Anda di halaman 1dari 10

Urtikaria Alergi Makanan

Jessica Prissilya wattimena (102013005)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat
Jessica_wattimena@yahoo.co.id
Abstrak

Urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering di jumpai . dapat terjadi secara akut maupun
kronik . urtikaria ialah reaksi vascular di kulit akibat bermacam-macam sebab , biasanya di
tandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan perlahan-lahan menghilang , berwarna
pucat dan kemerahan , meninggi di permukaan kulit , umumya di kelilingi oleh halo kemerahan
dan di sertai gatal yang berat , rasa tersengat atau tertusuk . penyebab urtikaria ada bermacam-
macam , di antaranya : obat , makan , gigitan serangga dan lain-lain . Urtikaria yang mengenai
lapisan kulit yang lebih dalam dari pada dermis ialah angioedema .

Kata Kunci : urtikaria , angioedema

Abstrak

Urticaria is a skin disease that is often encountered. can occur both acutely and chronically.
urticaria is a vascular reaction in the skin due to various causes, usually marked by localized
edema that quickly arises and slowly disappears, is pale and reddish, rises on the skin surface,
generally surrounded by a reddish halo and accompanied by severe itching, feeling stung or
stabbed. the cause of urticaria there are various, including: drugs, eating, insect bites and
others. Urticaria that affects the deeper layers of the skin than the dermis is angioedema.

Keywords: urticaria, angioedema

Pendahuluan

Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan
edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat
dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau
tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata. Disebut akut
apabila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi
timbul setiap hari, bila melebihi waktu tersebut digolongkan sebagai urtikaria kronik. Urtikaria
akut lebih sering terjadi pada anak muda, umumnya laki-laki lebih sering daripada perempuan.
Urtikaria kronik lebih sering pada wanita usia pertengahan. Ada kecenderungan urtikaria lebih
sering diderita oleh penderita atopik.1 Biasanya urtikaria dapat di sebabkan oleh beberapa faktor
seperti obat –obat tertentu, makanan, Gigitan/sengatan serangga,Inhalan,Kontaktan,Trauma
fisik,Infeksi dan infestasi,Genetik,Penyakit sistemik.1

1
Anamnesis

Anamnesis adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan data pasien beserta keadaan dan
keluhan-keluhan yang dialami pasien. Anamnesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu auto
anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan pasien
sendiri. Sedangkan alloanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan orang lain yang
dianggap mengetahui keadaan penderita.1
Informasi mengenai riwayat urtikaria sebelumnya dan durasi rash / ruam serta gatal dapat
bermanfaat untuk mengkategorikan urtikaria sebagai akut atau kronik. Untuk urtikaria kronik
atau rekuren, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor penyebab sebelumnya dan
keefektifan berbagai pilihan terapi.
- Identitas pasien menanyakan nama,alamat,pekerjaan,usia
- Keluhan Utama, tanyakan apakah ada gatal, bercak, bersisik, keputihaan, panas atau
tidak?, dan sejak kapan?
- Riwayat Penyakit Sekarang ,sesuai keluhan utamanya
- Riwayat Penyakit Dahulu, tanyakan ada alergi atau tidak terhadap makanan, lingkungan,
cuaca maupun obat?
- Riwayat Penyakit Keluarga, tanyakan apakah ada keluarga dengan keluhan yang sama /
ada yang alergi atau tidak?
- Riwayat Obat , tanyakan sudah berbat belum dan apa sudah pernah minum obat
sebelumnya ?
- Riwayat Sosial, bagaimana kebersihan lingkungannya, kebersihan air nya.
Pada Skenario : Identitas pasien : laki-laki 30 tahun
Keluhan utama : - adanya biduran pada seluruh tubuh sejak 3 jam yang lalu
- ada rasa gatal dan kemerahan setelah makan udang

Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

 Keadaan fisik: sedang, ringan, berat


 Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan

2) Kulit

 Inspeksi: warna kulit dan kebersihan kulit


 Palpasi: suhu, tekstur, kelembapan, apakah ada nyeri tekan, apakah ada
massa/benjolan atau apakah ada oedem.1

