lumayan repot
Loading...
Rabu
evaluasi proyek
OLEH
MIFTAHUL ULUM
085110224
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2010/2011
oleh
nama mahasiswa : miftahul ulum
nomor mahasiswa : 085110224
pogram studi : ilmu ekonomi studi pembangunan
Daftar isi
Daftar isi i
Daftar tabel ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Maksud dan tujuan 2
1.3 kegunaan 2
BAB II
TINJAUAN ASPEK TERKAIT DENGAN PROFIL PROYEK 3
2.1 ASPEK THEKNIS 3
2.1.1 potensi perkebunan kelapa sawit 3
2.1.2 lokasi 4
2.1.3 sarana dan prasarana 4
2.1.4 analisa produksi 4
2.2 ASPEK PEMASARAN 6
2.3 ASPEK FINANSIAL 8
2.3.1 analisa finansial 8
2.4 ASPEK HUKUM 15
2.5 ASPEK EKONOMI 15
BAB III
3.1 KESIMPULAN 16
LAMPIRAN 17
Daftar tabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
Pada era globalisasi seperti ini tak dapat dipungkiri kebutuhan serta gaya hidup
masyarakat terus berkembang mengikuti perkembangan zaman . Kebutuhan akan materi juga tak
luput menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap indivindu. Serta kebutuhan
industri akan bahan baku juga meningkat pula. Termasuk kebutuhan pabrik kelapa sawit yang
merupakan salah satu penyumbang PAD terbesar diprovinsi riau. Untuk itu meningkatnya
permintaan akan kelapa sawit maka akan dibarengi dengan meningkatnya perkebunan
perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah tersebut. Baik berskala kecil,sedang maupun skala
nasional. Proyek perkebunan kelap sawit ini rencananya akan di adakan di desa koto damai
kecamatan kamapar kiri tengah kabupaten Kampar provinsi riau. Dengan luas ± 2 Ha lahan
masyarakat yang dapat dibebaskan ( dibeli ) dengan harga 20.000.000 @Ha. Dan dari tinjaun
lokasi yang telah dilakukan bahwa lokasi sangat memadai karena memenuhi syarat tempat
perkebunan, mulai dari ketrsedian bahan baku, transportasi, komunikasi serta keberadaan sarana
dan prasarana yang dpat mendukung kelancaran proyek serta keadaan geografis yang cocok
untuk dibudidayakan kelapa sawit. perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam
pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan
perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan
komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya. Peluang
pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan
semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai
industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa
pasar produk perkebunan.
Krisis ekonomi yang melanda daerah ini pada tahun 2000 telah memporak-porandakan
sendi-sendi ekonomi rakyat, namun yang tetap bertahan malahn mendapatkan keuntungan dari
dampak krisis ekonomi tersebut justru sektor perkebunan. Hal ini membuktikan bahwa sektor
perkebunan merupakan sektor yang masih bisa tetap bertahan meskipun kondisi perekonomian di
negeri ini di landa krisis. Sebagai contoh, petani kelapa sawit pada waktu krisis justru
mendatangkan keuntungan yang berlipat akibat harga sawit waktu itu justru meningkat. Dan
berbekal informasi serta trend terhadap permintaan CPO inilah petani mengembangkan usaha
perkebunan kelapa sawitnya.
Dengan menggunakan modal ± Rp 63.000.000,- pada tahun ke 4 petani sudah dapat
menikmati hasilnya. Jika dihitung berdasarkan cash flow yang dibuat, maka dalam kurun waktu
± 20 tahun petani dapat menikmati hasil kebunnya senilai Rp 1.014.039.000,- dan jika dikurangi
dengan modal awal,biaya operasional dan pemeliharaan serta hutang terhadap perbankan maka
petani dapat memperoleh hasil sebesarRp858.959.000,nett.
1.3 kegunaan
Adapun kegunaan studi kelyakan perkebunan kelapa sawit ini adalah;
1. Investor, memberikan informasi untuk berinvestasi, khususnya investasi di bidang perkebunan
kelapa sawit
2. Pemerintah, mengurangi tingginya angka pengangguran
3. Pemerintah daerah, meningkatkan pendapatan asli daerah, dengan masuknya investor untuk
membuka perkebunan kelapa sawit .
