Anda di halaman 1dari 31

1

Pelimpah peluncur adalah saluran curam yang


mengalirkan debit dari pelimpah peluap rendah (low- 2
overfall), pelimpah samping, dan pelimpah bentuk lain ke
dalam sungai hilir
Lokasi / alignment
• Chute Spillways kebanyakan digunakan di bendungan
tanah.
• Chute spillways dapat dibangun di atas fondasi mulai
dari batuan padat hingga lempung lunak.
• Lokasi bangunan pengatur berada di sisi sayap ,
bergantung pada lokasi dan topografi.
• Sumbu yang paling sederhana adalah lurus dengan
lebar konstan

3
Elemen hidrolik Chute Spillway

Pada prinsipnya elemen hidrolik dari chute spillway adalah :


1. Approach channel / Entrance channel) (saluran pengarah)
2. Control structure (low Ogee weir)
4
3. Chute channel / discharge carrier (saluran peluncur)
4. Peredam enersi
Elemen hidrolik Chute Spillway

• Arus di hulu bangunan pengatur (Crest) bersifat


subkritis.

• Pada saluran peluncur (chute) karena aliran


percepatan, maka kecepatan akan meningkat.

• Arus di chute biasanya dijaga pada aliran superkritis.

• Agar kinerja hidrolik baik, perubahan vertikal


mendadak atau kurva vertikal tajam (cekung atau
cembung) pada profil Chute harus dihindari

5
Approach channel
• Bangunan pengatur (control
structure) harus memiliki saluran
pengarah yang tepat.

• Saluran pengarah berfungsi sebagai


pengarah aliran agar secara hidrolik
senantiasa dalam kondisi baik.

• Lebar saluran mengecil ke arah hilir

• Belum ada standard perencanaan


yang dapat digunakan, sehingga
perencanaan teknik sering dengan 6
pengujian model hidrolika
Approach channel

Penampang segiempat
𝐷
ℎ0 =
3
𝑄
b= 𝐷 3/2
1,704 𝐶

Penampang trapesium

3 2𝑛𝐷 + 𝑏 − 16𝑛2 𝐷2 + 16 𝑛𝐷𝑏 + 9𝑏2


ℎ0 =
10𝑛

Q= 𝐴𝑥 𝑣 = 𝐶 2𝑔ℎ0 (𝐷 − ℎ0 ) 𝑏 + 𝑛(𝐷 − ℎ0 )
D = kedalaman tertinggi
n = kemiringan sisi saluran trapesium
C = Koefisien pengaliran
ho = tinggi penurunan permukaan air 7
A = luas penampang basah
Vo = kecepatan rata-rata di dalam saluran pengarah
Conrtrol Structure
Salah satu tipe bangunan pengatur adalah small ogee weir

Persamaan penampang hilir

Ha/He h/He Persamaan


0,00 ≥ 1,0 𝑥 1,78 = 1,852 𝐻𝑒0,78 𝑦
0,08 1,00 – 0,58 𝑥 1,75 = 1,869 𝐻𝑒0,75 𝑦
8
0,12 0,58 – 0,30 𝑥 1,747 = 1,905 𝐻𝑒0,747 𝑦
Conrtrol Structure
Koordinat penampang hulu (kemiringan 45%)
x/He y/He
Ha/He = 0,00 Ha/He = 0,08 Ha/He = 0,12
-0,00 0,0000 0,0000 0,0000
-0,020 0,0004 0,0004 0,0004
-0,060 00036 0,0035 0,0035
-0,100 0,0103 0,0101 0,0099
-0,120 0,0150 0,0150 0,0147
-0,140 0,0207 0,0208 0,0199
-0,150 0,0239 0,0235 0,0231
-0,160 0,0,275 0,0270 0,0265
-0,175 0,0,333 0,0328 0,0325
-0,190 0,0399 0,0395 0,0390
9
-0,195 0,0424 0,0420 -
-0,200 0,0450 - -
Chute Channel
Apabila kemiringan saluran berubah dari steeper ke milder,
diperlukan desain kurva concave (cekung) arah vertikal, dan
apabila sebaliknya diperlukan kurva convex (cembung) arah
vertikal

Radius <10d
Steeper
slope

Concave curve Milder


slope
Junction

10
Chute Channel
Junction
x

Milder
slope Steeper Convex curve
slope

Persamaan kurva covex


𝑥2
y = −𝑥 tan θ − 𝐾 4(𝑑+ℎ𝑣 ) 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃

θ adalah kemiringan lantai hulu;


(d+hv) adalah energi spesifik di junction popint. 11
K adalah konstant ≥ 1,5
The Side Spillway
Jika tidak tersedia panjang
puncak yang cukup untuk
overflow atau chute
spillways di lembah sempit,
air banjir diambil di saluran
samping.

12
The Side Spillway
Aliran terbagi menjadi dua tingkatan
dengan dua peredam enersi
1. Bagian hilir bangunan pengatur
2. Bagian akhir pelimpah

• Perlu diperhatikan, debit banjir yg


lewat, agar tidak menyebabkan
aliran yang menenggelampan
bangunan pengatur.

• Untuk memenuhi syarat tersebut,


maka beda elevasi hulu dan hilir
Hoover Dam Overflow
bangunan pengatur tidak kurang Tunnels (spillways), USA
13
dari 2/3 tinggi air di atas mercu.
Cross wave pattern in a
curved channel with
constant width in super
critical flow

Cross wave pattern

14
Peredam Enersi

• Aliran yang melintasi spillway


mempunyai kecepatan tinggi
dalam kondisi superkritis.

