Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji
material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi
untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit
saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Resiko inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat resiko inheren yang signifikan
untuk asersi saldo kas tertentu , terutama keberadaan dan keterjadian serta kelngkapan. Selain itu,
sifat saldo kas juga membuatnya mudah unutk dicuri karena berbagai jenis kecurangan yang
melibatkan kas telah terbukti
Resiko Prosedur Analitis
Saldo kas dipegruhi secara signifikan oleh keptusan dan strategi operasi, investasi, serta
pembiayaan manajemen .perushaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat
mengembangkan anggaran kas , yang memproyeksi kan (1) penerimaan kas berdasarkan
penagihan piutang yang diantisipasi (2) pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan (3) aktivitas
investasi serta pembiayaan. Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas
dengan peramalan atau anggaran , atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas
minimum dan investasi aktas kelebihan kas
Resiko pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh system pengendalian internal yang baik, sehingga dapat memungkinkan auditor
untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap
pencurian , maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian atas kas , dan
memastikan bahwa seiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas
kepada manajemen.
Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
• Semua kas yang tercatat telah disetor
• Semua setoran telah dicatat
• Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
• Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat
Pembuktian kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode pembuktian
kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam
jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode pembuktian
kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkan pengujian susbtantif atas transaksi dan
pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam
membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi
bank. Penerimaan buktu kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat, sementara rekonsiliasi
bank adalah pengujian atasa saldo kas pada suatu waktu tertentu.
https://aktd13unnes.blogspot.co.id/2016/04/makalah-audit-saldo-kas.html
Kesimpulan
Pengujian substantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan keberadaan kas dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo kas yang
disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran
penyajian dan pengungkapan kas di neraca. Dengan metodologi perancangan pengujian terinci
atas saldo untuk kas di bank dengan indentifikasi resiko bisnis klien yang memperngaruhi kasi di
bank, lalu tentukan salah saji yang dapat ditolelir dan menilai resiko bawaab untuk Kas di Bank,
Menaksir resiko pengendalian untuk Kas di Bank, Merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk beberapa siklus, kemudian merancang
dan melaksanakan prosedur analitik untuk kas di bank
Dalam prosedur audit, ada tiga prosedur standar yang harus dilakukan yaitu dengan
penerimaan konfirmasi bank, kemudian penerimaan rekening koran pada titik pisah Batas, dan
pengujian atas rekonsiliasi Bank