Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2015

Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir


Agung M. Nugroho

Laboratorium Sains dan Teknologi Bangunan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.

Abstrak

Makalah ini akan membahas tentang keberlanjutan arsitektur Nusantara khususnya pada aspek
ruang binaan di wilayah pesisir. Pembahasan tentang ruang binaan Nusantara pesisir tidak lepas
dari permasalahan yang secara umum terjadi di kawasan pesisir Indonesia terutama pada wilayah
perkotaan tepian air. Pembahasan tentang keberlanjutan ruang binaan Nusantara bertujuan
menggali nilai-nilai keyakinan dan keilmuan arsitektur nusantara pada ruang binaan masa lalu dan
masa kini untuk masa depan yang lebih baik. Metode ilmiah yang dilakukan adalah kajian kualitatif
diskriptif melalui analisis visual dan isi terkait karya arsitek dan tulisan yang berhubungan dengan
arsitektur Nusantara khususnya pada aspek ruang binaan Nusantara. Hasil kajian mencakup
menemukan dan mengenali kembali nilai-nilai alamiah dan manusiawi Nusantara masa lalu untuk
ditumbuhkembangkan pada ruang binaan Nusantara masa kini dan dapat disebarluaskan ketepat-
gunaannya di masa depan. Nilai-nilai ruang binaan Nusantara mencakup aspek berkelanjutan,
selaras alam, tanggap iklim, kesadaran kolektif dan kecerdasan pengetahuan budaya.

Kata-kunci: ruang binaan nusantara, arsitektur berkelanjutan

Pengantar tidak memahami ancaman yang terjadi pada


lingkungan alam, manusia dan binaan baik dari
Permasalahan ruang binaan di Indonesia secara luar maupun dari dalam. Ancaman dari luar
umum adalah semakin memudarnya keyakinan adalah kekuatan ekonomi dan modal yang besar
akan nilai-nilai kebenaran, kerusakan lingkungan untuk terus mendesak dan merubah lingkungan
alam, perubahan iklim tapak, krisis energi dan binaan yang ada sesuai kebutuhan masyarakat
pergeseran gaya hidup seiring dengan proses modern. Sedangkan ancaman dari dalam ada-
pembangunan terutama di wilayah perkotaan. lah semakin hilangnya pengetahuan akan daya
Semakin memudarnya keyakinan masa lalu dukung lingkungan alam terhadap perubahan
tentang kearifan setempat untuk menjaga keles- yang terjadi akibat adanya pem-bangunan
tarian lingkungan telah berganti seiring tuntutan secara terus menerus. Benih keyakinan yang
ekonomi yang hanya mempertimbangkan ke- sama tentang kelestarian lingkungan alam perlu
pentingan jangka pendek. Apabila hal ini terus terus disebarkan menuju masa depan yang lebih
dibiarkan maka arsitektur negeri sebagai baik. Visi pembangunan bangsa harus dimaknai
pengetahuan lingkungan binaan setempat akan tidak saja terus membangun namun disertai
hilang sebagaimana burung Dodo yang punah di dengan upaya membina yaitu merawat, me-
awal abad ke 18. Menurut sejarawan serta ahli lestarikan dan menjaga keberlanjutannya. Salah
biologi, burung Dodo punah disebabkan spesies satu strategi untuk menjaga kearifan setempat
ini tidak mengenali pemangsanya atau adalah terus menggali dan mengenali penge-
musuhnya sehingga tidak mempunyai kemam- tahuan tata bina setempat untuk ditumbuh
puan untuk beradaptasi menjaga kelangsungan kembangkan dalam era globalisasi sehingga
hidupnya. Hal ini sangat mungkin terjadi pada menyebar dalam kesemestaan (universalitas)
arsitektur Indonesia manakala arsitek negeri pengetahuan arsitektur dunia. Ciri-ciri ke-
serta pemangku kepentingan pembangunan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 039
Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir

