Wawancara dilakukan dengan teknik purposif terhadap 6 narasumber kunci yang
dilaksanakan di 3 tempat yaitu SMPN 3 Mengwi, Kepala Perbekel Desa Buduk dan Banjar Gunung, Buduk. Narasumber yang diwawancara antara lain : kepala sekolah SMPN 3 Mengwi, Guru SMPN 3 Mengwi, Murid SMPN 3 Mengwi, Perbekel Desa Buduk, Kelian Banjar Gunung dan Kader Banjar Gunung.
1. Wawancara Kader/Pelaksana Kegiatan (Guru UKS SMP 3 Mengwi)
Wawancara dengan narasumber dengan inisial NNI dilakukan Senin, 30 Juli 2018 bertempat di SMP N 3 Mengwi. Pertanyaan pada guru lebih mengenai Posbindu meliputi tingkat pengetahuan, kesiapan dan kira-kira kendala dalam pelaksanaan Posbindu nantinya. Sebagai gambaran awal Ibu Guru masih belum pernah mendengar ataupun mengetahui gambaran Posbindu. Ketika ditanyakan oleh peneliti apakah bapak mengetahui tentang posbindu, Narasumber memberikan tanggapan : “Saya belum pernah mendengar Posbindu, tujuannya juga tidak tahu. Yang ada di sekolah hanya penjaringan murid berupa mengukur berat badan, tinggi badan”. Ketika dijabarkan mengenai Posbindu (gambaran, sasaran, kegiatan dan alat-alat yang digunakan) oleh peneliti, Guru nampaknya sudah memiliki gambaran umum tentang Posbindu. Ini menunjukan secara umum, gambaran Posbindu secara deskriptif tidak diketahui secara mendetail namun teknisnya beberapa sudah dilaksanakan. Contohnya sudah ada alat timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan. Alat lainnya seperti tensi sekolah sudah punya, tapi saat ini sudah rusak. Alat detail lainnya seperti pengukur gula darah, kolesterol dan asam urat masih belum tersedia. Menurut Guru UKS, kegiatan dan pemeriksaan yang dilakukan Posbindu bisa dilakukan di SMP N 3 Mengwi. Namun dikatakan ada kendala berupa administrasi dan pencatatan yang banyak di sekolah, tapi dikatakan bisa diatasi dengan menyelipkan administrasi pada saat penjaringan “Saya rasa bisa dilaksanakan, tapi kendala nya adalah masalah pencatatan. Karena jika membuat data khusus tentang posbindu akan menyebabkan banyaknya pencatatan yang dilakukan dan menambah beban kerja. Menurut saya pencatatan bisa dilimpahkan ke anggota PMR dan KKR dan dikoordinasikan supaya tidak ada beban pada pencatatan serta bisa terintegrasi dengan kegiatan UKS/Penjan=ringan untuk datanya. Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa kendala yang dirasa akan dialami adalah masalah pencatatan dan administrasi karena ada beberapa tambahan data yang diperlukan dalam Posbindu. Saat ditanya kapan sebaiknya dilaksanakan Posbindu ini, Ibu guru mengatakan : “Ya bisa dilaksanankan antara bulan Agustus dan September berbarengan dengan penjaringan, satu tahun sekali.” Saat ditanya mengenai teknis pelaksanaan, ibu guru masih belum mengetahui teknis pelaksanaannya. Alat-alat seperti tensimeter tidak ada/rusak Mengenai pelaksana sumber daya manusia (SDM) Posbindu, Narasumber mengatakan siap untuk membantu dan menyediakan sumber daya manusia baik dari siswa maupun guru. “Nanti untuk kegiatannya bisa dilimpahkan ke anggota PMR dan KKR untuk memberikan penyuluhan ke adik kelasnya”. Untuk melaksanakan Posbindu ini, Ibu guru selaku kader siap untuk melaksanakan kegiatan ini dengan dibantu oleh murid-muridnya nanti. Untuk kendala dikatakan berupa dana, peralatan seperti tensi, timbangan berat badan. Timbangan berat badan dikatakan selalu tidak cocok/sering melenceng, serta kebijakan bekerja berdasarkan hukum. Untuk itu diharapkan nantinya ada alokasi dana dari BOS untuk kesehatan, ada SK pekerjaan yang jelas, dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan.