Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3:

- Julivio Rivaldo Mewoh (H041171312)


- Nurul Afia Abd. Majid (H041171025)
- Fira Sarsi (H0411710
Faktor Pertumbuhan Eksternal (Suhu)
Suhu udara atau suhu tanah berpengaruh terhadap tanaman melalui proses
metabolisme dalam tubuh tanaman, yang tercermin dalam berbagai karakter seperti laju
pertumbuhan, dormansi benih dan kuncup, perkecambahannya, pembungaan,
pertumbuhan buah pendewasaan/pematangan jaringan atau organ tanaman. Respon
tanaman terhadap suhu berbeda tergantung jenis tanaman, varietas, tahap pertumbuhan
tanaman, macam organ/jaringan. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan
radiasi mata hari. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi
matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman serta kandungan
lengas tanah.
1. Proses fisiologis
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Peningkatan suhu
sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas. Setelah melewati titik
optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya
aktifitas enzim (enzim terdegradasi). Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sampai
batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan
yang linear sampai batas tertentu, setelah tercapai titik maksimum (puncak) hubungan
kedua variabel itu menunjukkan hubungan parabolik.
Pada Tahap A-B

- Merupakan tahap pertumbuhan yang sangat cepat.


- Suhu meningkatkan laju pertumbuhan membentuk garis lurus (linear) dimana
kurvanya merupakan fungsi eksponensial dengan suhu.
- Pada tahap ini energi panas dapat mengaktifkan seluruh sistem (perangkat)
pertumbuhan. Sehingga efisiensi penggunaan energi panas oleh tanaman adalah
besar. Energi panas yang terbuang percuma berada pada jumlah yang kecil, atau
energi panas yang tertangkap molekul dapat meningkatkan gerakan-gerakan
molekul dalam jaringan tanaman.
Pada tahap B-C
- Kecepatan pertumbuhan tanaman menurun, sehingga rata-rata fluktuasi
pertumbuhan dapat membentuk garis mendatar.
- Fluktuasi kecepatan pertumbuhan pada tahap ini sering disebabkan oleh faktor-
faktor tumbuh lainnya diluar suhu seperti air, cahaya, ketersediaan oksigen dan
karbondioksida serta unsur hara kadang-kadang menjadi faktor pembatas, tetapi
masih dapat ditolerir oleh tanaman.
- Titik B merupakan titik kritis dimana ketersediaan faktor tumbuh diluar suhu
memegang peranan penting. Kondisi sedikit saja dibawah optimum dapat menjadi
faktor pembatas (limiting factor).
Tahap C-D :
- Merupakan tahap pertumbuhan menurun, dimana energi panas tidak lagi dapat
meningkatkan laju pertumbuhan.
- Pada tahap ini penurunan kecepatan pertumbuhan sebanding dengan kenaikan
suhu. Dibandingkan dengan tahap A-B, garis proyeksi a-b selalu lebih besar
daripada garis proyeksi c-d. Hal ini berarti bahwa percepatan pertumbuhan pada
tahap C-D. Kondisi ini dapat diartikan bahwa kenaikan suhu sebanding dengan
penurunan aktivitas enzim pertumbuhan dan sebanding pula dengan kerusakan
protein, sebagai bahan baku enzim.
- Dapat diketahui bahwa panas dapat meningkatkan energi kinetik dari molekul
tanaman yang membuat laju reaksi biokimia meningkat sampai batas tertentu dan
panas yang terlalu tinggi tidak lagi menguntungkan pada tanaman.
Pengaruh Suhu Minimum terhadap Tanaman
Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan
terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu. Suhu tanah yang rendah akan
berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Pada umumnya respirasi
menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu naik. Pada suhu yang
amat rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula terhentinya fotosintesa.
Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman
Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak
nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila
semakin dekat dengan suhu optimum.
Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman
Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45ºC sampai 55 ºC selama 2
jam. Tanaman yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrem tinggi,
karena denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi portein
terjadi pada suhu 45 ºC, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu diatas 55 ºC,
bahkan ada yang sampai 85 ºC.
2. Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat
hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas
tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu
tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas
tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas.

Anda mungkin juga menyukai