setempatan dan kesemestaan ini ada pada maupun di masa kini (kontemporer). Prinsip
arsitektur Nusantara. ruang binaan Nusantara khususnya di wilayah
pesisir terangkai dalam tema keberlanjutan
Arsitektur Nusantara mempunyai keluasan dan kearifan, keharmonisan lingkungan, kebhineka-
kedalaman makna yang beraneka ragam sesuai an tanggap iklim, kesadaran kolektif dan ke-
sudut pandang yang memaknai. Sudut pandang cerdasan pengetahuan budaya.
yang beragam ini sangat dipengaruhi oleh
sumber pengetahuan Arsitektur Nusantara. Te- Hasil Kajian Keberlanjutan Ruang Binaan
rdapat dua sumber pengetahuan utama dalam Nusantara
kajian Arsitektur Nusantara yaitu teoritis dan
empiris. Secara teoritis sebagaimana menurut Hasil analisis visual dan isi tentang ruang binaan
Pangarsa (2012), arsitektur Nusantara adalah Nusantara terumuskan dalam lima pembahasan
arsitektur yang sesuai dengan kefitrahan sistem yaitu keberlanjutan kearifan setempat, keharmo-
kebumian wilayah budaya kepulauan Asia nisan lingkungan alam dan manusia, ke-
Tenggara. Sedangkan secara empiris Arsitektur bhinekaan iklim tropis, kesadaran kolektif ma-
Nusantara wujudnya terdapat pada bangunan kna dan gaya hidup, kecerdasan pengetahuan
masa lalu maupun masa kini merupakan budaya.
kumpulan seni, pengetahuan dan teknologi
lingkungan binaan yang terfokus pada rupa, Keberlanjutan Kearifan Setempat
ruang, tempat dan budaya di kepulauan tropis
Identitas ruang binaan Nusantara pesisir adalah
Asia Tenggara yang memuat nilai—nilai alami
lingkungan binaan yang berpijak pada titik
dan manusiawi.
kearifan akan kefitrahan kepulauan, tumbuh
Metode menjadi bingkai panorama lingkungan alam-
manusia, berkembang menjadi suasana ruang
Metode kajian yang dilakukan adalah dengan berkehidupan nyaman-senang tropis, yang
pendekatan kualitatif diskriptif. Data yang tepat-bijaksana akan makna kesetempatan dar-
dierlukan dalam penelitian ini meliputi dua atan perairan dan berguna sebagai energi
macam, yaitu data primer dan data literatur. kesemestaan pengetahuan-budaya. Lebih dari
Pengumpulan data primer dilakukan dengan itu, upaya untuk menumbuhkembangkan iden-
melakukan pengamatan visual dan diskusi titas keilmuan Arsitektur Nusantara memberi
dengan arsitek terkait dengan proses desain dua manfaat utama yaitu pengaruh keluar
yang sudah dilakukannya. Hal ini dilakukan menyumbang perkembangan dimensi arsitektur
untuk dapat memberikan gambaran secara pada umumnya dan seni, pengetahuan dan
menyeluruh mengenai kegiatan ber-arsitektur teknologi lingkungan binaan pada khususnya di
dan semua hal yang berkaitan dengannya. tingkat dunia, sedangkan pengaruh ke dalam
Pengamatan visual serta diskusi dilakukan adalah memperkuat titik pijakan sesuai
terhadap sepuluh arsitek nasional yang hadir kefitrahan kepulauan dan tepat berkearifan
