DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Konformasi Molekul Organik”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ilmiah tentang Konformasi Molekul Organik ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana kestabilan Sikloalkana?
4. Bagaimana peralihan dari Proyeksi Fischer, Haworth dan Kursi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Enantiomer, Diastereomer dan Epimer
2
BAB II
ISI
a. Siklopropana
Pada siklopropana, dengan hanya tiga atom karbon, tentu saja berbentuk
planar atau datar (sebab tiga titik menentukan satu bidang). Ikatan C-C-C
mempunyai sudut 60o, jauh kurang dari sudut normal 109,5o. Atom hidrogen
terletak di atas dan di bawah bidang karbon, dan hidrogen pada karbon yang
bersebelahan berada dalam keadaan tumpang tindih. Karena regangan yang paling
3
tinggi berasal dari sudut kecil 60o (yang dipaksakan untuk mencapai 109,5o),
maka siklopropana bersifat sangat reaktif dibanding sikloalkana yang lainnya.
(a.) rumus 3 dimensi, (b.) konformasi, (c.) proyeksi Newman dari molekul
siklobutana
4
(a.) rumus 3 dimensi, (b.) konformasi, (c.) proyeksi Newman dari molekul
siklopentana
c. Sikloheksana
5
Pada konformasi kursi, terdapat dua jenis posisi atom H yang berbeda,
yaitu aksial dan ekuatorial. H aksial terletak di bawah dan di atas bidang yang
dibentuk oleh cincin atom karbon, sedangkan H ekuatorial terletak di sepanjang
bidang (satu bidang) dengan atom karbon. Adapun letak H aksial dan H ekuatorial
pada konformasi kursi dapat dilihat pada gambar berikut:
6
Tabel di bawah merangkum terjemahan antara proyeksi Fischer, proyeksi
Haworth, dan konformasi kursi. Terjemahan untuk konformasi kursi digunakan
untuk menentukan konfigurasi α dan β dan hanya memperhatikan substituen
karbon anomerik. Terjemahan proyeksi Fischer dan Haworth berlaku untuk semua
substituen pada rantai karbon.
7
2.4 Enantiomer, Diastetreomer dan Epimer
a. Enantiomer
Jenis stereoisomeri yang lain adalah isomeri konfigurasi atau isomer optis.
Isomeri konfigurasi terjadi pada molekul yang tidak mempunyai bidang simetri.
Bidang simetri adalah bidang imajiner yang membagi molekul menjadi dua
bagian yang satu sama lain adalah bayangan cerminnya. Salah satu ciri molekul
yang tidak mempunyai bidang simetri adalah pada molekul tersebut terdapat atom
karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Atom karbon seperti itu disebut
atom karbon kiral atau asimetris. Sebagai contoh, atom karbon nomor 3 pada
molekul 3-kloro-2-metilpentana adalah atom karbon kiral, karena mengikat empat
gugus berbeda, yaitu H, CH2CH3, Cl, dan CH(CH3)2. Atom karbon kiral atau
pusat kiral seringkali diberi tanda *.
Molekul yang mempunyai pusat kiral tidak mungkin mempunyai bidang simetri,
seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
8
kloropropana mempunyai bidang simetri yang membagi molekul menjadi dua
bagian identik 2-klorobutana tidak mempunyai bidang simetri yang membagi
molekul menjadi dua bagian identik. kloropropana merupakan contoh molekul
akiral. Sebaliknya, pada 2-klorobutana yang mempunyai pusat kiral tidak terdapat
bidang simetri. Molekul yang mempunyai pusat kiral disebut molekul kiral, 2-
klorobutana merupakan contoh molekul kiral.Pusat kiral pada 2-klorobutana
terdapat pada atom karbon nomor dua. Empat gugus berbeda yang terikat pada
karbon nomor dua adalah H, CH3, Cl dan C2H5.
9
Bila diperhatikan, l-gliseraldehida dan d-gliseraldehida mempunyai rumus
molekul sama, mempunyai urutan penggabungan atom-atom yang sama, tetapi
berbeda dalam cara penataan ruang di seputar pusat kiral. Cara penataan ruang di
seputar pusat kiral disebut konfigurasi. Fenomena terdapatnya beberapa senyawa
yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda dalam penataan ruang
gugus-gugus di sekitar pusat kiral disebut isomeri konfigurasi. Senyawa-senyawa
yang berisomeri konfigurasi dapat merupakan bayangan cermin satu sama lain,
tetapi dapat pula satu sama lain tidak merupakan bayangan cermin. Isomer-isomer
konfigurasi yang merupakan bayangan cermin satu sama lain disebut enantiomer.
Senyawa-senyawa yang berenantiomer mempunyai sifat fisik (titik didih, indeks
bias, keasaman, dll) dan sifat termodinamika (energi bebas, entalpi, entropi, dll)
yang identik.
10
Dari empat stereoisomer yang telah ditunjukkan, terdapat pasangan
stereoisomer yang merupakan bayangan cermin satu sama lain, yaitu pasangan
senyawa 1 dan 2; juga pasangan senyawa 3 dan 4. Terdapat pula pasangan
stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cermin satu sama lain, yaitu
pasangan 1 dan 3; 1 dan 4; 2 dan 3; serta 2 dan 4). Pasangan stereoisomer yang
merupakan bayangan cermin satu sama lain disebut pasangan enantiomer.
Sementara itu, pasangan stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cermin
satu sama lain disebut pasangan diastereoisomer. Pasangan enantiomer
mempunyai sifat fisik sama kecuali arah putaran bidang cahaya terpolarisasi,
sehingga sulit dipisahkan, sedangkan pasangan diastereomer mempunyai sifat
fisik berbeda, sehingga lebih mudah untuk dipisahkan.
b. Diastereomer
enantiom
enantiom ers
ers
11
dan
Pada isomer cis dan trans, senyawa dengan isomer cis dan senyawa isomer
trans selalu diastereomer, tidak ada hubungan dengan konfigurasi pusat
stereogenik. Contoh disajikan sebagai berikut:
dan
12
dan
c. Epimer
Pada β-glukosa, gugus -OH memiliki arah yang searah dengan gugus
metilena (pada posisi ekuatorial).Kedua molekul ini merupakan epimer dan
anomer.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Harold Hard, 1991, Organic Chemistry, a Short Course, 9th ed Houghton Mifflin
Company, Boston.
Marc Loudon, G., 1995, Organic Chemistry, 3rd ed., The Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc., USA.
Morrison Boyd, 1991, Organic Chemistry 5th, Allyn and Bacon Inc, London.
Smith, Janice Gorzynski. 2011. Organic Chemistry 3rd edition. New York:
McGraw-Hill
Solomons, T.T.G., 1982, Fundamentals of Organic Chemistry, John Wiley &
Sons, Inc. New York, USA.
16