Anda di halaman 1dari 9

Daftar isi

Penilaian Pertumbuhan Anak ............................................................................................ 1


Standar Pertumbuhan Anak WHO .................................................................................... 1
Tujuan Pelatihan ............................................................................................................... 2
Bahan dan Metode Pembelajaran ..................................................................................... 4
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................ 5
Daftar Istilah ..................................................................................................................... 6
Daftar Bacaan ................................................................................................................... 8
Penilaian Pertumbuhan Anak
Penilaian pertumbuhan anak mencakup penimbangan berat badan dan pengukuran panjang
atau tinggi badan1 dan dibandingkan dengan standar pertumbuhan. Tujuan penilaian
pertumbuhan adalah menentukan apakah anak tumbuh secara normal atau mempunyai
masalah pertumbuhan atau ada kecenderungan masalah pertumbuhan yang perlu ditangani.

Jika anak mempunyai satu masalah pertumbuhan atau kecenderungan mengalami masalah
pertumbuhan, petugas kesehatan harus membicarakan dengan ibu atau pengasuh2 untuk
mengetahui faktor penyebabnya. Petugas kesehatan kemudian melakukan tindakan untuk
mengatasi/memecahkan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan pertumbuhan tersebut.
Menilai pertumbuhan jika tidak didukung oleh tindak lanjut yang sesuai tidak dapat
meningkatkan status gizi dan kesehatan anak.

Pada keadaan tertentu seperti keadaan darurat dan banyak penduduk miskin, penilaian
pertumbuhan diarahkan untuk identifikasi anak-anak yang perlu intervensi mendesak, seperti
pemberian makanan pemulihan dan makanan tambahan untuk mencegah kematian. Dalam
pelatihan ini anak-anak dengan berbagai bentuk kekurangan gizi berat dirujuk untuk
penanganan khusus sedangkan anak dengan gangguan gizi yang tidak berat diberikan
konseling, mencakup pemberian makanan sesuai kelompok umur dan aktivitas fisik. Anak-
anak sangat gemuk harus dirujuk untuk pemeriksaan dan tindak lanjut.

Dalam pelatihan ini akan digunakan kumpulan grafik pertumbuhan anak laki-laki dan
perempuan berdasarkan standar WHO 2005 dan anjuran pemberian makan serta perawatan
anak yang telah diadaptasi dan disetujui oleh pemerintah Indonesia untuk digunakan di
seluruh Indonesia.

Untuk pemantauan pertumbuhan balita di masyarakat telah dikembangkan Kartu Menuju


Sehat (KMS) balita laki-laki dan perempuan berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2005.
KMS ini juga terdapat dalam Buku KIA.

Standar Pertumbuhan Anak (WHO 2005)

Di masa lalu, rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan data dari satu negara
dengan mengukur contoh anak-anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara hidup
dan lingkungan mereka. Mengingat hal tersebut World Health Organization (WHO) telah
mengembangkan standar pertumbuhan yang berasal dari sampel anak-anak dari enam negara
yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika Serikat.

1
Terdapat beberapa ukuran pertumbuhan lain (seperti lingkar kepala), tetapi tidak dicakup dalam pelatihan
ini. Panjang anak umur kurang dari 2 tahun diukur telentang, anak umur 2 tahun sampai 5 tahun diukur
berdiri.
2
Di dalam pelatihan ini kata-kata “ibu” sering digunakan adalah sebagai pengasuh utama anak. Dalam
beberapa kasus dapat saja pengasuh utama mungkin orang lain, misalnya ayah, nenek atau anggota keluarga
lain.

1
WHO Multicentre Growth Reference Study (MGRS)3 telah dirancang untuk menyediakan
data yang menggambarkan bagaimana anak-anak harus tumbuh, dengan cara memasukkan
kriteria tertentu (misalnya: menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok). Penelitian
tersebut mengikuti bayi normal dari lahir sampai usia 2 tahun, dengan pengukuran yang
sering pada minggu pertama. Kelompok anak-anak lain umur 18 sampai 71 bulan, diukur satu
kali. Data dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk menciptakan standar
pertumbuhan anak umur 0 sampai 5 tahun.

MGRS menghasilkan standar pertumbuhan yang bersifat preskriptif (bagaimana anak


seharusnya tumbuh optimal), berbeda dengan acuan/rujukan (reference) sebelumnya yang
bersifat deskriptif (gambaran bagaimana anak tumbuh). Standar baru memperlihatkan
bagaimana pertumbuhan anak dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu
misalnya pemberian makan, imunisasi dan asuhan selama sakit. Standar ini dapat digunakan
di seluruh dunia, karena penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari negara manapun akan
tumbuh sama bila gizi, kesehatan dan kebutuhan asuhannya dipenuhi.

Manfaat lain dari standar pertumbuhan baru meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Standar baru menetapkan bayi yang disusui sebagai model pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal. Hasilnya, kebijakan kesehatan dan dukungan publik untuk
menyusui harus diperkuat.
• Standar baru lebih dini dan sensitif untuk mengidentifikasikan anak pendek dan anak
gemuk/sangat gemuk.
• Standar baru seperti IMT (Indeks Masa Tubuh) sangat berguna untuk mengukur
kegemukan.
• Grafik yang menunjukkan pola laju pertumbuhan yang diharapkan dari waktu ke waktu
memungkinkan petugas kesehatan mengidentifikasikan anak-anak yang berisiko menjadi
kurang gizi atau gemuk secara dini, tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi.

Di samping standar untuk pertumbuhan fisik, standar baru WHO 2005 menghasilkan enam
tahapan (milestone) perkembangan motorik kasar (duduk tanpa bantuan, merangkak, berdiri
dengan bantuan, berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan bantuan, dan berjalan tanpa bantuan)
yang diharapkan dapat dicapai oleh anak-anak sehat pada umur antara 4 dan 18 bulan.

Pada KMS baru telah dirancang ulang untuk anak Indonesia yang dibedakan menurut jenis
kelamin, dicantumkan 12 tahapan perkembangan motorik berdasarkan kesepakan Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pada pelatihan ini difokuskan pada penilaian pertumbuhan
fisik dan tidak menilai perkembangan motorik.

Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini dirancang untuk petugas kesehatan yang melakukan pengukuran dan penilaian
pertumbuhan anak, dan penyelia (pengawas) kegiatan tersebut, sehingga penggunaan standar
pertumbuhan baru dengan teknik pengukuran dan pengkajian yang baik. Peserta pelatihan
meliputi tenaga pendidik di bidang kesehatan atau gizi, dokter spesialis anak, dokter umum,
perawat, bidan dan ahli gizi, baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta.

3
De Onis M, Garca C, Victoria CG, Bhan MK, Norum KR, editors. WHO Multicenter Growth Reference
Study (MGRS): Rationale, Planning and Implementation. Food Nutr Bull 2004; 25 (Suppl 1):S1-89

2
Pelatihan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menimbang;
mengukur panjang/tinggi anak; menilai pertumbuhan dengan cara membandingkan dengan
standar pertumbuhan; dan nasihat kepada ibu tentang pertumbuhan serta makanan anak.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan dan memantapkan pengetahuan serta
keterampilan peserta. Kesalahan pengukuran dan ploting hasil pengukuran ke dalam grafik
pertumbuhan sering terjadi, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bahkan untuk para
profesional yang berpengalaman sekalipun. Banyak negara tidak secara rutin mengkaji
pertumbuhan anak dan dalam pelatihan ini ditunjukkan pentingnya pengukuran tersebut
untuk menentukan apakah anak kurus, pendek atau gemuk/sangat gemuk.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat menggunakan prosedur


penilaian pertumbuhan dan konseling. Untuk dapat menggunakan prosedur ini, petugas
kesehatan memerlukan:
• Timbangan dan alat ukur panjang/tinggi badan.4
• Formulir/buku pencatatan untuk mencatat hasil pengukuran dari waktu ke waktu dan
membandingkan dengan standar pertumbuhannya (kumpulan grafik pertumbuhan
anak).
• Lembar anjuran makan anak sakit maupun anak sehat.
• Tabel perhitungan IMT
• Tersedia waktu dan ruangan/tempat untuk melakukan pengukuran dan konseling
kepada ibu dan pengasuh lainnya.

