PENDAHULUAN
1
Daerah tersebut dinyatakan berkembang apabila pemenuhan kebutuhan akan
air bersih mendapat prioritas utama. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain salahsatunya dengan menggunakan sistem
perpipaan yang biasa dikelolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).Ketersediaan air di alam bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang
lain.
Dalam upaya penyediaan air bersih, jaringan distribusi merupakan hal yang
penting. Karena jaringan distribusi inilah yang menyalurkan air dari instalasi
produksi menuju ke masyarakat. Berkenaan dengan meningkatnya kebutuhan air
bersih di masa mendatang, PDAM dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan air
bersih tersebut, dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang diinginkan serta
tekanan air yang mencukupi. Tanpa jaringan distribusi yang mencukupi maka hal
tersebut tidak akan mampu dipenuhi oleh PDAM. Dari hal-hal tersebut diatas maka
perlu adanya pengembangan jaringan distribusi air bersih PDAM untuk
memenuhinya.
Hal yang paling mendasar ikut mempengaruhi ketersediaan air pada suatu
daerah adalah kondisi geografis dan topografi dari daerah yang bersangkutan.
Sebagaimana terjadi juga pada Kabupaten Sidoarjo yang terletak di Jawa Timur.
Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 kecamatan, 322 desa dan 31
kelurahan. Sementara itu desa-desa di Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi desa
pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Di perkotaan sendiri
lingkungannya terbagi menjadi dua, yaitu perkampungan dan perumahan (Real
Estate). Dalam makalah ini akan dibahas perencanaan sistem distribusi air minum di
Desa Kemantren RW 02 yang berada di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
1.2 Tujuan
1) Memprediksi jumlah penduduk Desa Kemantren sampai tahun 2027.
2) Memprediksi kebutuhan air bersih Desa Kemantren sampai tahun 2027.
3) Merencanakan jaringan distribusi pipa air bersih di Desa Kemantren.
4) Menghitung dimensi pipa.
2
5) Menghitung besarnya tekanan hidrolik minimum.
6) Menghitung reservoir Desa Kemantren.
1.3 Manfaat
1) Dapat menghitung prediksi jumlah penduduk pada tahun 2027.
2) Dapat menghitung prediksi kebutuhan air bersih Desa Kemantren sampai
tahun 2027.
3) Dapat merencanakan suatu sistem jaringan distribusi pipa air bersih di
Desa Kemantren.
4) Dapat menghitung dimensi pipa.
5) Dapat menghitung besarnya tekanan hidrolik minimum.
6) Dapat menghitung reservoir di Desa Kemantren.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya jumlah air di dalam tetap dan mengikuti suatu aliran disebut
siklus hidrologi. Dengan adanya penyinaran matahari maka uap air ini akan menyatu
ditempat tinggi yang dikenal dengan awan. Oleh angin, awan ini akan dibawa
semakin tinggi dimana temperatur diatas semakin rendah yang menyebabkan
timbulnya titik air dan jatuh kebumi disebut hujan. Jika air ini keluar pada permukaan
bumi atau tanah maka air ini akan disebut dengan mata air. Air permukaan yang
mengalir dipermukaan bumi umumnya membentuk sungai-sungai dan jika melalui
suatu tempat rendah (cekung) maka air ini akan berkumpul disuatu danau atau telaga.
4
Tetapi banyak diantaranya air kembali ke laut kembali. Berdasarkan sumbernya air
dikelompokan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Air Atmosfer
Air angkasa adalah air yang terjadi karena proses penguapan yang kemudian
terkondensasi dan akhirnya jatuh sebagai air hujan, salju dan es. Dalam keadaan
murni, sangat bersihakan tetapi air angkasa ini memiliki sifat yang agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga hal ini
akan mempercepat terjadinya korosi atau karat. Akan tetapi air angkasa ini
memiliki sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi, yang berada
pada tempat atau wadah atas permukaan daratan yaitu sungai, rawa, bendungan
danau. Air permukaan dapat terjadi melalui tiga cara yaitu aliran permukaan
bumi, aliran air tanah, dan campuran dari keduanya. Air permukaan ada dua
macam yakni :
3. Air Sungai
Air sungai dalam penggunaannya sebagai air bersih haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang sangat tinggi.
5. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan. Selain air
sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga maupun kepentingan industri.
