PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Law is a system of standardized norms regulating human conduct, deliberalely
established for the purpose of social control. Law are interpreted and enforced by formal
public (political) authority, rather than by custom. (see also: cicil law, class law, criminal
law).
Jika kita terjun ke dalam kenyataan kehidupan sehari-hari maka kita akan dapat
membicarakan tentang hukum sebagai suatu institusi sosial. Di situ kita melihat, bahwa
bekerjanya hukum itu memang tidak dapat dilepaskan dari pelayanan yang di berikanya
kepada masyarakat (di sekelilingnya). Singkat kata, hukum itu tidak bekerja menurut
untuk menjalankan fungsi hukum, seperti misalnya sebagai kekuatan pengintegrasi atau
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-
angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”.[1] Kekuasaan itu tidak tidak selalu
menyertai kekuatan dan sebaliknya. Ini disebabkan karena kekuasaan tidak selalu, bahkan
sering tidak bersumber pada kekuatan fisik. kekuasaan merupakan suatu unsur yang
mutlak dalam suatu masyarakat hukum dalam arti masyarakat yang diatur oleh dan
berdasarkan hukum.
B. Rumusan Masalah
1
Berdasrakan rumusan masalah di atas, adapun masalah yang akan dibahas dalam
berikut:
1. Untuk mengetahui tentang hukum.
2. Untuk mengetahui tentang kekuasaan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara hukum dengan kekuasaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani ,yaitu Philosophia .Philo atau philein
2
kata tersebut adalah cinta kebijaksanaan.Dalam bahasa Arab disebut Failasuf
,yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi menjadi Failasuf atau Filsuf.
Sementara itu sejarah filsafat juga tidak dapat dipisahkan dari filsafat itu
sendiri karena sejarah tersebut merupakan filsafah tersebut.Ketika satu demi satu
ilmu pengetahuan memisahkan diri dari falsafah sebagai induknya ,akhirnya sisa
dua falsafah yang tetap melekat pada filsafat itu,yakni “apakah yang dapat aku
ketahui dan apakah yang harus aku kerjakan”.Kedua pernyataan itu merupakan ini
dari falsafah,yang pembahasanya meliputi tiga realitas masalah ,yaitu (1) Tuhan ,
Socrates seorang ahli piker Yunani (470 – 399) adalah orang yang pertama
terhadap orang – orang terpelajar yang dengan pongah menamakan dirinya kaum
Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
Aristoteles
estetika
Al Farabi
3
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya
Descrates
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan ,alam dan manusia
Imanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
Universitas Indonesia)
Filsafat adalah refleksi krites manusia tentang segala sesuatu yang dialami untuk
Prof.Dr.H.Lili Rasjidi,SH,S.Sos,LL.M
sampai pada akar – akarnya sehingga suatu konflik atau permasalahn tersebut
dapat dilihat dengan sudut pandan yang benar.Terdapat beberapa manfaat bila kita
4
praktis peran hukum dalam pembangunan,bermanfaat untuk pengembangan
dalam tempat dan perspektif yang tepat sebagai bagian dari uasaha manusia
menjadikan dunia ini suatu tempat yang lebih pantas untuk didiaminya.
bentuk luar yang nampak dan bisa dirasakan ,sedangkan filsafat mempelajari
hakikat yang ada dalam objek filsafat.Sehingga filsafat berbeda dengan ilmu .Ilmu
dengan pengalaman;sedangkan filsafat bersifat praduga bagi hal – hal yang belum
dapat dibuktikan dan bersifat spekulatif bagi hal – hal yang tidak dapat mungkin
dapat dibuktukan.
masyarakat secara adil dan damai ; Arsitoteles untuk mewujudkan keadilan ,van
hukum untuk memberikan kebahgian yang sebsar – besarnya dan Roscoe Pound
adalah untuk menjaga ketertiban dan keadilan agae\r terjadi kebahgian atau
yang lebih penting antara keadilan dan ketertiban maka menurut Ahmad
5
Roestandi dalam bukunya Responsisi Filsafat Hukum ,dikatakan bahwa
dan apabila terjadi bentrokan antara keadilan dan ketertiban maka keadilan harus
permasalahanya
Filsafat hukum adalah filsafat yang objeknya adalah hukum ,yakni filsafat
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. HUKUM
Hukum merupakan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang
S.H.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat
ada perbedaan pandangan, namun pengertian itu dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok, yaitu:
Pertama, hukum diartikan sebagai nilai-nilai. Misalnya Viktor Hugo yang
bahwa hukum adalah suatu aturan moral tindakan yang wajib yang merupakan
memahami hukum secara filosofi karena nilai -nilai merupakan abstraksi tertinggi
7
Kedua, hukum diartikan sebagai asas-asas fundamental dalam kehidupan
bahwa hukum adalah suatu kumpulan aturan sosial yang mengatur perilaku lahir
8
merupakan hasil karya masyarakat, dan merupakan bentuk awal dari hukum
tentang praktek.
b) Hukum positif
Hukum formal yang dibuat dan diberlakukan pemerintah yang merupakan
peraturan baku yang mengatur kehidupan rakyat, yang mencakup nilai, norma
lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau
didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada
pemimpin.
b. Kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau
contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku
9
b) Kekuasaan memaksa (coercive power)
pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi
kekuasaan.
b) Visibilitas, menjadi dikenal atau memperoleh kesempatan diperkenalkan
10
d) Sponsor, mempunyai sponsor atau mentor- seseorang memberi nasehat
kepada anda mengenai cara agar behasil dalam organisasi- dapat menjadi
Hukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling
mempengaruhi satu sama lain. Hukum adalah suatu sistem aturan-aturan tentang
perilaku manusia. Sehingga hukum tidak merujuk pada satu aturan tunggal, tapi
bisa disebut sebagai kesatuan aturan yang membentuk sebuah sistem. Sedangkan
berpengaruh. Di satu sisi kekuasaan tanpa ada sistem aturan maka akan terjadi
Siapa yang kuat, maka dialah yang menang dan berhak melakukan apapun
kepada siapa saja. Sedangkan hukum tanpa ada kekuasaan di belakangnya, maka
hukum tersebut akan “mandul” dan tidak bisa diterima dengan baik oleh
masyarakat. Hal ini karena masyarakat tidak memiliki ikatan kewajiban dengan si
hukum yang telah dibuat dan di sisi lain pihak yang mengeluarkan hukum tidak
11
Jadi, dapat dikatakan bahwa, kekuasaan perlu sebuah “kemasan” yang bisa
permasalahan adalah mana yang menjadi hal yang mempengaruhi atau yang
dipengaruhi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak bisa satu hal
saja yang mempengaruhi hal yang dipengaruhi. Antara hukum dan kekuasaan
saling berpengaruh satu sama lain atau bisa disebut saling melengkapi. Sehingga
Namun tetap tidak dapat dipungkiri bahwa proporsi dari kekuasaan dalam
Kekuasaan tanpa suatu aturan maka akan mengkondisikan keadaan seperti hal nya
hutan rimba yang hanya berpihak kepada yang kuat dalam dimensi sosial.
pihak yang berada di lingkaran kekuasan. Hal tersebut bisa ditemui di konstitusi
Manusia. Peran hukum dalam mengatur kekuasaan berada dalam lingkup formil.
agar masyarakat yang merupakan objek dari kekuasaan tidak menjadi korban dari
12
kekuasaan. Selain sebagai kepentingan masyarakat, hukum dalam mempengaruhi
kekuasaan juga berguna sebagai aturan bermain pihak-pihak yang ingin berkuasa
yang fair yang bisa mngkoordinir semua pihak yang terlibat dalam kekuasaan.
Hukum dalam hal ini tidsak hanya mengatur masyarakat tetapi juga mengatur
membuat hukum menjadi mandul. Oleh karena itu perlunya suatu kekuasaan yang
dipegang oleh segelintir orang bisa dipercaya untuk mempengaruhi hukum yang
bisa didekati dengan metode konseptual bukan empiris karena secara empiris
saja.
kekuasaan. Hukum merupakan salah satu sumber kekuasaan. Selain itu hukum
pun merupakan pembatas bagi kekuasaan, oleh karena kekuasaan itu mempunyai
sifat yang buruk, yaitu selalu merangsang pemegangnya untuk ingin memiliki
13
Pola hubungan hukum dan kekuasaan ada dua macam:
Pertama, hukum adalah kekuasaan itu sendiri Menurut Lessalle. Dari sudut
Kedua ,bentuk kekuasaan itu memiliki esensi dan ciri-ciri yang berbeda satu
sama lain dan bersifat hirarkis, kekuasaan tertinggi adalah kedaulatan, yaitu
dalam wilayahnya, dan tidak ada pihak, baik di dalam maupun di luar negeri,
tergantung, dan tak terkecuali. Hak dapat pula diartikan sebagai kekuasaan
dilindungi oleh hukum dari orang lain, baik dengan sukarela maupun dengan
paksaan.
Hukum ada karena kuasa yang sah dan sebaliknya perbuatan penguasa diatur
oleh hukum yang dibuatnya. Namun apabila terjadi pertentangan maka energi
hukum sering kalah kuat dengan energi kekuasaan. Akibatnya model hukum akan
14
a) Hukum yang bersifat imperatif tetapi realitasnya tidak semua taat sehingga
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum dan kekuasaan adalah bahwa kekuasaan merupakan suatu unsur
yang mutlak dalam suatu masyarakat hukum dalam arti masyarakat yang
macam sumbernya.
3. Hubungan hukum dan kekuasan dalam masyarakat dengan demikian dapat
hukum dan kekuasaan yaitu sebagai das sollen hukum determinan atas
hukum:
Hukum merupakan produk kekuasaan, karena hukum merupakan
pihak dalam suatu bidang tertentu. Kekuasaan itu juga bersumber pada
16
hukum yaitu ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur pemberian
wewenang tadi.
B. Saran
Adapun saran kami, antara lain sebagai berikut:
1. Semoga semakin banyak literatur yang membahas tentang hukum serta
17
DAFTAR PUSTAKA
18