Anda di halaman 1dari 47

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Kehamilan

a. Definisi kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan

dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat

sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

(Sarwono Prawirohardjo, 2006).

Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan

suatu kondisi dimana proses pematangan fetus dalam rahim sampai

lahir janin yang biasanya selama 40 minggu atau 280 hari.

b. Diagnosa Kehamilan

Menurut Saifudin (2006) berdasarkan perubahan-perubahan

anatomi dan fisiologis, dapat dikumpulkan hal-hal yang bermakna

pada pemeriksaan fisik maupun penunjang untuk menuju diagnosis

kehamilan.

7
8

Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis

adanya suatu kehamilan :

1) Amenorea

2) Pembesaran uterus, tampak disertai pembesaran perut, atau

pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi

3) Adanya kontraksi uterus pada palpasi

4) Teraba gerakan janin pada palpasi

5) Terdengar jantung janin

6) Teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold)

c. Pembagian usia kehamilan

Ditinjau dari tuanya kehamilan, Winkjosastro (2002)

membagi kehamilan menjadi 3 bagian :

1) Kehamilan trwulan pertama

Triwulan pertama usia kehamilan dimulai saat terjadi

perubahan sperma terhadap sel telur sampai dengan usia

kehamilan 12 minggu. Dalam triwulan pertama ini alat-alat

tubuh janin mulai dibentuk.

2) Kehamilan triwulan kedua

Triwulan kedua dimulai saat usia kehamilan 12 sampai

dengan 28 minggu. Dalam triwulan kedua alat-alat tubuh janin

masih disasingkan. Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum

uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus.


9

3) Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40 minggu)

Triwulan ketiga atau terakhir adalah sejak kehamilan

berusia 28 minggu sampai dengan 40 minggu. Janin yang

dilahirkan trimester terakhir telah viabel. Bila ini terjadi

dibawah 36 minggu disebut partus prematurus. Kelahiran dari

38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.

d. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil

1. Sering buang air kecil / nocturia

Disebabkan oleh tekanan uterus pada kandung kemih.

2. Hemorhoid

Disebakan peningkatan tekanan dari uterus terhadap vena

Hemorrhoidal dan kurangnya klep dalam pembuluh ini yang

berakibat pada perubahan langsung pada aliran darah.

3. Keputihan

Terjadi akibat peningkatan produksi lendir dan kelnjar

endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen.

4. Keringat bertambah

Terjadi akibat peningkatan aktivitas kelenjar eccerine oleh

karena peningkatan aktivitas kelenjar tyroid, berat badan dan

aktivitas metabolik.

5. Kram kaki

Bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada syaraf dan sirkulasi

yang kurang ke tungkai bagian bawah.


10

6. Nafas sesak/hiperventilasi

Terjadi akibat tekanan uterus yang membesar dan menekan

diafragma. Juga bisa terjadi akibat dari peningkatan aktivitas

metabolik menyebabkan peningkatan kadar O2.

7. Insomnia

Mungkin secara tidak langsung disebabkan oleh

ketidaknyamanan lain yang dirasakan ibu seperti sering kencing,

hiperventilasi, sering berkeringat, kram kaki dll.

e. Penentuan umur kehamilan

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan

persalinan dan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Naegle,

yaitu :

Umur kehamilan (mg) = (tanggal pemeriksaan-HPHT) x 13/3

Cara menghitung hari taksiran persalian, yaitu hari haid pertama

ditambah tujuh dan bulan ditambah sembilan. (Kusmiyati dkk, 2009).

f. Fetus aterm

Janin aterm mempunyai ciri cukup bulan, 38 sampai 42 minggu

dengan berat badan sekitar 2500 sampai 4000 gram dan panjang

badan 48 sampai 52 cm. Pertumbuhan organ sempurna, rambut kepala

tumbuh dengan baik, kulit licin dengan vernic caseosa atau bersih,

rambut lanugo tumbuh baik, testis sudah turun kedalam skrotum,

pusat penulangan perkembang, labium mayus menutupi labium

minus. (Saifuddin, 2006).


11

2. Persalinan Normal

a. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik,

dan janin turun kedalam jalan lahir.kelahiran adalah peruses

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir

(Sarwono Prawirohardjo, 2006).

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus

immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan

berat janin antara 1000-500 gram. Partus prematurus adalah suatu

partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetap belum aterm

(cukup bulan). Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua

kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus

postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu

atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan (lebih dari 42

minggu) (Wiknjosastro, 2006).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

(Sarwono Prawirohardjo, 2006).


