Apabila pabrik hanya memproduksi satu jenis produk,maka semua biaya produksi adalah
merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Oleh karena itu, tidak selalu
biaya langsung dalam hubungannya dengan produk merupakan harga variable.sebagai contoh
misalnya suatu suatu pabrik mori hanya menghasilkan satu produk yang berupa mori saja. Upah
tenaga kerja pabrik yang dibayar bulanan dan tidak tergantung dari hasil produksinya,
merupakan biaya langsung terhadap produk mori tersebut, namun bukan merupakan biaya
variable, karena tidak berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.sebagai contoh
pada akhir tahun.
Sabagai contoh pada akhir tahun 1981 perusahaan memiliki 100 kg produk dalam proses yang
telah menealan biaya produksi sebagai berikut:
125.000
230.000
145.000
Contoh :
PT El Sari memproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Jaanuari, Februari,
Maret 1981 disajikan sebagai berikut :
Keterangan Januari Februari Maret Total
Persediaan akhir 40 15 15 15
Harga jual per unit Rp. 100 Rp. 100 Rp. 100
Tarif variable 4 4 4
Tarif tetap 8 8 8
Biaya pemasaran :
Tarif biaya overhead pabrik tetap : Rp. 1.600 : 200 = Rp.8 per kg
Biaya produksi per unit menurut metode full costing dan variable costing dihitung
seperti disajikan sebagai berikut :
Penjelasan Perbedaan perhitungan Rugi-Laba Metode Full Costing dengan Metode Variable
Costing
PT EL SARI
Laporan Rugi-Laba Bulan Januari, Februari, Maret
Jika volume penjualan sama dengan volume produksi maka hasilnya sama dengan 0. Dengan
demikian laba atau rugi yang dihitung dengan full costing sama dengan laba atau rugi yang di
hitung dengan metode variable costing. Biaya overhead pabrik yang di bebankan kepada
persediaan awal dan persediaan akhir dalam metode full costing mempunyai akibat terhadap
perhitungan rugi-laba bulan maret .
Jika volume penjualan lebih besar dari volume produksi, metode full costing akan menghasilkan
perhitungan laba lebih rendah jika dibandingkan dengan jika dihitung dengan metode variable
costing, dalam bulan februari metode full costing menghasilkan laba sebesar Rp6.770, yang lebih
rendah Rp200 dibandingkan dengan laba yang dihasilkan oleh metode variable
costing(Rp6.970). perbedaan jumlah biaya overhead pabrik tetap yang di bebankan kepada
persediaan awal dan persediaan akhir dalam metode full costing mempunyai akibat rugi-laba
bulan Februari. Jadi jika persediaan akhir lebih kecil dari persediaan awal maka laba bersih
menurut metode full costing akan lebih kecil dibandingkan dengan laba bersih menurut variable
costing.
Jika volume penjualan lebih besarr dari volume produksi, metode full costing akan menghasilkan
perhitungan laba lebih tinggi jika dibandingkan dengan jika dihitung dengan metode variable
costing. Bulan januari metode full costing menghasilkan laba Rp.7.050, yang lebih besar Rp80
dibandingkan dengan laba costing (Rp6.970). Perbedaan jumlah biaya overhead pabrik tetap
yang dibebankan sebagai biaya bulan januari dalam masing-masing metode tersebut. Oleh karena
full costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya dalam bulan
januari, maka akibatnya adalah laba bersih bulan januari menurut full costing lebih tinggi Rp80
(Rp7.050- Rp6.970).
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya dapat di bagi menjadi 3
golongan : biaya tetap, biaya variable, dan biaya semi variable. Biaya tetap adalah biaya yang
dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan, sedangkan biaya variable adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi variable adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur
variabel, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Metode variable costing diterapkan dalam akuntansi biaya, di dalam buku besar perlu disediakan
rekening-rekening control berikut ini:
Biaya pemasaran
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada prodek atas dasar tarif
yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Biaya pemasaran dan administrasi & umum yang terjadi dicatat sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum menurut prilakunya
adalah sebagai berikut :
Contoh :
Pesanan Pesanan
Unsur Biaya
#102 #106 Total
Biaya bahan baku Rp1.500 Rp1.300 Rp2.800
Biaya tenaga kerja 800 900 1.700
Biaya overhead pabrik variable 1.600 1.800 3.400
Total harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp3.900 Rp4.000 Rp7.900
1. Pemakaian bahan baku selama bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Pesanan #132 Rp 2.000
Pesanan #133 4.000
Pesanan #134 6.000
Jumlah Rp12.000
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku tersebut adalah sebagai berikut
Jurnal #1
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp12.000
Persediaan Bahan Baku Rp12.000
2. Biaya tenaga kerja yang terjadi dalam bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Biaya tenaga kerja variable :
Biaya tenaga kerja langsung produksi
Pesanan #102 Rp1.400
Pesanan #106 2.000
Pesanan #132 10.000
Pesanan #133 5.000
Pesanan #134 6.600
Total biaya tenaga kerja produksi variable Rp25.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung produksi variable Rp15.000
Biaya tenaga kerja tetap:
Biaya tenaga kerja produksi tetap 20.000
Biaya tenaga kerja pemasaran tetap 15.000
Biaya tng kerja adm & umum tetap 10.000
Total biaya tenaga kerja Rp85.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut :
Jurnal #2
Barang dalam proses-biaya Tenaga Kerja Rp25.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 35.000
Biaya pemasaran 15.000
Biaya administrasi & umum 10.000
Gaji dan upah Rp85.000
3. Biaya overhead pabrik variable dibebankan kepada produk dengan tariff yang di hitung
sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik variable setahun Rp500.000
Taksiran biaya tenaga kerja langsung setahun Rp250.000
Tarif biaya overhead pabrik variable =500.000/250.000 =200% dari biaya tenaga kerja
langsung.
