Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :

ASMARANI BORU MILALA


NIM : 16-01-460

DOSEN :
SRI DAUNI MARBUN,S.kep.,Ns

MATA KULIAH :
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TA:2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang sederhana ini. Ada pun judul makalah ini yaitu “Asuhan Keperawatan
Gangguan Istirahat dan Tidur”.
Dalam penyusunan makalah yang sederhana ini, tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang penulis alami. Namun berkat dukungan, dorongan, dan semangat dari
teman-teman sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada bapak/ibu dosen dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan
motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu segala kritik dan saran membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Sihaporas, 18 Januari 2017


Penulis,

ASMARANI MILALA
NIM. 16-01-460
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Perumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

1. Definisi Tidur ....................................................................................... 5


2. Definisi Istrahat .................................................................................... 5
3. Fungsi Istirahat ..................................................................................... 6
4. Fungsi Tidur ......................................................................................... 7
5. Mekanisme Tidur ................................................................................. 7
6. Faktor Tidur ......................................................................................... 8
7. Jenis Insomnia ...................................................................................... 9
8. Narkolepsi ............................................................................................ 9
9. Sleep Apnea..........................................................................................10
10. Night Mares..........................................................................................11
11. Pengkajian Keperawatan.......................................................................11
12. Gejala Klinis..........................................................................................11
13. Penyimpangan Tidur.............................................................................12
14. Diagnosa Keperawatan.........................................................................12
15. Intervensi Keperawatan........................................................................13
16. Implementasi Keperawatan...................................................................14
17. Tindakan Keperawatan pada Bayi dan Anak........................................16
18. Evaluasi Tindakan Keperawatan..........................................................18

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 19

A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan
istirahat dan tidur yang cukup. Secara umum, istirahat merupakan keadaan yang
tenang, relaks tanpa tekanan emosional, dan bebas dari kegelisahan(Wahit dan
Nurul, 2007). Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun.

Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur memulihkan atau mengistirahatkan fisik
setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat
meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas
sehari-hari.

Tidak terkecuali juga pada orang yang sedang menderita sakit, mereka juga
memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun dalam keadaan sakit, pola
tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk
mencukupi ataupun memenuhi kebutuhan tidur tersebut.

Karena itulah penulis akan membahas tentang konsep istirahat dan tidur untuk
mengetahui pengertian dari istirahat dan tidur, tahapan tidur, faktor-faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur, serta gangguan tidur yang sering
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi istirahat dari berbagai ahli (min 3)
2. Definisi tidur dari berbagai ahli (min 3)
3. Fungsi istirahat
4. Fungsi tidur
5. Mekanisme tidur menurut teori chemics, teori vaskuler, para ahli
neurofisiologis, dari teori feed bak
6. Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur (min 8)
7. Jenis-jenis insomnia
8. Narkolepsi
9. Sleep apnea
10. Nightmares
11. Pengkajian keperawatan riwayat tidur
12. Gejala klinis gangguan tidur
13. Penympangan tidur
14. Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirahat dan
tidur (min 6)
15. Intervensi keperawatan dari 6 diagonsa keperawatan tersebut (min 5 intervensi
tiap diagnosa)
16. Implementasi keperawatan dari 6 diagnosa keperawatan tersebut (min 5
implementasi tiap diagnosa)
17. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah istirahat tidur pada bayi dan
anak
18. Evaluasi dari hasil implementasi keperawatan untuk mengatasi gangguan
istirahat dan tidur