12

b. Tanda persalinan secara klinis

1) Tanda persalinan sudah dekat

a) Terjadi lightening

Menjelang minggu ke -36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan :

(1) Kontraksi brackton hicks

(2) Ketegangan dinding perut

(3) Ketegangan ligamentum rotundum

(4) Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah

Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu

hamil :

(1) Terasa ringan dibagian atas

(2) Dibagian bawah terasa sesak

(3) Terjadi kesulitan saat berjalan

(4) Sering miksi (kencing)

b) Terjadinya his permulaan

Kontraksi brackton hicks terjadi karena perubahan

keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Dengan

makin tua kehamilan, pengeluaran hormon estrogen dan

progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu

yang bersifat :
13

(1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

(2) Datangnya tidak terartur

(3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawaan tanda

(4) Durasi pendek

(5) Tidak bertambah bila beraktivitas.

2) Tanda persalinan akan segera berlangsung

a) Terjadi his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

(1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan

(2) Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya

makin besar

(3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

(4) Makin bertambah apabila dibawa beraktivitas.

b) Pengeluaran lendir darah

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan :

(1) Pendataran dan pembukaan

(2) Pendataran yang menyebabkan lendir pada kanalis

servikalis lepas.

(3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

c) Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah


14

menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban

diharapkan persalinan berlangsung dalam 24 jam.

c. Fisiologi persalinan

Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :

1) Kala I ( Kala Pembukaan)

Proses pembukaan serviks terdiri dari 2 fase, yaitu :

a) Fase Laten

(1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

(2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

(3) Pada umumnya, fase laten berlangsung selama 8 jam.

b) Fase Aktif

(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat

secara bertahap ( kontraksi dianggap adekuat/memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih).

(2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan

lengkap 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1

cm per jam ( nulipara atau primigravida ) atau lebih dari 1

cm hingga 2 cm multipara).

(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin. (JNPK-KR,

2008)
15

2) Kala II

Persalina kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga

disebut sebagai kala pengeluaran bayi.

Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :

a) Ibu ingin merasa meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum dan/atau

vaginanya.

c) Perineum menonjol

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. (JNPK-

KR, 2008).

3) Kala III

Persalinan kala tiga dimulainya setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala

tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.

Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin

kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta

akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.


16

Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawak uterus atau ke

dalam vagina.

Tanda-tanda lepasnya palsenta :

(a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

(b) Tali pusat memanjang

(c) Semburan darah mendadak dan singkat. (JNPK-KR, 2008).

4) Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

Pemantauan kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi

karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama.

d. Patologi Persalinan

1) Fase laten memanjang

3. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama

masa nifas 6-8 minggu. (Ambarwati dkk, 2008).


17

b. Perubahan fisiologis masa nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi

Proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil

dengan berat sekitar 60 gram. Proses involusi adalah sebagai

berikut :

(1) Autolysis

Proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam

uterine.

(2) Atrofi jaringan

Proliferasi dari jaringan.

(3) Efek oksitosin

Memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, proses ini

akan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi

plasenta serta mengurangi perdarahan.

Tabel 1 proses involusi uterus

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus

Plasenta lahir Sepusat 1000 gram

7 hari ( 1 minggu) Pertengahan pusat-simfisis 500 gram

14 hari ( 2 minggu) Tak teraba 350 gram

42 hari (6 minggu) Tak teraba 50 gram


18

56 hari (8 minggu) Normal 30 gram

b) Lochea

Ekresi cairan rahim selama nifas

(1) Lochea rubra

Muncul pada hari ke 1 sampai hari ke-4 masa post partum.

Cairan berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan

sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo

(rambut bayi) dan mekonium.

(2) Lochea sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan

berlendir. Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post

partum.

(3) Lochea serosa

Cairan berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit dan laserasi plasenta, muncul hari ke-7

sampai hari ke-14 post partum.

(4) Lochea alba


19

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati, berlangsung selama

2 sampai 6 minggu post partum.

c) Cervik

Seviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus,

warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh

darah, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum

hamil.

d) Vulva dan vagina

Akan kembali secara bertahap pada minggu ke 6-8, rugae akan

terlihat kembali pada minggu ke 4.

1) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.

Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan

(dehidrasi) , kurang makan, haemorroid, laserasi jalan lahir.

2) Perubahan sistem perkemihan

Karena sfinter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme

oleh iritasi muskulus sfinter ani selama persalinan, juga oleh

karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama

persalinan.

3) Perubahan sistem muskuloskeletal


20

Ligamen rotundum menjadi kendur karena meregang setelah

persalinan dan tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi

retrofleksi.

