Anda di halaman 1dari 7

Catatan Perkuliahan

Pertemuan Ke 4

Nama : Rully Aditya Wardhana

NIM : 344 035 151 17

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

Dosen : Ns. Asep Suryadin, M.Pd

Tanggal : 26 Februari 2018

Topik : Intervensi Gerontik

A. Aspek Fisik atau Biologis


1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak
mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
karena factor biologi.

• NOC I : Status nutrisi

• Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam


pasien diharapkan mampu:

a. Asupan nutrisi tidak bermasalah

b. Asupan makanan dan cairan tidak bermasalah

c. Energy tidak bermasalah

d. Berat badan ideal

• NIC I : Manajemen ketidakteraturan makan (eating disorder


management)
a. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk memuat
perencanaan perawatan jika sesuai.

b. Diskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat


badann, jika berat badan pasien tdak sesuia dengan usia dan
bentuk tubuh.

c. Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori


setiap hari supaya mencapai dan atau mempertahankan berat
badan sesuai target

d. Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien

e. Kembangkan hubungan suportif dengna pasien

f. Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan


makanan dan kenaikan atau pemeliharaan berat badan

g. Gunakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat


badan dan untuk menimimalkan berat badan.

h. Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku


yang mendukung peningkatan berat badan.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu


lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur
dan cemas

• NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam


pasien diharapkan dapat memperbaiki pola tidurnya dengan
criteria :

a. Mengatur jumlah jam tidurnya

b. Tidur secara rutin


c. Miningkatkan pola tidur

d. Meningkatkan kualitas tidur

e. Tidak ada gangguan tidur

• NIC : Peningkatan Tidur

a. Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien

b. Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya

c. Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik

d. Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum


jam tidurnya

3. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan


keterbatasan neuromuskular yang ditandai dengan waktu yang
diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk menahan pengosongan
bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan.

• NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam


diharapkan pasien mampu :

a. Kontinensia Urin

b. Merespon dengan cepat keinginan buang air kecil (BAK).

c. Mampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin secara


tepat waktu.

d. Mengosongkan bladde dengan lengkap.

e. Mampu memprediksi pengeluaran urin.

• NIC : Perawatan Inkontinensia Urin

a. Monitor eliminasi urin


b. Bantu klien mengembangkan sensasi keinginan BAK.

c. Modifikasi baju dan lingkungan untuk memudahkan klien


ke toilet.

d. Instruksikan pasien untuk mengonsumsi air minum


sebanyak 1500 cc/hari.

B. Aspek Psikososial
1. Coping tidak efektif b.d percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan
koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari
karakteristik atau hubungan.

• NOC I : koping (coping)

• Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien


secara konsisten diharapkan mampu:

a. Mengidentifikasi pola koping efektif

b. Mengedentifikasi pola koping yang tidak efektif

c. Melaporkan penurunan stress

d. Memverbalkan control perasaan

e. Memodifikasi gaya hidup yang dibutuhkan

f. Beradaptasi dengan perubahan perkembangan

g. Menggunakan dukungan social yang tersedia

h. Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologis

• NIC I : coping enhancement

a. Dorong aktifitas social dan komunitas

b. Dorong pasien untuk mengembangkan hubungan


c. Dorong berhubungan dengan seseorang yang memiliki tujuan
dan ketertarikan yang sama

d. Dukung pasein untuk menguunakan mekanisme pertahanan


yang sesuai.

• Kenalkan pasien kepada seseorang yang mempunyai latar


belakang pengalaman yang sama.

2. Isolasi social b.d perubhaan penampilan fisik, peubahan keadaan


sejahtera, perubahan status mental.

• NOC I : Lingkungan keluarga : internal ( family environment:


interna)

• Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien


secara konsiste diharapkan mampu:

a. Berpatisipasi dalam aktifitas bersama

b. Berpatisipasi dala tradisi keluarga

c. Menerima kujungan dari teman dan anggota keluarga besar

d. Memberikan dukungan satu sama lain

e. Mengekspresikan perasaan dan masalah kepada yang lain.

f. Mendorong anggota keluarga untuk tidak ketergantungan

g. Berpatisipasi dalam rekreasi dan acara aktifitas komunitas

h. Memecahkan masalah

• NIC I : Keterlibatan keluarga (Family involvement)

a. Mengidentifikasikan kemampuan anggota keluarga untuk


terlibat dalam perawatan pasien.

b. Menentukan sumber fisik, psikososial dan pendidikan pemberi


pelayanan kesehatan yang utama.
c. Mengidentifkasi defisit perawatan diri pasien

d. Menentukan tinggat ketergantungan pasien terhadap


keluarganya yang sesuai dengan umur atau penyakitnya.

C. Aspek spiritual
1. Distress spiritual b.d perubahan hidup, kematian atau sekarat diri atau
orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau pengasingan
social, kurang sosiokultural.

• NOC I : pengaharapan (hope)

• Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien


secara luas diharapkan mampu:

a. Mengekspresikan orientasi masa depan yang positif

b. Mengekspresikan arti kehidupan

c. Mengekspresikan rasa optimis

d. Mengekspresikan perasaan untuk mengontrol diri sendiri

e. Mengekspresikan kepercayaan

f. Mengekspresikan rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain

• NIC I : penanaman harapan (hope instillation)

a. Pengkaji pasian atau keluarga untuk mengidentifikasi area


pengharapan dalam hidup

b. Melibatkan pasien secara aktif dalam perawatan diri

c. Mengajarkan keluarga tentang aspek positif pengharapan

d. Memberikan kesempatan pasien atau keluarga terlibat dalam


support group.
• Mengembangkan mekanisme paran koping pasien

Anda mungkin juga menyukai