Anda di halaman 1dari 17

Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan

biaya-biaya produksi variable saja kedalam harga pokok produk.

Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari

Biaya bahan baku Rpxx

Biaya tenaga kerja variable xx

Biaya overhead pabrik variable xx

Harga pokok produk Rpxx

Apabila pabrik hanya memproduksi satu jenis produk,maka semua biaya produksi adalah
merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Oleh karena itu, tidak selalu
biaya langsung dalam hubungannya dengan produk merupakan harga variable.sebagai contoh
misalnya suatu suatu pabrik mori hanya menghasilkan satu produk yang berupa mori saja. Upah
tenaga kerja pabrik yang dibayar bulanan dan tidak tergantung dari hasil produksinya,
merupakan biaya langsung terhadap produk mori tersebut, namun bukan merupakan biaya
variable, karena tidak berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.sebagai contoh
pada akhir tahun.

Sabagai contoh pada akhir tahun 1981 perusahaan memiliki 100 kg produk dalam proses yang
telah menealan biaya produksi sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp 5.000

Biaya tenaga kerja variable 25.000

Biaya overhead pabrik variable 50.000

Biaya overhead pabrik tetap 30.000

Jumlah biaya produksi Rp110.000


Perbedaan metode full costing dengan metode variable costing ditinjau dari sudut penyajian
laporan rugi laba

Laporan rugi laba full costing

Hasil penjualan Rp500..000

Harga pokok penjualan (termasuk biaya overhead pabrik tetap) 250.000

Laba bruto Rp250.000

Biaya administrasi dan umum Rp50.000

Biaya pemasaran 75.000

125.000

Laba bersih usaha Rp125.000

Laporan rugi laba variable costing

Hasil penjualan Rp500.000

Dikurangi biaya-biaya variable:

Biaya produksi variable Rp150.000

Biaya pemasaran variable 50.000

Biaya administarasi dan umum variable 30.000

230.000

Laba kontribusi Rp270.000

Dikurangi biaya-biaya tetap:


Biaya produksi tetap Rp100.000

Biaya pemasaran tetap 25.000

Biaya administrasi dan umum tetap 20.000

145.000

Laba bersih usaha Rp125.000

Perhitungan rugi-laba menurut metode variable costing

Contoh :

PT El Sari memproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Jaanuari, Februari,
Maret 1981 disajikan sebagai berikut :
Keterangan Januari Februari Maret Total

Persediaan awal 30 unit 40 unit 15 unit 30 unit

Produksi 200 165 165 530

Penjualan 190 190 165 545

Persediaan akhir 40 15 15 15

Harga jual per unit Rp. 100 Rp. 100 Rp. 100

Biaya bahan baku per unit 20 20 20

Biaya tenaga kerja per unit 10 10 10

Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya 1.700 1.700 1.700 Rp.5.100

Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya 800 660 660 2.120

Tarif biaya overhead pabrik per unit produk :

Tarif variable 4 4 4

Tarif tetap 8 8 8

Biaya adm & umum :

Variabel per unit yang dijual 3 3 3

Tetap 400 400 400

Biaya pemasaran :

Variabel per unit yang dijual 10 10 10

Tetap 1.000 1.000 1.000


Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar unit prodiuk yang
dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik dihitung atas dasar kapasitas produksi normal per bulan
sebanyak 200 kg, dengan taksiran baiaya overhead pabrik variable sebesar Rp. 800 dan biaya
overhead pabrik tetap sebesar Rp. 1.600 sebulan. Tarif standar biaya overhead pabrik tertentu
berasal dari perhitungan sebagai berikut ini :

Tarif biaya overhead pabrik variable : Rp.800 : 200 = Rp.4 per kg

Tarif biaya overhead pabrik tetap : Rp. 1.600 : 200 = Rp.8 per kg

Biaya produksi per unit menurut metode full costing dan variable costing dihitung
seperti disajikan sebagai berikut :

Full Costing Variable Costing

Biaya bahan baku Rp. 20 Rp. 20

Biaya tenaga kerja 10 10

Biaya overhead variable 4 4

Biaya overhead pabrik tetap 8 8

Biaya produksi per unit Rp. 42 Rp. 34

Penjelasan Perbedaan perhitungan Rugi-Laba Metode Full Costing dengan Metode Variable
Costing

Berikut ini diuraikan berbagai perbedaan perhitungan Rugi-Laba kedua metode

PT EL SARI
Laporan Rugi-Laba Bulan Januari, Februari, Maret

Full Costing Variable Costing


Januari Februari Maret Januari Februari Maret
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Volume penjualan
(unit) 190 190 165 190 190 190
Hasil penjualan Hasil penjualan Volume
Volume x Rp100 19.000 19.000 16.500 x Rp100 19.000 19.000 16.500
Harga pokok
Biaya variabel
penjualan
Persediaan awal 1.260 1.680 630 Persediaan awal 1.020 1.360 510
Biaya bahan baku 4.000 3.300 3.300 Biaya bahan baku 4.000 3.300 3.300
Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650 Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650
Biaya overhead Biaya overhead pabrik
pabrik variable 800 660 660 variable 800 660 660
Biaya overhead
pabrik tetap 1600 1.320 1.320
Harga pokok Harga pokok produk
produksi siap dijual 9.660 8.610 7.560 siap dijual 7.820 6.970 6.120
Persediaan akhir 1680 630 630 Persediaan akhir 1.360 510 510
Pk. Penj. Sebelum Harga pokok penjualan
disesuaikan 7980 7980 6930 variable 6.460 6.460 5.610
Biaya overhead Biaya adm. & Umum
pabrik (lebih) variable
kurang di bebankan 100 380 380 570 570 495
Harga pokok Biaya pemasaran
penjualan setelah variable
disesuaikan 8080 8360 7310 1.900 1.900 1.650
Total biaya variable 8.930 8.930 7.755
Bruto 10920 10.640 9.190 Laba kontribusi 10.070 10.070 8.745

Biaya komersial Biaya tetap


Biaya adm.&umum Biaya Ov. Pabrik tetap 1.700 1.700 1.700
Variable 570 570 495 Biaya adm & Um tetap 400 400 400
Tetap 400 400 400 Biaya pemasaran tetap 1.000 1.000 1.000
Biaya pemasaran
Variable 1.900 1.900 1.650
Tetap 1.000 1.000 1.000
Jumlah biaya Jumlah biaya tetap
komersial 3.870 3.870 3.545 3.100 3.100 3.100
Laba bersih 7.050 6.770 5.645 Laba bersih 6.970 6.970 5.645

Jika volume penjualan sama dengan volume produksi maka hasilnya sama dengan 0. Dengan
demikian laba atau rugi yang dihitung dengan full costing sama dengan laba atau rugi yang di
hitung dengan metode variable costing. Biaya overhead pabrik yang di bebankan kepada
persediaan awal dan persediaan akhir dalam metode full costing mempunyai akibat terhadap
perhitungan rugi-laba bulan maret .

Jika volume penjualan lebih besar dari volume produksi, metode full costing akan menghasilkan
perhitungan laba lebih rendah jika dibandingkan dengan jika dihitung dengan metode variable
costing, dalam bulan februari metode full costing menghasilkan laba sebesar Rp6.770, yang lebih
rendah Rp200 dibandingkan dengan laba yang dihasilkan oleh metode variable
costing(Rp6.970). perbedaan jumlah biaya overhead pabrik tetap yang di bebankan kepada
persediaan awal dan persediaan akhir dalam metode full costing mempunyai akibat rugi-laba
bulan Februari. Jadi jika persediaan akhir lebih kecil dari persediaan awal maka laba bersih
menurut metode full costing akan lebih kecil dibandingkan dengan laba bersih menurut variable
costing.