5
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tahan, demikian juga dengan sebagaian bakteri sehingga air
tanah ini akan jernih tetapi tidak lebih banyak mengandung zat-zat kimia tertentu
untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai
saringan.
6
ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
- Persyaratan kualitas air untuk air minum.
- Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
- Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air
tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
7
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas
air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air
bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3
Agustus 1977):
o Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
o Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang
terlebih dahulu dimasak.
o Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim
hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per
hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal
tersebut tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
8
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan,
yaitu pada pukul 06.00 – 18.00. yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran
tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6-1,2 m/dt. Ukuran pipa harus
tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus
tercukupi. Dengan analisis jaringan distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran
pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar
kuantitas aliran terpenuhi.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan
dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada
waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas
energi yang siap setiap saat.
9
dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan
menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi.
Kebutuhan air domestik dibagi menjadi dua sambungan langsung dan sistem
sambungan tidak langsung dan dibagi menjadi dua bagian yaitu sambungan halaman
dan kran umum.
10
2.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan non domestik ialah kebutuhan air bersih diluar kebutuhan rumah
tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain :
NO
URAIAN KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA
> 500.000 100.000 20.000 <
1.000.000 S/D S/D S/D 20.000
1.000.000 500.000 100.000
11
2 Konsumsi Unit
Hidran Umum 30 30 30 30 30
(HU) l/org/hr
3 Konsumsi Unit
Non Domestik 20 – 30 20 - 30 20 – 30 20 - 30 20 - 30
l/org/hr (%)
4 Kehilangan Air
(%) 20 – 30 20 - 30 20 – 30 20 - 30 20 - 30
5 Faktor Hari
Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor Jam
Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah Jiwa Per
SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah Jiwa Per
HU 100 100 100 100 100
9 Sisa Tekan
Dipenyediaan 10 10 10 10 10
Distribusi (mka)
10 Jam Operasi 24 24 24 24 24
11 Volume
Reservoir (% 20 20 20 20 20
Max Day
Demand)
12 SR : HR 50:50 s/d 50:50 s/d
80:20 80:20 80:20 70:30 70:30
13 Cakupan
Pelayanan (%) *) 90 90 90 90 **) 70
12
Sumber : Ditjen Cipta Karya; tahun 2000
25% perpipaan, 45% non perpipaan
Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V dan
beberapa sektor lain adalah sebagai berikut :
13
2.4.4 Kebutuhan Puncak
Fluktuasi pemakaian air bersih disebabkan oleh pemakaian yang tidak tetap
pada suatu waktu. Sering kali pemakaian air lebih besar dari pemakaian air rata-rata,
juga pada saat lain biasanya lebih kecil. Hal ini terjadi karena perbedaan kebutuhan
dalam pemakaian air bersih baik dalam jumlah atau kuantitas pemakaian.
Faktor pemakaian air untuk hari maksimum (F1) berkisar antara 1-1,5 dan fluktuasi
pemakaian air pada jam puncak (F2) berkisar antara 1,5-2,5. Dalam perencanaan
diambil F1 = 1,2 dan F2 = 2.
Untuk memperkirakan kebutuhan air pada jam puncak dan hari maksimum dihitung
berdasarkan:
- Kebutuhan Hari Maksimum
Qhr.max = Q rata-rata x faktor hari maksimum
- Kebutuhan Jam Puncak
Qjam.puncak = Qrata-rata x faktor hari puncak
14
seluruh daerah pelayanan. Sistem distribusi air bersih terdiri atas perpipaan, katup-
katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan
menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir
distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter
air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Kriteria perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang
direncanakan dapat memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta ekonomis. Sistem
distribusi air bersih bertujuan untuk mengalirkan/membagikan air bersih ke seluruh
daerah pelayanan dengan merata dan berjalan secara terus menerus sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Untuk kelancaran sistem pendistribusian tersebut, perlu
diperhatikan faktor-faktor berikut :
Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air
masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup.
Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan penduduk/konsumen dan dapat
melayani 24 jam.
Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke konsumen.
Sistem distribusi air bersih merupakan jaringan perpipaan yang mengalirkan
air bersih dari sumber/instalasi ke daerah pelayanan.
15
Setiap sambungan (fitting) harus diberi bantalan (trust block)
yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Ke dalam pipa minimal 90-120 cm untuk pipa diameter <
900 mm, dan 150 cm untuk pipa dengan diameter > 1000
mm.
