Anda di halaman 1dari 53

PROSEDUR

BEKERJA DI KETINGGIAN

SKIN – DEO – HAIR FACTORY


PRE TEST WAH

SEBUTKAN KETINGGIAN BERAPA METER MENURUT RUANG


LINGKUP PADA PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN..?

FAKTOR JATUH YANG DIREKOMENDASI UNTUK BEKERJA


DIKETINGGIAN ADALAH FAKTOR BERAPA ..?

ALAT AKSES KETINGGIAN APA SAJA YANG BOLEH


DIGUNAKAN UNTUK PEKERJAAN INSPEKSI..?

APA PERSYARATAN JIKA BEKERJA MENGGUNAKAN TANGGA


PORTABLE ATAU TANGGA LIPAT..?

APA YANG HARUS DI CHECK OLEH PENGGUNA TANGGA


SEBELUM DIGUNAKAN..?
RUANG LINGKUP

Lokasi, aktivitas, atau pekerjaan Lokasi, aktivitas, atau pekerjaan


dengan tingkat resiko jatuh dari dengan tingkat resiko jatuh dari
ketinggian ≥ 2 meter ketinggian yang memiliki
bahaya di bawahnya
SISTEM MANAJEMEN K3
BEKERJA DI KETINGGIAN
• Tindak lanjut terhadap • Inventaris Lokasi & Pekerjaan
ketidakpatuhan • Pelatihan, Kompetensi, Otorisasi
• Media : Safety Tag, SAM, Kaizen, atau • PemilihanAlat Bantu Akses
Project(CapEx) • PenilaianResiko: IK, SHE Plan, JSA, PtW

Act Plan

Check Do

• DCA Tangga Lipat, Tangga Portabel,


Perancah, &MEWP • Pelaksanaansesuai metoda yang
• SBO terkait pekerjaan diketinggian disepakatisebelumnya
• DatabaseInsiden • Supervisi dari pengawas yang
• Masukan Pekerja/Manajemen kompeten& memilikiotorisasi
OTORISASI

Otoritasdari
SU Director
Competent untuk Asst. Manager Utility & Building
melaksanakan
Person prosedur Asst. Project Delivery Manager
bekerja di
ketinggian

Others Asst. Manager Otoritas dari


Competent
Expert Technician Authorized Personuntuk
TeamLeader Person mengawasi
pekerjaan
Pengawas Kontraktor ketinggian

FitterTechnician
Instructed Otoritasuntuk
bekerja di Operator
Person ketinggian Pekerja Kontraktor
PENGENDALIAN RESIKO
1. Eliminasi resiko
• Hindari bekerja di ketinggian apabila memungkinkan
• Contoh : Menggunakan alat bantu, sehingga
pekerjaan yang tadinya dikerjakan di ketinggian
menjadi dikerjakan di dasar

2. Isolasi bahaya
• Pastikan pekerja terisolasi dari bahaya
• Contoh : Guard Rail, Platform Kerja (Perancah, MEWP,
Permanent Walkways,dsb)

3. Lindungi Pekerja
• Pastikan pekerja menggunakan sistem proteksi jatuh
untukmeminimalisir konsekuensi
• Contoh :
• Sistem Pasung (Fall Restrain System)
• Sistem Kekang (Work Positioning System)
• Sistem Akses Tali (Industrial Rope Access System)
• Sistem Redam (Fall Arrest System)
PLATFORM KERJA
Platform Sementara

Perancah Perancah Bergerak Boom Lift Scissor Lift

Platform Permanen

Walkways, dengan akses :


• Permanent AccessStairways
• Permanent AccessLadder
SISTEM PROTEKSI JATUH
Sistem Pasung – Fall Restrain System Sistem Kekang – Work Positioning
Pembatasan Pembatasan
pergerakan untuk pergerakan untuk
pekerja ke tempat mencegah jatuh dan
yang mempunyai menyediakan dukungan
potensijatuh posisi pekerja
bergantung

Sistem Redam – Fall Arrest System Sistem Akses Tali – Rope Access
Dirancang untuk Dirancang untuk pekerja
mendukung danmemegang naik dan turun dengan
pekerja saat terjatuh, memanfaatkan tali
mengurangi dampakjatuh linasan kerja (working
line) & tali lintasan
Proteksiterakhir setelah keselamatan (Safety
proteksi lainnya line)
SISTEM AKSES TALI (ROPE ACCESS)

• Digunakan untuk menyelesaikan pekerjaanringan sampai sedang dalam posisi yang


sulit atau yang membutuhkankecepatan(rapid task force)
• Harus dilakukan oleh pekerja yang memiliki kompetensi (sesuai Keputusan Dirjen
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 45/DJPPK/IX/2008) :
• Melakukan berbagaiteknik
Teknisi pemanjatan
• Memimpin pelaksanaan pekerjaan
Akses Tali • Melaksanakanusaha penyelamatan
Tingkat 3 • Mengawasi & membimbing kegiatan
teknisi akses tali tingkat 2 & tngkat 1

Teknisi Akses • Merangkai pengamanpenambatan


• Mengawasi & membimbing kegiatan
Tali Tingkat 2 teknisi akses tali tingkat 1

• Pemasangan pengamankerja &


Teknisi Akses penambatan
Tali Tingkat 1 • Di bawah supervisi teknisi akses tali
tingkat 2
SISTEM AKSES TALI
Tambatan(Anchor)
• Membuat titikpengaman
• Sling (anchor Strap) digunakan pada
improvisedanchor & bersifatsementara
• Ditambatkan di 2tempat
Improvised Engineered berbeda
Acnhor Anchor • Hindari suduttajam
(r > d)
Tali Keselamatan • Pembagian Bebansesuai
TaliKerja sudut tambatan
Tali Keselamatan & TaliKerja
Descender
Full Body Harness
Full BodyHarness Descender, Rope Clamp,
Penjepit Tali & Landyard Mobile Fall Arrester
TaliPengait

Swing Seat
(apabila
dibutuhkan)
SISTEM PASUNG
(FALL-RESTRAINT SYSTEM)
• Digunakan ketika pekerja berada di atas platform
permanenyang aman tanpa bantuan hand hold
atau lateralsupport
• Dilakukan apabila tidak memungkinkanuntuk
mencegahjatuh dengan menggunakanpenghalang
fisik, seperti guardbarrier
• Horizontal life line selalu digunakan, dilengkapi
dengan peredam apabiladibutuhkan
• Harus dilakukan oleh pekerja yang memiliki
kompetensi

Tambatan
(Engineered Anchor)
SISTEM REDAM
(FALL-ARREST SYSTEM)
• Digunakan ketikabenar-benar tidak memungkinkan untuk
menggunakan pengendaliandenganhirarki lebih tinggi untuk
mencegah jatuh
• Jarak jatuh aman & faktor jatuh harus memenuhi syarat yang
telah ditetapkan
• Tambatan harus ditentukan oleh pekerja yang memiliki
kompetensi
Mechanical Kaitan(Connector)
Helmet Fall Arrester

Full Body
Peredam (Energy
ANSI Z89.1 Harness
Class 1 Type E/G Absorber)
Tali Pengait
Ganda (Double
Lanyard/Hook)
JARAK JATUH
• Jarak aman ketika pekerja terjatuh namun tetap
tergantung pada tali pengait = A+B+C+D
• Sistem redam dipasang sedemikian sehingga
jarak jatuh aman, sehingga saat jatuh tidak
terbentur lantai/ dinding

A. Panjang Tali Pengait

B. Perpanjangan Peredam
Maksimum

C. Tinggi pekerja

 D. Jarak aman dari dasar


FAKTOR JATUH

Digunakan untuk mengevaluasi bahayapada kondisi tertentu saat bekerja di ketinggian

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐽𝑎𝑡𝑢ℎ
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐽𝑎𝑡𝑢ℎ =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑙𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑖𝑡

• Faktor jatuh untuk mencegahjarak jatuh


terlalu jauh yang membahayakan pekerja:
• Diwajibkan : Faktor Jatuh ≤ 2,
• Disarankan, apabilamemungkinkan :
Faktor Jatuh ≤1
SISTEM MANAJEMEN K3
BEKERJA DI KETINGGIAN
1
Persiapan : Inventaris Lokasi & 1
Tugas, Kompetensi & Evaluasi Medis
1
Penilaian Resiko : Safety Plan/ RA-
2 Pemilihan Alat BantuAkses
2
PLAN 3
Penilaian Resiko : Safety Plan/ RA – 4
3 Persyaratan Alat Bantu Akses

Penilaian Resiko : IK, Checklist, JSA & 2 4


4 PtW 4

DO 5 Pelaksanaan & Supervisi 5

CHECK 6 Pemantauan Efektivitas 6

ACT 7 Pelaksanaan tindak lanjut 7


1. PERSIAPAN : INVENTARIS LOKASI&
TUGAS
• Competent Person menginventarisir area terbatas terkait bekerja di Ketinggian :
• Walkable Ceiling
• Akses Atap
• Akses Tangga Permanen &Walkways
• PtW Restricted Area harus digunakan untuk mendapatkanakses
• AuthorizedPerson didefinisikan di tiap area & bertanggung jawab untuk mempersiapkan
dan menyetujui JSA & PtW
• Tanda peringatanpermanen dipasang di lokasi berbahaya dengan akses masuk dikontrol
dengan ketat

