Anda di halaman 1dari 3

Definisi pemodelan

Pemodelan berasal dari kata model yang diberi awalan pe- dan akhiran –an. Pada awalnya kata
model adalah sebuah kata benda, dengan adanya penambahan imbuhan maka pemodelan menjadi
kata kerja yang berarti tindakan yang dilakukan untuk membuat model.

Menurut Bambang Sridadi (2009: 41) Pemodelan adalah tahapan (langkah) dalam membuat model
dari suatu sistem nyata (realitas). Bahasa yang disepakati dalam pemodelan bisa dalam bentuk
bahasa alamiah (natrural) seperti Bahasa Indonesia, bahasa gambar, bahasa simbol, bahasa
matematika, atau bahasa komputer.

Definisi Model menurut para ahli:

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik
(maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan
matematis.

Bambang Sridadi (2009: 41) mendefinisikan model adalah suatu representasi atau formalisasi dalam
bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (realitas). Jadi, model adalah representasi dari suatu objek,
benda atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi tentang suatu
sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari prilaku sistem yang sebenarnya. Model dapat
berupa tiruan dari suatu benda, sistem atau peristiwa sesungguhnya yang hanya mengandung
informasi yang dipandang penting untuk ditelaah

Miftahol Arifin (2009: 12) mendefinisikan model sebagai proses penggambaran operasi sistem nyata
untuk menjelaskan atau menunjukkan relasi-relasi penting yang terlibat. Hal ini menunjukkan bahwa
model pada dasarnya merupakan penggambaran terhadap sistem nyata yang ditunjukkan lewat
relasi-relasi penting antar elemen sistem yang ada

Murty, et al (1990) menyatakan bahwa model adalah suatu representasi yang memadai dari suatu
sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran peneliti.

Definisi forecasting :

Peramalan (forecasting) : adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi
dengan menggunakan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa
bentuk model matematis.

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan
tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam
prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :
Peramalan berdasarkan jangka waktu :

1. Peramalan jangka pendek ( kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan : digunakan
untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, tingkat produksi),
2. Peramalan jangka menengah ( tiga bulan hingga tiga tahun : digunakan untuk perencanaan
penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana
operasi),
3. Peramalan jangka panjang ( tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk
baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta
pengembangan).

Peramalan berdasarkan rencana operasi

1. Ramalan ekonomi : membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator
perencanaan lainnya,
2. Ramalan teknologi : berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi dan produk baru,
3. Ramalan permintaan : berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan.
Ramalan ini disebut juga ramalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan
siatem penjadualan perusahaan.

Peramalan berdasarkan metode / pendekatan :

1. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan
data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan.
2. Peramalan kualitatif, menggunakan intuisi, pengalaman pribadi dan berdasarkan pendapat
(judment) dari yang melakukan peramalan.

Definisi proyeksi :

Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk
menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.

Bumi kita merupakan bentuk tiga dimensi, sedangkan peta merupakan bentuk dua dimensi. Agar
peta dapat menggambarkan secara akurat kenampankan bumi, peta harus memenuhi tiga aspek
yaitu conform, equivalet, dan equidistant.

- Conform berarti bentuk yang digambarkan di peta harus sesuai dengan aslinya.
- Equivalent berarti daerah yang digambar di peta harus sama luas dengan aslinya.
- Equidistant berarti jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak
sesungguhnya.

Untuk memenuhi tiga aspek tersebut, kegiatan proyeksi pun dibutuhkan. Secara sederhana proyeksi
adalah pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar. Ini artinya proyeksi merupakan suatu
sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di Bumi dan di peta. Banyangkan jika kita
membelah sebuah globe kemudian dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi
terkesan melengkung, ini lah yang namannya distorsi atau kesalahan. Dan dari kesalahan tersebut
akan tibul ketidak tepatan bentuk, luas, dan jarak (melanggar tiga aspek yang peta harus penuhi di
atas). Untuk mengurangi tingkat distorsi itulah, diperlukan proyeksi peta.

Anda mungkin juga menyukai