4) Perubahan endokrin

Perunbahan sistem hormonal, yaitu hormon plasenta, hormon

pituitary, hormon oksitosin dan hormon pituitary ovarium.

5) Perubahan tanda-tanda vital

a) Suhu badan

24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,50C-

380C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan

cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal maka suhu

badan akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik

karena ada pembentukan ASI.

b) Nadi

Sehabis melahirkan denyut nadi akan menjadi lebih cepat,

tetapi tidak melabihi 100 x/menit.

c) Tekanan darah

Tidak ada perubahan , apabila terjadi peningkatan tekanan

darah post partum dapat menandakan terjadinya eklampsia

post partum.

d) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan

denyut nadi.
21

6) Perubahan sistem kardiovaskuler

Pada persalianan pervagianam kehilangan darah sekitar 300-

400 cc. Bila kelahiran melalui sectio caesarian kehilangan darah

dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan

hemokonsentrasi.

7) Perubahan hematologi

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan

diasosiasikan dengan dengan peningkatan hematokrit dan

hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan kembali

normal dalam 4-5 minggu post partum.

2. Perawatan masa nifas

Perawatan masa nifas dimulai sejak kala uri dengan

menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan

infeksi.

1) Kebersihan diri

Kebersihan seluruh tubuh ibu pada masa nifas sangat

penting terutama kebersihan alat genitalia khususnya ibu yang

mempunyai luka episiotomi atau laserasi untuk mencegah

terjadinya infeksi puerpuralis.

2) Istirahat

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan , apalagi

bila persalinan berlangsung lama.


22

3) Latihan

Perawatan masa nifas lebih aktif dengan dianjurkan untuk

melakukan mobilisasi dini (early mobilization). Perawatan

mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

(a) Melancarkan pengeluaran lokhia sehingga mengurangi

infeksi puerpurium.

(b) Mempercepat involusi alat kandungan.

(c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat

perkemihan.

(d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa

metabolisme.

4) Gizi

Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup

kalori, mengandung cukup protein, cairan serta banyak buah-

buahan karena wanita mengalami hemokonsentransi.

5) Perawatan payudara

Kedua payudara harus dirawat sejak kehamilan , areola dan

puting payudara dicuci teratur dengan sabun dan minyak atau

cream agar tetap lemas sehingga tidak mudah lecet atau pecah-

pecah.
23

6) Hubungan perkawinan/rumah tangga

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual

begitu darah merah berhenti dan tidak dirasakan

ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan seksual

kapan saja ibu siap.

7) Keluarga berencana

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)

sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selma meneteki. Oleh

karena itu metoda amenorhe laktasi dapat dipakai sebelum

haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Resiko

cara ini adalah 2 persen kehamilan.

Meskipun penggunaan beberapa metoda KB mengandung

resiko, tetapi menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman

terutama apabila ibu sudah mendapat haidnya lagi.

4. Bayi Baru Lahir Normal

a. Pengertian

Bayi baru lahir adalah suatu organisme yang tumbuh, yang baru

mengalami proses kelahiran dan harus mengalami proses

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra

uterin (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 2002).


24

b. Perubahan-perubahan yang terjadi segera setelah kelahiran

Sebagai akibat perubahan lingkungan uterus ke luar uterus , maka

bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi , mekanik dan

teknik. Hasil rangsangan ini akan mengalami perubahan metabolik,

pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.

1) Pernafasan pertama

Saat bayi dilahirkan dan sirkulasi fetoplasenta berhenti

berfungsi, bayi tersebut mengalami perubahan fisiologi yang

besar sekali dan cepat. Kelangsungan bayi tersebut tergantung

pada cepat dan teraturnya pertukaran O2 dan CO2 antara

lingkungan barunya dan sirkulasi paru-paru. Demi pertukaran

yang efisien, alveoli paru-paru yang terisi cairan harus diisi

dengan udara , udara harus dipertukarkan dengan gerakan

pernafasan yang tepat dan mikrosirkulasi yang kuat harus

diciptakan disekitar alveoli tersebut.

2) Gangguan umum

Sesaat sesudah lahir, bayi berada ditempat yang suhunya lebih

rendah didalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila

dibiarkan saja dalam suhu kamar 250C maka bayi akan

kehilangan panas melalui evaporasi , konveksi dan radiasi

sebanyak 200 kalori/kgBB/menit, sedangkan pembentukan panas

dapat diproduksi hanya sepersepuluh daripada yang tersebut


25

diatas dalam waktu bersamaan . Hal ini akan menyebabkan

penurunan suhu tubuh sebanyak 20C dalam waktu 15 menit.

3) Perubahan sistem sirkulasi

Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang

hidup diluar badan ibu. Dengan berkembangnya paru-paru ,

tekanan oksigen diluar alveoli meningkat. Sebaliknya, tekanan

karbon dioksida turun. Hal tersebut mengakibatkan turunnya

resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah

ke alat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri

pulmonalis ke paru dan duktus arteriosus menutup.

Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian

dipotongnya tali pusat , aliran darah dari plasenta melalui vena

kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Dengan

diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di

atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium

kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup.

4) Perubahan lain

Alat-alat pencernaan , hati, ginjal dan alat-alat lain mulai

berfungsi.

c. Keadaan klinik bayi normal segera sesudah lahir

Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180x/menit

yang kemudian turun sampai 140/menit-120/menit pada waktu bayi


26

berumur 30 menit. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kira-

kira 80x/menit) disertai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi

supra sternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15

menit. Bayi yang sehat tampak kemerahan , aktif , tonus otot baik,

menangis keras , minum baik, suhu 36,30C-370C (Manuaba, 2010).

Dalam 3 hari pertama berat badan akan turun karena bayi akan

mengeluarkan air kencing dan mekonium , sedangkan masuknya

cairan belum mencukupi. Penurunan berat badan tidak melebihi 10%

dan akan meningkat lagi pada hari ke 10. Tinja yang berbentuk

mekonium akan mulai keluar dalam 24 ajm, pengeluaran ini kan

befrlangsung pada hari ke 2-3. Pada hari ke 4 sampai ke 5 warna tinja

menjadi coklat kehijau-hijauan, bila kandung kencing belum kosong

pada waktu lahir , air kencing akan keluar dalam 24 jam. Pada

umumnya tali pusat akan puput pada hari ke 6-7 (Saiffudin, 2006).

d. Penilaian klinik bayi baru lahir

Hal-hal yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah :

1) Penilaian awal bayi baru lahir

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara

tepat dan cepat (0-30 detik). Nilai kondisi bayi baru lahir dengan

mempertimbangkan hal-hal berikut ;

a) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.

b) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau dalam keadaan lemas.


27

c) Apakah warna kulit bayi merah muda , pucat atau biru.

2) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan segera menangis spontan segera setelah

lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas.

3) Memotong dan memotong tali pusat

Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan

gunting steril dan diikat dengan pengikat steril . Sebelum

memotong tali pusat , pastikan tali pusat diklem dengan baik,

untuk mencegah terjadinya perdarahan.

4) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu baru lahir, bayi belum mamapu mengatur tetap

suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.

5) Memberikan obat tetes atau salep mata

Perawatan mata bayi baru lahir diharuskan untuk mencegah

terjadinya oftalmia neonaturum yang terdiri dari pemberian tetes

mata profilaktik ( larutan/salep eritromisin 0,5% atau tetrasiklin

1%) dan harus dikerjakan setelah bayi selesai perawatan tali pusat

atau dalam waktu 1 jam setelah kelahiran.


28

e. Pemantauan bayi baru lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui

aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan

bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dari semua pihak.

Pemantauan bayi baru lahir dilakukan pada :

1) Dua jam pertama sesudah lahir

Hal-hal yang dinilai pada waktu pemantauan bayi pada jam

pertama sesudah bayi lahir meliputi kemampuan menghisap kuat

atau lemah, bayi tampak lebih aktif atau lunglai, bayi kemerahan

atau biru.

2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian

terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak

lanjut.

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir adalah suhu badan dan

lingkungan, tanda-tanda vital , berat badan , mandi dan perawatan

kulit, pakaian serta perawatan tali pusat.


29

f. Pemberian ASI

Pemberian ASI dipercepat segera setelah lahir diisapkan pada

puting susu ibu dengan keuntungan sebagai berikut :

1) Rangsangan puting susu ibu memberikan reflek pengeluaran

oksitosin oleh kelenjar hipofise, sehingga pelepasan plasenta akan

dapat dipercepat dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin

selama periode kehamilan (Depkes RI, 2003).

B. Konsep Dasar Asuhan

1. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

a. Pengertian

Asuhan kepada ibu hamil yang meliputi :

1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisis setiap kunnungan/pemeriksaan ibu hamil.

2) Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri

(TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.

4) Melakukan penilaian pelvic, ukran dan struktur panggul.

5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung

janin.

6) Mengihitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir

7) Mengkaji status gizi dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.


30

8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan

komplikasi.

9) Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya kehamilan.

10) Memberi imunisasi.

11) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan

penanganannya termasuk rujukan tepat.

12) Menjelaskan dan mendemonstrasikan ketidaknyamanan selama

hamil.

13) Melakukan penatalaksanaan dengan anemia ringan, hiperemesis

gravidarum tingkat I, abortus iminens dan preeklampsi ringan

(Kusmiayati, 2009).

b. Tujuan

1) Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun

bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan ibu

dan keluarga.

2) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

3) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen

dan imunisasi.

4) Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedaruratan yang mungkin terjadi.


31

5) Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui, melalui masa

nifas normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi

dan sosial (Depkes RI, 2003).

c. Kegiatan Asuhan

1) Data subjektif

Data diperoleh dari hasil anamnesa, data yang dikaji adalah :

a) Informasi biodata

Identitas diri ( nama sendiri, usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan , agama, golongan darah, alamat dan identitas

suami).

b) Riwayat obstetri

(1) Kehamilan ini, meliputi :

(a) Usia kehamilan 36-42 minggu.

(b) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).

(c) Gerak janin ( kapan mulai dirasakan dan apakah ada

perubahan yang terjadi).

(d) ANC rutin dan imunisasi TT.

(e) Masalah dan tanda-tanda bahaya.

(f) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.

(g) Penggunaan obat-obatan ( termasuk jamu-jamuan).

(h) Kehawatiran-kehawatiran lain yang dirasakan.

(2) Riwayat obstetri lalu, meliputi :


32

(a) Jumlah kehamilan ,anak yang lahir hidup, persalinan

aterm, persalinan premature, keguguran atau kegagalan

kehamilan, persalinan dengan tindakan.

(b) Riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau

nifas sebelumnya.

(c) Hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan

sebelumnya.

(d) Berat bayi sebelumnya <2,5 kg atau >4 kg

(e) Masalah-masalah lain yang dialami.

c) Riwayat ginekologi, meliputi masalah-maslah yang terdapat

pada alat kandungan.

d) Riwayat kesehatan, meliputi riwayat penyakit jantung, tekanan

darah tinggi, diabetes melitus, TBC, pernah operasi, alergi

obat atau makanan, ginjal, asma, dll.

e) Riwayat kesehatan keluarga (penyakit keturunan).

f) Riwayat psiko sosial-ekonomi (status perkawinan, respon

terhadap kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan

keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang

dikonsumsi, gaya hidup, rencana tempat persalinan).

g) Riwayat kontrasepsi meliputi alat kontrasepsi yang pernah

diguanakan sebelum kehamilan.

2) Data objektif

Meliputi pemeriksaan fisik dan penunjang :


33

a) Keadaan umum dan tanda vital (TB, BB tekanan darah, nadi,

suhu, pernafasan).

b) Kepala dan leher (oedema, mata , geraham, pucat/ikterik,

tumor, pembesaran kelenjar pembuluh limpe, tiroid,

pembesaran vena jugularis).

c) Payudara (bentuk, ukuran, simetris, tumor, puting susu, cairan

yang keluar dan jaringan parut).

d) Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri,

denyut jantung janin).

e) Ekstremitas (oedema, pucat, reflek).

f) Anogenital (luka, varises, pembengkakan, masa, pengeluaran

cairan).

g) Panggul (pemeriksaan bimanual dilakukan atas adanya

indikasi).

h) Darah (haemoglobin, golongan darah).

i) Urine (protein, glukosa).

3) Analisa data

G...P...A hamil trimester III fisiologis atau dengan hal-hal yang

perlu dicantumkan sebagai kesimpulan dari hasil pengkajian.

4) Penatalaksanaan

a) Pengenalan komplikasi, akibat kehamilan dan pengobatannya.

b) Penapisan preeklampsi , gemeli, infeksi alat reproduksi.

c) Mengulang perencanaan persalinan.


34

d) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

e) Memantapkan rencana persalinan.

f) Mengenali tanda-tanda persalinan.

g) Mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan.

2. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

a. Pengertian

Asuhan kebidanan pada persalinan adalah asuhan yang diberikan

bidan yang dimulai dengan pengumpulan data, menginterpretasikan

data untuk menentukan diagnosa persalinan dan mengidentifikasi

masalah/kebutuhan, membuat rencana dan melaksanakan tindakan

dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan

untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode

persalinan.

b. Tujuan

Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam

upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Saiffudin, 2006).