Restricted Area Mapping Restricted Area PtW & Authorized Person&


Akses terkunci Kontrol AksesMasuk
1. PERSIAPAN : KOMPETENSI
CoA (Certificate of Authorization) Mapping
Pesawat
No Jabatan Working at Height Angkat&
Basic WAH (Skyger) Teknisi Supervisi Ahli K3 Operator Angkut
incl Med Check Perancah Perancah Konstruksi MEWP Peralatan
Basic WaH (Skyger) Teknisi Supervisi Operator
incl MedCheck Perancah Perancah MEWP
1 AMProject Competent √
Perancah √ √ √
2 AM Maintenance Authorized MEWP √ √
3 AMUtility Competent √ TanggaLipat √
4 AM SHE Authorized √ Tangga Permanen & Walkways √
5 Expert Engineering,Utility, & Project Authorized √ √
6 Expert SHE Authorized √ √
7 Operator Utility Authorized √
8 TLWWTP Authorized
9 Operator WWTP Instructed
10 Assisten Opr.Utility Instructed
11 Fitter Mechanic Instructed √ √
12 Fitter Electric Instructed √ √

• Setiap pekerja yang bekerja di ketinggian harus memiliki kompetensi


dasar yang dievaluasi secara periodik, 3 tahunsekali.
• Apabila menggunakan peralatan akses ketinggian, pekerja harus
memiliki otorisasi untuk mengoperasikanatau memasang peralatan
tersebut (Perancah&MEWP)
1. PERSIAPAN : PELATIHAN
• Pelatihan diberikan sesuai dengan target kompetensi pekerja
• Materi yang diberikan termasuk resiko trauma suspensi & penanganan yang
dilakukan untuk meminimalkan resiko, serta penanganan kondisi darurat
1. PERSIAPAN : EVALUASI MEDIS
• Tenaga Medis Profesional (OHS) melakukan penilaian medis
• Cakupan pengecekan :
• TekananDarah
• Denyut Nadi
• Gangguan Kesehatan Takut Ketinggian (Nervous System)
• Gangguan Jantung & Tekanan Darah (Cardio Vascular System)
• Gangguan pada indera & Pernapasan
• Ketergantungan Obat (Psychiatric)
• Kegemukan, asam urat, keterbatasan gerak (Muculoskelatal
System)
• Diabetes
• Epilepsi
2. RISK ASSESSMENT

Pekerjaan Rutin Pekerjaan Non-rutin


• RA dilakukan melalui proses RA • RA dilakukan melalui proses
Task Safety Plan
• Pengendalian administrasi berupa • Pengendalian administrasi berupa
IK atau Checklist Safety Plan, JSA, & PtW
2. PROSEDUR
• Prosedur Inventaris Lokasi & Pekerjaan Berbahaya
• PemilihanPeralatan Akses
• Persyaratanumum untuk setiap peralatan akses :
• Pengecekanperalatan(Sertifikat/ Tag/ Inspesksi Rutin)
• CoA (Certificate of Authorization) Pekerja
• IK/ Prosedur untuk menggunakan setiap peralatan akses
• Persyaratankhusus setiap peralatan akses
• Perancah
• MEWP
• Tangga Portabel & Tangga Lipat
• Tangga Permanen &Walkways
• Pelatihan& PenilaianMedis
• RA :
• SafetyPlan
• JSA
• PtW
• Implementasi &Supervisi

SKIN – DEO – HAIR FACTORY


2. RA : SAFETY PLAN, JSA, & PTW
Safety Plan J SA PtW

• Dibuat selema • Dibuat sebelum • Dibuat setiap


perencanaan merencanakan hari, sebelum
pekerjaan aktivitas pekerjaan
(Setelah PO) • Cakupan : Tiap dimulai
• Cakupan : Aktivitas • Cakupan : Setiap
Keseluruhan aktivitas per hari
Order Pekerjaan
2. SAFETY PLAN :
PEMILIHAN ALAT BANTUAKSES
WaH Task & Access Equipment Mapping • Pemilihan alat bantuakses sesuai dengan
tingkat kesulitan, durasi, dan mobilitas
pekerjaan di ketinggian

Tangga Permanen & Walkways


Peralatan
Akses /
SaranaKerja

Mobile Scissor Lift


Perancah portabel
Tangga Portabel

Personal Lift
Tangga Lipat

Pekerjaan
Perancah

Inspeksi
Pemeliharaan BerkalaMinor Perancah
Pemeliharaan BerkalaMayor Perancah Bergerak
Operasional

