Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh
dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
memperkirakan sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa (Widyasih, 2008). Diperkirakan satu dari
empat penduduk Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Jumlah ini cukup besar, artinya 50 juta atau 25% dari jumlah
penduduk Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Angka ini
menunjukkan bahwa masalah gangguan kesehatan jiwa memiliki
proporsi yang tinggi dalam masalah kesehatan masyarakat secara
umum. Berdasarkan riset kesehatan dasar prevalensi gangguan
kesehatan jiwa 2 di Indonesia sebesar 14,1% dari gangguan jiwa yang
ringan hingga berat. Prevalensi gangguan jiwa berat di Yogyakarta
sebesar 3,8% di Kalimantan Timur 2.4%, Sulawesi Selatan 1,3 %
(Riskesdas, 2007).
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada sebagian besar
pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap
dengan terapi aktivitas kelompok klien dengan gangguan sensori
persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
disekitarnya namum tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah
klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga
pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu
anggota kelompok lain.

1
Oleh karena itu dibutuhkan terapi aktivitas kelompok supaya
pasien di Rumah Sakit Jiwa dapat mampu bersosialisai dengan pasien
ruang perawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengerti dan memahami Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Halusinasi
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa megerti dan memahami apa saja yang
terkandung dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi
b. Agar mahasiswa mengerti dan memahami proses
keperawatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi.
c. Agar mahasiswa memahami dan bisa menerapkan terapi
aktifitas kelompok dengan stimulasi persepsi halusinasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekolomok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis. Pengertian
TAK stimulasi persepsi menurut Purwaningsi dan Karlina (2009)
adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi
proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK stimulasi
persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus
dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok.
Salah satu hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
ganggua sensori persepsi : halusinasi dan merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan
jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi meraskan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebewtulnya tidak ada.
Dapat dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asing dengan
pikirannya sendiri salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan

3
terapi aktivitas kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi
halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

B. TUJUAN
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan 5 benar cara minum obat

C. KARAKTERISTIK
Klien dengan gangguan sensori presepsi : halusinasi, dapat diajak
berkerja sama, tidak disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat
fisik, tidak memiliki gangguan pendengaran atau penglihatan, dan
dapat memahami pesan yang diberikan.

D. MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan
sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi proses

4
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal
hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga
akhir.
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a. Mampu memahami apa yang sudah diajarkan
b. Dapat menyebutkan 5 benar cara minum obat

F. METODE
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Dinamika kelompok
3. Melengkapi jadwal harian
.
G. PENGORGANISASIAN TAK
1. Tim terapis
a. Leader: Jeremia
Uraian tugas:
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan

5
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
pendapat dan memberikan umpan balik
4) Sebagai “role model”
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukan pendapat dan
memberikan umpan balik
b. Co-leader: Mersi Alvriani
Uraian tugas:
1) Membantu leader dalam mengorganisasikan anggota kelompok
c. Fasilitator: Maria Yustina More, Yoggi Agustinus, dan Masita
Uraian tugas:
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi klien
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d. Observer: Novita Akke Tonapa
Uraian tugas:
1) Mengobservasi semua respon klien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
3) Memberikan umpan balik pada kelompok.
2. Seleksi klien
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegitan kelompok
dan aturan main dalam kelompok

6
3. Nama klien yang ikut
a. Nama : Ny. Sartika
Usia :
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Punai
Alasan MRS :

b. Nama : Ny. Asma


Usia :
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Punai
Alasan MRS :

c. Nama : Ny. Tuwul


Usia :
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Punai
Alasan MRS :

d. Nama : Ny. Nurul


Usia :
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : Punai
Alasan MRS :

e. Nama : Ny. Maria Agang


Usia :
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Punai

7
Alasan MRS :

f. Nama : Ririn
Usia :
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Punai
Alasan MRS :

4. Waktu: pukul 07.30 s/d 08.30 (....menit)


5. Tempat : Ruang perawatan Punai, RSJD. Atma Husada Mahakam
6. Setting perawat dan klien

Co-

leader

Klien klien
Klien Klien

Fasilitato
Fasilitato
klien klien

Fasilitat

Observ
7. Alat-alat
a. Sound System
b. Name tag
c. Beberapa contoh obat

8
d. Gitar

H. PROSES TAK
1. Fase Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang mengikuti terapi
aktivitas kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
c. Mengantar pasien kembali ke ruangan
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi /validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien
mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga
cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-
cakap
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin pada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.

9
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu
mencegah kambuh karena obat memberi perasaan
tenang, dan memperlambat kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,
yaitu penyebab kambuh.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang
dimakan dan waktu memakannya.
d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu benar obat,
benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat,
cara minum obat, benar dosis obat.
e. Terapis memberikan contoh kepada klien dengan
memutar musik lalu mengoper balon, saat musik berhenti
pasien pemegang balon menyebutkan beberapa cara
benar minum obat begitu seterusnya sampai semua
pasien mendapat giliran.
f. Berikan pujian kepada klien yang menjawab dengan
benar.
g. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi/kambuh.
h. Menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi/kambuh.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.

10
2) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol
halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk menggunakan empat
cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik
halusinasi, melakukan kegiatan harian, bercakap-
cakap, dan patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi
untuk mengontrol halusinas.

I. ANTISIPASI MASALAH
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-
langkah yang diambil adalah :
1. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK,
namum pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka
langkah yang diambil adalah mempersiapkan klien cadangan
yang telah diseleksi sesui dengan kriteria dan telah disepakati
oleh anggota kelompok lainnya.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak
mematuhi tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan
kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila tidak cooperative
maka dikeluarkan dari kegiatan.
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku
kekerasan tidak boleh dilakukan.

11
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 5 :
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan Menyebutkan
akibat tidak
No Nama Klien lima cara minum keuntungan
patuh minum
obat minum obat
obat

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat
tidak patuh minum obat. Beri tanda  jika klien mampu dan
tanda  jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK

12
stimulasi presepsi : halusinasi sesi 5. Klien mampu menyebutkan
lima benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak
patuh minum obat, Anjurkan klien meminum obat dengan cara yang
benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anna Budi & Keliat, (2004).Keperawatan Jiwa : Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC

14

Anda mungkin juga menyukai