Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu Keperawatan Kegawatdaruratan

Dosen Pengampu : Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep


Mata Kuliah : Keperawatan Kegawatdaruratan

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : RATIH EMASIA PUTRI


NIM : PO.62.20.1.16.156

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN


REGULER III
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
2018
1. Kata Kunci :
1) Pasien mengeluh nyeri dibagian perut kanan atas
2) Klien merasa ditusuk 2 kali di bagian perut kanan atas dan dipunggung kiri
3) Klien dalam keadaan sadar (compos mentis) namun merasa lemas

Jawab:
A.Trauma Tajam Abdomen.
Alasan mengapa jawabannya adalah trauma tajam abdomen, karena klien sendiri mengatakan nyeri yang
paling utama adalah dibagian perut kanan atas, menurut klien, klien ditusuk diperut bagian kanan atas 1
kali, yang mengindikasikan adanya luka tusukan ketika klien dikeroyok. Jadi klien mengalami trauma
tajam abdomen/trauma tembus dengan penetrasi kedalam rongga peritoneum.
Sumber :Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006.
MedicalSurgicalNursingCriticalThinkingforCollaborativeCare. USA : Elsevier Saunders
2. Kata Kunci :
1) Pasien mengeluh nyeri dibagian kana atas
2) Klien merasa ditusuk 2 kali dibagian perut kanan atas dan dipunggung kiri
3) Klien dalam keadaan sadar (compos mentis) namun merasa lemas

Jawab:
D.Palpasi Adanya Nyeri
karena pasien sendiri telah mengatakan bahwa bagian perut kana atasnya terasa nyeri, jadi menurut saya
tidak perlu lagi dilakukan palpasi dibagian nyeri tersebut.
Sumber :Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006.
MedicalSurgicalNursingCriticalThinkingforCollaborativeCare. USA : Elsevier Saunders

3. Kata Kunci :
1) Pasien mengeluh nyeri dibagian kana atas
2) Klien merasa ditusuk 2 kali dibagian perut kanan atas dan dipunggung kiri
3) Klien dalam keadaan sadar (compos mentis) namun merasa lemas

Jawab :
A.FotoThorax
karena foto thorax hanya dilakukan untuk pemeriksaan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat
pada rongga dada.
Sumber :Evelyn C. Pearce, (2004), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta
4. Kata Kunci :
1) pendarahan hebat, gelisah, kesadaran menurun, keringat dingin, ekstremitas teraba dingin
2) TTV : TD= 100/60 mmHg, Nadi = 140x/mnt, teraba lemah; resp: 26x/mnt, suhu= 36oC.

Jawab :

E.pasang iv line dan berikan cairan


sesuai dengan teori Tujuan terapi Intravena (iv) menurut Perry &Potter,
terapi iv digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar , dehidrasi
atau syok, memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,
lemak, dan kalori yang tidak dapat di pertahankan secara adekuat melalui oral, memperbaiki
keseimbangan asam basa, memperbaiki volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk
untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi
pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan

Sumber :
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta:
EGC

5. Kata Kunci :
1) 12 pasien tampak histeri dan mondar-mandir
2) 12 pasien tenduduk dan mengerang kesakitan
3) 6 pasien terlihat terlentang dan tidak bernafas

Jawab:
E.Arahkan Pasien Yang Bisa Berjalan Ketempat Yang Aman
sesuai teori “Triage” dalam kegawatdaruratan, perawat harus melakukan perintah untuk pasien yang bisa
bergerak, seperti kasus diatas, maka perawat memerintahkan agar pasien yang histeri dan mondar mandir
diperintahkan menuju ketempat yang aman.
Sumber : Kartikawati Dewi N. Buku Ajar Dasar – Dasar Keperwatan Gawat Darurat (2011). Jakarta
Salemba Medika
6. Kata Kunci:
1) Dopamin infus untuk klien syok
2) Dosis Order : 10 mcg/kg/menit
3) BB: 50 kg
4) Sediaan: 1 ampul dopamin berisi 5 mL (1 mL= 40 mgdopamin)
Kecepatan infus per menit?