• Tangga hanya disarankan untuk


pekerjaan ringan (inspeksi) dengan
durasi < 30 menit
• Apabila pekerjaan berpindah-pindah
kurang dari 30 menit, disarankan untuk Tangga
menggunakan peralatanbergerak Tangga Permanen &
(perancahbergerak,MEWP) MEWP Lipat Walkways
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kapasitas, Dimensi& Material
• Perancah dibuatdari materialyang
Distribusi
baik, seperti pipa baja berlapis timah
beban Panjang Tinggi (galvanized steel)
Klasifikasi
Beban
Penggunaan pada Lebar (m) maks maks • Pipa harus lurus dan bebas dari
platform (m) (m)
(kg/bay)
karatan atau perubahan bentuk
Inspeksi, • Diameter pipa minimal 5cm dan
Plaster, tebal 4 mm
Ringan 225 2.4 3.0 45
Pengecatan,
Pembersihan
• Jarak maksimum antar tiang vertikal
Pemasangan adalah 1.85m
bata, jendela,
Sedang 450 1.8 2.4 45
perbaikan,
plaster
Pemasangan
Berat blok bata, 675 1.275 1.8 45
cladding
Maksimum
1.85m

Maksimum
1.85m
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES
: PERANCAH
Kapasitas, Dimensi& Material
Batas tinggi perancah bergerak (mobile scaffolding) :

H < 7.7 L – 5.9

H = tinggi yang dihitung dari roda (caster) hingga ke


lantai kerja
L = Jarak antara caster (lebar)

Jika perancah menggunakan pipa penahan (outrigger) :


• Jika tinggi outrigger adalah 3 kali lebarnya :
L= A + b1 + b2
• Jika tinggi outrigger sama dengan lebarnya :
L = A + 0,5 (b1+b2)

Beban perancah bergerak (mobile scaffolding)


tergantung pada luas lantaikerja :
• Luas ≥ 2m2 :
W = 250kg
• Luas < 2m : 2

W = 50 + 100 x luas lantai kerja (m2)


3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Landasan
• Landasan (base plate), Papan (sole plate / mud sill), dan komponen sejenis.
• Stabil dan rata, tanpa menyebabkan pergerakan
• Pada perancah bergerak (mobile scaffolds), semua Roda (caster) perancah harus terkunci dengn
positive wheel dan atau wheel & swivel locks, atau sejenisnya, untuk mencegah pergerakan
perancah ketika digunakan untuk kondisi statis
• Semua Roda (Caster Stem) harus terkunci atau diamankan pada sambungan berulir (jack base).
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Tiang Vertikal (Vertical Frame/ Uprights)
• Sambungan berulir (jack base) harus ditempatkan pada ujung paling bawah dari tiang vertikal.
• Frame diperkuat denganmenggunakan palang penguat (cross bracing) untuk memperkuat
vertikal. Setiap palang penguat (cross bracing) harus tekait dengan kuat
• Pemasangan frame secara vertikal lengkap dengan penguncian (arm lock) dengan menggunakan
pin atau sejenisnya untuk mencegah pengangkatan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran
end frame perancah.

PalangPenguat
(Cross Bracing)