Jika volume penjualan lebih besarr dari volume produksi, metode full costing akan menghasilkan
perhitungan laba lebih tinggi jika dibandingkan dengan jika dihitung dengan metode variable
costing. Bulan januari metode full costing menghasilkan laba Rp.7.050, yang lebih besar Rp80
dibandingkan dengan laba costing (Rp6.970). Perbedaan jumlah biaya overhead pabrik tetap
yang dibebankan sebagai biaya bulan januari dalam masing-masing metode tersebut. Oleh karena
full costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya dalam bulan
januari, maka akibatnya adalah laba bersih bulan januari menurut full costing lebih tinggi Rp80
(Rp7.050- Rp6.970).

PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE VARIABLE COSTING

Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya dapat di bagi menjadi 3
golongan : biaya tetap, biaya variable, dan biaya semi variable. Biaya tetap adalah biaya yang
dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan, sedangkan biaya variable adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semi variable adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur
variabel, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Metode variable costing diterapkan dalam akuntansi biaya, di dalam buku besar perlu disediakan
rekening-rekening control berikut ini:

Biaya Overhead Pabrik Variable yang di bebankan

Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable

Biaya overhead pabrik sesungguhnya tetap

Biaya administrasi & umum

Biaya administrasi & umum variabel

Biaya administrasi & umum tetap

Biaya pemasaran

Biaya pemasaran variable

Biaya pemasaran tetap

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada prodek atas dasar tarif
yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut :

Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rpxx

Biaya overhead pabrik variable yang di bebankan Rpxx

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rpxx

Berbagai rekening yang di kredit Rpxx

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rpxx


Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya xx

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rpxx

Biaya pemasaran dan administrasi & umum yang terjadi dicatat sebagai berikut :

Biaya pemasaran Rpxx

Biaya administrasi & umum xx

Berbagai rekening di kredit Rpxx

Jurnal untuk mencatat biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum menurut prilakunya
adalah sebagai berikut :

Biaya pemasaran variable Rpxx

Biaya pemasaran tetap xx

Biaya administrasi & umum variable xx

Biaya administrasi & umum tetap xx

Biaya pemasaran Rpxx

Biaya administrasi & umum xx

Contoh :

PT Rimendi berproduksi berdasarkan pesanan. Akuntansi biaya produksinya menggunakan


metode harga pokok pesanan dan penentuan harga pokok produknya menggunakan metode
variable costing. Perseediaan awal produk disajikan gambar di bawah ini .
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal

Pesanan Pesanan
Unsur Biaya
#102 #106 Total
Biaya bahan baku Rp1.500 Rp1.300 Rp2.800
Biaya tenaga kerja 800 900 1.700
Biaya overhead pabrik variable 1.600 1.800 3.400
Total harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp3.900 Rp4.000 Rp7.900

Transaksi biaya dalam bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :

1. Pemakaian bahan baku selama bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Pesanan #132 Rp 2.000
Pesanan #133 4.000
Pesanan #134 6.000
Jumlah Rp12.000
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku tersebut adalah sebagai berikut
Jurnal #1
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp12.000
Persediaan Bahan Baku Rp12.000
2. Biaya tenaga kerja yang terjadi dalam bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Biaya tenaga kerja variable :
Biaya tenaga kerja langsung produksi
Pesanan #102 Rp1.400
Pesanan #106 2.000
Pesanan #132 10.000
Pesanan #133 5.000
Pesanan #134 6.600
Total biaya tenaga kerja produksi variable Rp25.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung produksi variable Rp15.000
Biaya tenaga kerja tetap:
Biaya tenaga kerja produksi tetap 20.000
Biaya tenaga kerja pemasaran tetap 15.000
Biaya tng kerja adm & umum tetap 10.000
Total biaya tenaga kerja Rp85.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut :
Jurnal #2
Barang dalam proses-biaya Tenaga Kerja Rp25.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 35.000
Biaya pemasaran 15.000
Biaya administrasi & umum 10.000
Gaji dan upah Rp85.000
3. Biaya overhead pabrik variable dibebankan kepada produk dengan tariff yang di hitung
sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik variable setahun Rp500.000
Taksiran biaya tenaga kerja langsung setahun Rp250.000

Tarif biaya overhead pabrik variable =500.000/250.000 =200% dari biaya tenaga kerja
langsung.

Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk

Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel


Pesanan (1) (1) x 200%
Pesanan 102 Rp1.400 Rp2.800
Pesanan 106 2.000 4.000
Pesanan 132 10.000 20.000
Pesanan 133 5.000 10.000
Pesanan 134 6.600 13.200
Total biaya overhead pabrik variable
yang di bebankan kpd produk Rp50.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk tersebut
adalah sebagai berikut :
Jurnal #3

Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rp50.000

Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Rp50.000

4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain biaya tenaga kerja tidak langsung yang
terjadi dalam bulan januari 19x1
Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain biaya tenaga kerja tidak langsung
Jenis biaya Perilaku Jumlah
Biaya bahan penolong Variable Rp18.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Tetap 15.000
Biaya asuransi pabrik Tetap 14.000
Biaya listrik dan air (dibayar tunai) Variable 13.000

Total biaya overhead pabrik variable Rp31.000


Total biaya overhead pabrik tetap 29.000

Total biaya overhead pabrik Rp60.000

Biaya komersial tetap yang terjadi dalam bulan januari 19x1 terdiri dari :
Biaya bahan habis pakai kantor (office supplies) Rp10.000
Biaya iklan (dibayar tunai) 16.000
Total biaya komersial Rp26.000

Jurnal untuk mencatat unsure biaya overhead pabrik selain biaya tenaga kerja tidak
langsung yang sesungguhnya terjadi dalam bulan januari 19x1 adalah sebagai berikut :
Jurnal #4
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp60.000
Biaya administrasi dan umum 10.000
Biaya pemasaran 16.000
Persediaan bahan penolong Rp18.000
Persediaan bahan habis pakai kantor 10.000
Akumulasi depresiasi 15.000
Persekot asuransi 14.000
Kas 29.000
5. Kartu harga pokok tiap pesanan yang dip roses dalam bulan januari 19x1 yang diisi
berdasarkan data yang telah diuraikan diatas.

Kartu harga pokok pesanan #102


(telah diserahkan kepada pemesan pada harga jual Rp32.400)
Biaya Biaya tenaga Biaya overhead
Bahan Kerja Pabrik
Keterangan Baku Variable Variable Total
Persediaan awal Rp1.500 Rp 800 Rp1.600 Rp3.900
Tambahan biaya bulan jan 19x1 1.400 2.800 4.200
Rp1.500 Rp2.200 Rp4.400 Rp8.100

Kartu harga pokok pesana #106


(telah diserahkan kepada pemesan pada harga jual Rp40.000)
Biaya Biaya tenaga Biaya overhead
Bahan Kerja Pabrik
Keterangan Baku variable Variable Total
Persediaan awal Rp1.300 Rp 900 Rp1.800 Rp4.000
Tambahan biaya bulan jan 19x1 2.000 4.000 6.000
Rp1.300 Rp2.900 Rp5.800 Rp10.000

Kartu harga pokok pesanan #132


(telah selesai diproduksi dan diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp128.000)
Biaya Biaya tenaga Biaya overhead
Bahan Kerja Pabrik
Keterangan Baku variable Variable Total
Biaya bulan jan 19x1 Rp2.000 Rp 10.000 Rp20.000 Rp32.000

Kartu harga pokok pesanan #133


(telah selesai diproduksi, namun belum diserahkan kepada pemesan )
Biaya Biaya tenaga Biaya overhead
Bahan Kerja Pabrik
Keterangan Baku variable Variable Total
Biaya bulan jan 19x1 Rp4.000 Rp 5.000 Rp10.000 Rp19.000

