Anda di halaman 1dari 12

HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN

Withdrawal of Motor Vehicles By Financing Companies Against Debtors Who Have Bad Credit
(Wanprestasi) With Fiduciary Guarantee Judging From Juridical Aspects
( Case study Withdrawal Of Motor Vehicles Who Have Bad Credits )
ARTIKEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis & Lingkungan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
Judul Makalah : Withdrawal of Motor Vehicles By Financing Companies
Against Debtors Who Have Bad Credit (Wanprestasi) With
Fiduciary Guarantee Judging From Juridical Aspects
( Case Study Withdrawal Of Motor Vehicles Who Have Bad
Credits )

Nama Mahasiswa : Siti Kirana Rachma

No. Induk Mahasiswa : 43217010011

Program Studi : Akutansi S1

Kelas : Reguler 1

No. absen : 17

Dosen pengampu,

Veralita Amirtrianti
Withdrawal of Motor Vehicles By Financing Companies Against Debtors Who Have Bad Credit
(Wanprestasi) With Fiduciary Guarantee Judging From Juridical Aspects

(Case Study Withdrawal Of Motor Vehicles Who Have Bad Credits)


Oleh : Siti Kirana Rachma
Nim : 43217010011
( Mahasiswa Mercubuana Jakarta )

Pendahuluan
Dalam kehidupan tidak dipungkiri lagi bahwa setiap manusia memerlukan alat transportasi yang
dalam hal ini berupa kendaraan bermotor. Pada era modern seperti saat ini kebutuhan untuk
memiliki kendaraan bermotor adalah sesuatu yang berangsur menjadi sebuah kebutuhan primer.
Hal tersebut didasari akan kegiatan manusia yang semakin dinamis dalam kaitannya untuk
menunjang kegiatan ekonomi, pemenuhan kebutuhan hidup, keperluan bisnis, serta berbagai
aktivitas sehari-hari lainnya. Dampak dari perubahan kebutuhan tersebut berimbas pada adanya
peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cukup signifikan khususnya di Indonesia setiap
tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor yang masih
beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun 2013 mencapai 104,118,969 unit, naik sebelas persen
dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 yang hanya berjumlah 94,373,324 unit. Data tersebut
dapat menjadi bukti nyata bahwa setiap tahunnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan
kendaraan bermotor semakin meningkat.
Selain kebutuhan manusia akan kendaraan bermotor, kebutuhankebutuhan manusia di bidang
lainnya pun ikut meningkat, hal ini menimbulkan kemungkinan biaya yang harus dikeluarkan
dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat dibayarkan secara tunai dan lunas
pada saat itu juga. Kebanyakan orang akhirnya memilih untuk memanfaatkan fasilitas
pembayaran secara berangsur (kredit). Kredit sebagai salah satu aktivitas ekonomi yang
berkembang cukup pesat di Indonesia telah memberi berbagai kemungkinan guna
mempermudah lalu lintas ekonomi di berbagai sektor, sebagai contoh adalah kredit pembelian
kendaraan bermotor.
Seiring dengan perkembangan sistem pembayaran secara berangsur (kredit), tentunya juga
melahirkan berbagai jenis lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan (finance) merupakan
istilah yang relatif lebih baru dibandingkan dengan lembaga perbankan. Kegiatan usaha lembaga
pembiayaan menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana dan
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Perkembangan
sistem pembayaran serta lahirnya berbagai jenis lembaga pembiayaan tentunya dapat
memunculkan permasalahanpermasalah baru. Sistem pembayaran secara berangsur
memungkinkan terjadinya kredit macet dalam perjanjian sewa guna usaha (leasing) sebagai salah
satu bentuk lembaga pembiayaan, dan memicu perusahaan pembiayaan sebagai kreditur untuk
melakukan penarikan paksa terhadap benda bergerak yang berada di tangan debitur yang banyak
dilakukan secara sewenang-wenang tanpa mematuhi peraturan dan ketentuan hukum yang
berlaku di Indonesia. Terkait dengan penarikan kendaraan bermotor khususnya bagi para debitur
yang mengalami kredit macet dengan jaminan tentunya memiliki pengaturan yang berbeda.
Dalam hal ini jaminan yang dimaksud adalah jaminan fidusia yang diatur dalam Undang-undang
No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
Lembaga jaminan fidusia yaitu lembaga jaminan bagi bendabenda bergerak yang berbeda
dengan lembaga gadai karena penguasaan benda objek jaminan tetap berada di tangan debitur.
Hasil Dan Diskusi
Hukum Pembiayaan
Hukum pembiayaan adalah hukum yang mengatur suatu kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran ataupun berkala oleh konsumen.

Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan merupakan lembaga yang membiayai suatu usaha tertentu atau individu.
Pembiayaan ini dilakukan dengan memberikan dana keperusahaan tersebut yang bisa berbentuk
dana tunai atau uang bisa juga dalam bentuk barang modal. Lembaga pembiayaan ini kegiatan
usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Dasar Hukum
× Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang
Perusahaan Pembiayaan.
× Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK).
× Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka
Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan.
Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan meliputi :

1. Modal Ventura

Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan/ penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) / Sebagai pasangan usahanya untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

2. Sewa Guna Usaha

Sewa Guna Usaha ( Leasing Company) Adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara finance lease maupun
operating lease, untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pengertian lain dari Sewa Guna Usaha
yaitu “leasing”, dimana leasing itu berasal dari kata lease (inggris) yang berarti
menyewakan. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

3. Kartu Kredit

Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi,
termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana
kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau
penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban
pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card)
ataupun secara angsuran.

4. Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk


pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran. Selain itu pengertian lainnya Pembiayaan konsumen adalah suatu pinjaman
atau kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian
barang dan jasa yang akan langsung dikonsumsikan oleh konsumen, dan bukan untuk
tujuan produksi atau distribusi. Perusahaan yang memberikan pembiayaan diatas,
disebut perusahaan pembiayaan konsumen (Customer Finance Company).

5. Anjak Piutang

Anjak Piutang atau Factoring adalah Anjak kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut.