Tekanan yang terjadi dalam pipa tidak boleh melebihi 70%
tekanan pipa yang yang diijinkan.
Tekanan minimum pada pipa induk adalah 1 kg/cm2.
16
Jaringan perpipaan distribusi air bersih dapat diklasifikasikan sebagai
berikut
Pipa Hantar Distribusi (Feeder System)
Pipa hantar dalam pipa distribusi biasanya memberikan bentuk
atau kerangka dasar sistem distribusi. Tidak dibenarkan sambungan
rumah pada sistem pipa hantar distribusi ini. Pipa hantar distribusi
dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Pipa Induk Utama (Primary Feeder)
Pipa induk utama merupakan pipa distribusi yang mempunyai
jangkauan terluas dan diameter terbesar. Pipa ini melayani dan
membagikan ke tiap blok-blok pelayanan di daerah pelayanan,
dan disetiap blok memiliki satu atau dua titik penyadapan
(tapping) yang dihubungkan dengan pipa induk sekunder
(secondary feeder). Secara fisik pipa induk utama dibatasi
dengan:
- Dimensinya direncanakan untuk dapat mengalirkan air sampai
dengan akhir perencanaan dengan debit jam puncak.
- Tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen.
- Jenis pipa yang dipilih harus mempunyai ketahanan tinggi.
b. Pipa Induk Sekunder (Secondary Feeder)
Merupakan pipa penghubung antara pipa induk dengan pipa yang
hirarki nya satu tingkat dibawahnya. Pipa ini meneruskan air dari
pipa induk utama ke tiap-tiap blok pelayanan. Pipa ini selanjutnya
mempunyai percabangan terhadap pipa servis. Secara fisik pipa
induk sekunder dibatasi sebagai berikut :
- Tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen
- Dimensi dihitung berdasarkan banyaknya sambungan yang
melayani konsumen.
- Kelas pipa yang dipergunakan sama atau lebih rendah dari
pipa induk utama.
17
Pipa Pelayanan (pipa tersier)
pipa yang menyadap dari pipa induk sekunder dan langsung
melayani konsumen. Diameter yang dipakai tergantung pada
besarnya pelayanan terhadap konsumen. Sistem pipa ini dibedakan
menjadi :
a. Pipa Cabang (Small Distribution Main)
Dapat mengalirkan langsung ke rumah dan dapat mengalirkan
ke pipa yang lebihkecil.
b. Pipa Service (Service Line)
Pipa ini merupakan pipa sambungan rumah.
18
Jenis pipa ini dibuat dari campuran semen dan asbes, diameter
terkecilnya yaitu 130 cm dan daya tahan tekannya 3,5 kg/cm2 sampai 14
kg/cm2, tidak dipengaruhi asam, asin dan tahan terhadap material yang
bersifat korosif Akan tetapi mempunyai kelemahan yakni mudah retak
dan pecah selam perjalanan angkutan serta tidak tahan terhadap beban
luar.
- DCIP (Ductile Cast Iron Pipe)
Jenis pipa yang terbuat dari besi tuang yang dilapisi oleh lapisan anti
korosi Jenis pipa ini sangat kuat, berat, tahan lama tetapi harganya
mahal.
- GIP (Galvanis Iron Pipe)
- Jenis pipa ini dibuat dari baja atau besi tempa, umumnya tahan terhadap
beban luar maupun dalam dan umumnya digunakan pada saluran-saluran
yang memerlukan tiang penyangga di bawah jalan kereta api atau jalan
raya serta pada perlintasan sungai (jembatan pipa) Pipa ini tidak tahan
terhadap material korosif dan memerlukan banyak waktu untuk
penyambungan serta mahal harganya.
- PVC (Poly Vynil Chloride)
Pipa ini bersifat fleksibel, panjang pipa biasanya 6 meter. PVC anti karat
dan tahan terhadap zat kimia serta tidak mudah terbakar, sehingga dapat
diterapkan dalam pemasangan di rumah-rumah. Konstruksi pipa PVC
ringan sehingga mudah dalam transportasi dan biayanya lebih ekonomis,
sering dipergunakan sebagai pelindung kabel listrik dan telekomunikasi
karena pipa ini mempunyai sifat non-konduktifitas elektrik yaitu tidak
menghantarkan arus listrik. Permukaannya licin sehingga tidak
menghambat aliran air dan dapat mengurangi timbulnya endapan.