Kartu harga pokok pesanan #134


(masih dalam proses pada akhir bulan januari 19x1)
Biaya Biaya tenaga Biaya overhead
Bahan Kerja Pabrik
Keterangan Baku variable Variable Total
Biaya bulan jan 19x1 Rp6.000 Rp 6.600 Rp13.200 Rp25.800

Jurnal untuk mencatat produk yang selesai diproduksi dalam bulan januari 19X1 adalah
sebagai berikut
Jurnal #5
Persediaan produk jadi Rp69.100
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp8.800
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja 20.100
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik 40.200

Jurnal untuk mencatat penyerahan produk kepada pemesan adalah sebagai berikut :
Jurnal #6
Piutang Dagang Rp200.400
Hasil penjualan Rp200.400
Harga pokok penjualan Rp50.100
Persediaan produk jadi Rp50.100

Jurnal untuk mencatat produk dalam proses pada akhir bulan januari 19X1 adalah sebagai
berikut :
Jurnal #7
Persediaan produk dalam proses Rp25.800
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp6.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja 6.600
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik 13.200
( Lihat harga pokok produk dalam proses ke dalam kartu harga pokok pesanan #134)

6. Jurnal untuk memisahkan unsure biaya variable dan biaya tetap dalam biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi & umum
adalah sebagai berikut :
Jurnal #8
Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable Rp46.000
Biaya oberhead pabrik sesungguhnya tetap 49.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp95.000
Catatan :
Variable Tetap
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp15.000 20.000
Biaya bahan penolong 18.000
Biaya depresiasi aktiva tetap 15.000
Biaya asuransi pabrik 14.000
Biaya listrik dan air 13.000
Total Rp46.000 Rp49.000

Jurnal #9
Biaya pemasaran variable Rp -
Biaya pemasaran tetap 31.000
Biaya pemasaran Rp31.000

Catatan :
Biaya pemasaran tetap tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja Rp15.000 dan biaya iklan
Rp 16.000.

Jurnal #10
Biaya administrasi & umum variabel Rp -
Biaya administrasi & umum tetap 20.000
Biaya administrasi & umum Rp20.000

Catatan :
Biaya administrasi & umum tetap tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja Rp10.000 dan
biaya bahan habis pakai kantor Rp10.000.

7. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankan ke
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya variable adalah sebagai berikut :
Jurnal #11
Biaya overhead pabrik variable yang di bebankan Rp50.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya 50.000
8. Jurnal untuk mencatat pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik bulan januari
19X1 adalah sebagai berikut :
Jurnal #12
Pembebanan kurang/lebih biaya overhead pabrik Rp4.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable Rp4.000
9. Laporan rugi-laba PT Rimendi bulan Januari 19X1 yang disusun berdasarkan data
tersebut di sajikan pada data di bawah
Laporan rugi-laba PT Rimendi bulan Januari 19X1 yang di sajikan menurut metode
variable costing

PT Rimendi
Laporan Rugi-Laba untuk bulan Januari 19X1
Hasil penjualan Rp 200.400
Biaya variable :

Persediaan Produk Dalam Proses Awal Rp 7.900


Biaya produksi:
Biaya bahan baku 12.000
Biaya tenaga kerja 25.000
Biaya overhead pabrik 50.000
Rp 94.000
Persediaan produk dalam proses akhir 25.800
Harga pokok produksi Rp69.100
Persediaan produk jadi akhir 19.000
Harga pokok penjualan sebelum adjustment biaya overhead pabrik Rp50.100
Pembebanan lebih biaya overhead pabrik 4.000
Harga pokok penjualan sesungguhnya 46.100
Rp154.300
Biaya administrasi dan umum variable Rp -
Biaya pemasaran variable - -
Laba kontribusi Rp154.300

Biaya tetap:
Biaya overhead pabrik tetap Rp49.000
Biaya administrasi & umum tetap 20.000
Biaya pemasaran tetap 26.000
Total biaya tetap 95.000
Laba bersih Rp59.300

Anda mungkin juga menyukai