35

c. Kegiatan Asuhan

Kala I fase laten

1) Data Subjektif

a) Adanya mules-mules

b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir

2) Data Objektif

a) Observasi tanda vital dan skrining pemeriksaan fisik

b) Pengkajian kesejahteraan janin

c) Pola kontraksi

d) Engagement

e) Perkiraan berat badan janin dan tinggi fundus

f) Letak, presentasi, posisi.

g) Pembukaan servik kurang dari 4 cm

h) Servik membuka secara perlahan pada fase ini

i) Biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam

3) Analisa data

G..P..A.. hamil trimester III inpartu kala I fase laten

4) Penatalaksanaan

a) Observasi tanda vital

b) Observasi keadaan his : kekuatan, frekuensi dan lamanya semakin

bertambah sewaktu mendekati kala II.

c) Observasi DJJ
36

d) Observasi turunnya kepala bayi yang semakin maju melalui jalan lahir

e) Dukungan emosional

f) Pengaturan posisi

g) Pemenuhan cairan

h) Kebersihan diri

i) Eliminasi

Kala I fase aktif

1) Subjektif

His adekuat

2) Objektif

a) Keadaan umum, tanda vital

b) Pembukaan servik 4 cm hingga 10 cm

c) His dalam fase ini lebih kuat dan servik membuka

d) His teratur minimal 2 kali tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40

detik

e) Uterus mengeras pada kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan

lagi bila dilakukan penekanan dengan ujung jari

f) Fase aktif tidak lebih dari 6 jam

3) Analisa data

G..P..A.. inpartu kala I fase aktif

4) Penatalaksanaan

a) Penjelasan tentang kemajuan persalinan

b) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu


37

c) Mengatur posisi ibu

d) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his

e) Menjaga privasi ibu

f) Menjaga kebersihan diri

g) Mengatasi rasa panas

h) Pemberian cukup minum

i) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong

Kala II

1) Data subjektif

a) Ibu ingin meneran

b) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

2) Data objektif

1) Tanda vital normal

2) Pada pemeriksaan Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas panggul

3) Frekuensi dan lama kontraksi uterus 2-3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik.

4) Denyut jantung janin 100-180 kali per-menit

5) Vulva terlihat membuka, adanya tekanan pada anus dan perineum

menonjol

6) Pada pemeriksaan dalam :

V/t : v/v tidak ada kelainan, portio tebal lembek, pembukaan 10 cm,

ketuban (+) atau (-), kepala H III-H IV, ubun-ubun kecil kanan atau

kiri depan
38

3) Analisa data

G..P..A.. hamil trimester III inpartu II

4) Penatalaksanaan

a) Menjaga privasi ibu

b) Mengatur posisi yang nyaman menurut ibu untuk persalinan

c) Melakukan amniotomi apabila ketuban masih positif

d) Melakukan pimpinan mengedan saat ada his

e) Pemantauan denyut jantung janin setiap 5 menit

f) Pemenuhan kebutuhan nutrisi

g) Memberi dukungan emosional

h) Melahirkan bayi

Kala III

1) Subjektif

a) Uterus masih berkontraksi

b) Keadaan umum klien

2) Objektif

a) Tampak tali pusat di vulva

b) Tampak tanda-tanda pelepasan plasenta

c) Tali pusat bertambah panjang saat dilakukan PTT

d) Ada semburan darah

e) Uterus membundar
39

3) Analisa data

P..A.. inpartu kala III

4) Penatalaksanaan

a) Memeriksa apakah ada kehamilan kembar

b) Memberitahu ibu bahwa akan di suntik

c) Melakukan manajemen aktif kala III

d) Melakukan penyuntikan 10 IU oksitoksin

e) Melakukan PTT

f) Memeriksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta

g) Melahirkan plasenta

h) Lakukan massase fundus uteri

Kala IV

1) Subjektif

a) Uterus masih berkontraksi

b) Keadaan umum klien

2) Objektif

a) Ibu tidak tampak pucat

b) Kolostrum ada

c) Kontraksi uterus baik, uterus membulat dan keras

d) Tanda vital : normal

e) Posisi fundus uteri setinggi atau dibawah pusat

f) Tonus uterus tetap berkontraksi


40

g) Perdarahan pervaginam kurang dari 500 cc

h) Pengeluaran pervaginam tidak berbau busuk

3) Analisa data

P..A.. inpartu kala IV

4) Penatalaksanaan

a) Melakukan pemeriksaan kelangkapan plasenta dan selaputnya

b) Ajarkan ibu/ keluarga tentang cara mengecek/ meraba kontraksi uterus

dan memassasenya jika lembek

c) Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum apakah ada laserasi

atau tidak

d) Evaluasi jumlah perdarahan

e) Susukan bayi sesegera mungkin kurang dari 30 menit setelah lahir

f) Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, jumlah perdarahan dan

kontraksi uterus.

3. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

a. Pengertian

Asuhan kebidanan pada masa nifas oleh bidan dimulai dengan

pengumpulan data, menginterpretasikan data untuk menentukan

diagnosa persalinan dan mengidentifikasi masalah/ kebutuhan,

membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan memantau

kemajuan pada masa nifas serta untuk menjamin keamanan dan

kepuasan ibu selama masa nifas (Depkes RI, 2003).


41

b. Tujuan

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

c. Kegiatan Asuhan

Pada masa nifas paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,

mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan

masa nifas adalah :

Kunjungan 2-6 jam post partum

1) Subjektif

a) Uterus masih berkontraksi

b) Keadaan umum klien, keluarnya lochea

c) Riwayat persalinan

d) Riwayat sosial, kesedihan/ depresi (Saiffudin, 2006).


42

2) Objektif

a) Tekanan darah, suhu, denyut nadi

b) Kerongkongan, jika ada indikasi

c) Payudara dan putting susu

d) Auskultasi paru, jika ada indikasi

e) Abdomen : kandung kemih, uterus, diastasis

f) Lokia : warna, jumlah dan bau

g) Perineum : oedema, inflamasi, hematom, pus, luka yang terpisah, luka

memar, luka jahitan, hemoroid

h) Ekstremitas : varises, nyeri tekan dan panas pada betis, oedema, tanda

homman, reflek

3) Analisa data

P..A.. Post partum 2 jam

4) Penatalaksanaan

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.


43

Kunjungan 2-6 hari post partum

1) Subjektif

a) Ambulasi, menyusui

b) Berkemih, defeksi

c) Nafsu makan

d) Ketidaknyamanan/ nyeri

e) Kekhawatiran, respon terhadap bayi, reaksi terhadap persalinan dan

kelahiran, pertanyaan

2) Objektif

a) Tanda vital

b) Payudara

c) Perut : involusi uteri, varises, edema, kelembekan betis/ tanda

Homman

d) Vagina, vulva, perineum, lochea

3) Analisa data

P..A.. Post partum 6 hari

4) Penatalaksanaan

a) Memastikan kontraksi uterus berjalan normal

b) Menilai adanya tanda-tanda infeksi nifas

c) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit
44

e) Memberikan informasi pada ibu mengenai asuhan pada bayi yang

meliputi perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari

Kunjungan 2 minggu post partum

1) Subjektif

Riwayat kesedihan/ nyeri

2) Objektif

a) Tanda vital

b) Payudara, involusi uteri, varises, edema, kelembekan betis/ tanda

Homman, lokhia

3) Analisa data

P..A.. Post partum 2 minggu

4) Penatalaksanaan

a) Memastikan kontraksi berjalan normal

b) Menilai adanya tanda-tanda infeksi nifas

c) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yang

meliputi perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.
45

Kunjungan 6 minggu post partum

1) Subjektif

Penyulit yang dialami ibu dan bayi

2) Objektif

a) Tanda vital

b) Payudara, involusi uteri, varises, oedema, kelembekan betis/tanda

Homman

c) Lochea

3) Analisa data

Post partum 6 minggu

4) Penatalaksanaan

a) Melakukan penanganan sesuai dengan penyulit yang dirasakan ibu

dan bayi.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

4. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai kondisi

bayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah

hipotermi, memfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder,

menentukan kelainan dan melakukan tindakan pertolongan dan

merujuj sesuai kebutuhan.


46

b. Tujuan

Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap

tindakan resusitasi.

c. Kegiatan Asuhan

Untuk menilai bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi

dan menangani masalah-masalah yang terjadi paling sedikit dilakukan

4 kali kunjungan. Kunjungan bayi baru lahir adalah :

Bayi baru lahir 2 jam

1) Subjektif

2) Objektif

Tiga penilaian awal, bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan,

bergerak aktif

3) Analisa data

Bayi baru lahir fisiologis

4) Penatalaksanaan

a) Mengeringkan bayi

b) Melakukan pemotongan tali pusat

c) Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi

d) Mengganti kain yang basah dengan kain yang kering

e) Menetekan bayi pada ibunya

f) Mempertahankan bayi tetap hangat


47

g) Memberikan obat tetes mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%

(pada 1 jam pertama setelah persalinan)

