TI2015 B 039 044 Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara Di Wilayah Pesisir
TI2015 B 039 044 Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara Di Wilayah Pesisir
Laboratorium Sains dan Teknologi Bangunan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
Abstrak
Makalah ini akan membahas tentang keberlanjutan arsitektur Nusantara khususnya pada aspek
ruang binaan di wilayah pesisir. Pembahasan tentang ruang binaan Nusantara pesisir tidak lepas
dari permasalahan yang secara umum terjadi di kawasan pesisir Indonesia terutama pada wilayah
perkotaan tepian air. Pembahasan tentang keberlanjutan ruang binaan Nusantara bertujuan
menggali nilai-nilai keyakinan dan keilmuan arsitektur nusantara pada ruang binaan masa lalu dan
masa kini untuk masa depan yang lebih baik. Metode ilmiah yang dilakukan adalah kajian kualitatif
diskriptif melalui analisis visual dan isi terkait karya arsitek dan tulisan yang berhubungan dengan
arsitektur Nusantara khususnya pada aspek ruang binaan Nusantara. Hasil kajian mencakup
menemukan dan mengenali kembali nilai-nilai alamiah dan manusiawi Nusantara masa lalu untuk
ditumbuhkembangkan pada ruang binaan Nusantara masa kini dan dapat disebarluaskan ketepat-
gunaannya di masa depan. Nilai-nilai ruang binaan Nusantara mencakup aspek berkelanjutan,
selaras alam, tanggap iklim, kesadaran kolektif dan kecerdasan pengetahuan budaya.
setempatan dan kesemestaan ini ada pada maupun di masa kini (kontemporer). Prinsip
arsitektur Nusantara. ruang binaan Nusantara khususnya di wilayah
pesisir terangkai dalam tema keberlanjutan
Arsitektur Nusantara mempunyai keluasan dan kearifan, keharmonisan lingkungan, kebhineka-
kedalaman makna yang beraneka ragam sesuai an tanggap iklim, kesadaran kolektif dan ke-
sudut pandang yang memaknai. Sudut pandang cerdasan pengetahuan budaya.
yang beragam ini sangat dipengaruhi oleh
sumber pengetahuan Arsitektur Nusantara. Te- Hasil Kajian Keberlanjutan Ruang Binaan
rdapat dua sumber pengetahuan utama dalam Nusantara
kajian Arsitektur Nusantara yaitu teoritis dan
empiris. Secara teoritis sebagaimana menurut Hasil analisis visual dan isi tentang ruang binaan
Pangarsa (2012), arsitektur Nusantara adalah Nusantara terumuskan dalam lima pembahasan
arsitektur yang sesuai dengan kefitrahan sistem yaitu keberlanjutan kearifan setempat, keharmo-
kebumian wilayah budaya kepulauan Asia nisan lingkungan alam dan manusia, ke-
Tenggara. Sedangkan secara empiris Arsitektur bhinekaan iklim tropis, kesadaran kolektif ma-
Nusantara wujudnya terdapat pada bangunan kna dan gaya hidup, kecerdasan pengetahuan
masa lalu maupun masa kini merupakan budaya.
kumpulan seni, pengetahuan dan teknologi
lingkungan binaan yang terfokus pada rupa, Keberlanjutan Kearifan Setempat
ruang, tempat dan budaya di kepulauan tropis
Identitas ruang binaan Nusantara pesisir adalah
Asia Tenggara yang memuat nilai—nilai alami
lingkungan binaan yang berpijak pada titik
dan manusiawi.