4. Perlengkapan Pipa
Perlengkapan pipa berfungsi agar jaringan perpipaan berjalan
dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Beberapa
19
perlengkapan perpipaan beserta fungsinya dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Katup (valve) Berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam pipa
dan menghentikan aliran air terutama bila satu bagian jalur pipa
akan dites, diperiksa dan diperbaiki. Katup ditempatkan pada :
- Perlintasan pipa / jembatan pipa
- Pada setiap jarak 3000 m
- Setiap titik pengambilan / penyadapan, perubahan arah
aliran
- Titik penguras
b. Katup Pelepas Udara (Air Release Valve) Berfungsi untuk
membuang udara yang terakumulasi dalam pipa. Katup pelepas
udara ditempatkan pada :
- Tempat-tempat yang tinggi
- Jalur mendatar setiap jarak 75 m -100 m
- Jembatan pipa c.
c. Altitude Valve(Katup elevasi, pakai pelampung)
Digunakan pada tangki elevasi (menara air)., yang apabila tangki
terisi penuh akan menutup secara otomatis dan membuka jika
tekanan pada sistem distribusi lebih rendah daripada tekanan
dalam tangki.
d. Katup Penguras (Blow Oil Valves)
Berfungsi untuk menguras kotoran / Lumpur yang terakumulasi
pada pipa distribusi. Diameter blow off valve berkisar antara ¼ - ½
dan diameter pipa distribusi. Katup ini ditempatkan pada :
- Tempat - tempat yang rendah, dimana kotoran / lumpur akan
terakumulasi (akibat dari pengurasan / pembilasan pada pipa
dan interusi air jika terjadi perbaikan jaringan pada sistem
pipa)
- Ujung-ujung saluran yang mendatar dan menurun
20
- Penempatannya harus dekat dengan saluran pembuangan.
e. Blok penahan & Jangkar (Thrust Block & Angker)
Berfungsi untuk mengimbangi tekanan yang ditimbulkan oleh air,
sehingga peralatan (fitting) tidak bergerak jika diberikan tekanan.
Blok penahan ini akan memberikan atau memindahkan beban dan
fitting-fitting pada tanah sekitarnya. Penempatannya :
- Pada belokan
- Pada jalur pipa yang miring
- Pada perubahan dimensi pipa
- Ujung pipa
f. Sambungan (Fitting)
Berfungsi untuk :
- Menyambung pipa pada jenis dan ukuran pipa yang sama
ataupun berbeda, coupling joint, mechanical joint, reducer,
dsb.
- Mengubah dan membagi aliran digunakan : elbow/bend, tee,
cross joint, caps, plugs, atau blin flange.
g. Meter Air (Water Meter)
Berfungsi untuk mengukur kuantitas air yang digunakan oleh
konsumen. Ditempatkan pada :
- Sambungan ke rumah-rumah, digunakan untuk menghitung
pemakaian air perbulannya.
- Pada instansi, digunakan untuk mengetahui pemakaian air
oleh penduduk, mengetahui jumlah kebocoran air atau
mengevaluasi jumlah air yang hilang.
h. Stop Kran Berfungsi untuk mengatur aliran air pada saat operasi.
Penempatannya di titik awal pipa pelayanan dan dipasang seri
dengan water meter.
i. Kran Umum (Public Tap)
21
Berfungsi sebagai sarana pelayanan air bersih untuk keperluan
umum. Penempatannya ditentukan berdasarkan :
- Keadaan sosial ekonomi penduduk
- Kepadatan penduduk
- Kondisi daerah pelayanan
- Penempatan karan umum diusahakan pada daerah padat
penduduk yang tidak mungkin dilayani langsung.
j. Bangunan Perlintasan (Cross Way)
Dibuat apabila jaringan pipa melewati jalan raya, rel kereta api,
dan sungai.
22
Sistem jaringan perpipaan melingkar digunakan untuk daerah dengan karakteristik
sebagai berikut :
- Bentuk dan perluasannya menyebar ke seluruh arah
- Pola jaringan jalannya berhubungan satu dengan lainnya
- Elevasi tanahnya relatif datar
Kelebihan sistem jaringan perpipaan melingkar :
a. Setiap titik mendapat suplai dari dua arah.
b. Saat terjadi kerusakan pipa, air dapat disediakan dari arah lain.
c. Untuk memadamkan kebakaran, air tersedia dari segala arah.
d. Desain pipa mudah.