dalam Seri Workshop Arsitektur Nusantara setempat; menumbuhkan rupa bidang yang
Kontemporer Jurusan Arsitektur Universitas harmonis dan berdasar kasih sayang kemanusia-
Brawijaya pada tahun 2011 dan 2012. Sepuluh an; mengembangkan suasana ruang yang
arsitek yang dipilih dalam kajian ini adalah: Yori berbhineka tropis dan gembira guyup rukun;
Antar, Ari Indra, Adi Purnomo, Andra Matin, Eko mewujudkan tempat seiring waktu yang penuh
Prawoto, Popodanes, Yu Sing, Budi Faisal, kebersamaan dan makna kebajikan bagi
Paulus Mintarga, Budi Pradono. Analisis isi masyarakat; terakhir, menjadi energi-budaya
dilakukan terhadap delapan tulisan yang ber- untuk kemakmuran dan pengetahuan yang
hubungan dengan Arsitektur Nusantara. Analisis bersahaja.
isi ini membantu untuk mengategorikan tematik
kajian imiah terhadap prinsip-prinsip ruang Keberlanjutan kearifan setempat sebagai
binaan Nusantara pada tradisi masa lalu tumpuan utama pengetahuan ruang binaan
Nusantara memuat aspek tradisi Nusantara dan
B 040 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Agung M. Nugroho
kelestariannya. Tradisi ruang binaan Nusantara Prinsip ruang binaan Nusantara pesisir yang
merupakan elemen tata bina yang selalu hadir selaras dengan lingkungan memberi gambaran
sebagai nilai-nilai positif yang menjadi kebutuh- keharmonisan dalam mengatur, menyaring dan
an dasar ruang hidup yang patut dipertahankan. menanggapi lingkungan alam sekitarnya sebagai
Amatan visual ruang binaan Nusantara mencoba upaya memaksimalkan potensi tapak, sistem
mengenali keberlanjutan ini pada karya arsitek alami untuk kenyamanan penghuni serta ke-
Yori Antar dan Ary Indra. Beberapa nilai-nilai sadaran bersama untuk memperbaiki lingkungan
ruang binaan kearifan Nusantara yang dapat sekitar. Strategi untuk mencapai ruang binaan
dirumuskan adalah : pertama, penggunaan selaras alam melalui penataan ruang di dalam
bidang atap horisontal sebagai fungsi peneduh- maupun di luar bangunan serta sistem bangun-
an atau pernaungannya. Kedua, integrasi ruang an yang tepat guna sebagai mana terdapat di
luar dan dalam melalui bidang bukaan yang karya arsitek masa kini.
lebar. Ketiga, perhatian akan detail untuk
memberikan fokus visual sebagai pemenuhan Nilai-nilai keselarasan alam, sosial kemanusiaan
kebutuhan dasar manusia. Keempat, pendekat- dan aspek spritualitas pada karya arsitek masa
an antropologi untuk memancing partisipasi kini (kontemporer) melalui amatan visual karya
sosial masyarakat untuk bersama-sama menjaga arsitek Eko Prawoto dan Popodanes. Beberapa
pengetahuan arsitektur Nusantara di masa lalu. nilai ruang binaan selaras Nusantara pada karya
Kelima, keberlanjutan kearifan setempat me- mereka antara lain: pertama, aspek alam (apa