2
Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan darah , urin dan fases rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang
tersembunyi atau kelainan pada alat dalam
2. Tes kulit , meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan unruk membantu
diagnosis . Uji gores (scratcht test ) dan uji tusuk ( prick test ) . Uji tusuk dapat dilakukan
dalam waktu singkat dan lebih sesuai untuk anak. Tempat uji kulit yang paling baik
adalah pada daerah volar lengan bawah dengan jarak sedikitnya 2 sentimeter dari lipat
siku dan pergelangan tangan . Uji gores kulit (SPT) disarankan sebagai metode utama
untuk diagnosis alergi , uji ini memiliki keuntungan relatif sensitivitas dan spesifisitas,
hasil cepat, fleksibilitas, biaya rendah, baik tolerabilitas, dan demonstrasi yang jelas
kepada pasien alergi mereka. Namun akurasinya tergantung pelaksana, pengamatan dan
interpretasi variabilitas
3. Tes eliminasi Makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang di curigai untuk
beberapa waktu , lalu mencobanya kembali satu demi satu

Gambar 1 : uji tusuk pada tes kulit

Working Diagnosis

 Urtikaria
Urtikaria merupakan kelainan yang di tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur
pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas . Mendiagnosis urtikaria dapat
dilakukan dengan anamnesis yang teliti dan terarah,melakukan pemeriksaan klinis secara
seksama,melihat manifestasi klinis yaitu berupa munculnya ruam atau lesi kulit berupa biduran
yaitu kulit kemerahan dengan penonjolan atau elevasi berbatas tegas dengan batas tepi yang
pucat disertai dengan rasa gatal (pruritus) sedang sampai berat, pedih, dan atau sensasi panas
seperti terbakar. Lesi dari urtikaria dapat tampak pada bagian tubuh manapun, termasuk wajah,
bibir, lidah, tenggorokan, dan telinga.1

3
Different Diagnosis
Angioedema

Angioedema adalah reaksi yang menyerupai utrikaria , namun terjadi pada lapisan kulit yang
lebih dalam , dan secara klinis ditandai dengan pembengkakan jaringan . rasa gatal tidak lazim ,
lebih sering di sertai rasa terbakar . angioedema dapat terjadi di bagian tubuh manapun , namun
lebih sering terjadi di daerah perioral , periorbital , lidah dan genitalia dan ekstremitas .

Gambaran klinis dari angioedema adalah edema pada kulit , padat elastis , angioedema di
tandai dengan , edema dermis bagian bawah atau jaringan subkutan yang timbul mendadak ,
dapat berwarna kemerahan ataupun warna lain . Alergi biasanya disebabkan karena konsumsi
makanan tertentu. Pada saat seseorang mengalami alergi, tubuh melepaskan histamine dan
beberapa bahan kimia lainnya dalam aliran darah sehingga memicu angioedema 2

Gambar 2 : angioedema pada mata dan bibir

Epidemiologi

Urtikaria merupakan ganguan yang sering d jumpai . urtikaria di golongkan sebagai akut bila
berlangsung kurang dari 6 minggu dan di anggap kronis bila lebih dari 6 minggu . urtikaria
kronis umumnya di alami oleh orang dewasa dengan perbandingan perempuan : laki-laki 2:1 .
sebagian besar anak-anak 85% yang mengalami utrikaria tidak di sertai angioederma . Prevalensi
hospitalisasi akibat urtikaria dan angioedema makin meningkat di Australia. Hospitalisasi akibat
urtikaria 3 kali lebih tinggi pada anak usia 0-4 tahun. Peningkatan hospitalisasi akibat urtikaria
paling sering dijumpai pada usia 5-34 tahun, sedangkan hospitalisasi akibat angioedema tinggi
pada usia >65 tahun. Urtikaria lebih sering ditemukan pada wanita usia 35-60 tahun (usia rata-
rata 40 tahun).4 Di Indonesia, prevalensi urtikaria belum diketahui pasti. Penelitian di
Palembang tahun 2007 pada 3000 remaja usia 14-19 tahun, mendapatkan prevalensi urtikaria
sebesar 42,78%.5 Sebanyak 8-20% populasi diperkirakan pernah atau akan menderita urtikaria
dalam perjalanan hidupnya dan sebanyak 0,1% akan berkembang menjadi urtikaria kronis spontan.1,6
Prevalensi urtikaria kronis lebih kecil dibandingkan urtikaria akut, yaitu 1,8% pada dewasa dan
berkisar antara 0,1-0,3% pada anak.7 Prevalensi urtikaria kronis pada dewasa berdasarkan

4
durasinya adalah: 6-12 minggu (52,8%), 3-6 bulan (18,5%), 7-12 bulan (9,4%), 1-5 tahun
(8,7%), >5 tahun (11,3%).3

Klasifikasi

Urtikaria dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi atau etiologi dan mekanisme


patofisiologi.