23
- Pola jalur jalannya tidak berhubungan satu sama lainnya.
- Luas daerah pelayanan relatif kecil.
- Elevasi permukaan tanah mempunyai perbedaan tinggi dan menurun secara
teratur.
Kelebihan Jaringan perpipaan Bercabang :
a. Sistem ini sederhana dan desain jaringan perpipaannya juga sederhana.
e. Dimensi pipa lebih kecil karena hanya melayani populasi yang terbatas.
b. Tidak cukup air untuk memadamkan kebakaran karena suplai hanya dari pipa
tunggal.
c. Pada jalur buntu, mungkin terjadi pencemaran dan sedimentasi jika tidak ada
penggelontoran.
24
- Terdapat daerah pelayanan yang terpencil dan elevasi tanah yang bervariasi
Kelebihan Jaringan perpipaan Kombinasi :
a. Air dalam sistem mengalir bebas ke beberapa arah dan tidak terjadi stagnasi
seperti bentuk cabang.
b. Ketika ada perbaikan pipa, air yang tersambung dengan pipa tersebut tetap
mendapat air dari bagian yang lain.
b. Membutuhkan lebih banyak pipa dan sambungan pipa sehingga lebih mahal.
25
digabungkan dengan sistem jaringan bercabang akan membentuk sistem yang
optimal, baik dari segi ekonomis maupun dari segi teknis karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2) Sistem Pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompan digunakan untuk meningkatkan tekanan
yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi
pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang
cukup di daerah yang tidak mempunyai beda tinggi yang cukup besar dan
relatif datar. Perlu diperhitungkan besarnya tekanan pada sistem untuk
mendapatkan sistem pemompaan yang optimal, sehingga tidak terjadi
kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem pengaliran, atau
kelebihan tekanan yang dapat mengakibatkan pemborosan energi dan
kerusakan pipa.
3) Sistem Kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem
pemompaandigunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan
selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat
terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian
rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata. Pada sistem kombinasi ini, air yang didistribusikan
dikumpulkan terlebih dahulu dalam reservoir pada saat permintaan air
menurun. Jika permintaan air meningkat maka air akan dialirkan melalui
sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.
26
BAB III
PEMBAHASAN
27
rejeki bukan mengurangi rejeki tersebut dan dapat diistilahkan untuk keselamatan
masyarakat desa. Keunggulan desa Kemantren dalah :
Ditempati stasiun kereta di stasiun Kemantren
Angkutan yang melalui desa Kemantren ada satu jurusan yang
menghubungkan antara Sidoarjo – Tulangan
Mayoritas masyarakat sudah berpendidikan dalam pengertian telah melek
akan pendidikan
28
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
keseluruhan di Desa Kemantren sebanyak 3.565 orang/jiwa. dan berikut ini jumlah
penduduk Desa Kemantren dalam 5 Tahun Terakhir tersaji pada Tabel 3.2
29
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
Jumlah Penduduk
Pekerjaan
Laki-laki Perempuan
Petani 172 Jiwa 27 Jiwa
Nelayan 0 Jiwa 0 Jiwa
Buruh Tani/Nelayan 62 Jiwa 40 Jiwa
Buruh Pabrik 1246 Jiwa 637 Jiwa
PNS 21 Jiwa 26 Jiwa
Pegawai Swasta 114 Jiwa 32 Jiwa
Wiraswasta/Pedagang 178 Jiwa 56 Jiwa
Lainnya 21 Jiwa 0 Jiwa
30
Tabel 3.7 Warga Penyadang Kebutuhan Khusus
Dari tabel di atas dapat kita ketahui. Bahwa berdasarkan jenis pekerjaan suatu
Desa bisa kita peroleh suatu gambaran ekonomi dalam Desa tersebut. Jenis pekerjaan
dalam Desa Kemantren yang paling dominan dimiliki oleh sektor buruh pabrik.
penduduk Desa Kemantren yang bergerak pada sektor buruh pabrik dimiliki oleh
1.883 jiwa.