4
Contoh alat ukur digambarkan dengan rinci dalam Modul B: Mengukur Pertumbuhan Anak.

3
Bahan dan Metode Pembelajaran
Pelatihan ini menggunakan berbagai metode instruksional, mencakup membaca, mengerjakan
latihan, diskusi, bermain peran, demo dan praktek. Praktek, baik mengerjakan latihan tertulis
atau dengan anak-anak merupakan faktor yang sangat penting.

Modul yang digunakan dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:


Modul A: Pengantar (termasuk pengertian dan daftar istilah yang digunakan)
Modul B: Mengukur Pertumbuhan Anak
Modul C: Interpretasi Indikator Pertumbuhan
Modul D: Konseling Pertumbuhan dan Pemberian Makan
Modul E: Buku Foto

Modul-modul tersebut diharapkan dapat diselesaikan secara berurutan selama 4 hari. Selama
pelatihan, kelompok kecil peserta dipimpin dan dibantu “fasilitator” dalam membahas modul.
Fasilitator berperan bukan sebagai guru/dosen seperti pada metode tradisional. Peran
fasilitator menjawab pertanyaan, memberikan umpan balik individual terhadap latihan yang
diberikan, memimpin diskusi, dan lain-lain. Peserta bekerja secara mandiri sesuai kecepatan
masing-masing walaupun ada juga kegiatan kelompok.

Selain modul di atas peserta akan mendapat lembar kerja, sebagai berikut:
• Lampiran 1: Grafik Pertumbuhan Anak Laki-laki umur 0-60 bulan
• Lampiran 2: Grafik Pertumbuhan Anak Perempuan umur 0-60 bulan
• Lampiran 3: Panduan Kerja Menimbang dan Mengukur Anak
• Lampiran 4: Lembar Bantu memeriksa Penyebab Kurang Gizi
• Lampiran 5: Lembar Bantu memeriksa Penyebab Kegemukan
Lampiran 4 dan 5 berupa dua buklet yang terpisah, berisi tahapan dan
pertanyaan investigasi penyebab kurang gizi dan kegemukan. Lembar bantu
ini dapat pula digunakan untuk memberikan konseling kepada ibu atau
pengasuh anak.
Setiap lembar bantu memuat pertanyaan untuk menentukan penyebab
masalah gizi, dan nasihat sesuai dengan faktor penyebab yang diidentifikasi.
• Tabel cara menentukan IMT yang memungkinkan peserta untuk menentukan IMT anak
tanpa kalkulator, dengan cara melihat panjang atau tingginya (dalam cm) dalam hubungan
dengan berat (dalam kg).

4
Tujuan Pembelajaran
Setiap instruksi dalam modul pelatihan ini memberikan informasi dan contoh yang
memungkinkan peserta untuk terampil dalam melakukan pengkajian pertumbuhan dan
konseling, sebagai berikut:

Modul B: Mengukur Pertumbuhan Anak


• Menggunakan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (Buku GPA) dan memilih halaman
yang sesuai pada saat kunjungan.
• Menentukan umur anak.
• Mengenali tanda klinis seperti marasmus dan kwashiorkor.
• Menimbang anak dan mencatat berat badan.
• Mengukur dan mencatat panjang/tinggi badan.
• Menentukan IMT dengan cara mengacu pada tabel atau menggunakan kalkulator.