Jawab :
c. 0,0125 mL/menit

Pembahasan

D: 10 mcg/kg/menit
H: 5 mL x 40 mg= 200mg=200.000 mcg
BB: 50Kg
V: 50 cc
𝐻 200.000𝑚𝑐𝑔
(1) 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 = 𝑉
= 50𝑐𝑐
= 4000𝑚𝑐𝑔/𝑐𝑐

𝐷 𝑥 𝑘𝑔 𝐵𝐵 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚 10𝑚𝑐𝑔 𝑥 50 𝑘𝑔 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


(2) 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡
= 4000 𝑚𝑐𝑔/𝑐𝑐
= 7,5 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚

7,5 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚
(3) 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,125𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Sumber :

Fina Ratih.2017.Farmakologi Edisi 1. Palangkaraya


http://www.academia.edu/25823051/RUMUS_PEMBERIAN_OBAT_VIA_DRIP_INFUSION

7. Kata Kunci:
1) Pasien sesak napas
2) kesadaran Compos Mentis,
3) TD 110/70 mmHg,
4) Frekuensi nafas 20x/mnt,
5) Tampak sesak dan dalam,
6) Saturasi oksigen 90%
Jawab :
E.Masker non rebreathing 10 ltr/mnt

Nilai normal SaO2 > 95%. Hipoksia adalah penurunan sejumlah oksigen yang terdapat dalam jaringan
tanpa memperhatikan penyebab dan lokasi. Hipoksemia dibedakan menjadiringan sedang dan berat
berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2. hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan
SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila PaO2
kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%.

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12
liter/mntdimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
FiO2 estimation :
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
1. 6 : 55 – 60
2. 8 : 60 – 80
3. 10 : 80 – 90
4. 12 – 15 : 90

Sumber :
http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
Brunner&Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8, Jakarta, 2001

8. Kata Kunci :
1) Stroke
2) Somnolen
3) TD : 110/60 mmHg, nadi 98x/menit, terpasang mayo, IV line dan kateter
4) Terlihat tidak bernafas

Jawab :
A.Cek Nadi
Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung korban masih berdenyut atau tidak.
Pada orang dewasa pengecekan nadi dilakukan pada nadi leher (karotis) dengan menggunakan 2 jari.
Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudian tarik ke arah samping sampai terasa ada
lekukan rasakan apakah teraba atau tidak denyut nadi korban. Pada bayi pengecekan nadi dilakukan pada
lengan atas bagian dalam. Dengan menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknya denyut nadi pada lengan atas
bagian dalam korban (nadi brakialis). Jika nadi tidak teraba berarti pasien mengalami henti jantung, maka
segera lakukan penekanan / kompresi pada dada korban. Jika nadi teraba berarti jantung masih berdenyut
maka lanjutkan dengan membukan jalan napas dan pemeriksanaan napas.
Sumber : https://www.scribd.com/document/99078481/RESUSITASI-JANTUNG-PARU

9. Kata Kunci :
1) Kelemahan pada sisi kiri tubuh
2) Kelumpuhan nervus VII, X, XII
3) Bicara pelo
4) Tersedak saat screeningdysphagia
5) Pemasangan NGT
6) CT Scan : infarklobusparietaldextra

Jawab :

D. Risiko aspirasi

Risiko aspirasi karena disebabkan kerusakan mobilitas fisik mengakibatkan risiko tersedak.
Memposisikan pasien dg benar adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko.

Sumber:
https://www.scribd.com

10. Kata Kunci :


1) Kelemahan pada tubuh sebelah kanan
2) SNH
3) Ekstremitas kanan nilai 2, ekstremitas kiri nilai 5
4) Kerusakan mobilitas fisik

Jawab :
A.Rom Pasif
Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakan
otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Latihan rom
aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan
otot. Latihan-latihan itu meliputi :
 Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
 Fleksi dan ekstensi siku
 Pronasi dan supinasi lengan bawah
 Pronasi fleksi bahu
 Abduksi dan adduksi
 Rotasi bahu
 Fleksi dan ekstensi jari-jari
 Infersi dan efersi kaki
 Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
 Fleksi dan ekstensi lutut
 Rotasi pangkal paha
 Abduksi dan adduksi pangkal paha

Sumber : https://www.scribd.com/document/357012321/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Gangguan-Mobilitas-Fisik
11. Kata kunci :
1) penurunan kesadaran
2) TTV: TD 180/90 mmHg, nadi 70x/mnt, suhu 38oC, pernafasan 20x/mnt.
3) SH perdarahan luas di gangliabasalis.
4) GCS mata tidak membuka walaupun diberikan rangsangan nyeri, respon verbal tidak ada dan
gerakan motorik menunjukkan deselebrasi.

Jawab :
C. Peningkatan tekanan intrakranial

Peningkatan tekanan intrakranial adalah peningkatan tekanan otak normal. Peningkatan tekanan
intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan serebrospinal. Juga dapat disebabkan oleh
peningkatan tekanan dalam masalah otak yang disebabkan oleh lesi (seperti tumor) atau pembengkakan di
dalam materi otak itu sendiri.
Peningkatan tekanan intrakranial adalah masalah medis serius. Tekanan itu sendiri dapat merusak sistem
saraf pusat dengan menekan struktur otak yang penting dan dengan membatasi aliran darah melalui
pembuluh darah yang memasok otak. Banyak kondisi yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
Penyebab umum termasuk: Aneurisma pecah dan pendarahan subarachnoid, tumor otak, pendarahan otak
hipertensi, pendarahan, cedera kepala parah.