muat ketepatan aspek intuisi (nilai rasa) dan yang sewajarnya) dan manusia (pembelajaran
ketepatan wujudnya (nilai akal) baik pada masa mental tentang interaksi sosial) menjadi
lalu, masa kini dan masa depan. Keenam, perhatian utama. Kedua, memunculkan spirit
menempatkan ingatan akan nilai rasa masa kecil atau semangat baru tentang aspek kemanusian
yang disebut mental imagery sebagai bekal yang selaras dengan alam. Ketiga, ruang
menggali informasi yang siap untuk diolah binaan dibangun sesuai kebutuhan tapak
kapanpun. Ketujuh, kesadaran akan peran lingkungannya yang unik dan terletak pada
analisa dan metode desain dalam proses ber- kesetempatan tertentu. Keempat, ide kreatif
arsitektur menjadi benar, sedangkan intuitif bukan ambisi untuk memasukkan ide baru ke
akan membuatnya menjadi tepat dan bijak. dalam tapak namun gagasan untuk mengolah
potensi yang ada dan tersedia di tapak atau
Keharmonisan Lingkungan Alam, Manusia dan menggali karakter tapak untuk kemanfaatan.
Kehidupan Kelima, ruang binaan harus dibentuk dan dinilai
secara komunal meskipun keragamannya
Bentukan fisik ruang binaan Nusantara sangat dibentuk oleh individu sehingga menjadi wahana
dipengaruhi nilai kearifan, keselarasan alam dan bersama manusia dengan alamnya dan sepatut-
manusia, iklim tropis lembab, nilai kebersamaan nya menjadi milik bersama. Keenam, ruang
dan dinamika budaya yang menjadi “spirit”nya. binaan senantiasa dinamis dan berubah namun
Proses mewujud lingkungan binaan ditandai terdapat elemen tetap dan universal yang selalu
dengan nilai tradisi sebagai nilai –nilai tata bina dirindukan oleh setiap manusia yaitu nilai
yang harus dipatuhi melalui prosesi tertentu kemanusian. Ketujuh, identitas tidak harus
yang mengandung banyak makna. Hal ini dibangun dengan menghadirkan bentukan
memberi jaminan terdapat transfer of know- tradisional untuk dimunculkan kembali wujudnya,
ledge antar generasi dalam mempertahan-kan namun me-rekontekstual-kan nilai-nilai harmoni
kelestarian alam, dan pribadi luhur penghuni di masa kini. Kedelapan, penggalian konsep
sebagai identitas arsitekturnya. Ruang binaan arsitektur didasarkan pada hal mendasar
Nusantara khususnya di daerah pesisir tidak tentang alam, manusia dan nilai spirit ruang
lepas dari ciri-ciri atau karakter lingkungan alam, binaan. Kesembilan, pengolahan lahan tidak saja
masyarakat dan wujud lingkungan binaan pesisir memanfaatkan kondisi tanah sebisa mungkin,
itu sendiri. Karakter masyarakat pesisir dikenal akan tetapi bagaimana mengolahnya agar
dengan pribadi yang akrab menerima, hidup menjadi lebih baik lagi, baik secara visual
bermasyarakat dan berbagi pengetahuan. maupun ekologisnya. Kesepuluh, kesadaran
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 0 41
Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir

aspek sosio-mental akan dampak visual, spasial, kotaan. Ruang binaan tropis Nusantara pada
budaya, ekonomi, ekologis, bahkan dampak akhirnya memberi gambaran suasana ruang
politik dari suatu karya arsitektural pada kurun yang spesifik yang memberi kesan dan ke-
waktu yang panjang. Kesebelas, penggunaan bahagiaan berhuni sebagai hasil pemanfaaan
material bangunan masa lalu merupakan salah potensi tapak, kenyamanan penghuni serta
satu langkah dalam menggunakan re-use kesadaran bersama untuk memperbaiki
material. Keduabelas, upaya mempertahankan lingkungan sekitar melalui ruang tinggal yang
spirit atau semangat masa lalu untuk bisa tanggap iklim, tempat tinggal yang nyaman dan
dimunculkan dalam konteks ke-kini-an. budaya berhuni yang menyenangkan.

Kebinekaan Tanggap Iklim Tropis Upaya menumbuh-kembangkan ruang binaan


tropis Nusantara masa kini melalui amatan
Pada awalnya ruang binaan merupakan wujud visual pada karya arsitek Adi Purnomo dan
tradisi bermukim yang hanya terbatas sebagai Andra Matin. Pada karya mereka, terdapat
tempat berteduh yang memberi ruang hidup beberapa nilai ruang binaan tropis Nusantara
penghuninya. Perkembangan selanjutnya me- antara lain: pertama, kebhinekaan ruang tropis
ningkat menjadi ruang binaan yang memberikan dan sistem alami sebagai solusi terhadap kondisi
kenyamanan dan menjadi sumber pengetahuan iklim tropis lembab. Kedua, prinsip penyejukan
tata bina dari generasi ke generasi. Aspek alami dapat dilihat pada pemilihan bentuk
kenyamanan dan pengetahuan tata bina ini se- selubung bangunan sebagai media tanam
bagai tanggapan terhadap kondisi iklim dimana tanaman. Ketiga, upaya menghadirkan cahaya
ruang binaan tersebut berada. Iklim tropis kedalam bangunan melalui bentuk cerlang atau
lembab mempunyai ciri curah hujan yang tinggi, kontras dan bayang. Keempat, aspek kefungsian
radiasi matahari yang besar serta perbedaan tanggap iklim melalui pemikirannya tentang
suhu dan kelembaban antara siang dan malam wujud fisik ruang tetap namun suasana ruang
yang rendah. Kondisi iklim tropis kepulauan akibat bayangan senantiasa berubah seiring
Nusantara mempunyai karakter spesifik disebab- pergerakan matahari. Kelima, dinamika ke-
kan posisinya yang berada di garis khatulistiwa; ragaman kondisi iklim untuk meningkatkan
di antara dua benua dan dua samudra serta kualitas visual dan meruang wujud arsitektur.
merupakan lingkungan kepulauan sehingga Keenam, bentuk dinding bernafas diterapkan
mempunyai kelembaban dan suhu yang cukup berdasarkan inspirasi dinding bambu yang dikini
tinggi dibanding daerah tropis lain. Pijakan yang kembali dalam bentuk batu bata hitam berpori
tepat dalam menentukan posisi rumah sebagai ciptaannya.
contoh adalah pemilihan tapak dan kontur yang
sesuai, pertimbangan arah angin dan bentuk Kesadaran Kolektif Gaya Hidup
ramping masa bangunan terkait dengan per-
edaran matahari. Keselarasan kulit bangunan Kesadaran kolektif berupa tradisi masa lalu
yang bernafas terletak pada wujud atap, dinding ruang binaan alami Nusantara perlu di adaptasi-
dan lantai yang menggunakan material ber- kan dengan kondisi saat ini terkait dengan
ongga. Keterpaduan ruang yang saling me- ketersediaan material dan perubahan ling-
neduhi melalui bentuk atap yang lebar, dinding kungan yang semakin padat. Tradisi masa lalu
miring dan variasi ketinggian panggung. yang merupakan gaya hidup untuk mewujudkan
Kebersamaan tempat adalah adanya tempat bangunan dengan sistem alaminya telah teruji
bersama melalui pengaturan jarak antar rumah. pada kurun waktu yang lama pada kondisi iklim
Kesederhanaan pengetahuan merupakan pun- tropis lembab yang relatif sama. Sebagaimana
cak tradisi masa lalu yang seharusnya ber- kita tahu, iklim di Indonesia merupakan faktor
kelanjutan. Tradisi ruang binaan tropis Nusan- lingkungan yang relatif tidak berubah yaitu
tara tidak hanya mencakup lingkup mikro dalam tropis panas dan lembab. Akibat paparan
rumah maupun makro di luar bangunan namun radiasi matahari yang tinggi dan lama maka
lingkungan yang lebih luas pada wilayah per- menyebabkan suhu udara luar dan dalam

