Ratih Tugas Individu Keperawatan Kegawatdaruratan
Ratih Tugas Individu Keperawatan Kegawatdaruratan
D
I
S
U
S
U
N
Jawab:
A.Trauma Tajam Abdomen.
Alasan mengapa jawabannya adalah trauma tajam abdomen, karena klien sendiri mengatakan nyeri yang
paling utama adalah dibagian perut kanan atas, menurut klien, klien ditusuk diperut bagian kanan atas 1
kali, yang mengindikasikan adanya luka tusukan ketika klien dikeroyok. Jadi klien mengalami trauma
tajam abdomen/trauma tembus dengan penetrasi kedalam rongga peritoneum.
Sumber :Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006.
MedicalSurgicalNursingCriticalThinkingforCollaborativeCare. USA : Elsevier Saunders
2. Kata Kunci :
1) Pasien mengeluh nyeri dibagian kana atas
2) Klien merasa ditusuk 2 kali dibagian perut kanan atas dan dipunggung kiri
3) Klien dalam keadaan sadar (compos mentis) namun merasa lemas
Jawab:
D.Palpasi Adanya Nyeri
karena pasien sendiri telah mengatakan bahwa bagian perut kana atasnya terasa nyeri, jadi menurut saya
tidak perlu lagi dilakukan palpasi dibagian nyeri tersebut.
Sumber :Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006.
MedicalSurgicalNursingCriticalThinkingforCollaborativeCare. USA : Elsevier Saunders
3. Kata Kunci :
1) Pasien mengeluh nyeri dibagian kana atas
2) Klien merasa ditusuk 2 kali dibagian perut kanan atas dan dipunggung kiri
3) Klien dalam keadaan sadar (compos mentis) namun merasa lemas
Jawab :
A.FotoThorax
karena foto thorax hanya dilakukan untuk pemeriksaan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat
pada rongga dada.
Sumber :Evelyn C. Pearce, (2004), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta
4. Kata Kunci :
1) pendarahan hebat, gelisah, kesadaran menurun, keringat dingin, ekstremitas teraba dingin
2) TTV : TD= 100/60 mmHg, Nadi = 140x/mnt, teraba lemah; resp: 26x/mnt, suhu= 36oC.
Jawab :
Sumber :
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta:
EGC
5. Kata Kunci :
1) 12 pasien tampak histeri dan mondar-mandir
2) 12 pasien tenduduk dan mengerang kesakitan
3) 6 pasien terlihat terlentang dan tidak bernafas
Jawab:
E.Arahkan Pasien Yang Bisa Berjalan Ketempat Yang Aman
sesuai teori “Triage” dalam kegawatdaruratan, perawat harus melakukan perintah untuk pasien yang bisa
bergerak, seperti kasus diatas, maka perawat memerintahkan agar pasien yang histeri dan mondar mandir
diperintahkan menuju ketempat yang aman.
Sumber : Kartikawati Dewi N. Buku Ajar Dasar – Dasar Keperwatan Gawat Darurat (2011). Jakarta
Salemba Medika
6. Kata Kunci:
1) Dopamin infus untuk klien syok
2) Dosis Order : 10 mcg/kg/menit
3) BB: 50 kg
4) Sediaan: 1 ampul dopamin berisi 5 mL (1 mL= 40 mgdopamin)
Kecepatan infus per menit?
Jawab :
c. 0,0125 mL/menit
Pembahasan
D: 10 mcg/kg/menit
H: 5 mL x 40 mg= 200mg=200.000 mcg
BB: 50Kg
V: 50 cc
𝐻 200.000𝑚𝑐𝑔
(1) 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 = 𝑉
= 50𝑐𝑐
= 4000𝑚𝑐𝑔/𝑐𝑐
7,5 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚
(3) 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,125𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Sumber :
7. Kata Kunci:
1) Pasien sesak napas
2) kesadaran Compos Mentis,
3) TD 110/70 mmHg,
4) Frekuensi nafas 20x/mnt,
5) Tampak sesak dan dalam,
6) Saturasi oksigen 90%
Jawab :
E.Masker non rebreathing 10 ltr/mnt
Nilai normal SaO2 > 95%. Hipoksia adalah penurunan sejumlah oksigen yang terdapat dalam jaringan
tanpa memperhatikan penyebab dan lokasi. Hipoksemia dibedakan menjadiringan sedang dan berat
berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2. hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan
SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila PaO2
kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%.
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12
liter/mntdimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
FiO2 estimation :
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
1. 6 : 55 – 60
2. 8 : 60 – 80
3. 10 : 80 – 90
4. 12 – 15 : 90
Sumber :
http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
Brunner&Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8, Jakarta, 2001
8. Kata Kunci :
1) Stroke
2) Somnolen
3) TD : 110/60 mmHg, nadi 98x/menit, terpasang mayo, IV line dan kateter
4) Terlihat tidak bernafas
Jawab :
A.Cek Nadi
Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung korban masih berdenyut atau tidak.
Pada orang dewasa pengecekan nadi dilakukan pada nadi leher (karotis) dengan menggunakan 2 jari.
Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudian tarik ke arah samping sampai terasa ada
lekukan rasakan apakah teraba atau tidak denyut nadi korban. Pada bayi pengecekan nadi dilakukan pada
lengan atas bagian dalam. Dengan menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknya denyut nadi pada lengan atas
bagian dalam korban (nadi brakialis). Jika nadi tidak teraba berarti pasien mengalami henti jantung, maka
segera lakukan penekanan / kompresi pada dada korban. Jika nadi teraba berarti jantung masih berdenyut
maka lanjutkan dengan membukan jalan napas dan pemeriksanaan napas.
