PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat yang rasa ingin tahu itulah yang mendorong manusia untuk selalu ingin
tahu tentang sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya,
juga ingin tahu tentang lingkungan sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu
berkembang ke arah dunia luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban.
Semua umat manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya
berbeda-beda. Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih terbelakang,
punya rasa ingin yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat
yang sudah maju.
1|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
Berdasarkan atas pengertian yang ada dan berdasarkan atas kebiasaan yang
terjadi, sering ditemukan kerancuan antara pengertian ilmu dengan pengetahua n.
Ke dua kata tersebut dianggap memiliki arti yang sama, bahkan tak jarang ilmu dan
pengetahuan terkadang digabung menjadi satu kata majemuk yang mengandung arti
tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai artikel dan karangan yang
membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia ilmu disamakan dengan pengetahuan. Namun jika kata ilmu dan kata
pengetahuan tidak dirangkum menjadi satu kata majemuk atau berdiri sendiri, akan
tampak perbedaan antara keduanya. Berdasarkan asal katanya, pengetahuan
diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Sedangkan ilmu dari kata
Science. Tentunya dari dua asal kata itu mempunyai makna yang berbeda.
Oleh karena itu, melalui penulisan makalah ini diharapkan nantinya penulis
bisa mengungkapkan secara detail perbedaan antara ilmu dengan pengetahua n.
Objek material dan objek fisika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan. Dan
apakah mungkin seorang manusia itu mempunyai pengetahuan. Serta diharapkan
pula penulis bisa mengungkapkan apa saja sumber dan alat dari pengetahuan itu
sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahn yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini. Permasalahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian ilmu dan pengetahuan?
2. Apakah objek material dan objek formal fisika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan?
3. Mungkinkah manusia itu mempunyai pengetahuan?
4. Apa sajakah sumber dan alat dari pengetahuan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah kali ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dan pengetahuan.
2|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
2. Untuk mengetahui objek material dan formal fisika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan.
3. Untuk mengetahui apakah mungkin manusia itu mempunyai pengetahuan.
4. Untuk mengetahui sumber dan alat pengetahuan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan kali ini adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pengetahuan pengertian ilmu dan pengetahuan, dapat membedakan
antara ilmu dan pengetahuan.
2. Memperoleh pengetahuan tentang objek material dan objek formal fisika sebagai
suatu cabang ilmu pengetahuan, serta mengetahui sumber dan alat pengetahuan.
3|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu
4|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam
ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera
manusia.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh
Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
5|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap
seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu,
dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih
lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinka n
kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika
.... maka “.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar
ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manus ia
atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti
ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu
sendiri.
6|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan
(Supriyanto, 2003).
7|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh
manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
a. Dimensi fenomenal.
8|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
b. Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut
9|Tu g a s F i l s a f a t I l m u . N u rh i k m a h Ha s a n .
Pengetahuan
3. Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini
merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung
memperkaya kehidupan kita.
10 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu,
atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat
akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
2. Penggetahuan ilmiah
2. Pengetahuan fistis
11 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
Pengetahuan yang umumnya merupakan kumpulan yang dinamakan rational
knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu
12 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek
kajian dari ilmu terkait.
Secara umum objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di
pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik
hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak
13 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua,
yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang
hal yang ada pada umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak
(theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi
metafisik) dan alam (kosmologi).
Objek Formal
Secara umum Objek formal filsafat Yaitu sudut pandangan yang ditujukan
pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut
dari mana objek material itu di sorot. Misalnya saja Objek materialnya
adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang
berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di
antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan masih banyak ilmu lainnya.
14 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu
pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem
mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahua n,
bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi
manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembanga n
ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
15 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
C. MUNGKINKAH MANUSIA ITU MEMPUNYAI PENGETAHUAN ?.
Sebelum kita membahas mengenai manusia yang mempunya i
pengetahuan, kita perhatikan terlebih dahulu pendapat dari Auguste Comte
yang mengemukakan klasifikasi tahapan sejarah perkembangan pikiran
manusia, yang sangat celakanya, telah lebih kurang diterima, meskipun dari
sudut pandang orang-orang yang mengenal filsafat islam, itu adalah
omongan kekanak-kanakan belaka. Dia mengatakan bahwa umat manusia
telah melewati tiga tahapan: yakni tahapan teologis, tahapan metafisika dan
tahapan positif.
1. Tahapan Teologis
Dalam tahapan ini manusia menjelaskan fenomena dengan merujuk
kekuatan adikodrati dan menganggap Tuhan atau dewa-dewa sebagai
penyebab dari setiap fenomena. Dalam tahapan ini, manusia menemuka n
prinsip kualitas, tetapi tidak mampu mengeidentifikasi penyebab segala
sesuatu secara rinci. Karena dia telah memahami prinsip kualitas, dia
menganggap penyebab dari setiap peristiwa teletak pada alam.
2. Tahapan Metafisika
Dalam tahapan ini, mengingat fakta bahwa manusia berpikir dalam
kerangka metafisis dan filisofis, dia tidak bisa memastikan pernyataan
bahwa suatu peristiwa tertentu memiliki sebuah sebab tanpa mempunya i
jawaban atas pertanyaan tentang sifat dan karakter dari sebab itu sendiri.