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa definisi dari istirahat
2. Untuk mengetahui apa definisi dari tidur
3. Untuk mengetahui fungsi istirahat
4. Untuk mengetahui fungsi tidur
5. Untuk mengetahui mekanisme tidur menurut teori chemics, teori vaskuler,
pada ahli neurofisiologis, dari teori feed bak
6. Untuk menegtahui apa saja yang faktor yang mempengaruhi istirahat tidur
7. Untuk mengetahui jenis jenis dari insomnia
8. Untuk mengetahui tentang Narkolepsi
9. Untuk mengetahui tentang Sleep Apnea
10. Untuk mengetahui tentang Nightmares
11. Untuk memahami pengkajian keperawatan riwayat hidup
12. Untuk mengetahui gejala klinis gangguan riwayat tidur
13. Untuk mengetahui tentang penyimpangan tidur
14. Untuk memahami cara membuat diagnosa keperawatan yang dapat diangkat
dari gangguan pola istrahat dan tidur
15. Untuk memahami cara mebuat intervensi keperawatan dari masing masing
diagnosa keperawatan diatas
16. Untuk mengetahui cara membuat implementasi keperawatan dari masing
masing diagnosa keperawatan distas
17. Untuk mengetahui tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah istirahat
tidur pada bayi dan anak
18. Untuk megetahui cara membuat evaluasi dari hasil implementasi keperawatan
untuk mengatasi gangguang istirahat dan tidur
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Definisi Tidur

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang berbeda.
Beberapa ahli menyatakan atau mengemukakan pendapatnya tentang definisi
tidur menurut hasil penelitiannya yaitu:
1. Guyton & Hall, 1997
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya.
2. Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
3. Guyton dalam Aziz Alimul H
Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat dibangunkan oleh
stimulasi atau sensoriyang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan
ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap
perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari
luar.

1.2 Definisi Istirahat


Beberapa ahli menyatakan atau mengemukakan pendapatnya tentang definisi
tidur menurut hasil penelitiannya yaitu:
1. Wahit dan Nurul, 2007
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional,
dan bebas dari kegelisahan.
2. Hidayat, 2008
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan.
3. Narrow, 1967
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa keadaan emosional
dan bebas ari kegelisahan.
Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat
yaitu:
a. Merasa segala sesuatu berjalan normal
b. Merasa diterima
c. Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
d. Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
e. Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.

1.3 Fungsi Istirahat


Dalam memelihara kesehatan tubuh manusia dibutuhkan istirahat. Fungsi dari
istirahat adalah sebagai berikut:
1. Sehat
Ya, sehat memang tak lepas dari perawatan tubuh, oleh karena itu istarahat
yang cukup merupakan sarana bagi kita untuk merawat tubuh kita, jangan
sampai waktu istarahat dikurangi pada sebuah hal yang tidak bermanfaat.
2. Fresh
Semakin anda cerdas dalam membagai waktu istirahat anda maka anda
akan merasa segar kembali, hal itu akan bermanfaat atas kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan nantinya, dalam keadaan fresh juga otak kita akan
semakin jernih, sehingga dapat berfikir dengan optimal atas apa yang akan
dikerjakan.
3. Wajah Cerah
Wajah yang berseri – seri atau cerah adalah hal yang akan terlihat ketika
kita dapat melakukan istirahat yang cukup, oleh karenanya wajah seseroang
yang lusu, dapat di indikatorkan sebagai kurang tidur atau kurang istirahat,
selain itu jika anda sangat ingin terlihat berseri-seri ketika beraktifitas
jangan lupa pada waktu istirahat anda.
4. Tidak Mudah Lelah
Tahukah anda, ketika anda bekerja di perusahaan atau bersekolah, hal
utama yang menghambat adalah mengantuk? Entah itu karena memang
lelah atau kurang tidur, ingat!! Tidur yang baik dan normalnya adalah 6 – 8
jam dalam sehari. Oleh karena itu, jika kurang dari jam tidur tersebut akan
berefek buruk pada tubuh anda sekaligus berimbas pada aktifitas anda yang
mudah lelah, karena orang yang kurang beristirahat tekanan darahnya akan
semkain tinggi , itu sebabnya baik-baiklah menjaga waktu istirahat.
5. Tidak Mengantuk
Setelah anda tidak muda lelah, salah satu yang berkaitan adalah tidak
mudah mengantuk, banyak orang yang mengalami hal ini, terutama anak
sekolah atau yang sudah bekerja, jangan sampai mengantuk tersebut dapat
membuat anda dalam masalah besar