Sumber : https://www.scribd.com/document/99078481/RESUSITASI-JANTUNG-PARU
9. Kata Kunci :
1) Kelemahan pada sisi kiri tubuh
2) Kelumpuhan nervus VII, X, XII
3) Bicara pelo
4) Tersedak saat screeningdysphagia
5) Pemasangan NGT
6) CT Scan : infarklobusparietaldextra
Jawab :
D. Risiko aspirasi
Risiko aspirasi karena disebabkan kerusakan mobilitas fisik mengakibatkan risiko tersedak.
Memposisikan pasien dg benar adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko.
Sumber:
https://www.scribd.com
Jawab :
A.Rom Pasif
Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakan
otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Latihan rom
aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan
otot. Latihan-latihan itu meliputi :
Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
Fleksi dan ekstensi siku
Pronasi dan supinasi lengan bawah
Pronasi fleksi bahu
Abduksi dan adduksi
Rotasi bahu
Fleksi dan ekstensi jari-jari
Infersi dan efersi kaki
Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
Fleksi dan ekstensi lutut
Rotasi pangkal paha
Abduksi dan adduksi pangkal paha
Sumber : https://www.scribd.com/document/357012321/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Gangguan-Mobilitas-Fisik
11. Kata kunci :
1) penurunan kesadaran
2) TTV: TD 180/90 mmHg, nadi 70x/mnt, suhu 38oC, pernafasan 20x/mnt.
3) SH perdarahan luas di gangliabasalis.
4) GCS mata tidak membuka walaupun diberikan rangsangan nyeri, respon verbal tidak ada dan
gerakan motorik menunjukkan deselebrasi.
Jawab :
C. Peningkatan tekanan intrakranial
Peningkatan tekanan intrakranial adalah peningkatan tekanan otak normal. Peningkatan tekanan
intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan serebrospinal. Juga dapat disebabkan oleh
peningkatan tekanan dalam masalah otak yang disebabkan oleh lesi (seperti tumor) atau pembengkakan di
dalam materi otak itu sendiri.
Peningkatan tekanan intrakranial adalah masalah medis serius. Tekanan itu sendiri dapat merusak sistem
saraf pusat dengan menekan struktur otak yang penting dan dengan membatasi aliran darah melalui
pembuluh darah yang memasok otak. Banyak kondisi yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
Penyebab umum termasuk: Aneurisma pecah dan pendarahan subarachnoid, tumor otak, pendarahan otak
hipertensi, pendarahan, cedera kepala parah.
Sumber :
https://m.detik.com/health/penyakit/d-1217883/peningkatan-tekanan-intrakranial
12%
Jawab :
A.Lakukan ROM pasif untuk mengatasi kontraktur
Stroke non hemoragik adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada aliran darah
di otak. stroke non hemoragik atau iskemik, memiliki dua kemungkinan penyebab. Penyebab pertama,
yaitu gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah di otak dan kedua, adalah gumpalan yang
terbentuk di tempat lain dan terbawa melalui pembuluh darah menuju ke otak. Gumpalan darah tersebut
dapat menghentikan aliran darah menuju bagian otak tertentu.
Penderita stroke membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian
diri secara maksimal. Maka dari kasus di atas dilakukan tindakan yaitu latihan ROM pasif karena ROM
Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik.
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif)
Kekuatan otot 50 %.Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas
yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
Jadi, dari kasus di atas dapat Dilakukan latihan ROM pasif untuk membantu pasien dalam latihan
pergerakan sendi dan mengatasi kontraktur pada pasien yang sudah mengalami kontraktur ekstremitas
atas kanan bertujuan agar Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan
otot, Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, Mencegah kekakuan pada sendi, Merangsang
sirkulasi darah, dan Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Dan ROM juga bermanfaat
untuk Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan, Mengkaji
tulang, sendi, dan otot, Mencegah terjadinya kekakuan sendi, Memperlancar sirkulasi darah, Memperbaiki
tonus otot, Meningkatkan mobilisasi sendi, dan Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.
Sumber :
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta:
EGC
Pasien masuk dengan keluhan kejang. Saat ini pasien masih gelisah, kontak (+), hemiparesesinistra,
batuk, terpasang O2 nasal kanul 3 liter/mnt, mukosa bibir kering, nafsu makan menurun, edema pada
tibia, refleks fisiologis +2/+3, pasien terpasang kateter, BAB di pampers konsistensi lunak kecoklatan.
Hasil lab albumin 3 g/dl.
Jawab:
B.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan dan mencerna makanan karena faktor biologis ditandai dengan pasien mengalami
penurunan nafsu makan, BB 20% atau lebih di bawah ideal, pasien tampak kurus
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/45471561/intervensi-Ketidakseimbangan-Nutrisi-Kurang-Dari-Kebutuhan-
Tubuh
Sumber :
www.inasnacc.org
15. Kata Kunci:
1) keadaan lemah
2) demam tinggi
3) nyeri hebat pada bagian abdomen
4) mual muntah
5) typhoidabdominalis
Jawab :
E.Larutan RL
RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah
besar. RL banyak digunakan sebagai replacementtherapy, anatara lain untuk syok hipovolemik, diare,
trauma, dan luka bakar.
Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme olehhati menjadi bikarbonat yang berguna
untuk memperbaiki keadaan sepertiasidosis metabolik. Pada resusitasi cairan yang dikarenakan
perdarahan, kebanyakan pasien trauma akan mengalami asidosis laktat. RL merupakan pilihan pertama
untuk resusitasi sedangkan normal saline (NS) merupakan pilihan kedua.
Sumber :
https://id.scribd.com/document/317403420/RESUSITASI-CAIRAN-PASIEN-TRAUMA