Modul C: Interpretasi Indikator Pertumbuhan


• Mencantumkan angka hasil pengukuran (ploting) pada grafik sesuai indikator
Pertumbuhan.
• Interpretasi hasil ploting berdasarkan indikator pertumbuhan.
• Identifikasi masalah pertumbuhan berdasarkan hasil ploting.
• Menentukan masalah pertumbuhan berdasarkan 4 grafik pertumbuhan.
• Interpretasi kecenderungan grafik pertumbuhan dan menentukan apakah anak tumbuh
normal, mempunyai masalah pertumbuhan, atau memiliki risiko gangguan
pertumbuhan.

Modul D: Konseling Pertumbuhan dan Pemberian Makan


• Menyampaikan kepada ibu tentang hasil penilaian pertumbuhan anak.
• Memberikan anjuran pemberian makan sesuai umur anak.
• Mewawancarai ibu untuk mencari penyebab kurang gizi.
• Memberi nasihat sesuai penyebab kurang gizi.
• Mewawancarai ibu untuk mengetahui penyebab kegemukan.
• Memberi nasihat sesuai dengan penyebab kegemukan.

5
Daftar Istilah
Akurasi (ketepatan) : ketepatan pengukuran tergantung pada alat pengukuran
(dikalibrasi dengan benar) dan pengukur (ketrampilan mengukur,
membaca, mencatat hasil ukur dengan tepat).

Angka median : nilai tengah dari serangkaian angka yang diurutkan.

BB/PB atau BB/TB : satu indikator pertumbuhan yang menghubungkan berat badan
dengan panjang badan (untuk anak kurang dari 2 tahun), atau
tinggi badan (untuk anak 2 tahun atau lebih).

BB/U : satu indikator pertumbuhan yang menghubungkan berat badan


dengan umur.

Diare persisten : diare lebih dari 14 hari

Edema : bengkak disebabkan oleh penumpukan cairan dalam jaringan.

Frankfort plane : garis imajiner antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi

Gemuk : berat badan anak terlalu berat menurut panjang/tinggi badan; atau
IMT/umur di atas garis 2 z-score.

Gizi mikro (micronutrients) : zat gizi seperti vitamin dan mineral dalam makanan dalam jumlah
sedikit, diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pencegahan
infeksi.

IMT : Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI); angka
yang menunjukkan proporsi berat badan seseorang menurut
tingginya/panjangnya. Dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:
BB (kg ) BB (kg )
IMT = atau IMT =
TB (m ) × TB (m ) PB (m ) × PB (m )

IMT/Umur : indikator pertumbuhan yang menghubungkan IMT dengan umur.

Infantometer/Length Board : papan yang dirancang untuk ditempatkan di atas permukaan datar
(papan pengukur panjang dan keras untuk mengukur panjang badan (berbaring/telentang)
badan) untuk anak kurang dari 2 tahun.

Kalibrasi : menguji ketepatan alat ukur dan melakukan koreksi bila


diperlukan.

Kelahiran kembar : melahirkan lebih dari satu anak pada saat bersamaan.

Kegemukan : mencakup gemuk dan sangat gemuk


Kedua keadaan tersebut dapat dilihat dengan:
• Berat badan menurut panjang badan/tinggi badan di atas 2 garis
z-score
• IMT menurut umur di atas 2 garis z-score

6
Kurang gizi : keadaan salah satu dari:
• berat badan kurang atau sangat kurang (di bawah -2 atau -3 garis
z-score BB/U)
• kurus atau sangat kurus (di bawah -2 atau -3 garis z-score
BB/PB,TB atau IMT/U)
• pendek atau sangat pendek (di bawah -2 atau -3 garis z-score
PB,TB/U)

Kwashiorkor : Keadaan kurang gizi tingkat berat, dengan gejala klinis dapat
meliputi edema; rambut tipis, jarang dan berubah warna; kulit
kasar, bersisik dan mudah terkelupas.

Makanan lokal : Makanan yang merupakan hasil olahan berbahan dasar dari daerah
itu sendiri.

Marasmus : Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat
kurus dengan penampilan tulang berbalut kulit. Hal ini
disebabkan oleh kehilangan otot dan jaringan lemak, sehingga
wajah anak terlihat tua, tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit
pada bokong memperlihatkan seolah-olah anak sedang memakai
celana longgar (baggy pants).