Sumber :
https://m.detik.com/health/penyakit/d-1217883/peningkatan-tekanan-intrakranial
12%

12. Kata Kunci :


1) Pasien sudah 3x dirawat di RS dengan stroke non hemoragik.
2) kontraktur pada ekstremitas kanan, IMT = 19, tampak terpasang NGT, terpasang nasal kanul 3
liter/mnt, terpasang kateter, semua kebutuhan dipenuhi oleh perawat.
3) Observasi TTV: TD 150/90 mmHg, nadi 70x/mnt, suhu 38oC, pernafasan 22x/mnt, GCS 12.

Jawab :
A.Lakukan ROM pasif untuk mengatasi kontraktur

Stroke non hemoragik adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada aliran darah
di otak. stroke non hemoragik atau iskemik, memiliki dua kemungkinan penyebab. Penyebab pertama,
yaitu gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah di otak dan kedua, adalah gumpalan yang
terbentuk di tempat lain dan terbawa melalui pembuluh darah menuju ke otak. Gumpalan darah tersebut
dapat menghentikan aliran darah menuju bagian otak tertentu.
Penderita stroke membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian
diri secara maksimal. Maka dari kasus di atas dilakukan tindakan yaitu latihan ROM pasif karena ROM
Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik.
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif)
Kekuatan otot 50 %.Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas
yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
Jadi, dari kasus di atas dapat Dilakukan latihan ROM pasif untuk membantu pasien dalam latihan
pergerakan sendi dan mengatasi kontraktur pada pasien yang sudah mengalami kontraktur ekstremitas
atas kanan bertujuan agar Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan
otot, Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, Mencegah kekakuan pada sendi, Merangsang
sirkulasi darah, dan Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Dan ROM juga bermanfaat
untuk Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan, Mengkaji
tulang, sendi, dan otot, Mencegah terjadinya kekakuan sendi, Memperlancar sirkulasi darah, Memperbaiki
tonus otot, Meningkatkan mobilisasi sendi, dan Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

Sumber :
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta:
EGC

13. Kata kunci:

Pasien masuk dengan keluhan kejang. Saat ini pasien masih gelisah, kontak (+), hemiparesesinistra,
batuk, terpasang O2 nasal kanul 3 liter/mnt, mukosa bibir kering, nafsu makan menurun, edema pada
tibia, refleks fisiologis +2/+3, pasien terpasang kateter, BAB di pampers konsistensi lunak kecoklatan.
Hasil lab albumin 3 g/dl.

Jawab:
B.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan dan mencerna makanan karena faktor biologis ditandai dengan pasien mengalami
penurunan nafsu makan, BB 20% atau lebih di bawah ideal, pasien tampak kurus
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/45471561/intervensi-Ketidakseimbangan-Nutrisi-Kurang-Dari-Kebutuhan-
Tubuh

14. Kata Kunci:


1) Peningkatan tekanan intrakranial
2) kesadaran menurun.
3) klien mengalami trauma kapitis berat
Jawab :
C.Manitol
Manitol adalah cairan hipertonik dengan osmolaritas 1098 mOsm/L. manitol dapat menurunkan tekanan
intrakranial sebanyak 26% atau lebih dalam waktu 5 menit dan permulaan penurunan tekanan
intrakranial tidak bergantung pada diuresis. selama infus manitol terjadi penurunan serum natrium,
kalium, klorida,bikarbonat, hemoglobin, hematokrit dan terjadi peningkatan osmolaritas serum.
perubahan-perubahan ini terjadi lebih banyak sesuai dengan besarnya dosis manitol.

Sumber :
www.inasnacc.org
15. Kata Kunci:
1) keadaan lemah
2) demam tinggi
3) nyeri hebat pada bagian abdomen
4) mual muntah
5) typhoidabdominalis

Jawab :

E.Larutan RL

RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah
besar. RL banyak digunakan sebagai replacementtherapy, anatara lain untuk syok hipovolemik, diare,
trauma, dan luka bakar.
Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme olehhati menjadi bikarbonat yang berguna
untuk memperbaiki keadaan sepertiasidosis metabolik. Pada resusitasi cairan yang dikarenakan
perdarahan, kebanyakan pasien trauma akan mengalami asidosis laktat. RL merupakan pilihan pertama
untuk resusitasi sedangkan normal saline (NS) merupakan pilihan kedua.
Sumber :
https://id.scribd.com/document/317403420/RESUSITASI-CAIRAN-PASIEN-TRAUMA

Anda mungkin juga menyukai