BEKERJA DI KETINGGIAN
Act Plan
Check Do
Otoritasdari
SU Director
Competent untuk Asst. Manager Utility & Building
melaksanakan
Person prosedur Asst. Project Delivery Manager
bekerja di
ketinggian
FitterTechnician
Instructed Otoritasuntuk
bekerja di Operator
Person ketinggian Pekerja Kontraktor
PENGENDALIAN RESIKO
1. Eliminasi resiko
• Hindari bekerja di ketinggian apabila memungkinkan
• Contoh : Menggunakan alat bantu, sehingga
pekerjaan yang tadinya dikerjakan di ketinggian
menjadi dikerjakan di dasar
2. Isolasi bahaya
• Pastikan pekerja terisolasi dari bahaya
• Contoh : Guard Rail, Platform Kerja (Perancah, MEWP,
Permanent Walkways,dsb)
3. Lindungi Pekerja
• Pastikan pekerja menggunakan sistem proteksi jatuh
untukmeminimalisir konsekuensi
• Contoh :
• Sistem Pasung (Fall Restrain System)
• Sistem Kekang (Work Positioning System)
• Sistem Akses Tali (Industrial Rope Access System)
• Sistem Redam (Fall Arrest System)
PLATFORM KERJA
Platform Sementara
Platform Permanen
Sistem Redam – Fall Arrest System Sistem Akses Tali – Rope Access
Dirancang untuk Dirancang untuk pekerja
mendukung danmemegang naik dan turun dengan
pekerja saat terjatuh, memanfaatkan tali
mengurangi dampakjatuh linasan kerja (working
line) & tali lintasan
Proteksiterakhir setelah keselamatan (Safety
proteksi lainnya line)
SISTEM AKSES TALI (ROPE ACCESS)
Swing Seat
(apabila
dibutuhkan)
SISTEM PASUNG
(FALL-RESTRAINT SYSTEM)
• Digunakan ketika pekerja berada di atas platform
permanenyang aman tanpa bantuan hand hold
atau lateralsupport
• Dilakukan apabila tidak memungkinkanuntuk
mencegahjatuh dengan menggunakanpenghalang
fisik, seperti guardbarrier
• Horizontal life line selalu digunakan, dilengkapi
dengan peredam apabiladibutuhkan
• Harus dilakukan oleh pekerja yang memiliki
kompetensi
Tambatan
(Engineered Anchor)
SISTEM REDAM
(FALL-ARREST SYSTEM)
• Digunakan ketikabenar-benar tidak memungkinkan untuk
menggunakan pengendaliandenganhirarki lebih tinggi untuk
mencegah jatuh
• Jarak jatuh aman & faktor jatuh harus memenuhi syarat yang
telah ditetapkan
• Tambatan harus ditentukan oleh pekerja yang memiliki
kompetensi
Mechanical Kaitan(Connector)
Helmet Fall Arrester
Full Body
Peredam (Energy
ANSI Z89.1 Harness
Class 1 Type E/G Absorber)
Tali Pengait
Ganda (Double
Lanyard/Hook)
JARAK JATUH
• Jarak aman ketika pekerja terjatuh namun tetap
tergantung pada tali pengait = A+B+C+D
• Sistem redam dipasang sedemikian sehingga
jarak jatuh aman, sehingga saat jatuh tidak
terbentur lantai/ dinding
B. Perpanjangan Peredam
Maksimum
C. Tinggi pekerja
D. Jarak aman dari dasar
FAKTOR JATUH
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐽𝑎𝑡𝑢ℎ
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐽𝑎𝑡𝑢ℎ =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑙𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑖𝑡
Personal Lift
Tangga Lipat
Pekerjaan
Perancah
Inspeksi
Pemeliharaan BerkalaMinor Perancah
Pemeliharaan BerkalaMayor Perancah Bergerak
Operasional
Maksimum
1.85m
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES
: PERANCAH
Kapasitas, Dimensi& Material
Batas tinggi perancah bergerak (mobile scaffolding) :
PalangPenguat
(Cross Bracing)
Arm lock
Jack Base
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Akses
• Akses yang diperbolehkan : tangga (stairway-type).
• Jika tinggi perancah lebih dari 4 m, harus ada
platform istirahat setiap 4 m / 2 lift interval Clearance 8cm
vertikal
• Stairail terdiri dari stairail atas dan tengah untuk
setiap sisi stairway perancah
• Permukaan stairail tidak kasar untuk mencegah
40-60o
luka pada pekerja dan mencegah pakaian
tersangkut
• Terdapat ruang minimum 8 cm antara handrail
dengan objek lainnya, untuk mencegah tangan StairailAtas
pekerja terjepit.
• Permukaan anak tangga harus anti selip. StairailTengah
• Kemiringan tangga 40-60o dari horisontal
Stairway
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
ProteksiJatuh
• Lindungi Pekerja : Sistem redam (fall arrest system), sistem GuardrailAtas
pagar pengaman (guardrail), dan pengaman kaki (toeboards).