Arm lock

Jack Base
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Akses
• Akses yang diperbolehkan : tangga (stairway-type).
• Jika tinggi perancah lebih dari 4 m, harus ada
platform istirahat setiap 4 m / 2 lift interval Clearance 8cm
vertikal
• Stairail terdiri dari stairail atas dan tengah untuk
setiap sisi stairway perancah
• Permukaan stairail tidak kasar untuk mencegah
40-60o
luka pada pekerja dan mencegah pakaian
tersangkut
• Terdapat ruang minimum 8 cm antara handrail
dengan objek lainnya, untuk mencegah tangan StairailAtas
pekerja terjepit.
• Permukaan anak tangga harus anti selip. StairailTengah
• Kemiringan tangga 40-60o dari horisontal
Stairway
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
ProteksiJatuh
• Lindungi Pekerja : Sistem redam (fall arrest system), sistem GuardrailAtas
pagar pengaman (guardrail), dan pengaman kaki (toeboards).
• Tali pengait tubuh (lanyard) body harness dikaitkan ke GuardrailTengah
struktur yang kuat, tali keselamatan horisontal (horizontal
lifeline), atau tali keselamatan vertikal (vertical lifeline). Toeboard
• Vertical lifeline ditambatkan pada titik tambat permanen
yang aman, terpisah dari perancah. Misalnya : Struktur
bangunan. Vertical
• Horizontal Lifeline ditambatkan pada dua atau lebih struktur. Lifeline
• Guardrail dipasang di sepanjang sisi terbuka dan ujung lantai
kerja (platform).
• Rail atas dipasang pada ketinggian 0.97-1.2 meter di atas
permukaan lantaikerja.
• Rail tengah dipasang di tengah antara rail atas dan dasar
platform.
• Pengaman kaki (toeboard) dipasang di sepanjang sisi lantai Horizontal
Lifeline
kerja (platform) dengan tinggi minimum 15 cm dari dasar
platform dan memiliki clearance kurang dari 0.7 cm, serta
tebal 2.5cm
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Lantai Kerja (Platform) & Proteksi Falling Objects
• Setiap lantai kerja (platform) harus dipasang penuh, dengan
lebar minimum 60 cm dan memiliki celah maksimum dengan
frame 1 cm.
• Jarak antara platform dan struktur yang sedang dikerjakan
tidak lebih dari 35 cm.
• Platform harus bersih, bebas dari serpihan, dan tidak licin
(tidak ada oli, dsb).
• Apabila terdapat bahaya kejatuhan benda-benda di atas,
perlu diinstal toeboards, screen, sistem guardrail, jaring,
catch platform, struktur kanopi, atau baricades tegantung
Jaring
aplikasi pekerjaan yang dilakukan.
• Apabila terdapat bahaya kejatuhan benda-benda di atas, area
di bawah perancah diberi barikade untuk mencegah pekerja
di bawah terkena kejatuhan benda-benda di atas. Pekerja
tanpa otorisasi dilarang memasuki area tersebut.
• Pekerja wajib menggunakan pelindung kepala (hard hat/
helmet) dan body harness beserta semua kelengkapannya
(lanyard, hook, energy absorber, dsb).

Barikade
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan
• Rasio tinggi terhadap lebar perancah3:1 untuk kondisi
perancah di luar ruangan, dan 3.5 : 1 untuk kondisi
perancah di dalamruangan.
• Perancah dengan rasio tinggi terhadap lebar > 4:1 harus Tie
diperkuat dengan guying, angkur (anchorage/ tying),
palang penguat (bracing) untuk menjaga kestabilan .
• Pemasangan guys, angkur, atau palang penguat dilakukan
pada :
• Vertikal : Sisi horisontal dari ketinggian 4:1 dan :
• Ulangi setiap 6 m (perancah lebar < 0.9 m)
• Ulangi Setiap 8 m (perancah lebar > 0.9 m)
• Horisontal : Setiap ujung, interval tidak lebih dari 9 m
dari salahsatu ujung
• Angkur, guys, palang penguat, dan outrigger harus
digunakan pada perancah yang menerima beban
eksentrik, seperti cantilevered platform

Angkur
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan
• Batang memanjang (Ledge), Batang melintang
(Putlog), Tiang Vertikal (Frame) harusbertumpu
pada pondasi kokoh.
• Putlog/ bearer harus dipasang tegak lurus di
antara tiang vertikal (posts) dengan
menggunakan runner coupler dan sedekat
mungkin denganposts.
• Putlog harus dipasang melebihi post & ledge
untuk memastikan kontak penuhdengan
coupler.
• Putlog paling bawah harus dipasang sedekat
mungkin denganlandasan.
• Ledge harus dipasang sepanjang perancah
secara mendatar di ketinggian yang sama, baik
di bagian dalam maupun dibagian luar.
• Ledge harus terkunci untuk membentuk panjang
yang berkelanjutan, dan terpasang pada tiap
posts.
• Ledge paling bawah harus dipasangsedekat
mungkin denganlandasan
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Kestabilan