kearifan akan kefitrahan kepulauan, tumbuh
Metode menjadi bingkai panorama lingkungan alam-
manusia, berkembang menjadi suasana ruang
Metode kajian yang dilakukan adalah dengan berkehidupan nyaman-senang tropis, yang
pendekatan kualitatif diskriptif. Data yang tepat-bijaksana akan makna kesetempatan dar-
dierlukan dalam penelitian ini meliputi dua atan perairan dan berguna sebagai energi
macam, yaitu data primer dan data literatur. kesemestaan pengetahuan-budaya. Lebih dari
Pengumpulan data primer dilakukan dengan itu, upaya untuk menumbuhkembangkan iden-
melakukan pengamatan visual dan diskusi titas keilmuan Arsitektur Nusantara memberi
dengan arsitek terkait dengan proses desain dua manfaat utama yaitu pengaruh keluar
yang sudah dilakukannya. Hal ini dilakukan menyumbang perkembangan dimensi arsitektur
untuk dapat memberikan gambaran secara pada umumnya dan seni, pengetahuan dan
menyeluruh mengenai kegiatan ber-arsitektur teknologi lingkungan binaan pada khususnya di
dan semua hal yang berkaitan dengannya. tingkat dunia, sedangkan pengaruh ke dalam
Pengamatan visual serta diskusi dilakukan adalah memperkuat titik pijakan sesuai
terhadap sepuluh arsitek nasional yang hadir kefitrahan kepulauan dan tepat berkearifan
dalam Seri Workshop Arsitektur Nusantara setempat; menumbuhkan rupa bidang yang
Kontemporer Jurusan Arsitektur Universitas harmonis dan berdasar kasih sayang kemanusia-
Brawijaya pada tahun 2011 dan 2012. Sepuluh an; mengembangkan suasana ruang yang
arsitek yang dipilih dalam kajian ini adalah: Yori berbhineka tropis dan gembira guyup rukun;
Antar, Ari Indra, Adi Purnomo, Andra Matin, Eko mewujudkan tempat seiring waktu yang penuh
Prawoto, Popodanes, Yu Sing, Budi Faisal, kebersamaan dan makna kebajikan bagi
Paulus Mintarga, Budi Pradono. Analisis isi masyarakat; terakhir, menjadi energi-budaya
dilakukan terhadap delapan tulisan yang ber- untuk kemakmuran dan pengetahuan yang
hubungan dengan Arsitektur Nusantara. Analisis bersahaja.
isi ini membantu untuk mengategorikan tematik
kajian imiah terhadap prinsip-prinsip ruang Keberlanjutan kearifan setempat sebagai
binaan Nusantara pada tradisi masa lalu tumpuan utama pengetahuan ruang binaan
Nusantara memuat aspek tradisi Nusantara dan
B 040 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Agung M. Nugroho
kelestariannya. Tradisi ruang binaan Nusantara Prinsip ruang binaan Nusantara pesisir yang
merupakan elemen tata bina yang selalu hadir selaras dengan lingkungan memberi gambaran
sebagai nilai-nilai positif yang menjadi kebutuh- keharmonisan dalam mengatur, menyaring dan
an dasar ruang hidup yang patut dipertahankan. menanggapi lingkungan alam sekitarnya sebagai
Amatan visual ruang binaan Nusantara mencoba upaya memaksimalkan potensi tapak, sistem
mengenali keberlanjutan ini pada karya arsitek alami untuk kenyamanan penghuni serta ke-
Yori Antar dan Ary Indra. Beberapa nilai-nilai sadaran bersama untuk memperbaiki lingkungan
ruang binaan kearifan Nusantara yang dapat sekitar. Strategi untuk mencapai ruang binaan
dirumuskan adalah : pertama, penggunaan selaras alam melalui penataan ruang di dalam
bidang atap horisontal sebagai fungsi peneduh- maupun di luar bangunan serta sistem bangun-
an atau pernaungannya. Kedua, integrasi ruang an yang tepat guna sebagai mana terdapat di
luar dan dalam melalui bidang bukaan yang karya arsitek masa kini.