Sedangkan untuk peringkat kedua dimiliki oleh kelompok pedagang. Artinya
bahwa masyarakat di Desa Kemantren banyak yang bergerak dalam dunia
perdagangan. Angka yang menunjukkan bahwa Warga Desa Kemantren bekerja
dalam sektor perdagangan sampai 234 Jiwa. Peringkat ketiga sektor pekerjaan yang
banyak dimiliki oleh kelompok warga Desa Kemantren adalah dalam sektor
Pekerjaan Petani
31
3.2.4 Aspek Keagamaan
Penduduk Desa Kemantren terdiri dari beberapa agama sebagaima agama
yang diakui oleh Negara. Keberagamaan agama itu memiliki penganut tersendiri.
Beberapa agama yang terdapat di Desa Kemantren dan jumlah pemeluknya terdiri
dari; Pertama, agama Islam dengan jumlah pemeluk 5.135 jiwa. Kedua, agama
Kristen dengan jumlah pemeluk 990 jiwa
Uraian singkat diatas, memberikan gambaran pada kita bahwa jumlah agama
berdasarkan penganutnya yang paling banyak terdapat pada agama islam.
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Agama Jumlah
Islam 2.875 Jiwa
32
dimana pusat perhatian publik tertuju, baik dari peserta Pemilihan Lurah/Kepala
Desa, pemantau Pemilkades, maupun warga yang ikut memilh.
Data Fasilitas umum dan sosial pada Desa Dampa’an sebagai berikut :
1. Balai desa 1
2. Sekolah 3
3. Masjid 1
4. Musholah 3
5. Industri Mikro/Kecil/Sedang 18
6. Puskesmas 1
7. Posyandu 4
8. TPS 1
9. Toko/Warung Klontong 23
10. Koprasi 1
a. Kawasan Perkampungan
Seperti diketahui Desa Kemantren sebagai perkampungan dengan lingkungan
yang asri dan nyaman. Perkampungan dilengkapi juga fasilitas umum dan sosial
lainnya.
33
b. Kawasan sekolah
Terdapat sekolah PAUD, TK dan MI di dalam Desa Dampa’an.
c. Kawasan Tempat Ibadah
Ada sebuah Masjid besar dan ada 3 unit Musholah dalam kawasan Desa
Kemantren.
r = 0,84 %
34
1. Jumlah Penduduk Desa Kemantren Dit : Pt.....?
RW 02 (jumlah penduduk setelah 10 tahun)
Diket : Po = 3.565 jiwa Jawab: Pt = Po (1+r)n
n = 10 tahun Pt = 414 (1+0,84%)10
r = 0,84 % Pt = 414 (1,0084)10
Dit : Pt.....? Pt = 414 (1,0873)
(jumlah penduduk setelah 10 tahun) Pt = 450 jiwa
n
Jawab: Pt = Po (1+r)
4. Jumlah Penduduk RT 03
Pt = 3.565 (1+0,84%)10
Diket : Po = 259 jiwa
Pt = 3.565 (1,0084)10
n = 10 tahun
Pt = 3.565 (1,0873)
r = 0,84 %
Pt = 3.876 jiwa Dit : Pt.....?
(jumlah penduduk setelah 10 tahun)
2. Jumlah Penduduk RT 01
Jawab: Pt = Po (1+r)n
Diket : Po = 236 jiwa
Pt = 259 (1+0,84%)10
n = 10 tahun
Pt = 259 (1,0084)10
r = 0,84 %
Pt = 259 (1,0873)
Dit : Pt.....?
(jumlah penduduk setelah 10 tahun) Pt = 282 jiwa
Jawab: Pt = Po (1+r)n 5. Jumlah Penduduk RT 04
Pt = 236 (1+0,84%)10
Diket : Po = 415 jiwa
Pt = 236 (1,0084)10
n = 10 tahun
Pt = 236 (1,0873)
r = 0,84 %
Pt = 257 jiwa Dit : Pt.....?
3. Jumlah Penduduk RT 02 (jumlah penduduk setelah 10 tahun)
Diket : Po = 414 jiwa Jawab: Pt = Po (1+r)n
n = 10 tahun Pt = 415 (1+0,84%)10
r = 0,84 % Pt = 415 (1,0084)10
35
Pt = 415 (1,0873) r = 0,84 %
Dit : Pt.....?