• Angkur dipasang dekat dengan titik silang antara


tiang vertikal dengan ledge dan ditambatkan dengan
aman ke dinding
• Palang penguat (Cross-bracing) harus dipasang
setiap ujung perancah dan setiap 3 bagiansecara
horisontal dan setiap 4 tingkat secara vertikal.
• Palang penguat dipasang sedekat mungkin dengan
pertemuan antara ledge/ runner dengan putlog/
bearer.
• Diagonal bracing menuju sisi seberang perancah,
seperti dari bagian dalam ke bagian luar,dan
sebaliknya, dengan sudut sekitar 45o.
• Jika panjang > tinggi, penguatlongitudinal harus
terpasang setiap 5 bagian tiangvertical
• Jika tinggi > lebarnya, penguat longitudinal harus
dipasang dari ujung landasan ke atas menujubagian
paling ujung atas, dan kemudian arah sebaliknya,
sampai menyentuh bagian paling atasperancah.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
Inspeksi
• Perancah diinspeksi :
• Sebelum digunakan
• Setelah 7 hari penggunaan
• Setiap terjadi perubahan/ modifikasi
• Pergeseran perancah statis
• Setelah cuaca buruk
• Setelah perbaikan bagian perancah yang
rusak
• Penilaian tertulis terkait inspeksi ini harus
dicatat
• Supervisor perancah menandai perancah
tersebut dengan tagging laik pakai apabila
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
• Perancah yang masih dalam proses konstruksi
atau pembongkaran harus diisolasi dari area
sekitar dan diberikan tanda bahayaperingatan
• Bidang horisontal dan vertikal perancah
harus dipastikan lurus dengan menggunakan
waterpass
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
PERANCAH
BahayaListrik
• Perancah tidak boleh berada dekat dengan jalur listrik.
• Jarak minimum : 1.5 m dari jalur 220/380 Volt.
• Perangkat listrik portabel, seperti power tools, socket, dsb harus memiliki
grounding yang baik untuk mencegah arus bocor ke perancah logam.
Kompetensi & Tugas Pekerja

Supervisi Perancah Teknisi Perancah Pengguna Perancah


• Sertifikat K3 Supervisi • Sertifikat K3 Teknisi • Basic WaH
Perancah dari Depnaker & Perancah dari Depnaker & • Setiap pekerja yang
Basic WaH Basic WaH menggunakan perancah
• Merancangbangunan • Melaksanakanrancangan harus mengenali bahaya
perancah bangunan perancah yang muncul dari
• Merencanakan metoda dengan menggunakan penggunaan perancah dan
dan prosedurkerja metoda dan prosedur kerja prosedur untuk
• Memeriksa material yang telah disepakati mengendalikanbahaya
perancah bersama tersebut
• Mengarahkan dan • Memeriksa material
mengawasi pemasangan perancah danmemastikan
dan pembongkaran kelengkapan.
perancah
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
MEWP
• Standar MEWP : ANSI A92.2, CE EN280, atau AS
1418.10.
• Inspeksi secararutin sesuai denganperaturanyang
berlaku.
• Tanda laik pakai yang jelas serta tanggal pengecekan
terakhir harusdicantumkan.
• Operator memiliki SIO.
• Sebelum otorisasi diberikan, operator harus familiar
dengan MEWP:
• Instruksi penggunaan & peringatan dari manufakur
• Fitur yang ada di model spesifik MEWP yang
digunakan
• Fungsi kontrol model spesifik MEWP yang
digunakan
• Fungsi setiap peralatan safety
• Prosedur tanggapdarurat.
• Kontrol pengangkatanharus dites setiap sebelum
digunakan
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
MEWP
• Pekerja harus berdiri di atas lantai basket
• Pekerja harus menggunakan body harness dan
tali pengaman dikaitkanke basket.
• Rem harus aktif dan ketika outrigger digunakan,
harus ditempatkan pada permukaanyang padat/
stabil.
• MEWP tidak boleh bergerak secaralateral
selamaposisi naik dengan adapekerja di atasnya.
• Permukaan tempat MEWP akan berpindah
berada pada kondisi yang baik, rata,dan bebas
dari penghalang.
• Pekerja wajib mengaktifkansirine ketika MEWP
bergerak.
• Pengawas memastikan berat pekerja dan
peralatan atau material yang digunakan pekerja
tidak melebihi batasbeban maksimum MEWP.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Pada tahap desain, pilih jenis akses yang tepat sesuai kemiringan
Akses Tangga
• Jarak antar anak tangga antara 20-31 cm, lebar tangga ≥ 41cm.
• Tangga permanen dipasang vertikal dan memiliki clearance yang cukup
untuk memastikanpenggunaan yang aman.
• Apabila tinggi lebih dari 7.3 m, dilengkapidengan peralatan safety dan
platform istirahat.
• Kurungan (cages atau wells) juga harus disediakan dan multiple ladder-
section dengan interval tidak lebih dari 15.2 m.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Anak tangga dan rail, serta kurungan (cages atau wells) diperpanjang minimum sampai
1.1 m di atas lantai kerja (platform) untuk tipeside-step.
• Pada tipe through, hanya rail dari tangga yang perlu diperpanjang sampai 1.1 m, dengan
clearance antara61-76 cmantara side rails, anak tangga tidak perlu diperpanjang
Tipe Through Tipe Side-Step