A. Durasi

1. Akut

Urtikaria akut biasanya terjadi beberapa jam sampai beberapa hari (kurang dari 6
minggu) dan umumnya penyebabnya dapat diketahui.

2. Kronis

Urtikaria yang berlangsung lebih dari 6 minggu dan urtikaria biasanya berulang dan
tidak diketahui pencetusnya, serta dapat berlangsung sampai beberapa tahun. Urtikaria
kronik umumya ditemukan pada orang dewasa.

B. Etiologi dan Mekanisme Imun

1. Mekanisme imun

Mekanisme imun dapat diperantarai melalui reaksi hipersensitivitas tipe I, II, dan III.

2. Mekanisme nonimun (anafilaktoid)

a. Angioedema herediter

b. Aspirin

c. Liberator histamin, yaitu zat yang menyebabkan pelepasan histamin seperti opiat,
pelemas otot, obat vasoaktif, dan makanan (putih telur, tomat, dan lobster).

3. Fisik

a. Dermatografia (Writting on skin)

b. Urtikaria dingin

c. Urtikaria kolinergik

d. Urtikaria solar

5
e. Urtikaria panas

f. Urtikaria dan angioedema tekanan

g. Angioedema getar

h. Angioedema akuagenik

4. Miscellaneous

a. Urtikaria papular e.c gigitan serangga (nyamuk/lebah)

b. Urtikaria pigmentosa

c. Mastositosit sistemik

d. Infeksi disertai urtikaria

e. Urtikaria dengan penyakit sistemik yang mendasarinya:

- Penyakit vaskular kolagen

- Keganasan

- Ketidakseimbangan sistem endokrin

f. Faktor psikogenik

g. Urtikaria dan angioedema idiopatik

Etiologi

Penyebab urtikaria sangat beragam ddi antaranya obat , makanan ,infeksi , proses inflamasi ,
penyakit sistemik , dan keganasan dan rangsangan fisik.

1. Obat merupakan penyebab tersering urtikaria akut dapat menimbulkan urtikaria secara
imonologik dan non-imunologik. Jenis obat yang sering menimbulkan urtikaria adalah
penisilin , sulfonamide , analgesic , aspirin , narkotik.
2. Makanan juga merupakan penyebab urtikaria akut , dan jenis makanan yang sering
adalah cokelat , makan laut , telur , susu , kacang-kacangan , tomat , stoberi , keju dan
bawang.
3. Infeksi virus dan jamur pada kuku juga dapat menyebabkan urtikaria

Urtikaria akut dapat timbul akibat infeksi saluran pernapasan atas terutama infeksi streptokokus.
Infeksi tonsil , gigi , sinus , kandung empedu , prostat , ginjal dan saluran kemih dapat
menyebabkan urtikaria kronis. Urtikaria kronis juga dapat berhubungan dengan penyakit

6
sistemik dan keganansan , misalnya keadaan hipertiroid maupun hopotiroid dan leukemia
limfositik kronis.2

Patogenesis

Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat akibat
pelepasan histamine dari sel mast dan basofil, sehingga terjadi transudasi cairan yang
mengakibatkan penggumpalan cairan setempat. Sehingga tampak edema di sertai kemerahan . sel
mast adalah sel efektor utama pada urtikaria. Berbagai mekanisme dapat menyebabkan aktivitas
sel mast , di golongkan menjadi
1. Faktor imonologik Secara imunologik, reaksi alergi paling sering menyebabkan
urtikaria yaitu melalui reaksi hipersensitivitas tipe I (anafilaksis) misalnya pada alergi
obat dan makanan. IgE spesifik berikatan dengan high-affinity IgE receptor (FcεRI)
pada permukaan sel mast jaringan dan basofil darah tepi yang menyebabkan influksnya
sel-sel inflamasi seperti eosinofil, netrofil, limfosit dan basofil disekitar jaringan
sebagai awal dari late-phase response (LPR) pada urtikaria kronis autoimun. Aktivasi
komplemen melalui jalur klasik juga berperan setelah antigen berikatan dengan IgG
atau IgM dan menghasilkan anafilatoksin yang mampu merangsang pelepasan histamin
dan mediator lainny.4
2. Factor non-imunologik yang mengakibatkan aktivitas langsung sel mast oleh penyeban
, misalnya bahan kimia pelepas mediator dan factor fisik.1