4. Masyarakat , dapat menampung tenaga kerja .
BAB II
TINJAUAN ASPEK TERKAIT DENGAN PROFIL PROYEK
2.1 ASPEK THEKNIS
2.1.1 potensi perkebunan kelapa sawit
Perkebunan kelapa sawit mempunyai potensi yang sangat tinggi, terutama
di provinsi riau dimana provinsi ini dikenal dengan sentra perkebunan kelapa sawit yang cukup
luas di indonesia. mengingat permintaan pasar akan minyak terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, hal ini pula lah yang mendasari masyarakat desa koto damai untuk terus
memperluas area perkebunan kelapa sawit mereka. Dimana desa koto damai ini mempunyai
keuntungan diantaranya, lokasi yang dekat dengan pabrik kelapa sawit (PKS), dekat dengan
ibukota kecamatan dan dekat dengan ibukota provinsi, sehingga memudahkan untuk melakukan
pencarian bahan baku maupun penjualan hasil produksi. Serta mempunyai kondisi tanah yang
juga cocok untuk melakukan penanaman kelapa sawit.
Lahan yang digunakan dalam proyek perkebunan kelapa sawit ini merupakan lahan
pribadi milik masyarakat tempatan, sehingga memudahkan pengurusan sertifikat di kemudian
hari, dan lahan yang digunakan ± 2 Ha dan masing masing Ha dibebaskan (dibeli ) dengan harga
Rp 20.000.000,- dalam keadaan semak belukar.
Sedangkan bibit yang digunakan adalah bibit yang telah mendapatkan sertifikat dari
dinas perkebunan provinsi riau, hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas bibit yang unggul,
sehingga bisa menekan biaya produksi di kemudian hari. dan bibit diambil dari daerah kubang
raya, dengan harga Rp 40.000,- per batang dan untuk lahan seluas ± 2 Ha tersebut membutuhkan
225 batang bibit kelapa sawit.
Adapun pupuk yang dipakai untuk perkebunan ini menggunakan pupuk yang ada
dipasran, tapi yang menggunakan label NON SUBSIDI, untuk menjamin keaslian pupuk
tersebut, dan pupuk yang digunakan juga menyesuaikan dengan keadaan tanaman serta umur
tanaman. agar tidak membuang biaya percuma seperti UREA,KCL, DOLOMITE, TSP, serta
pupuk kandang. Untuk intenstas pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Dan dilakukan
setelah turun hujan agar pupuk dapat berefek secara maksimal. Dan harga rata rata pupuk diatas
adalah Rp 300.000 per sak kecuali pupuk dolomite. Dan jumlah pupuk yang digunakan juga
bervariasi, tergantung pada kondisi tanaman maupun umur tanaman.
Untuk sumber daya manusia (tenaga kerja), proyek ini menggunakan masyarakt local,
untuk pembukaan lahan ( pembersihan lahan) proyek ini menggunakn tenaga penggerak manusia
(babat), dan untuk biaya tenaga kerja diupah Rp 60.000 nett @ hari. Sedangkan untuk borongan
maka diupah per Ha sebesar Rp 750.000, sedangkan jika tanaman sudah menghasilkan maka
tenaga kerja diupah sebesar Rp 100.000 per ton. Dan terus menyesuaikan dengan keadaan
ekonomi. Selain itu keberhasilan proyek ini juga tak lepas dari peranan dinas dinas perkebunan
yang memberikan penyuluhan terhadap pemilik maupun pekerja perkebunan tersebut. Dalam hal
ini juga diperlukan pengawasan terhadap tenaga kerja tersebut.
Sedangkan untuk pemasaran kelapa sawit pemilik tak perlu bingung lagi karena sudah
ada lembaga yang telah terbentuk di desa tersebut (KUD setia kawan) yang khusus menangani
masalah kelapa sawit di desa tersebut. Sehingga memudahkan pemilik untuk menjual hasil
kebunnya.