Through

Side-Step
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Kurungan harus melingkaritangga, dibuat dari material yang
kuat, bebas penghalang, dan memiliki interval tidak melebihi
90 cm.
• Kurungan memiliki tinggi 2.1 - 2.5 m dari landasan. Kurungan
dihubungkan setidaknyadengan 2 vertical straps dengan
tambahan bracing sesuai kebutuhan untuk menahan berat
kurungan itusendiri.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
• Akses tangga permanen harusselalu dalam keadaan
terkunci selamatidak digunakan.
• Kunci dipegang oleh orang yang memiliki otorisasi di area
tersebut. Hanya pekerja yang memiliki otorisasi untuk
bekerja di ketinggian yang boleh menggunakan akses
tangga tersebut.
• Pekerja wajib menggunakan APD seperti pelindung kepala
dan body harness lengkapdengan tali pengaman ketika
bekerja menggunakan akses tangga permanen.
• Body harness selalu dikaitkan ke struktur yangkokoh.
• Akses tangga permanen diinspeksisecaraberkala
• Tanda laik pakai yang jelas serta tanggal pengecekan
terakhir harus dicantumkan di peralatan tersebut.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PERMANEN & WALKWAYS
Platform(LantaiKerja) Akses Stairway

• Platform (lantaikerja) memiliki


dimensi minimum :
• 45 cm untuk pekerjaan
ringan
• 75 cm untuk pekerjaan
umum
• Ruang antara platformdengan
penghalang di atas ≥ 2.1 m.
• Platform dikelilingi oleh
guardrail tinggi antara 76-94 cm
dan toe boards dengan tinggi
minimum15 cm.
• Midrail dipasang di tengah
antara top guardrail dengan
platform.
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PORTABLE & TANGGA LIPAT
• Hanya boleh digunakanuntuk akses, bukan untuk platform
kerja.
• Durasi pekerjaan yang singkat (< 30 menit) dan ringan.
• Pekerja yang menggunakan tangga harus memiliki otorisasi
untuk bekerja di ketinggian
• Penggunaan tangga tidak melebihi beban maksimum yang
diijinkan.
• Pengguna melakukan inspeksi terhadap cacat/ kerusakan yang
terlihat.
• Tangga harus berada pada posisi stabil, keempat kaki tangga
menyentuh landasan datar, keras, bersih dan tidak licin.
• Tangga harus diamankan dari lalu lintas di sekitarnya dengan
mengisolasi area kerja dan diberikan tanda bahaya (barier,
cones, dsb).
• Pekerja hanya membawa material & peralatan yang ringan
saja
• Posisi tangga sangat disarankan untuk menghadap ke aktivitas
kerja, bukan di samping aktivitas kerja.
• Tangga tidak digerakkan ketika pekerja sedang menggunakan
• Inspeksi minimal setiap tahun. Tanda laik pakai yang jelas
serta tanggal pengecekan terakhir
3. PERSYARATAN ALAT BANTU AKSES :
TANGGA PORTABLE & TANGGA LIPAT
• Disarankan untuk menggunakan tangga lipatdengan
label BS Kelas I, BS EN 131, atau ANSI A14.2-A14.5.
• Pegangan samping (side rails) minumum 0.9 m di
atas permukaan pijakan paling atas.
• Pekerja tidak diperkenankan untuk berdiri pada 3
bagian teratas tangga (termasuk bagian paling atas),
kecuali terdapat pegangantanganyang sesuai.
• Ketika digunakan, setiap bagian yang terkunci harus
terkait pada tempatnya.
• Pekerja tidak diperkenankanmenggunakan cross
bracing pada bagian belakang tangga untuk akses.
• Tangga lipat dipegang oleh orang kedua saat
digunakan. Orang kedua tersebut tidak diijinkan
melakukan pekerjaan lainnya selain memegang
tangga.
• Pekerja selalu menjaga kontak minimum dengan 3
titik, contoh : 2 kaki dan satu tangan atau 1 kaki dan
2 tangan, atau ketika kedua tangan perlu dalam
keadaan bebas dalam durasi yang singkat, 2 kaki dan
badan (dada atau lutut) bertumpupada tangga.
4. RA :PTW
1 Lokasi Pekerjaan
1
2 Daftar Pekerja &CoA
2
3 Data Kontraktor
3
4 Deskripsi Pekerjaan
4
5 5 Pengcekan Jalur Listrik

8 6 Pengcekanalat bantu tangga


6
7 APD

7 8 Pengcekan platform kerja sementara


9
9 Barikade &Peringatan

10 Persetujuan : Pemberi kerja, pemilik


10
area, Asst. Manager terkait, SHE,
Engineering Manager, SUDirector
4. PENGECEKAN ALAT BANTU AKSES

Perancah : Tagging (Supervisor Perancah)

MEWP : Checklist sebelum digunakan (Pengguna)