• Tali pengait tubuh (lanyard) body harness dikaitkan ke GuardrailTengah
struktur yang kuat, tali keselamatan horisontal (horizontal
lifeline), atau tali keselamatan vertikal (vertical lifeline). Toeboard
• Vertical lifeline ditambatkan pada titik tambat permanen
yang aman, terpisah dari perancah. Misalnya : Struktur
bangunan. Vertical
• Horizontal Lifeline ditambatkan pada dua atau lebih struktur. Lifeline
• Guardrail dipasang di sepanjang sisi terbuka dan ujung lantai
kerja (platform).
• Rail atas dipasang pada ketinggian 0.97-1.2 meter di atas
permukaan lantaikerja.
• Rail tengah dipasang di tengah antara rail atas dan dasar
platform.
• Pengaman kaki (toeboard) dipasang di sepanjang sisi lantai Horizontal
Lifeline
kerja (platform) dengan tinggi minimum 15 cm dari dasar
platform dan memiliki clearance kurang dari 0.7 cm, serta
tebal 2.5cm
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Lantai Kerja (Platform) & Proteksi Falling Objects
• Setiap lantai kerja (platform) harus dipasang penuh, dengan
lebar minimum 60 cm dan memiliki celah maksimum dengan
frame 1 cm.
• Jarak antara platform dan struktur yang sedang dikerjakan
tidak lebih dari 35 cm.
• Platform harus bersih, bebas dari serpihan, dan tidak licin
(tidak ada oli, dsb).
• Apabila terdapat bahaya kejatuhan benda-benda di atas,
perlu diinstal toeboards, screen, sistem guardrail, jaring,
catch platform, struktur kanopi, atau baricades tegantung
Jaring
aplikasi pekerjaan yang dilakukan.
• Apabila terdapat bahaya kejatuhan benda-benda di atas, area
di bawah perancah diberi barikade untuk mencegah pekerja
di bawah terkena kejatuhan benda-benda di atas. Pekerja
tanpa otorisasi dilarang memasuki area tersebut.
• Pekerja wajib menggunakan pelindung kepala (hard hat/
helmet) dan body harness beserta semua kelengkapannya
(lanyard, hook, energy absorber, dsb).
Barikade
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan
• Rasio tinggi terhadap lebar perancah3:1 untuk kondisi
perancah di luar ruangan, dan 3.5 : 1 untuk kondisi
perancah di dalamruangan.
• Perancah dengan rasio tinggi terhadap lebar > 4:1 harus Tie
diperkuat dengan guying, angkur (anchorage/ tying),
palang penguat (bracing) untuk menjaga kestabilan .
• Pemasangan guys, angkur, atau palang penguat dilakukan
pada :
• Vertikal : Sisi horisontal dari ketinggian 4:1 dan :
• Ulangi setiap 6 m (perancah lebar < 0.9 m)
• Ulangi Setiap 8 m (perancah lebar > 0.9 m)
• Horisontal : Setiap ujung, interval tidak lebih dari 9 m
dari salahsatu ujung
• Angkur, guys, palang penguat, dan outrigger harus
digunakan pada perancah yang menerima beban
eksentrik, seperti cantilevered platform
Angkur
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan
• Batang memanjang (Ledge), Batang melintang
(Putlog), Tiang Vertikal (Frame) harusbertumpu
pada pondasi kokoh.
• Putlog/ bearer harus dipasang tegak lurus di
antara tiang vertikal (posts) dengan
menggunakan runner coupler dan sedekat
mungkin denganposts.
• Putlog harus dipasang melebihi post & ledge
untuk memastikan kontak penuhdengan
coupler.
• Putlog paling bawah harus dipasang sedekat
mungkin denganlandasan.
• Ledge harus dipasang sepanjang perancah
secara mendatar di ketinggian yang sama, baik
di bagian dalam maupun dibagian luar.
• Ledge harus terkunci untuk membentuk panjang
yang berkelanjutan, dan terpasang pada tiap
posts.
• Ledge paling bawah harus dipasangsedekat
mungkin denganlandasan
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan
Through
Side-Step
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Kurungan harus melingkaritangga, dibuat dari material yang
kuat, bebas penghalang, dan memiliki interval tidak melebihi
90 cm.
• Kurungan memiliki tinggi 2.1 - 2.5 m dari landasan. Kurungan
dihubungkan setidaknyadengan 2 vertical straps dengan
tambahan bracing sesuai kebutuhan untuk menahan berat
kurungan itusendiri.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Akses tangga permanen harusselalu dalam keadaan
terkunci selamatidak digunakan.
• Kunci dipegang oleh orang yang memiliki otorisasi di area
tersebut. Hanya pekerja yang memiliki otorisasi untuk
bekerja di ketinggian yang boleh menggunakan akses
tangga tersebut.
• Pekerja wajib menggunakan APD seperti pelindung kepala
dan body harness lengkapdengan tali pengaman ketika
bekerja menggunakan akses tangga permanen.
• Body harness selalu dikaitkan ke struktur yangkokoh.
• Akses tangga permanen diinspeksisecaraberkala
• Tanda laik pakai yang jelas serta tanggal pengecekan
terakhir harus dicantumkan di peralatan tersebut.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
Platform(LantaiKerja) Akses Stairway
DCA Perancah DCA MEWP DCA Tangga Portabel DCA Tangga Lipat
7. PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
• Pastikan tindak lanjut dilakukan. Dapat dilakukan melalui
mekanisme :
Project
SAM Tagging Kaizen (CapEx)
Scaffolding
POST TEST WAH