Gambaran Klinis

- Kulit : edema perivascular dengan warna merah ( urtika rubra) atau putih ( urtika
porcellanea) dengan berbagai macam ukuran dan jumlah urtika. Lokasi biasanya
simetris/bilateral
- Mukosa : edema dengan permukaan yang luas dan difus
- Pembengkakan lidah
- Edema glottis/ laring
- Serangan asma
- Demam , jarang edema pada organ yang vital
- Gejala gastro-intestinal.5

7
Gambar 3: Urtikaria

Tata Laksana

Bila dari anamnesis telah dapat di ketahui pemicu yang mungkin menyebabkan timbulnya
urtikaria, maka sebaiknya pemicu di hindari. Sebagian besar urtikaria memberikan respon
terhadap antihistamin H1, terdapat kisaran luas obat-obatan yang dapat di pakai dan banyak di
antaranya dapat menyebabkan depresi system saraf pusat. Tetapi beberapa antihistamin yg baru
sedikit atau sama sekali tidak mempunya efek sedative , obat-obat ini merupakan obat pilihan.
Penambahan suatu antagonis H2 mungkin dapat membantu . kadang-kadang perlu di gunakan
obat-obatan lain seperti steroid sistemik dan adrenalin.6,1

Antihistamin H1.

Kelas/nama generic Nama pabrik


1. etanolamin/difenhidramin Benadryl
2. etilendiamin/tripelenamin Pyribenzamine
3. alkilamin/klofeniramid Chlortrimethon
4. piperazin/siklizin Marezine
5. fenotiazin/prometazin Phenergan
6. Tambahan
a. hidroksizin hidrokloridb Atarax
b. siproheptadin benadryl Periactin
Antihistamin H2 Cimetidine

Sedangkan pengobatan lini ke 2 untuk pasien dengan urtikaria yang tidak merespon pada
pengobatan lini 1.Umumnya melalui pengobatan immunomodulatory agent antara lain
Cyclosporine 3-5 mg/kg/day, tacrolimus, methotrexate, cyclophosphamide, mycophenolate
mofetil dan intravenous immunoglobulins. Sedangkan obat lain yang termasuk dalam obat
generasi lini ke 3 diluar immunomodulatory agentantara lain plasmaharesis, colchicines,

8
dapsone, albuterol (salbotamol), tranexamic acid, terbutaline, sulfasalazine, hydroxychloroquine
dan warfarin.

Prognosis

Prognosis urtikaria akut baik , karena penyebab dapat di ketahui dengan mudah , untuk
selanjutnya di hindari. Urtikaria kronis membutuhkan penanganan yang komprehensif untuk
mencari penyebabdan menentukan jenis pengobatan . urtikaria yang luas atau disertai dengan
angioedema merupakan kedaruratan dalam ilmu kesehatan kulit dan kelamin , sehingga
membutuhkan penanganan yang tepat.7

Kesimpulan

Pasien ini didiagnosa menderita Urtikaria, Urtikaria adalah kondisi kelainan kulit berupa
reaksi vaskular yang terjadi akibat obat, makanan, gigitan/sengatan serangga, inhalan,
kontaktan, trauma fisik , infeksi dan infestasi parasit, genetik dan penyakit sistemik, urtikaria
biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, pengobatan yang paling efektif ialah mengobati
penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai.

Sasaran Belajar

- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami epidemiologi dari urtikaria


- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami etiologi dari urtikaria
- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami patogenesis dari urtikaria
- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami gambaran klinis dari urtikaria
- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tata laksana dari urtikaria
- Mahasiswa dapat mengerti dan memahami prognosis dari urtikaria

9
Daftar Pustaka

1. Aisah S. Urtikaria. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Buku Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Ed. 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. h. 169-175.
2. Aisah S , Effendi EH. In : Menaldi SLSW , Bramono K , Indriatmi W , editors. Buku Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2017.h.311-114.
3. Sianmoto M (2017). Diadnosis dan Tatalaksana Urtikaria. Tinjauan Pustaka
4. Powel RJ, Du Toit GL, Siddique N, Leech SC, Dixon TA, Clark AT, Mirakian R, Walker
SM, Huber PA, Nasser SM. BSACI guidelines for the management of chronic urticaria and
angio-oedema. Clinical and Experimental Allergy. 2007 : 37 : 631-650
5. Rassner, Steinert U. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi. Ed.4. Jakarta: EGC; 1995. h.107-
111.
6. Brown RG,Burns T. Lucture Notes Dermatologi. Ed.8 .Jakarta : Penerbit Erlangga;
2005.h151-153
7. Siregar RS. Saripati Penyakit Kulit. Ed.3 . Jakarta: EGC; 2014. H.128-129.

10

Anda mungkin juga menyukai