Pt = 451 jiwa
(jumlah penduduk setelah 10 tahun)
6. Jumlah Penduduk RT 05
Jawab: Pt = Po (1+r)n
Diket : Po = 423 jiwa
Pt = 315 (1+0,84%)10
n = 10 tahun
Pt = 315 (1,0084)10
r = 0,84 %
Pt = 315 (1,0873)
Dit : Pt.....?
Pt = 342 jiwa
(jumlah penduduk setelah 10 tahun)
Jawab: Pt = Po (1+r)n 9. Jumlah Penduduk RT 08
Pt = 423 (1+0,84%)10 Diket : Po = 415 jiwa
Pt = 423 (1,0084)10 n = 10 tahun
Pt = 423 (1,0873) r = 0,84 %
7. Jumlah Penduduk RT 06
Jawab: Pt = Po (1+r)n
Diket : Po = 400 jiwa
Pt = 415 (1+0,84%)10
n = 10 tahun
Pt = 415 (1,0084)10
r = 0,84 %
Pt = 415 (1,0873)
Dit : Pt.....?
(jumlah penduduk setelah 10 tahun) Pt = 451 jiwa
36
Pt = 443 (1,0873) Dit : Pt.....?
(jumlah penduduk setelah 10 tahun)
Pt = 482 jiwa
Jawab: Pt = Po (1+r)n
11. Jumlah Penduduk RT 10
Pt = 245 (1+0,84%)10
Diket : Po = 245 jiwa
Pt = 245 (1,0084)10
n = 10 tahun
Pt = 245 (1,0873)
r = 0,84 %
Pt = 266 jiwa
Po (penduduk
Pt (penduduk 2027)
No RT 2017)
Jiwa
Jiwa
1. Desa Kemantren 3.565 3876
2. RT 01 236 257
3. RT 02 414 450
4. RT 03 259 282
5. RT 04 415 451
6. RT 05 423 460
7. RT 06 400 435
8. RT 07 315 342
9. RT 08 415 451
10. RT 09 443 482
11. RT 10 245 266
37
3.5 Penentuan Kebutuhan Air Bersih Total
a. Penduduk di Desa Kemantren pada tahun 2027 sebanyak 3.876 jiwa.
b. Kebutuhan 150 (ltr/org/hari)
c. Kebocoran 20%
d. F hm diasumsikan 120%
e. F jm diasumsikan 200%
f. Kecepatan aliran yang digunakan adalah 1 m/dt.
a Kebutuhan Domestik
38
d Kebutuhan Air Rata-Rata Harian (Qrh)
Qrh = Q domestik + Q nondomestik + Q kebocoran
Qrh = 581,400 + 14.976 + 119.275,2
Qrh = 715651,2 lt/hari
= (715651,2 x 10-3 m3) / 86.400
= 0,0083 m3/detik
Tahun Q rh Q hm Q Peek
(m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
2027 0,00022 0,000264 0,01992
39
2. RT 9 BK 482 12,43 0,00247
3. RT 8 BJ 451 11,63 0,00231
4. RT 7 BI 342 8,82 0,00175
5. RT 6 BH 435 11,22 0,00223
6. RT 5 BG 460 11,86 0,00236
7. RT 4 BF 451 11,63 0,00231
8. RT 3 BE 282 7,27 0,00144
9. RT 2 BD 450 11,60 0,00231
10. RT 1 BC 257 6,63 0,00132
Jumlah 3.876 100 0,01992
PIPA INDUK AB
Q =AxV
Q = 0,25 x 𝝅 x D2 x V
0,01992= 0,25 x 3,14 x D2 x 1
D = √0.01992/(0,25 x 3.14 x 1)
D = 0,18 m
= 7,08 inch
1
=74 dim
40
5. RT 06 BH 435 11,22 0,00223 0,0601 1
22
41
Jalur perpipaan harus diatur sebagai berikut :
- Terletak di tanah pemerintah atau umum (misalnya di pinggir jalur
umum).