Tangga : Inspeksi kondisi tangga & label laik pakai


(Pengguna)
5. PELAKSANAAN & SUPERVISI
• Pengawas memastikan terdapat dokumen JSA & PtW di area
kerja.
• Pengawas memastikan ada pembatas dan tanda peringatan
yang jelas
• Pemberi kerja memastikan bahwapengawas dan pekerja
memiliki sertifikasi kompetensi bekerja di ketinggian
• Pengawas memastikan pekerja dalam kondisi sehat sesaat
sebelum pekerjaan berlangsung dan selama pekerjaan
berlangsung
• Pekerja wajib mendapatkan pengecekan tekanan darah dan
denyut nadi dari tenaga medis profesional sesaatsebelum
melakukan pekerjaan
• Pekerja yang merasa kurang sehat pada saat pekerjaan
berlangsung wajib menghentikan pekerjaan dan melaporkan diri
kepada pengawas.
• Pekerja memakai APD yang dibutuhkan sesuai dengan penilaian
resiko. APD yang wajib digunakan adalah:
• Pelindung kepala (safety helmet)
• Sabuk tubuh kaitan ganda (full body harness double hook)
dengan peredam(energy absorber)
• Sepatu kerja (safety shoes)
5. PELAKSANAAN & SUPERVISI
• Pengawas memastikan faktor jatuh dan menghitung
jarak jatuh aman
• Pengawas menilai dengan saksama bahwa tidak ada
bahaya tambahan yang timbul pada radius jarak
jatuh.
• Pengawas memastikan pekerja selalu mengaitkan
kedua kaitan (hook) full body harness pada struktur
yang kuat.
• Pengawas memastikan kondisi area kerja tidak
dilewati lalu lintas orang, kendaraan, maupun
peralatan selama pekerjaanberlangsung.
• Jika pekerjaan dilakukan di luar ruangan, pengawas
memastikan apabila kondisi cuaca tidak mendukung
(hujan, angin kencang, panas ekstrim), pekerjaan
dihentikan
• Ketika terdapat resiko benda jatuh, maka pengawas
wajib memastikan terdapat pelindung untuk
mencegah benda di atas mengenai pekerja di
bawahnya (jaring pengaman - safety net, mesh, dsb).
5. PELAKSANAAN & SUPERVISI
• Apabila pekerja terjatuh dan tergantung pada body
harness, pengawas segera menghubungi SHE officer
dan tim penyelamat, serta memastikan
ketersediaan penyangga untuk orang yang
tergantung.
• Pekerja yang tergantung wajib untuk menggerakkan
kaki agar peredaran darah lancar.
• Pengawas wajib memastikan posisi pekerja yang
tepat ketika tindakan penyelamatan dilakukan –
bagian tubuh atas dijaga tetap berada di atas kaki,
dan mengingatkan tim medis penyelamat tentang
resiko “trauma suspensi” ketika tiba di tempat
kejadian.
• Pengawas harus selalu berada di area kerja untuk
mengawasi pekerja selama pekerjaan di ketinggian
berlangsung
• Semua pekerjaan di ketinggian wajib diawasi oleh
manajemen atau supervisor untuk menjamin
kepatuhan terhadap prosedur, JSA, & PtWketika
pekerjaan berlangsung
6. PEMANTAUAN EFEKTIVITAS

Analisa NM/ Incident Feedback


SBO DCA History Pekerja

DCA Perancah DCA MEWP DCA Tangga Portabel DCA Tangga Lipat
7. PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
• Pastikan tindak lanjut dilakukan. Dapat dilakukan melalui
mekanisme :

Project
SAM Tagging Kaizen (CapEx)

• Kepala bagian bertanggung jawab memastikan pelaksanaan tindak


lanjut yang telah disepakati sebelumnya, sesuai penanggung jawab
& tenggat waktu yang telah ditentukan
• Roll-out, apabila terbukti efektif
Tangga Portable
MEWP

Scaffolding
POST TEST WAH

SEBUTKAN KETINGGIAN BERAPA METER MENURUT RUANG


LINGKUP PADA PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN..?

FAKTOR JATUH YANG DIREKOMENDASI UNTUK BEKERJA


DIKETINGGIAN ADALAH FAKTOR BERAPA ..?

ALAT AKSES KETINGGIAN APA SAJA YANG BOLEH


DIGUNAKAN UNTUK PEKERJAAN INSPEKSI..?

APA PERSYARATAN JIKA BEKERJA MENGGUNAKAN TANGGA


PORTABLE ATAU TANGGA LIPAT..?

APA YANG HARUS DI CHECK OLEH PENGGUNA TANGGA


SEBELUM DIGUNAKAN..?

Anda mungkin juga menyukai