Nim: 041711333217
Kelas: Pengauditan I / L
BAB 8
PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALISIS
PERENCANAAN AUDIT
Standart audit yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama
mengharuskan dilakukan perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja
yang memadai dan harus melakukan pengawasan secara seksama terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh para asistennya.
Tiga alasan utama audit melakukan perencanaan tugas :
1. Auditor mammpu mendapatkan cukup bukti yang memadai sesuai dengan kondisinya
2. Untuk menjaga supaya biaya tetap terjangkau
3. Mencegah kesalahpahaman klien
Resiko audit yang dapat diterima ( Acceptable audit risk ) yaitu seberapa besar keyakinan
auditor dalam menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan setelah
pengauditan selesau dilaksanakan dengan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) telah
diterbitkan. Resiko nol adalah kepastian absolut sedangkan resiko 100 persen
adalah ketidakpastian absolut.
Resiko Bawaan ( Inherent Risk ) seberapa besar keyakinan auditor atas kemungkinan salah
saji material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
Menilai resiko audit yang dapat diterima dan resiko bawaan adalah bagian penting
perencanaan audit yang dapat membantu dalam menentukan jumlah bukti yang diperlukan serta
penugasan staf yang dibutuhkan.
Penerimaan Klien
KAP memiliki tanggung jawab hukum dan profesional maka hal tersebut mengharuskan
selektif dalam memilih klien seperti klien harus memiliki inntergritas, klien harus mematuhi aturan
KAP yang dianjurkan, dan imbalan jasa audit yang layak untuk diterima oleh auditor. Sebelum
penerimaan klien baru, KAP harus menyelidiki calon klien yang baru dengan melihat posisi calon
klien dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangan dan hubungan dengan KAP sebelumnya.
PSA 16 (SA 315) menjelaskan auditor dalam melakukan tugas kepada klien baru harus
berkomunikasi kepada KAP sebelumnya agar dapat membantu auditor mengevaluasi menerima
atau menolak kontrak kerja. Dalam melakukan investigasi pada klien baru auditor harus
mendapatkann dari hukun lokal, KAP, BANK, dan bisnis atau rekan bisnis yang berkaitan pada
klien baru tersebut.
Dalam kode Etik IFAC adalah KAP boleh tidak melanjutkan pengauditan atas klien lama
ketika jika adanya penuntutan hukum terhadap KAP atau klien dan pemberian imbal jasa yang
belum dibayar selama satu tahun sebelumnya serta memiliki resiko yang besar bagi KAP tersebut.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis yanfg dapat dilakukan pada setiap fase selamma penugasan kerja
berlangsung.
1. Prosedur analitis diperlukan dalam fase perencaan untuk membantu menentukan sifat, keluasan
dan waktu dalam prosedur pengauditan.
2. Prosedur analitis dikerjakan selama fase pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk
mendukung saldo akun
3. Prosedur analitis juga diperlukan selama fase penyelesaian audit.