Bab 4
Bab 4
ANALISIS KASUS
37
Dari anamnesis pada pasien yang berhubungan dengan keluhan utama
ditanyakan gejala sesak nafas tidak berhubungan dengan aktivitas dan cuaca.
Keluhan sesak nafas tidak disertai adanya suara nafas berbunyi (mengi) atau
mengorok, ini menggambarkan bahwa sesak nafas akibat respirasi dan
penyakit asma dapat disingkirkan. Selanjutnya didapatkan gejala batuk,
demam yang terus menerus, tidak ada penurunan berat badan, riwayat kontak
dengan orang dewasa yang menderita batuk lama ataupun yang sedang
menjalani pengobatan tuberculosa, hal ini dapat menyingkirkan diagnosa
kearah tuberculosa. Selanjutnya dari pemeriksaan fisik yang menunjang
adalah terdapatnya pernafasan cuping hidung, retraksi intercostal, pada
auskultasi ditemukan ronkhi basah halus nyaring, maka dapat disimpulkan
bahwa pasien ini merupakan pasien dengan bronkopneumonia5.
Untuk mendukung diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang,
pada kasus dilakukan pemriksaan lab didapatkan Hb 11,1 g/dl, Leukosit
18.300/ ul, Trombosit 849.000/ ul, Hitung Jenis 0/2/3/50/37/8 dan CRP (+).
Pemeriksaan darah lengkap perfier pada pneumonia yang disebabkan oleh
virus biasanya leukosit dalam batas normal, namun pada pneumonia yang
38
Kasus Bronkopneumoni Bronkiolitis
Akut
Demam Febris Febris Subfebris
Perjalanan 4 hari SMRS Batuk pilek Jarak antara
penyakit demam, 3 hari dahulu 5-7 hari demam dan
SMRS batuk kemudian timbul sesak nafas
pilek sesak nafas mendadak (< 2
1 hari SMRS hari)
Sesak
Retraksi Intercostal Intercostal / Diafragma
suprasternal
Suara utama paru Vesikuler Vesikuler Vesikuler (+)
meningkat meningkat Normal
Suara tambahan RBHN (+) RBHN (+) RBHN (-)
Paru Wheezing (-) Wheezing (-)/(+) Wheezing
bila Ekspirasi (+)
Bronkopneumoni
berat
Pemeriksaan Leukositosis Leukositosis Leukosit normal
Laboratorium CRP (+) CRP (+) / Leukopeni
CRP (-)
Gambaran Infiltrasi pada Infiltasi pada paru Hiperinflasi
Rontgen Thorax paru pada lapang paru
39