• Sebelum kembali ke sungai


perlu dirubah menjadi aliran
subkritis

• Di ujung spillway dibuat


bangunan peredam energi
yang disebut stilling basin
15
Peredam Enersi, Loncat hidrolis

• Loncatan hidraulis (hydraulic jump) merupakan peralihan antara


aliran dalam keadaan menjeram ke keadaan mengalir

• Loncatan hidraulis dapat dipandang sebagai suatu pelebaran dalam


arah vertikal, karena pada debit dan lebar yang sama, kedalaman
air lebih tinggi daripada kedalaman air pada daerah yang
menjeram.

• Loncatan hidraulis dapat digunakan untuk mematikan atau 16


meredam enersi di hilir pelimpah atau bangunan air
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
• Jika diketahui lokasi loncatan hidraulis, maka pada tempat ini dapat
dibuat suatu perkuatan dasar, untuk menghindari gerusan-gerusan
yang terjadi akibat pusaran-pusaran air.

Sesuai dengan penelitian USBR tipe-tipe loncatan hidraulis


dikelompokkan berdasarkan bilangan Froude , Fr

Fr 
v
gy 2
y1 
y2
2
 1  1  8Fr22  y2 
y1
2
 1  1  8Fr21  17
Peredam Enersi, Loncat hidrolis

Klasifikasi loncatan hidrolik

18
Peredam Enersi, Loncat hidrolis

• Loncatan hidraulis sebagian atau


seluruhnya yang digunakan sebagai
peredam enersi disebut kolam olak
(stilling basin).

• Bagian bawah kolam olak diperkuat


agar tidak terjadi pengikisan.

• Jarang sekali kolam olak direncana


untuk menahan seluruh panjang
loncatan hidraulis, karena kolam olak
yang demikian sangat mahal
pembuatannya. 19
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
Case 1
Jika kedalaman hilir (tailwater) sama dengan kedalaman Y2,
maka loncatan hidrolik pada kaki splillway.

Case 2
Jika kedalaman hilir (tailwater) lebih besar kedalaman Y2,

20
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
Case 3
• Jika tailwater lebih rendah kedalaman Y2, maka loncatan hidrolik
bergerak ke hilir
• Kondisi ini harus dihindari, karena arus air pada kecepatan yang
sangat tinggi memiliki efek merusak pada landasan (apron)

Case 4 : Jika y2 lebih besar dari y3

Case 4 : Jika y3 lebih besar dari y2 21


Peredam Enersi, Loncat hidrolis
1) Berimpit
grafik kedalaman hilir
kedalaman hilir
grafik y2
merupakan kondisi yg idiel
untuk formasi loncatan
hidraulis
Debit

• Loncatan hidraulis akan


terjadi di tumit bendung
/ pelimpah untuk semua
debit.
• Dalam hal ini panjang
landasan sebesar 5(y2-y1)
sudah cukup untuk
memberikan tahanan
daerah loncatan
Landasan horisontal sederhana hidraulis. 22
Peredam Enersi, Loncat hidrolis

grafik kedalaman hilir


kedalaman hilir 2) y2 di bawah
kedalaman hilir
grafik y2

Debit

• Formasi loncatan akan ke bawah oleh air hilir.


• Enersi yang dihilangkan kecil.
• Kecepatan aliran tetap tinggi di dasar saluran hilir

• Terdapat dua cara untuk mengatasi hal ini:


23
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
1. Landasan miring di atas dasar

• Membuat landasan miring di atas dasar sungai

• Loncatan akan terjadi pada landasan miring dimana


kedalaman direncanakan sama dengan y2 (lebih kecil dari 24
pada kedalaman air hilir di tumit).
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
2. Roller Bucket

Penyeleseian kedua adalah dengan membuat bentuk


peredam enersi tipe roller bucket. 25
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
3) Y2 di atas kurva kedalaman air hilir untuk semua debit
Ada 3 cara untuk mengatasi :
1. Ski Jump Bucket
• Jika muka air hilir sangat rendah, air dilempar keluar di atas
bucket dan jatuh masuk ke dalam sungai yang sama, jauh ke
hilir bucket.
• Di lokasi jatuhnya air diperlukan dasar sungai yang kuat untuk
menerima hempasan air.

26
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
2. Landasan miring di bawah dari dasar sungai
• Mirip dengan tipe dua, yaitu dengan landasan miring,
tetapi dibuat di bawah dasar sungai.
• Disini kedalaman y2 akan lebih besar dari kedalaman air
hilir.

27
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
3. Ambang sekunder
Penyelesian ketiga adalah dengan membuat ambang (subsidiary
dam) di hilir dengan maksud agar kedalaman air hilir bertambah.
Sehingga loncatan hidraulis dapat terjadi di tumit.

28
Peredam Enersi, Loncat hidrolis
kedalaman hilir 4) dan 5 ) Grafik kedalaman air setelah
grafik y2 loncatan hidraulik di bawah grafik
grafik kedalaman hilir kedalaman air hilir untuk debit kecil

dan di atas grafik kedalaman air hilir


pada debit besar.
Debit

Landasan miring di atas dan di bawah dasar sungai

• Pada kondisi debit


rendah, loncatan
hidraulis =kasus
kedua,

• pada debit besar =


kasus ketiga. 29
Peredam Enersi, standard USBR

30
Peredam Enersi, standard USBR

Tipe 1 Tipe 2

Tipe 3 31
Tipe 34

Anda mungkin juga menyukai