B 042 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015


Agung M. Nugroho
bangunan cenderung selalu tinggi. Adaptasi kemandirian untuk membina lingkungan; gaya
terhadap kondisi tersebut menciptakan karakter hidup yang peduli lingkungan sekitar;
ruang binaan masa lalu yang spesifik, seperti: membangun kebersamaan melalui pembinaan
sudut atap yang curam, volume atap yang besar lingkungan berbasis komunitas; mengedepan-
serta memiliki ruang atap sebagai penahan kan peran serta masyarakat untuk meneruskan
panas. Sedangkan pada aspek ruang, ruang tradisi kepedulian, kebersamaan dan kemandiri-
binaan masa lalu cenderung mempunyai ruang- an dalam konservasi energi dan sumber daya
ruang terbuka, dimana dinding tidak menutup alam terbarukan (Nugroho, 2014).
rapat ke bidang lantai maupun langit-langit
sehingga memungkinkan lancarnya penghawaan Kecerdasan Pengetahuan Budaya
alami. Kesadaran kolektif terhadap gaya hidup
alami pada ragam tradisi ruang binaan masa lalu Ruang binaan dipandang sebagai wujud budaya
adalah kebiasan tinggal di ruang terbuka yang yang dilandaskan oleh pemikiran manusia dan
terteduhi. Adaptasi berupa bentuk hunian dan meluas pada keluarga, komunitas, masyarakat.
perilaku berhuni membentuk yang dinamakan Ruang binaan Nusantara sebagai bentuk
tradisi sistem alami. Tradisi sistem alami me- identitas nilai-nilai alami dan manusiawi khas
nunjukkan keberhasilannya dalam upaya me- Indonesia merupakan sumber inspirasi tiada
minimalkan penggunaan energi serta mem- habisnya dalam menghadapi permasalahan
berikan kenyamanan bagi penghuninya sesuai krisis bangsa terutama krisis budaya. Ruang
kontek waktu dan tempatnya. Namun demikian binaan Nusantara sepatutnya menjadi tema
perubahan gaya hidup membuat beberapa sentral dalam setiap wacana pengembangan
tradisi sistem alami di masa lalu tidak secara keilmuan arsitektur negeri ini karena mengan-
menyeluruh mengakomodasi kebutuhan di masa dung unsur kecerdasan pengetahuan dari masa
kini. Dengan kata lain tidak semua strategi ke masa. Benang merah aspek kecerdasan
sistem alami pada ruang binaan masa lalu dapat pengetahuan budaya dapat diibaratkan proses
dilanjutkan kembali. Ruang binaan tradisional berfikir manusia yaitu kemampuan untuk
oleh banyak kalangan merupakan contoh membentuk pola sikap dalam mengantisipasi
arsitektur yang mampu memberikan rasa perubahan situasi lingkungan sekitarnya. Kecer-
nyaman pada penghuninya. Hal ini perlu dasan pengetahuan ruang binaan Nusantara
dicermati secara lebih mendalam terutama dapat dibagi atas kecerdasan dasar, menengah
terkait persepsi kenyamanan yang kadang bias dan lanjut. Kecerdasan dasar merupakan proses
dengan persepsi toleransi kenyamanan sebagai adaptasi terhadap keadaan lingkungan tertentu.
hasil adaptasi manusia Nusantara terhadap Kecerdasan menengah merupakan proses keter-
kondisi alamnya. Dengan demikian hal ini paduan desain yang merupakan optimasi
memberi kita sebuah pembelajaran bahwa beragam kebutuhan pengguna dan kondisi
untuk menciptakan rasa nyaman dalam rumah lingkungan. Kecerdasan lanjut merupakan tahap
tidak saja dengan desain alami namun juga tertinggi yang mana desain mampu secara
memerlukan kesadaran gaya hidup yang dinamis atau fleksibel mengikuti perubahan
memberi toleransi dan adaptasi untuk menerima kondisi lingkungan sekitar. Kecerdasan penge-
kondisi iklim di luar bangunan. tahuan budaya sebuah bangsa dapat dinilai dari
hasil karya ruang binaannya di masa lalu dan di
Kesadaran kolektif gaya hidup masa kini nampak masa kini.
pada peran sosial yang telah dilakukan oleh
arsitek Yu Sing dan Budi Faisal. Beberapa nilai Kecerdasan pengetahuan budaya pada ruang
ruang binaan kesadaran Nusantara antara lain: binaan Nusantara masa kini terdapat pada karya
mengkinikan Arsitektur Nusantara melalui bahan Paulus Mintarga dan Budi Pradono. Nilai nilai
dan peran sosial arsitek dalam masyarakat; ruang binaan cerdas Nusantara antara lain:
mengupayakan kampung kota lestari sebagai secara konsisten menampilkan ciri kekriyaan
sumber nilai dan energi positif untuk Nusantara sebagai wujud karya komunitas
membangun kemandirian dan kesetaraan; mem- dengan muatan kebersamaan, kegotong-
bangun kepedulian, kebersamaan dan royongan, ketekunan dan kesadaran terhadap
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 0 43
Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir

lingkungan; mengakomodasi tukang sebagai Future Sustainable Built Environment, Universiti


manusia pekerja tangan atau pengrajin; penge- Teknologi Malaysia.
mbangan metode diagramming dan program- Nugroho, Agung Murti, 2014, Sustainable
Contamporary Nusantara Architecture , International
ming sebagai proses pengolahan data serta
Conference of Green Architecture for Better Future,
langkah yang harus kita tempuh setelah data itu
University Malikussaleh, Aceh.
terkumpul; optimalisasi karya rancangannya Nugroho, Agung Murti, 2014, Sains Arsitektur
dengan penggunaan skema desain tiga dimensi; Nusantara Kontemporer, Seminar Arsitektur Merah
proses riset terlebih dahulu tentang material dan Putih, Universitas Kristen Duta Wacana Jogjakarta
karakter bahan yang digunakan dalam bangun- Nugroho, Agung Murti, 2015, Seri Rumah Nusantara
an; pengetahuan dan pengenalan tentang ba- Bagian I: Rumah Ramah Lingkungan , Buletin
han; fleksibilitas dan dinamika bangunan. Permukiman Media Informasi Dinas PU Cipta Karya
dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur edisi 7-Maret
2015
Kesimpulan
Nugroho, Agung Murti, 2015, Seri Rumah Nusantara
Bagian II: Nuansa Tropis Nusantara, Alternatif Gaya
Keberlanjutan pengetahuan ruang binaan
Rumah Masa Kini, Buletin Permukiman Media
Nusantara didasarkan akan pengenalan kita
Informasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
terhadap benih keilmuan arsitektur, bumi Provinsi Jawa Timur edisi 8-Juni 2015
persemaiannya dan tata cara membinanya. Nugroho, Agung Murti, 2015, Seri Rumah Nusantara
Tumbuh kembangnya pengetahuan Arsitektur Bagian III: Rumah Sadar Energi , Kemandirian
Nusantara sangat bergantung pada kefitrahan Indonesia Masa Depan, Buletin Permukiman Media
tempat lingkungan binaannya serta kemanusia- Informasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
an arsiteknya. Masa depan ketepat-gunaan Provinsi Jawa Timur edisi 9-September 2015
Pangarsa, Galih Wijil., 2010, Arsitektur Kemanusiaan,
pengetahuan ruang binaan Nusantara di wilayah
Teropong Visual Eko Prawoto, Penerbit Andi Offset
pesisir adalah ketepatan mengolah nilai rasa,
menjaga keharmonisan alam, cermat meng-
amati fenomena lapangan, merubah gaya hidup
lebih baik dan senantiasa cerdas dalam proses
mendesain. Tradisi ruang binaan di masa lalu
secara umum berhasil dalam memberikan
kenyamanan berhuni sebagaimana pada ruang
binaan masa kini. Hal ini nampak pada
persandingan hasil pengukuran suhu dan
kelembaban yang dilakukan di rumah bambu
Wogo dan di rumah bambu Budi Faisal yang
menunjukkan kinerja termal stabil dalam
memberi kenyamanan suhu (Nugroho, 2012).
Upaya keberlanjutan Arsitektur Nusantara
adalah menemu-kenali potensi nilai luhur masa
lalu untuk ditumbuh kembangkan pada masa
kini guna ketepat-gunaan di masa depan.

Daftar Pustaka

Nugroho, Agung Murti, 2013, Arsitektur Nusantara


Kontemporer di Ujung Pandangan Sains Lingkungan
Binaan, Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan
Binaan Indonesia, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Nugroho, Agung Murti, 2013, The Impact of Bamboo
Material on Thermal Performance of Indonesian
Traditional and Contemporary House, International
Seminar Bridging Between Old and New Toward

B 044 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Anda mungkin juga menyukai