Untuk memberikan kepastian hukum bagi lembaga pembiayaan dan konsumen sehubungan
dengan penyerahan hak milik atas kendaraan bermotor dari konsumen secara kepercayaan
(fidusia) kepada perusahaan pembiayaan, Menteri Keuangan RI menerbitkan Peraturan Menteri
Keuangan RI (PMK) No.130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi
Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor
dengan Pembebanan Jaminan Fidusia yang mulai berlaku pada 7 Oktober 2012.10 Dalam
Peraturan Menteri Keuangan RI (PMK) No.130/PMK.010/2012 disebutkan bahwa perusahaan
pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan
pembebanan jaminan fidusia wajib mendaftarkan jaminan fidusia tersebut pada kantor
pendaftaran fidusia paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal pembiayaan
konsumen.
Perusahaan pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan
bermotor apabila kantor pendaftaran fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan
menyerahkan kepada perusahaan pembiayaan. Penarikan benda jaminan fidusia berupa
kendaraan bermotor oleh perusahaan pembiayaan wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan
sebagaimana diatur dalam Undangundang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia (UUJF) dan
telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor.
Pada saat melakukan penarikan kendaraan bermotor yang dijamin dengan jaminan fidusia,
penerima fidusia yaitu Perusahaan pembiayaan wajib memberikan tembusan sertifikat jaminan
fidusia yang diserahkan kepada debitor / konsumen (penerima fasilitas). Dengan adanya
sertifikat jaminan fidusia perusahaan pembiayaan mempunyai hak secara penuh untuk
melakukan eksekusi terhadap benda yang dijadikan obyek jaminan fidusia. Setelah penarikan
kendaraan bermotor dilakukan, akan dibawa kendaraan (unit) yang ditarik tersebut ke gudang
tempat obyek jaminan fidusia dari debitur / konsumen (penerima fasilitas) yang juga ditarik
karena memiliki permasalahan tunggakan angsuran (kredit macet) disimpan sementara waktu
untuk kemudian dilakukan taksasi pada kendaraan tersebut. Setelah taksasi unit dilakukan oleh
pihak gudang, debitur / konsumen (penerima fasilitas) akan menerima undangan untuk
menyelesaikan permasalahan tunggakan angsuran (kredit macet).
Namun, dalam proses penarikan kendaraan di lapangan tentunya tidak semudah teori maupun
ketentuan yang ada. Seringkali di tengah proses pelaksanaan penarikan kendaraan bermotor
terjadi permasalahanpermasalahan yang tidak terduga. Permasalahan-permasalahan tersebut
dapat berupa:
a. Kendaraan bermotor digadaikan, dipindah tangankan, dan dijual;
b. Debitur / konsumen (penerima fasilitas) tidak diketahui keberadaannya;
c. Perlawanan yang dilakukan debitur / konsumen (penerima fasilitas) pada saat dilakukan
penarikan obyek jaminan fidusia;
d. Perusahaan pembiayaan tidak dapat menunjukkan sertifikat jaminan fidusia saat akan
melakukan penarikan obyek jaminan fidusia;
e. Identitas obyek jaminan fidusia telah diubah.
Solusi mencegah terjadinya kasus :
1. Ketahui Total Utang Tertunggak yang Anda Miliki
Sebelum mencari tahu cara mengatasi kredit macet, tentu saja langkah pertama harus
diawali dengan mengetahui total tagihan yang masih belum terbayarkan. Jika Anda
memiliki beberapa utang sekaligus, pastikan untuk menghitung secara teliti. Tidak lupa,
perhatikan juga berapa besar bunga, serta biaya-biaya lain yang harus diperhatikan
seperti denda keterlambatan atau biaya administrasi yang juga wajib dibayarkan. Jika
memang masih memiliki tabungan untuk mulai melunasi tunggakan.
2. Pemahaman Terhadap Leasing
Kita harus memahami dulu konsep leasing itu apa, dengan menyicil walaupun kurang 1
kali cicilan, maka kita belum berhak sama sekali atas kendaraan (motor,mobil) tersebut,
karena konsep leasing adalah pinjam pada dasarnya, jadi kita seolah - olah meminjam
mobil tersebut kepada leasing sampai masa tenor berakhir, dan setelah masa tenor
berakhir maka barulah mobil tersebut diserahkan oleh leasing secara resmi kepada kita.
3. Pemberlakuan Peraturan Fidusia
Nasabah atau debitur yang melakukan pembelian kendaraan (motor,mobil) melalui
sistem kredit ini nantinya akan didaftarkan secara fidusia. Peraturan fidusia ini sendiri
berlaku sangat kuat karena debitur dan kreditur akan didaftarkan ke Kemenkum HAM.
Dengan demikian secara resmi perusahaan leasing dan konsumen bersangkutan saling
terikat dan memiliki perjanjian yang harus dijalani. Misalkan untuk debitur, mereka
nantinya akan mendapatkan sertifikat fidusia, di mana dalam perjanjian kendaraan yang
telah dipegang atas nama mereka tidak boleh dialihkan sepihak.
Contoh Kasus
Tarik Paksa Mobil Konsumen, Disperindag Pekanbaru akan Periksa Perusahaan
Pembiayaan ACC
Pekanbaru, berazamcom : Cara sebuah perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor roda empat, Astra
Credit Companies (ACC) yang menarik kendaraan dan menerapkan biaya tinggi diluar kesepakatan disikapi
negatif oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru. Hal ini dikatakan Kepala
Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Pekanbaru Mas Irba
Sulaiman. "Semua kelengkapan administrasi dari perusahaan (ACC) itu akan kami periksa. Termasuk
gudang (menahan mobil) perusahaan," kata Mas Irba, Jumat (4/8/2017).

Irba mengatakan hal tersebut usai mendengar laporan masyarakat kota berjuluk Madani itu menjadi
korban sikap sewenang-wenang perusahaan tersebut. Korban bernama Fezi Alvero (29), merupakan salah
satu konsumen ACC. Dalam perkara ini Fezi mengambil sebuah mobil bak terbuka untuk kegiatan usaha
melalui perusahaan itu.