Bayi baru lahir 6 jam

1) Subjektif

a) Tiga penilaian awal bayu baru lahir

b) Menetek

c) Eliminasi

d) Tidur

2) Objektif

a) Panjang badan, berat badan

b) Suhu, denyut jantung, mata, tali pusat, kulit, reflek, aktivitas

c) Skrining untuk ketidaknormalan

3) Analisa data

Bayi baru lahir 6 jam

4) Penatalaksanaan

a) Mengobservasi kondisi bayi meliputi tanda-tanda vital, kemampuan

menghisap dan tanda-tanda bahaya

b) Memandikan bayi

c) Observasi eliminasi

d) Konseling mengenai imunisasi dan nutrisi


48

Bayi baru lahir 2 minggu

1) Subjektif

Nutrisi, eliminasi, tidur, kebersihan diri

2) Objektif

a) Berat badan

b) Suhu, denyut jantung, mata, tali pusat, kulit, aktivitas

3) Analisa data

Bayi baru lahir 2 minggu

4) Penatalaksanaan

a) Observasi tanda vital dan bahaya

b) Menyusui dan posisi menyusui

c) Istirahat dan tidur

d) Imunisasi

Bayi baru lahir 6 minggu

1) Subjektif

Keaktifan, nutrisi, eliminasi, tidur, hygiene

2) Objektif

a) Berat badan

b) Suhu, denyut jantung, mata, kulit, aktivitas

3) Analisa data

Bayi baru lahir 6 minggu

4) Penatalaksanaan

a) Observasi tanda vital dan tanda bahaya


49

b) Manyusui dan posisi menyusui

c) Istirahat dan tidur

d) Imunisasi

C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dan

rangkaian yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus

pada klien (Varneys, 2006).

Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan menurut Varney (2006)

terdiri dari 7 langkah, yaitu:

1. Pengumpulan data

Menggali semua data penting untuk mengevaluasi ibu secara akurat

yang dapat dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai

kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus,

pemeriksaan penunjang.

2. Identifikasi masalah

Menidentifikasi secara akurat masalah-masalah potensial atau

diagnosa berdasarkan interpretasi data sehingga dapat dirumuskan

diagnosa dan masalah-masalah yang spesifik.


50

3. Antisipasi masalah potensial

Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa atau interpretasi data masalah yang sudah

diidentifikasi.

4. Tindakan/penanganan segera

Mengevaluasi kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan, dokter

atau untuk kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain sesuai denga

kondisi ibu.

5. Perencanaan

Menyusun rencana yang komprehensif dan didukung oleh penjelasan

yang rasional.

6. Pelaksanaan

Rencana asuhan yang komprehensif dilaksanakan secara efektif dan

efisien.

7. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, merupakan

alat ukur untuk menilai keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan.

Manajemen kebidanan (7) langkah ini merupakan proses berfikir dalam

mengambil keputusan klinis, ketika memberikan asuhan kebidanan yang

dapat diaplikasikan/diterapkan dalam setiap situasi. Untuk

pendokumentasian atau pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk

“SOAP”.
51

D. Konsep Pendokumentasian SOAP

Untuk pendokumentasian atau pencatatan asuhan dapat diterapkan

pendokumentasian dalam bentuk “SOAP”, yaitu:

1. Subjektif, yaitu data menurut perspektif klien. Data ini diperoleh dari

anamnesa baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Objektif, yaitu data dari semua hasil pemeriksaan klien serta

pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk catatan

medik pasien yang lalu.

3. Analisa data, yaitu analisis/interpretasi berdasarkan data yang

terkumpul, dibuat kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat

diidentifikasi:

a. Diagnosa/ masalah

b. Antisipasi diagnosa/ masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter, konsultasi/ kolaborasi

dan rujukan

4. Penatalaksanaan, yaitu merupakan gambaran pendokumentasian dari

tindakan (implementasi) dan evaluasi rencana.

Untuk menggambarkan keterkaitan antara menajemen kebidanan dan

sistem pendokumentasian SOAP digambarkan sebagai berikut:


52

Bagan 1. Keterkaitan antara manajemen kebidanan dan sistem

pendokumentasian SOAP (Pusdiknakes, 2003:43)

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan

7 Langkah 5 langkah SOAP NOTES

(Varney) (kompetensi Bidan)

Data Data Subjektif

Objektif

Masalah/ Diagnosa Assessment/

Diagnosis
Antisipasi masalah

Potensial/ diagnosa
Assessment/
lain
Diagnosis
Menetapkan

kebutuhan segera

untuk konsultasi,

kolaborasi

Perencanaan Perencanaan asuhan Plan :

asuhan - Konsul

Implementasi Implementasi - Tes diagnostik/


53

Evaluasi evaluasi lab

- Rujukan

- Pendidikan/

konseling

- Follow up

(Depkes, 2003 : 36)

Anda mungkin juga menyukai