- Pipa yang menyebrangi jalan umum harus dilindungi
Setiap sambungan (fitting) harus diberi bantalan (trust block) yang
ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Kedalam pipa minimal 90-120 cm untuk pipa diameter <9000 mm, dan 150
cm untuk pipa dengan diameter > 1000 mm
Tekanan yang terjadi dalam pipa tidak boleh melebihi 70% tekanan pipa
yang diijinkan
Tekanan minimum pada pipa induk adalah 1 kg/cm2
42
3. Jenis pipa yang digunakan
a. Pipa Induk Utama (Primary System)
Pipa induk utama adalah pipa distribusi yang mempunyai jangkauan
terluas dan diameter terbesar. Pipa ini melyani jangkauan terluas dan
diameter terbesar. Pipa ini melayani dan membagikan ke tiap blok-blok
pelayanan di daerah pelayanan, dan setiap blok memiliki satu atau dua
titik penyadapan (tapping) yang dihubungkan dengan pipa induk sekunder
(secondary feeder). Pipa induk ini menggunakan pipa PVC (Poly Vynil
Chloride), karena pipa ini bersifat fleksibel, panjang pipa biasanya 6
meter. PVC anti karat dan tahan terhadap zat kimia serta tidak mudah
terbakar, sehingga dapat diterapkan dalam pemasangan dirumah-rumah.
43
e. Tipe pengaliran menggunakan sistem pemompaan dikarenakan beda
elevasi antara sumber sir atau instalasi dengan daerah pelayanan tidak
dapat memberikan tekanan yang cukup, sehingga air yang akan
didistribusikan dipompa langsung ke jaringan pipa system distribusi. Atau
dengan kata lain daerah Tulangan ini merupakan daerah dengan dataran
rendah.
Untuk diameter pipa yang lain dapat dihitung dengan cara seperti ini.
Untuk menghitung tekanan hidrolik minimum, maka system yang digunakan adalah
jaringan atau jalur yang terpanjang.
44
Jalur atas = ABCDEFGH
= AB + BC + BD + BE + BF + BG + BH
= 2 km + 3 km + 3,5 km + 3 km + 4 km + 4,5 km + 5,5 km = 25,5 km
(Terpanjang)
Jalur bawah = ABIJKL
= AB + BI + BJ + BK + BL
= 2 km + 4 km+ 3,5 km + 3 km + 2.8 km = 15,3 km
𝑄 1,85
Hf = (0,2785 𝑥 𝐷2,63 𝑥 𝐶)1,85 𝑥 𝐿
Ditanya : Hf AB = ?
𝑄 1,85
Jawab :Hf = (0,2785 𝑥 𝐷2,63 𝑥 𝐶)1,85 𝑥 𝐿
0,019921,85
Hf = (0,2785 𝑥 0,182,63 𝑥 140)1,85 𝑥 25.500
0,000713979
= 14,78399287 𝑥 25.500
Hf = 1,231499 m
Untuk perencanaan tekanan pipa terjauh agar distribusi air memenuhi maka :
45
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga ketersediaannya
sangat penting. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga,
tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Kebutuhan air bersih akan
terus meningkat seiring dengan perkembangan manusia. Dengan adanya pertumbuhan
penduduk, terjadi dinamika dalam masyarakat baik dalam segi kepadatan, sosial
maupun ekonomi, sehingga kebutuhan air bersih pun akan meningkat.
Hal yang paling mendasar ikut mempengaruhi ketersediaan air pada suatu
daerah adalah kondisi geografis dan topografi dari daerah yang bersangkutan.
Sebagaimana terjadi juga pada Kabupaten Sidoarjo yang terletak di Jawa Timur.
Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 kecamatan, 322 desa dan 31
kelurahan. Sementara itu desa-desa di Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi desa
pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Di perkotaan sendiri
lingkungannya terbagi menjadi dua, yaitu perkampungan dan perumahan (Real
Estate). Dalam makalah ini akan dibahas perencanaan sistem distribusi air minum di
Desa Kemantren RW 02 yang berada di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Kemantren adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Tulangan, Kabupaten
Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Desa Kemantren ini memiliki luas keseluruhan adalah
151.950 km2 (1 km = 100 hektar), sebagian besar Desa Kemantren sudah tidak berupa
hutan melainkan sebagian tanah kosong dan persawahan saja. Desa Kemantren
termasuk dataran rendah, oleh karena itu sebagian dari penduduk bermata
pencaharian sebagai petani.
46
Jumlah penduduk Desa Kematren berdasarkan hasil pendataan tahun 2017,
sebagaimana table di bawah ini :
47
DAFTAR PUSTAKA
Suriawaria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit
Alumni. Bandung.
Sutrisno, T. dan E. Suciastuti. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta
Jakarta.
48