Media pekan ini, mobil yang ia kendarai membawa sayuran dihentikan oleh enam orang "mata elang"
atau debt collector. Mobil untuk mencari nafkah selanjutnya ditarik oleh perusahaan karena saat itu
memang menunggak tiga bulan. Usai tunggakan dibayar, perusahaan justru tetap tidak menyerahkan
kendaraan itu ke Fezi, melainkan meminta uang tambahan sebesar Rp8,5 juta di luar biaya kredit yang
telah dibayar. Perusahaan mengklaim uang tersebut adalah kebijakan manajemen, yang sebelumnya
korban mengaku tidak pernah ada perjanjian seperti itu. Bahkan, dari pengakuan Fezi, aksesoris
kendaraan yang digunakan untuk mengangkut sembako itu turut dicopot oleh perusahaan. Kini, Fezi harus
menyiapkan uang sejumlah Rp8,5 juta, diluar beban kredit untuk dapat mengambil kendaraannya.

Irba menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan itu. Dia turut mempertanyakan biaya
sebesar Rp8,5 juta tersebut. "Itu kan bisa disebut pemerasan," ujarnya. Lebih jauh, pihaknya akan
menurunkan tim untuk mengusut hal tersebut, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Sementara itu,
salah seorang karyawan ACC bagian penarikan mobil serta yang membebankan uang Rp8,5 juta
mengaklaim bahwa kebijakan itu adalah regulasi perusahaan. "Itu kebijakan perusahaan. Kalau lebih jelas,
silahkan tanya pimpinan saya. Tapi yang bersangkutan sedang tidak berada di sini, jadi silahkan tunggu,"
kata pegawai bernama Gunawan itu.

Namun belakangan Gunawan tidak kunjung memfasilitasi pewarta untuk bertemu pimpinan perusahaan,
melainkan menghilang dengan alasan keperluan istirahat siang. Sementara kendaraan korban kini masih
dalam keadaan ditahan oleh perusahaan, dan belum ada kejelasan terkait hal tersebut.
Bad Credit Can Double The Cost Of Your Next Car (Kredit Buruk Dapat Menggandakan
Biaya Mobil Berikutnya)
Bagi mayoritas orang dewasa Amerika, mobil adalah kebutuhan kehidupan sehari-hari. Dari berangkat ke
kantor untuk bekerja dengan menjalankan tugas dan banyak lagi - kecuali Anda tinggal di kota di mana
segala sesuatu berada dalam jarak berjalan kaki atau Anda memiliki sistem transportasi umum yang luar
biasa - tidak ada kebutuhan untuk mendapatkan mobil. Masalah besar yang banyak dari kita miliki, adalah
bahwa mereka sangat mahal untuk dibeli.

Bagi kebanyakan orang Amerika, membeli mobil baru adalah bagian dari impian mereka. Tetapi dengan
harga rata-rata $ 36.270, mobil baru bukanlah sesuatu yang kebanyakan dari kita dapat membayar di
muka. Anda harus membiayainya. Dan di situlah kredit buruk dapat menggandakan biaya mobil Anda
berikutnya.

Perbedaan bahwa beberapa poin persentase dapat membuat jumlah total yang besar yang harus Anda
bayar, dan juga dalam pembayaran bulanan yang harus anda lakukan.

Satu pertanyaan yang tidak pernah dijawab di dealer. "Berapa banyak yang ingin Anda bayar sebulan
untuk mobil Anda?" Di sinilah mereka benar-benar mendapatkan Anda. Dan dengan mendapatkan Anda,
berarti bahwa mereka menjual mobil yang benar-benar tidak boleh Anda beli, mengingat jumlah bunga
yang harus Anda bayarkan. Dealer memiliki setiap insentif untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman
Anda sebanyak mungkin, semakin lama Anda melakukan pembayaran bulanan, semakin banyak Anda
membayar bunga. Untuk seseorang dengan kredit macet, dan 14,99% dari pinjaman mobil mereka.