Serta dengan menggunakan data data yang telah diperoleh maka dapat dibuat analisa
perincian hutang dan bunga, cash flow dan kreteria layak atau tidak layaknya proyek ini
menggunakan criteria investasi dengan discounted criteria,diantaranya
1. Nett present value (NPV)
2. Benefit cost ratio (B/C)
3. Nett benefit cost ratio ( nett B/C) dan
4. Internal rate of return ( IRR)
1. Jumlah investasi yang dbutuhkan Rp 63.000.000,- dan dari jumlah tersebut biaya sendiri adalah
sebesar Rp 25.000.000,- dan Rp 38.000.000 di pinjam dari BPR
2. Hasil dari tahun 0-3 = 0 dan tahun 4-6 = 30.600.000 dan tahun 7 – 15 ; Rp 51.000.000,- serta
tahun 16 – 25 ; 81.600.000 dan diperkirakan proyek berumur 25 tahun dengan nilai sisa (salvage
value) sebesar Rp 80.000.000,- (untuk tanah)
3. Biaya biaya, terdapat pada biaya operasional dan pemeliharaan, tahun I ; Rp 52.000.000,- tahun
ke 2; Rp 8.000.000,- tahun ke 3 – 5 ; 10.000.000,- tahun ke 6 – 15 ; Rp 16.000.000,- dan tahun
ke 7 – 25 ; sebesar RP 18.000.000,- dan diperkirakan berdasr cash flow yang di ajuka. pihak
bank dapat menyetujui kredit sebesar 40.000.000,- dengan persyaratan bunga constan sebesar
12% per tahun, pembayaran kembali selama 4 tahun belum termasuk masa tenggang (grace
period), dan diberi masa tenggang selam 2tahun, dan bunga tetap dibayar
4. Pajak atas keuntungan adalah sebesar 2.5% per tahun.
168.0772
= 12% + *3%
307.9962
12 % + 0.54571 * 3%
=
= 12% + 0.01637
= 12.01637
NPV = dengan menggunakan analisa rumus diatas maka
kemampuan pryek untuk mengeembalikan dana kepada pihak bank hanya sampai tingkat bunga
12.01% saja. Dengan kata lain proyek mampu mengembalikan dana pada pihak perbankan ketika
suku bunga mencapai 12.01 % . hal ini terjadi karena kurun waktu proyek yang cukup lama.
Sedangkan tenor yang diberikan hanya bertempo ± 4 tahun tidak termasuk masa tenggang (grace
period). Dan besarnya modal awal juga sangat mempegaruhi kemampuan proyak untuk
mengembalikan kredit pada bank.
2.4 ASPEK HUKUM
Dilihat dari proyek yang dilaksanakan dan luasnya proyek maka, dalam studi
kelayakan proyek ini tidak membutuhkan surat izin usaha maupun surat izin dari instansi
pemerintahan, hanya saja perlu diperhatikan dampak lingkungan yang terjadi akibat perluasan
usaha perkebunan ini. Artinya usaha perkebunan kelapa sawit di desa koto damai sah dan legal
karena tak menyalahi aturan perundang undangan. Dan hukum adat setempat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa dilahat dari aspek
finansialnya proyek perkebunan kelapa sawit ini layak untuk di jalankan, karena telah sesuai
dengan standart standart yang telah ditentukan, selain itu proyek ini juga memberikan manfaat
yang besar pada masyarakat sekitar, dengan adanya proyek ini maka di harapakan agar
kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar serta
peningkatan permintaan dunia akan minyak crude palm oil (CPO) maka usaha perkebunan
kelapa sawit ini masih memberikan keuntungan, baik personal maupun nasional.
Meskipun memerlukan dana yang besar pada awal periode namun proyek perkebunan ini
memberikan keuntungan yang besar pada akhir periode, sehingga proyek ini dapat di rasakan
manfaatnya setelah proyek berjalan ± 7tahun, mengingat kelapa sawit merupakan suatu tanaman
yang mempunnyai waktu panen dalam jangka panjang. Menimbang besarnya biaya diawal
periode maka investor atau petani di harapkan mempunyai usaha sampingan untuk menutupi
biaya biaya daiawal periode tersebut. Dalam proyek ini petani memanfaatkan lahan yang masih
baru tersebut untuk di Tanami semangka, dan memutuskan proyek masih dapat dilaksanakan,
karena perkebunan merupakan suatu investasi jangka panjang yang minim akan resiko, dan
memberikan keuntungan yang berkelanjutan dalam tempo waktu tertentu.