1.4 Fungsi Istirahat dan Tidur


Dalam memelihara kesehatan tubuh manusia dibutuhkan istirahat dan tidur.
Fungsi dari istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
2. Melepaskan stress dan ketegangan.
3. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
4. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan
menyiapkan diri pada waktu periode bangun.
5. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
6. Berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
7. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8. Menghasilkan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki serta memperbaharui
epitel dan sel otak.
9. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
10. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.

1.5 Mekanisme Tidur


Dalam mekanisme tidur terdapat 4 teori yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Teori Chermis
Dalam teori ini mekanisme tidur dilakukan untuk peningkatan CO2 yang
akan menyebabkan rasa ngantuk.
b. Teori Vaskuler
Dalam teori vaskular, mekanisme tidur dilakukan untuk penurunan tekanan
darah di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.

c. Para Ahli neurifisiologis

Dalam teori yang diungkapkan oleh para ahli neurifisiologis terdapat sekresi
hormone serotonin yang dapat menyebabkan rasa ngantuk.

d. Teori Feed Back

Dalam teori feed back mekanisme tidur terdapat kelemahan sel-sel saraf yang
menyebabkan rasa ngantuk instink/naluri.

1.6 Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Jika kita kekurangan tidur maka akan berdampak negatif pada tubuh kita. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur adalah:

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih


banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan
pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.

3. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama


dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis


sehingga mengganggu tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum


alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara


lain :

a. Diuretik : menyebabkan insomnia


b. Anti depresan : supresi REM
c. Kafein : meningkatkan saraf simpatis
d. Beta bloker : menimbulkan insomnia
e. Narkotika : mensuspensi REM

8. Asupan makanan dan kalori


Makanan besar, berat dan berbumbu pada makanan malam dapat
menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur . alergi
makanan dapat menyebabkan insomnia

1.7 Jenis-jenis Insomnia

Insomnia adalah masalah tidur yang sangat mengganggu. Jika normalnya


seseorang harus memperoleh waktu tidur selama 8 jam per hari, maka penderita
insomnia sulit untuk memenuhinya. Akibatnya aktivitas keseharian mereka akan
terganggu akibat kurangnya waktu tidur.

Ada macam-macam ataupun jenis dari insomnia, yaitu:

a. Insomnia biasa

Kondisi ini adalah masalah kesulitan tidur yang umum dialami; misal sudah
ngantuk tapi tak juga bisa terlelap, tidur tapi hanya sebentar, bangun di
tengah malam dan sulit tidur lagi hingga berjam-jam, dan sejenisnya. Hal itu
tidak terjadi setiap hari, namun mengganggu aktifitas.

b. Insomnia akut (short-term insomnia)

Kondisi ini dipicu oleh stres, bisa stres negatif atau positif. Misalnya stres
positif adalah Anda merasa begitu bahagia sehingga tak bisa tidur. Atau stres
negatif, Anda merasa sedih hingga mengganggu waktu tidur Anda.
Umumnya insomnia ini akan muncul seiring datangnya stres, dan hilang
seiring hilangnya stres.

c. Insomnia kebiasaan

Kebiasaan tidur sejak kecil juga berpengaruh terhadap kondisi tidur saat
dewasa. Jika Anda sejak kecil tak dibiasakan untuk tidur dalam waktu
tertentu, maka hingga dewasa ini akan berlanjut. Jadi sebaiknya Anda
biasakan putra putri sejak kecil memiliki waktu tidur yang teratur, misal jam
9 malam sudah harus tidur. Ini mengurangi insomnia akibat terbiasa
begadang.

d. Insomnia idiopatik

Ini adalah masalah tidur yang terjadi bawaan sehingga agak sulit diatasi.
Sepanjang hidup masalah ini akan terus terjadi pada penderita. Penyebabnya
tak bisa dijelaskan secara pasti, namun bisa jadi karena adanya faktor alami
dalam tubuh semisal ketidakseimbangan siklus tidur.