Potensi penyalahgunaan dan predator peminjaman sudah terlalu tinggi. Jika Anda memiliki kredit macet,
itu secara otomatis akan menghabiskan lebih banyak biaya dalam jangka panjang. Tetapi jika Anda
memiliki kredit macet dan membutuhkan waktu lebih lama untuk melunasi pinjaman Anda, itu adalah
skenario terburuk, dan Anda dapat dengan mudah membayar dua kali lipat lebih banyak untuk mobil baru
Anda. Lain kali Anda masuk ke dalam dealer itu, jangan terjebak dalam percakapan tentang seberapa
banyak Anda mampu membayar per bulan, berbicara dalam hal suku bunga, dan berjuang untuk setiap
pecahan-dari berapa persen yang bisa Anda dapatkan.
Kesimpulan
Di zaman reformasi ini, yang sangat tidak dibenarkan melakukan tindakan represif dalam
menyelesaikan masalah dengan konsumen (debitur), yang berakibat kredit macet. Meskipun bagi
perusahaan pembiayaan kasus seperti ini bukan kasus yang baru, banyak kasus yang serupa tapi
tak sama, yang mengakibatkan kredit macet di perusahaan pembiayaan.
Sebenarnya pada transaksi pembiayaan konsumen kendaraan bermotor (motor, mobil)
melibatkan tiga pihak, yaitu pihak kreditur/perseroan/ si berpiutang selaku badan usaha yang
melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen (motor mobil) dengan
sistem pembayaran atau angsuran atau berkala. Debitur/peminjam/nasabah si berutang selaku
orang yang menerima fasilitas pembiayaan dari kreditur guna pembelian kendaraan
bermotor. Dealer/showroomadalah perusahaan yang menyediakan barang kebutuhan
konsumen (motor, mobil) dalam rangka pembiayaan konsumen. Sedangkan hubungan pihak
konsumen dengan pihak perusahaan pembiayaan terjadi dikarenakan adanya undang-undang
yang dibuat oleh pihak perusahaan dan pihak konsumen yang dituangkan dalam surat perjanjian
utang-piutang, yakni perjanjian pembiayaan konsumen dengan cara penyerahan hak milik
secara fidusia.
Pasal 6 PMK No. 130/PMK.010/2012 menyebutkan bahwa, perusahaan pembiayaan yang telah
melakukan perjanjian pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan
jaminan fidusia sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dapat melakukan pendaftaran
jaminan fidusia sesuai kesepakatan dalam perjanjian pembiayaan konsumen antara Perusahaan
Pembiayaan dengan konsumen.
Perusahaan pembiayaan yang melanggar akan dikenakan sanksi berupa :
1. Pasal 4 PMK No. 130/PMK.010/2012 :
a. peringatan
b. pembekuan kegiatan usaha, atau
c. pencabutan izin usaha.
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, perusahaan yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal
14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f di pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.
Referensi
Shavira Ramadhanneswari, R. Suharto, Hendro Saptono, Penarikan Kendaraan Bermotor Oleh
Perusahaan Pembiayaan Terhadap Debitur Yang Mengalami Kredit Macet (Wanprestasi)
Dengan Jaminan Fidusia Ditinjau Dari Aspek Yuridis, Semarang : Diponegoro Law Journal. 2017
Idham Manaf, Analisis Hukum Tentang Lembaga Pembiayaan, Lampung : Fakultas Hukum
Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai. 2015
Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2004.
Beck, T., Demirgüç-Kunt, A., Maksimovic, V., 2002. Financial and legal institutions and firm size.
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., Vishny, R.W., 1998. “Financial Institution” Law and finance.
Journal of Political Economy 106, 1113-1155

Fordham Journal of corporate & financial law, “Financial Institution”(1999).


http://www.berazam.com/read-501-1084-2017-08-04--tarik-paksa-mobil-konsumen-
disperindag-pekanbaru-akan-periksa-perusahaan-pembiayaan-acc-.html
https://www.forbes.com/sites/startswithabang/2018/05/01/this-is-how-bad-credit-can-
double-the-cost-of-your-next-car/#5b22c90a37da
WWW.Wikipedia.Org
http://www.tappdf.com/post/

Anda mungkin juga menyukai