Masa gestasi : jumlah minggu kehamilan.

PB/U : indikator pertumbuhan yang menghubungkan panjang atau tinggi


badan menurut umur anak.

Pendek : panjang atau tinggi badan menurut umur di bawah garis -2 z-score.
Sangat pendek adalah di bawah garis -3 z-score.

Presisi : unit paling kecil yang bisa diukur oleh suatu instrumen. Sebagai
contoh, ukuran infantometer dengan presisi paling dekat 0.1 cm.

Sangat gemuk : sangat kelebihan berat badan; berat menurut panjang/tinggi


(BB/PB atau BB/TB) atau IMT/umur di atas garis 3 z-score).

Mikrotoise : alat untuk mengukur tinggi anak berumur 2 tahun atau lebih.

Stagnan (mendatar) : tidak berubah (sama). Sebuah garis pertumbuhan mendatar yang
menunjukan pertumbuhan tidak berubah.

Tahapan motorik kasar : tahapan gerak dan kendali badan anak normal.

Z-score / SD score : suatu skor yang menunjukkan penyimpangan dari angka median.
Juga dikenal sebagai simpangan baku (SD) score. Garis referensi
pada grafik pertumbuhan (diberi label 1, 2, 3, -1, -2, -3) disebut
garis z-score; menunjukkan garis di atas atau di bawah angka
median (angka 0).

7
Daftar Bacaan

Daftar pustaka ini dipublikasi oleh WHO dan dapat dilihat di www.who.int atau
http://www.who.int/childgrowth.

Depkes RI, Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta, Depkes, 2005.

WHO/UNICEF. Infant and Young Child Feeding Counselling: An Integrated Course.


Geneva, World Health Organization, Department of Nutrition for Health and Development,
2006.

de Onis M, Garza C, Victora CG, Bhan MK, Norum KR, editors. WHO Multicentre Growth
Reference Study (MGRS): Rationale, Planning and Implementation. Food Nutr Bull 2004; 25
(Suppl 1): S1–89.

de Onis M, Garza C, Onyango AW, Martorell R, editors. WHO Child Growth Standards.
Acta Paediatrica Suppl. 2006; 450: 1–101.

Ertem IO. Guide for Developmental Monitoring and Support. In: Textbook of Developmental
Pediatrics, Ertem IO (Ed). Ankara University School of Medicine, Department of Pediatrics,
Developmental-Behavioral Pediatrics Unit, 2005.

Griffiths M, Dickin K, Favin M. Promoting the Growth of Children: What Works, Toolkit #4.
The World Bank's Nutrition Toolkit. Washington DC, The World Bank, 1996.

Pan American Health Organization/WHO. Guiding Principles for Complementary Feeding


of The Breastfed Child. Washington DC, Pan American Health Organization/World Health
Organization, 2003.

WHO. Guiding Principles for Feeding non-Breastfed Children 6–24 Months of Age.
Geneva, World Health Organization, Department of Child and Adolescent Health and
Development, 2005.

WHO/UNICEF/USAID. HIV and Infant Feeding Counselling Tools: Reference Guide.


Geneva, World Health Organization, Department of Child and Adolescent Health and
Development, 2005. http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593016.pdf

WHO/UNICEF. IMCI Care for Development: Counsel The Mother. Geneva, World
Health Organization and UNICEF, 2002.

WHO/UNICEF. IMCI in-Service Training. Geneva, World Health Organization and


UNICEF, 1997 (WHO/CHD/97.3.A-K).

WHO. Immunization in Practice, Module 2: The Vaccines. Geneva, World


Health Organization, 2004 (WHO/IVB/04.06).

WHO. Management of Severe Malnutrition: a Manual for Physicians and Other Senior
Health Workers. Geneva, World Health Organization, 1999 (WHO/NHD/02.4).

Anda mungkin juga menyukai