Dalam ilmu kedokteran insomnia terjadi karena stress, lingkungan dan juga
psikologi yang semuanya berkaitan erat dengan kebiasaan hidup kita. Baca
pengertian insomnia di insomniaku. Dalam perkembanganya insomnia
memiliki beberapa jenis berikut uraianya :

e. Insomnia Temporer (Transient Insomnia)


Insomnia temporer (transient insomnia). Insomnia ini hanya terjadi sekali
waktu saja atau bahkan jarang terjadi dan sekalipun terjadi biasanya hanya
berlangsung singkat. Biasanya durasinya adalah beberapa hari paling lama
satu minggu.

f. Insomnia Akut (Acute Insomnia)


Insomnia akut (acute insomnia), insomnia ini memiliki durasi yang berbeda
dari yang pertama tadi dan paling lama kurang lebih satu bulan. insomnia
jenis ini terjadi karena masalah lingkungan yang kurang nyaman untuk tidur,
masalah pikiran yang terjadi kepada penderitanya seperti putus cinta atau
karena pekerjaanya.

g. Insomnia Kronis (Chronic Insomnia)


Insomnia kronis (chronic insomnia) ini adalah jenis insomnia yang paling
parah dari kedua insomnia di atas. Insomnia kronis ini terjadi karena faktor
kebiasaan jadi hati-hati bagi anda yang selama ini tidurnya bermasalah
segera atasi dengan pergi ke dokter.

Bukan hanya karena kebiasaan tapi bisa juga karena keturunan yang turun
temurun di warisi oleh kakek nenek moyang si penderita. dari ketiga jenis
insomnia di atas tentu tidak ada yang baik untuk kesehatan. Karena jika di
biarkan akan menimbulkan berbagai masalah yang serius seperti penyakit
jantung, hipertensi dan penyakit serius lainya.

Nampaknya Insomnia sebagian besar banyak di derita oleh seseorang yang


tinggal kota-kota besar seperti jakarta ini berhubungan dengan biaya hidup
dan tingkat persaingan yang tinggi di kota besar. ini juga bisa kita lihat kota
seperti jakarta tidak pernah sepi sekalipun pada malam hari. Demikianlah
artikel tentang insomnia dan jenis-jenisnya yang mana semoga bisa
bermanfaat untuk anda dan juga menambah wawasan kita bersama.
1.8 Narkolepsi

Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, di mana
penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu
ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi
dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam
hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur

Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan


gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan
Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan di mana kita bermimpi.
Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang
sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam
keadaan

Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):

 Rasa kantuk berlebihan (EDS)


 Katapleksi (cataplexy)

Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan


melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot
saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang,
atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan
emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih
memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita
narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-
tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.

 Paralisis/Kelumpuhan saat tidur

Kelumpuhan Tidur adalah kelumpuhan otot volunter secara umum yang


terjadi pada waktu awal tidur. Peristiwa ini mungkin disertai rasa dikejar-kejar
atau perasaan akan adanya bahaya yang akan datang. Teror yang timbul dalam
peristiwa tersebut baru dapat diceritakan oleh pasien beberapa tahun
kemudian. Peristiwa ini juga dibatalkan dengan sentuhan sederhana.
Kelumpuhan yang timbul pada pasien narkolepsi tersebut diperkirakan
sebagai akibat dari inhibisi motor yang sama seperti yang terjadi pada tidur
REM.Kelumpuhan saat tidur tanpa disertai narkolepsi dapat terjadi pada orang
sehat yang kurang tidurtetapi, juga sering kali terlihat pada pasien dengan
depresi. [1]

 Halusinasi Hypnagogic/hypnopompic

Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai


halusinasi. Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang
lain di dalam ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman,
keluarga, sekadar bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung
pada latar belakang budaya penderita.

Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap
penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.

1.9 Sleep Apnea

Sleep apnea atau apnea tidur adalah terganggunya pernapasan karena dinding
tenggorokan yang rileks dan menyempit ketika kita sedang tidur. Saat tidur, otot-
otot tenggorokan menjadi rileks dan lemas. Biasanya pelemasan otot tenggorokan
ini tidak berpengaruh pada kebanyakan orang, tapi bagi penderita apnea tidur, otot
menjadi terlalu lemas hingga menyebabkan penyempitan atau bahkan menutup
saluran udara Selain apnea tidur, terdapat gangguan pernapasan lainnya, bernama
hipopnea.Hipopnea adalah kondisi ketika terdapat lebih dari 50 persen hambatan
pada saluran pernapasan. Hipopnea dan sleep apnea bisa terjadi sekitar sepuluh
detik atau lebih

Gejala yang mungkin muncul saat Anda terbangun adalah:

 Merasa mengantuk di siang hari.


 Terbangun dengan mulut kering atau tenggorokan terasa sakit.
 Tidak merasa segar saat terbangun.
 Sakit kepala, terutama pagi hari setelah bangun tidur.
 Konsentrasi dan daya ingat menurun.
 Depresi.
 Penurunan gairah seksual atau disfungsi ereksi pada pria.
1.10 Nightmares
Ini terjadi selama tidur REM, paling sering terjadi pada anak berumur 4-6 tahun,
meski studi membuktikan bahwa 25 persen anak berumur 6-12 tahun masih dapat
mengalami mimpi buruk.

Anak bangun sepenuhnya dan tampak ketakutan. Biasanya ia dapat mengingat


kembali isi mimpinya dan dapat ditenangkan oleh orang tuanya. Seperti halnya
night terror, kejadian ini mudah timbul bila ada faktor stres.
Mimpi buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan beberapa diantaranya
bisa dihindarkan. Misalnya menghindari makanan tertentu pada malam hari
seperti cokelat, keju, minuman bersoda, atau program tv tertentu. Bisa juga terjadi
pada anak yang sedang dalam masa inkubasi penyakit atau khawatir akan sesuatu
hal.
Orang tua sebaiknya mendampingi dan menenangkan anak hingga dia merasa
nyaman dan relaks. Juga jangan memperlihatkan bahwa kita tegang. Yakinkan
anak bahwa itu hanya mimpi. Setelah aman dan mimpi selesai anak biasanya akan
tidur kembali. Proses ini akan cepat reda bila situasinya berubah, misalnya anak
dibawa ke toilet atau ke ruangan lain untuk minum jus. Jika kejadian ini berulang
secara teratur maka perlu diketahui latar belakangnya. Kalau perlu berkonsultasi
ke psikolog.

1.11 Pengkajian Keperawatan Riwayat Tidur


Pengkajian ditunjukan pada pemahaman karakteristik suatu masalah tidur dan
kebiassaan tidur klien yang biasa sehingga cara untuk meningkatkan tidur dapat
diintergrasikan ke dalam assuhan keperawatan . misalnya, jika riwayat
keperawatan menunjukan bahwa klien selalu membaca sebelum tidur maka akan
sangat masuk akal jika perawat menawarkan bahan bacaan menjelang tidur
Sumber untuk pengkajian tidur . biasanya klien merupakan sumber terbaik
untuk menggambarkan masalah tidur dan sampai sejauh mana masalah
tersebut mengubah pola tidur dan bangun mereka yang biasa . seringkali klien
mengetahui penyebab masalah tidur tersebut . seperti kebisingan lingkungan
atau kekhawatiran akan suatu hubungan
Selain itu , pasangan tidur juga dapat memberi informassi tentang pola tidur
klien yang dapat mengungkapkan sifat gangguan tidur tertentu . misalnya ,
pasangan klien yang mengalammi apnea tidur sering kali mengeluh bahwa
tidur mereka terganggu oleh dengkuran klien .