lebar. Ketiga, perhatian akan detail untuk
memberikan fokus visual sebagai pemenuhan Nilai-nilai keselarasan alam, sosial kemanusiaan
kebutuhan dasar manusia. Keempat, pendekat- dan aspek spritualitas pada karya arsitek masa
an antropologi untuk memancing partisipasi kini (kontemporer) melalui amatan visual karya
sosial masyarakat untuk bersama-sama menjaga arsitek Eko Prawoto dan Popodanes. Beberapa
pengetahuan arsitektur Nusantara di masa lalu. nilai ruang binaan selaras Nusantara pada karya
Kelima, keberlanjutan kearifan setempat me- mereka antara lain: pertama, aspek alam (apa
muat ketepatan aspek intuisi (nilai rasa) dan yang sewajarnya) dan manusia (pembelajaran
ketepatan wujudnya (nilai akal) baik pada masa mental tentang interaksi sosial) menjadi
lalu, masa kini dan masa depan. Keenam, perhatian utama. Kedua, memunculkan spirit
menempatkan ingatan akan nilai rasa masa kecil atau semangat baru tentang aspek kemanusian
yang disebut mental imagery sebagai bekal yang selaras dengan alam. Ketiga, ruang
menggali informasi yang siap untuk diolah binaan dibangun sesuai kebutuhan tapak
kapanpun. Ketujuh, kesadaran akan peran lingkungannya yang unik dan terletak pada
analisa dan metode desain dalam proses ber- kesetempatan tertentu. Keempat, ide kreatif
arsitektur menjadi benar, sedangkan intuitif bukan ambisi untuk memasukkan ide baru ke
akan membuatnya menjadi tepat dan bijak. dalam tapak namun gagasan untuk mengolah
potensi yang ada dan tersedia di tapak atau
Keharmonisan Lingkungan Alam, Manusia dan menggali karakter tapak untuk kemanfaatan.
Kehidupan Kelima, ruang binaan harus dibentuk dan dinilai
secara komunal meskipun keragamannya
Bentukan fisik ruang binaan Nusantara sangat dibentuk oleh individu sehingga menjadi wahana
dipengaruhi nilai kearifan, keselarasan alam dan bersama manusia dengan alamnya dan sepatut-
manusia, iklim tropis lembab, nilai kebersamaan nya menjadi milik bersama. Keenam, ruang
dan dinamika budaya yang menjadi “spirit”nya. binaan senantiasa dinamis dan berubah namun
Proses mewujud lingkungan binaan ditandai terdapat elemen tetap dan universal yang selalu
dengan nilai tradisi sebagai nilai –nilai tata bina dirindukan oleh setiap manusia yaitu nilai
yang harus dipatuhi melalui prosesi tertentu kemanusian. Ketujuh, identitas tidak harus
yang mengandung banyak makna. Hal ini dibangun dengan menghadirkan bentukan
memberi jaminan terdapat transfer of know- tradisional untuk dimunculkan kembali wujudnya,
ledge antar generasi dalam mempertahan-kan namun me-rekontekstual-kan nilai-nilai harmoni
kelestarian alam, dan pribadi luhur penghuni di masa kini. Kedelapan, penggalian konsep
sebagai identitas arsitekturnya. Ruang binaan arsitektur didasarkan pada hal mendasar
Nusantara khususnya di daerah pesisir tidak tentang alam, manusia dan nilai spirit ruang
lepas dari ciri-ciri atau karakter lingkungan alam, binaan. Kesembilan, pengolahan lahan tidak saja
masyarakat dan wujud lingkungan binaan pesisir memanfaatkan kondisi tanah sebisa mungkin,
itu sendiri. Karakter masyarakat pesisir dikenal akan tetapi bagaimana mengolahnya agar
dengan pribadi yang akrab menerima, hidup menjadi lebih baik lagi, baik secara visual
bermasyarakat dan berbagi pengetahuan. maupun ekologisnya. Kesepuluh, kesadaran
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 0 41
Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir
aspek sosio-mental akan dampak visual, spasial, kotaan. Ruang binaan tropis Nusantara pada
budaya, ekonomi, ekologis, bahkan dampak akhirnya memberi gambaran suasana ruang
politik dari suatu karya arsitektural pada kurun yang spesifik yang memberi kesan dan ke-
waktu yang panjang. Kesebelas, penggunaan bahagiaan berhuni sebagai hasil pemanfaaan
material bangunan masa lalu merupakan salah potensi tapak, kenyamanan penghuni serta
satu langkah dalam menggunakan re-use kesadaran bersama untuk memperbaiki
material. Keduabelas, upaya mempertahankan lingkungan sekitar melalui ruang tinggal yang
spirit atau semangat masa lalu untuk bisa tanggap iklim, tempat tinggal yang nyaman dan
dimunculkan dalam konteks ke-kini-an. budaya berhuni yang menyenangkan.
Daftar Pustaka