Beker, D.A., Feris, D.G., Martens, M.G., Fife, KH., Tyring, SK., Edwards, L. 2011.
Intiquimod 3,75% cream applied daily to treat anogeital warts. Combined
results from women in two randomized, placebocontrolled studies. Infect Dis
Obstet Gynecol:1-11.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2004. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23.
Jakarta: EGC.
CDK-217. 2014. Terapi Demam Tifoid, vol 41 No. 6.
Centers for Disease ContHrol and Prevenion Morbidity and Mortality Weekly
Report (MMWR), 2008; 83 (6): 49 – 60.
Ciptanto, S., Ulfah, P,. 2011. Mendulang Ema Hitam Melalui Budidaya Cacing
Tanah. Yogyakarta : Lily Publisher.
Damayanti, E., H.Julendera, A.Sofyan. 2008. Aktivitas antibakteri tepung cacing
tanah (Lumbricus rubellus) dengan Metode Pembuatan yang Berbeda
terhadap Escherichia coli. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Pangan.
Darmowandowo, W. 2006. Demam Tifioid : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :
Infeksi & Penyakit Tropis edisi 1. Jakarta: BP FKUI..
Guntur, A.H., 2007. The Role Of Cefepime: Emperical Treatment in Critical Illness.
Jurnal Kedokteran dan Farmasi. Jakarta: Dexa Media Vol. 20 No. 2.
Hancock, R.E.W., Rozek, A. 2002. Mini review role of membranes in the activities
of antimikrobial cationic peptides
Handoyo, I. 2004. Diagnostic Laboratorium Demam Tifoid. Jurnal Kimia Klinik
Indonesia.ak V., Alkalin S., Geyik MF., Ayaz C. 2008. Evaluation of false
negativity of the widal test among culture proven Typhoid fever cases. J Infect
Dev Cities.
IDL Biotech. 2005. A review article of Rapid Detection of Thyphoid fever.
Indriati G, dkk. 2012. Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli/ Medan: Journal Prosiding
Semirata BKs Ptn-B-MIPA, Universitas Negeri.
Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Medis (Medis Microbiology). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Kegiatan Pengendalian Tifoid 2015-2019.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 365/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman
Pengendalian Demam Tifoid.
Kresno, B.S., 2001. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium Edisi IV.
Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Murray, PR., Rosenthal KS., Pfaller M.A. 2009. Medical Microbiology (6th ed.).
Philadelphia: Mosby Elsevier.
Palungkun, R., 2008. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Jakarta :
Penebat Swadaya.
Prasetyo, D H. 2006. Psikoneuroimonologi Untuk Keperawatan Edisi 2. Surakarta:
UNS Press.
Prioseoeryanto, B.P.P., dkk,. 2001. Aktivitas Antibakteri dan Efek Terapeutik
Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Secara Invitro dan Invivo Pada
Mencit Berdasarkan Gambaran Patologi Anatomi dan Histopatologi. Bogor:
Jurnal Balai Penelitiaan Veteriner (BALITVET).
Rampengan, T.H., 2007. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta: EGC.
Sofyan, A.E., Damayanti, Julendra. 2008. Aktivitas Antibakteri dan Retensi Protein
Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai pakan imbuhan dengan
taraf penambahan kitosan. JITV Vol 3. Hal 182-187.
Sudoyo, Aru W. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Syarif. A, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Lima. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Van, SM., Van, BM., Ten, Kate J. 2008. Treatmen of Vulval Intraepithelial
neoplasia with topical imiquimod. New Eng J Med. 358 (14): 465-473.
Young, J., GuoPu, Y., Ming, Z., Jim, Z., Hung, N., Wen, Q. 2009. Interferon for
the treatment of genital warts. a systemic review. BMC Infectious Disease,
9:156.