1.12 Gejala Klinis Gangguan Tidur


Gejala Klinis
o Perasaan Lelah
o Gelisah
o Emosi
o Apetis
o Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
o konjungtin merah dan mata perih
o Perhatian tidak fokus
o Sakit kepala

1.13 Penyimpangan Tidur


Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik,
bingung dan disoreintasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara
rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur

1.14 Diagnosis Keperawatan


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen,
gangguan metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri
pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

1.15Intervensi Keperawatan
Tujuan : Perencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan
kan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.

Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat
mengganggu tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d. Coba untuk memicu tidur
e. kurangi potensial cedera selama tidur
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

1.6 Implementasi Keperawatan


Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan
lingkungan rumah sakit, maka :
 Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
 Berikan obat analgrsik sesuai pro
 Berikan linngkungan yang suportif
 Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.
b. Bila faktor insomnia maka :
 Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum
tidur.
 Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu
siangdan sore hari.
 Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
 Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur.
 Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi
sebelum tidur.
c. Bila terjadi somabulisme, maka :
 Berikan rasa aman pada diri pasien
 Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
 Cegah timbulnya cidera.
d. Bila terjadi enuresa, maka :
 Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
 Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih
sebelum tidur.
 Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e. Bila terjadi Narkolepsi, maka :
 Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat
hidroklorida(ritalin) Untuk mengendalikan narkolepsi.

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.


 Tutup pintu kamar pasien
 Pasang kelambu/garden tempat tidur
 Matikan pesawat telapon
 Bunyikan musik yang lembut
 Redupkan atau matikan lampu
 Kurangi jumlah stimulus
 Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari :


 Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
 Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

4. Membuat Pasien untuk memicu tidur.


 Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
 Anjurkan pasien minum susu hangat.
 Anjurkan pasien membaca buku
 Anjurkan pasien menonton televisi
 Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
 Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
 Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur
5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
 Gunakan cahaya lampu malam.
 Posisikan tempat tidur yang rendah.
 Letakkan bel dekat pasien.
 Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
 Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara
memindahkannya bilapasien memekainnya.
6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
 Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
 Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
 Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
 Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

1.7 Tindakan Keperawatan Pada Bayi dan Anak

Tindakan Keperawatan Pada Anak

1. Masa Neonatus Dan bayi


o Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
o Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
o Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C
pada siang.
o Berikan cahaya lampu yang lembut
o Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
o Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.

2. Masa Anak
 Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
 Tempel jadwal tidur
 Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
 Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.

3. Masa Sebelum Sekolah


 Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
 Tempel jadwal tidur
 Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
 Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita
 Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
 Berikan rasa aman dan nyaman
 Nyalakan lampu agak terang
4. Masa Sekolah
Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.

5. Masa remaja
Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan
membersihkan diri

6. Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)


 Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
 Berikan hiburan.
 Kurangi rasa nyeri.
 Bersihkan tempat tidur
 Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
 Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
 Anjurkan pasien latihan relaksasi.
 Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
 Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
 Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

1.18 Evaluasi Keperawatan


1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur
dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4
minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien
terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa
sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan
tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan
untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat
dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang baik untuk kesehatan. Namun
dalam kondisi sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu.

3.2 SARAN

Sebagai calon perawat kita diharapkan mampu untuk melakukan asuhan keperawatan
pada anak usia sekolah dengan gangguan bermain sesuai protap asuhan keperawatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika


Jakarta.

Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika


Jakarta.

Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba


Medika Jakarta.

http://silvianitaur.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-istirahat-tidur.html

Anda mungkin juga menyukai