PROGRAM MONODISIPLIN
“DENGAN BERKEBUN AKU SEHAT”
TERAPI BERKEBUN PADA LANSIA UNTUK
MENCEGAH KEPIKUNAN
Oleh:
FERAWATI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BIODATA MAHASISWA
Nama : Ferawati
Nim : 15010115120063
Fakultas : Psikologi
Tahun : 2018
Halaman cover
Biodata mahasiswa
Daftar isi
Daftar gambar
Kata pengantar
Deskripsi Modul
1. Penuaan
2. Terapi berkebun
3. Senam otak
4. Evaluasi
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya, saya telah menyelesaikan modul
terapi berkebun untuk lansia desa Tambahsari sebagai salah satu luaran dari program monodisiplin
tentang pemberian terapi berkebun untuk lansia guna mencegah kepikunan di desa Tambahsari
dalam Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas
Diponegoro Periode Tim II Tahun 2018 di Desa Tambahsari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten
Kendal.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kami kepada
1. Bapak Prof. Dr.rer.nat. Heru Susanto, S.T., M.M., M.T, selaku Ketua Lembaga
3. Ibu Ir. Hermin Werdiningsih, M.T., Ibu Lintang Dian Saraswati, SKM, M. Epid dan
Bapak Dr. Yoyok Budi Pramono, S.Pt, M.P, selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN
Kendal.
7. Segenap pihak yang telah membantu dalam memudahkan kelancaran kegiatan survey
dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini dapat berguna sebagai
sarana untuk membantu Lansia dalam meningkatkan produktivitasnya serta mencegah kepikunan
Desa Tambahsari.
(FERAWATI)
Kab. Kendal
DESKRIPSI MODUL
Modul ini menjelaskan mengenai pengertian proses penuaan, menurut
beberapa ahli adalah bahwa periode dimana individu telah merasakan proses
kematangan dalam urusan dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran
sampai 79 tahun, rata-rata menunjukkan penurunan usia biologis 4 tahun lebih muda.
Penuaan merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai
sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Menua bukanlah
sebuah penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
. Selain itu modul ini berisi mengenai cara untuk mengisi waktu luang lansia
agar menjadi produktif meskipun di usia yang lanjut. Salah satu kegiatan yang
dilakukan yaitu senam otak serta kegiata berkebun sebagai sarana bagi lansia untuk
mencegah kepikunan.
A. Proses Penuaan
a) Penuaan Fisik
Penuaan ini paling mudah dilihat dan diingat cirinya. Salah satu cirinya
adalah kulit keriput dan rambut memutih. Operasi plastik bukan merupakan
jalan keluar yang terbaik, dengan perawatan maksimal seseorang dapat
mengurangi ciri fisik penuaan.
b) Penuaan Biologis
Penuaan biologis adalah mulai menurunnya seluruh sistem tubuh.
Mulai dari sistem otak, pencernaan, pernafasan hingga reproduksi. Yang harus
dilakukan untuk menghadapi penuaan secara biologis ini adalah memulai gaya
hidup yang sehat.
c) Penuaan Psikologis
Setiap orang memiliki sikap berbeda saat menjadi tua. Post power
syndrome, merasa tidak dihargai bahkan depresi seringkali melanda orang-
orang dengan usia lanjut. Menurut dr. Maria Sulindro (2010), proses penuaan
tidak terjadi secara serta merta melainkan secara bertahap dan secara garis
besar dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai
berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberikan pengaruh
pada kesehatan. Tubuh pun masih terlihat bugar.
2) Fase 2
Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25 %.
Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata mulai mengalami
rabun dekat, rambut mulai beruban, stamina tubuh mulai berkurang.
3) Fase 3
Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini kulit pun
menjadi kering karena mengalami dehidrasi dan tubuh menjadi cepat capek.
Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi,
reumatik, dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.
Orang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka diharapkan
untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang
menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda. Bagi beberapa
orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang menyangkut
kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan pendapatan mereka
menurun setelah pensiun, mereka sering mengundurkan diri dari kegiatan
sosial. Disamping itu, sebagian besar orang berusia lanjut perlu
mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kehilangan
pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia
mereka untuk menghindari kesepian dan menerima kematian dengan tentram.
B. Ageing Process
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis
dan psikososial:
1.Teori Biologi
a. Teori genetik dan mutasi ( Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies_spesies tertentu. Meua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang di program oleh molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional (sel).
b. “Pemakaian dan Rusak”kelebihan usaha dan stress menyebabkan
sel-sel tubuh lelah (terpakai).
c. Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit dan kekurangan
gizi.
d.Teori “Immunologi Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
e.Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan lingkungan kestabilan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh leleh terpakai.
f.Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas ( kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.
g.Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usung, reaksi kimianya menyebebkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan, dan hilangnya fungsi.
h. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
se-sel tersebut mati.
2. Teori Psikososial
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
1. Ketentuan akan meningkatnya pada penerunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2.Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.
3.Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke usia lanjut.
b.Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
c.Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming dan Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya
usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantias sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos),
yakni:
1. Kehilangan peran (Lost of Role)
5. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation
Ships)
6. Berkurang nya komitmen (Reduced commitment to Social Mores
and Values)
C. Terapi berkebun
Terapi berkebun merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang lansia agar lebih produktif. Berkebun mendorong
kesehatan otak. Selain melatih fisik lansia, berkebun juga melatih
pikiran. Kegiatan ini mengaktifkan beberapa fungsi otak lansia, seperti
belajar hal baru, memecahkan masalah, dan kesigapan. Dengan kata
lain berkebun dapat membantu pikiran lansia untuk tetap aktif. Alasan
dilakukannya terapi berkebun bahwa tanah memiliki fungsi sebagai
antidepresan yakni untuk memperbaiki mood. Hasil penelitian dari
University of Bristol dan University College London menunjukkan
bahwa terdapat bakteri dalam tanah yang bisa mempengaruhi
perilakunya layaknya antidepressant. Bakteri Mycobacterium vaccae
yang berada di tanah ternyata bisa mengaktifkan neuron otak yang
memproduksi serotonin, bahan kimia yang dihasilkan otak dan
bertanggung jawab untuk meciptakan rasa bahagia. Microba dari alam
juga bisa memperbaiki fungsi kognitif.