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk tersebut
adalah sebagai berikut :
Jurnal #3
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain biaya tenaga kerja tidak langsung yang
terjadi dalam bulan januari 19x1
Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain biaya tenaga kerja tidak langsung
Jenis biaya Perilaku Jumlah
Biaya bahan penolong Variable Rp18.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Tetap 15.000
Biaya asuransi pabrik Tetap 14.000
Biaya listrik dan air (dibayar tunai) Variable 13.000
Biaya komersial tetap yang terjadi dalam bulan januari 19x1 terdiri dari :
Biaya bahan habis pakai kantor (office supplies) Rp10.000
Biaya iklan (dibayar tunai) 16.000
Total biaya komersial Rp26.000
Jurnal untuk mencatat unsure biaya overhead pabrik selain biaya tenaga kerja tidak
langsung yang sesungguhnya terjadi dalam bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Jurnal #4
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp60.000
Biaya administrasi dan umum 10.000
Biaya pemasaran 16.000
Persediaan bahan penolong Rp18.000
Persediaan bahan habis pakai kantor 10.000
Akumulasi depresiasi 15.000
Persekot asuransi 14.000
Kas 29.000
5. Kartu harga pokok tiap pesanan yang dip roses dalam bulan januari 19x1 yang diisi
berdasarkan data yang telah diuraikan diatas.
Jurnal untuk mencatat produk yang selesai diproduksi dalam bulan januari 19X1 adalah
sebagai berikut
Jurnal #5
Persediaan produk jadi Rp69.100
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp8.800
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja 20.100
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik 40.200
Jurnal untuk mencatat penyerahan produk kepada pemesan adalah sebagai berikut :
Jurnal #6
Piutang Dagang Rp200.400
Hasil penjualan Rp200.400
Harga pokok penjualan Rp50.100
Persediaan produk jadi Rp50.100
Jurnal untuk mencatat produk dalam proses pada akhir bulan januari 19X1 adalah sebagai
berikut :
Jurnal #7
Persediaan produk dalam proses Rp25.800
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp6.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja 6.600
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik 13.200
( Lihat harga pokok produk dalam proses ke dalam kartu harga pokok pesanan #134)
6. Jurnal untuk memisahkan unsure biaya variable dan biaya tetap dalam biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi & umum
adalah sebagai berikut :
Jurnal #8
Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable Rp46.000
Biaya oberhead pabrik sesungguhnya tetap 49.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp95.000
Catatan :
Variable Tetap
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp15.000 20.000
Biaya bahan penolong 18.000
Biaya depresiasi aktiva tetap 15.000
Biaya asuransi pabrik 14.000
Biaya listrik dan air 13.000
Total Rp46.000 Rp49.000
Jurnal #9
Biaya pemasaran variable Rp -
Biaya pemasaran tetap 31.000
Biaya pemasaran Rp31.000
Catatan :
Biaya pemasaran tetap tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja Rp15.000 dan biaya iklan
Rp 16.000.
Jurnal #10
Biaya administrasi & umum variabel Rp -
Biaya administrasi & umum tetap 20.000
Biaya administrasi & umum Rp20.000
Catatan :
Biaya administrasi & umum tetap tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja Rp10.000 dan
biaya bahan habis pakai kantor Rp10.000.
7. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankan ke
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya variable adalah sebagai berikut :
Jurnal #11
Biaya overhead pabrik variable yang di bebankan Rp50.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya 50.000
8. Jurnal untuk mencatat pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik bulan januari
19X1 adalah sebagai berikut :
Jurnal #12
Pembebanan kurang/lebih biaya overhead pabrik Rp4.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable Rp4.000
9. Laporan rugi-laba PT Rimendi bulan Januari 19X1 yang disusun berdasarkan data
tersebut di sajikan pada data di bawah
Laporan rugi-laba PT Rimendi bulan Januari 19X1 yang di sajikan menurut metode
variable costing
PT Rimendi
Laporan Rugi-Laba untuk bulan Januari 19X1
Hasil penjualan Rp 200.400
Biaya variable :
Biaya tetap:
Biaya overhead pabrik tetap Rp49.000
Biaya administrasi & umum tetap 20.000
Biaya pemasaran tetap 26.000
Total biaya tetap 95.000
Laba bersih Rp59.300