3. Tahapan Positif
Dalam tahapan ini manusia mengedentifikasi secara rinci sebab-
sebab dari segala sesuatu di alam. Pada tahapan ini manusia berpaling dari
berpikir dalam kerangka filsafat umum dan mengadopsi pendekatan
eksperimental untuk mempelajari fenomena, menemukan hubungan sebab
akibat di antara fenomena- fenomena tersebut. Benar-benar jelas baginya
bahwa fenomena itu saling berkaitan dalam sebuah rangkaian. Sekarang ini,
sains menganggap pendekatan ini benar, dan oleh karenanya, kita menyebut
tahap ini “tahapan ilmiah”.
16 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
Dari penjelasan ketiga tahapan yang telah dilewati oleh manusia sudah
jelas bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan. Dimana pengetahuan ini
dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang
sesuatu. Jadi sangat mungkin kalau manusia itu memiliki pengetahua n
karena pengetahuan itu adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek.
1. Sumber pengetahuan.
17 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
atau rasioanal atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi
sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika
deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan
fakta. Namun pada dasarnya, manusia memperoleh pengetahuan dari
empat sumber yakni empirisme, rasionalisme, intuisi, dan wahyu.
18 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
menyusun pengetahuannya, idenya didapatkan dari anggapan-
anggapan yang menurutnya jelas dan dapat diterima. Tokoh-
tokohnya kebanyakan para filsuf abad pertengahan, seperti
Agustinus, Johanes Scotus, Avicenna, dan para filsuf modern
seperti Rene Descartes, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel. Plato,
Galileo Galilei dan Leonardo Da Vinci juga termasuk kelompok
ini.
19 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
intuisionisme lebih subyektif dibanding pengetahuan rasionalis dan
empiris yang lebih objektif.
2. Alat pengetahuan.
a. Panca Indera
Tahapan pertama sekaligus yang paling sederhana untuk
memperoleh pengetahuan adalah melalui panca indera. Kedudukan
kelima panca indera ini sangat penting dalam proses memperole h
pengetahuan meskipun indera penglihatan (mata) dan pendengaran
20 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
(telinga) seringkali disebut-sebut sebagai indera yang paling penting.
Namun kata Aristoteles; “ Kehilangan satu indera, kehilangan satu ilmu
pengetahuan. “ orang yang buta tentu takkan dapat melihat warna.
Sebagaimana orang yang tuli tentu takkan dapat mendengar bunyi.
Paham yang menganggap bahwa indera adalah alat pengetahuan yang
benar disebut kaum empiris. Betatapun pentingnya, indera terkadang
memberi pengetahuan yang salah. Seperti kayu yang bengkok di dasar
air ternyata lurus ketika diangkat ke permukaan. Itu berarti dibutuhka n
instrumen pengetahuan lain yang dapat menutupi kelemahan dan
kesalahan indera.
c. Akal
Instrumen akal dibagi atas dua bagian; akal murni (rasio) dan
konsep akal jatuh (hati). Perbedaannya terletak pada apa yang
diperolehnya. Hati menangkap hal-hal yang sifatnya partikulir,
21 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
subyektif dan relatif seperti perasaan senang, sedih, lapar, cinta, benci
dan marah. Sementara akal murni menangkap hal-hal yang sifatnya
universal, obyektif dan mutlak. Persamaan keduanya terletak pada
kemampuannya menangkap hal-hal yang abstrak atau tidak dapat
diinderai. Keduanya juga mampu menangkap subtansi, intisari atau
nama-nama segala sesuatu. Tidak sedikit ilmuwan, agamawan dan
filsuf yang berpendapat adalah inti dari kemanusiaan adalah akal.
Manusia yang tidak berakal kurang lebih sama saja dengan binatang.
22 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
dapat diukur dan dibuktikan yang bersifat sistematis, objektif dan
diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan
klasifikasi.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik
mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahua n
adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan
mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang
menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan
pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahua n
tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji
lebih dahulu.
Ilmu dan Pengetahuan pada dasarnya memiliki arti yang sama yaitu
analisa terhadap suatu hal berdasarkan metode ilmiah hanya saja
penggunaannya tergantung dari sifat dan tujuan yang hendak dicapai
dalam kegiatan keilmuan tersebut.
ilmu itu harus teruji kebenaranya, objektif, sistematis dan logis atau masuk
akal. sedangkan pengetahuan itu hanya sekadar perkiraan dan tidak harus
teruji kebenarannya namun dalam pengetahuan harus ada kesepakatan.
Objek material fisika yang merupakan suatu cabang ilmu pengetahua n.
Dimana ilmu yang dipelajari dalam fisika telah di susun secara sistematis
dengan metode ilmiah tertentu dan dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya secara umum. Selain itu Objek material fisika juga
mencakup hal konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal- hal
yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian.
Fisika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, khususya ilmu teoritis
maka objek formal fisika mencakup didalamnya objek formal filsafat secar
23 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
umum. Dimana fisika itu didalamnya baik secara langsung maupun tidak
kita mempelajari cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya.
Jelas bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan. Dimana pengetahua n
ini dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang
sesuatu. Jadi sangat mungkin kalau manusia itu memiliki pengetahua n
karena pengetahuan itu adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek.
Manusia memperoleh pengetahuan dari empat sumber yakni empiris me,
rasionalisme, intuisi, dan wahyu. Sedangkan alat pengetahuan ada tiga
yakni panca indera, khayal atau imajinasi dan akal.
B. SARAN
24 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
DAFTAR PUSTAKA
25 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .
Supriyanto, S. 2003. Filsafat Ilmu. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya.
The Liang Gie. 1987. Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit Liberty
Yogyakarta
26 | T u g a s F i l s a f a t I l m u . N u r h i k m a h H a s a n .