Teknik Penggunaan Labu Ukur
Teknik Penggunaan Labu Ukur
Oleh:
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan
atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada
tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan
kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau
sebagainya (Sukardjo, 1997)
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya sedikit didalam larutan disebut zat terkarut atau solut, sedangkan
jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut
atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah
padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan
dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, cairan dapat pula
larut dalam cairan lain, dan gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloy dan mieral tertentu (Achmad, 2001).
Ketika dalam pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi
jika zat terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-
reaksi yang muncul itu tidak hanya terjadi dalam labotarium namun juga bisa
terjadi dialam kita. Sehingga percobaan ini juga sangat erat kaitannya dengan
keterampilan dasar dalam bekerja di labotarium kimia. Oleh karena hal itu
praktikum ini sangat penting dilakukan agar praktikan dapat mengetahui
bagaimana cara membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperlukan.
1.2 Tujuan
3.1 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah untuk menentukan berapa
banyak NaCl yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan
Diketahui : %=5%
V = 100 mL
5 % ×100 mL
Berat zat terlarut (Massa NaCl) =
100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= ×
𝑀𝑟 𝑉
5𝑔 1000
M= ×
58,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100 𝑚𝑙
M = 0,85
3.2 Pembahasan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
solute terlarut (Baroroh, 2004). Umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut
adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air
biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Percobaan kali ini dilakukan guna mengetahui cara membuat larutan, yang mana
sangat penting bagi praktikan agar dapat bekerja di laboratorium dengan baik.
Larutan yang dibuat pada percobaan kali ini adalah larutan NaCl 5% dengan volume
akhir larutan 100 mL. NaCl apabila dilarutkan didalam air akan terjadi interaksi ion
dipole antara senyawa ion dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan
muatan negatif lebih terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub
negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif dan hidrogen mengapung atom
Cl– yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar dari gaya tarik
antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung.
Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl–
(Karyadi, 1994).
Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat larutan NaCl 5% dengan volume
akhir larutan 100 mL adalah menghitung jumlah (massa) NaCl yang dibutuhkan
dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus berikut:
Setelah larutan NaCl homogen, larutan NaCl tersebut dipindahkan ke dalam labu
ukur dan ditambahkan kembali aquades sampai batas garis merah yang
menunjukkan volume 100 mL. Penambahan aquades hingga 100 mL tersebut dapat
dilakukan dengan membilas labu Erlenmeyer sebanyak 2 kali untuk mencegah
berkurangnya NaCl yang dipindahkan ke dalam labu ukur. Langkah selanjutnya
yaitu menghomogenkan larutan NaCl di dalam labu ukur dengan cara membolak-
balikkan labu hingga larutan terlarut secara homogen. Penggunaan labu ukur dalam
membuat larutan adalah karena labu ukur merupakan alat ukur volume yang
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Labu ini terbuat dari gelas borosilikat seperti
buah pir dengan leher kurus panjang, sehingga memudahkan praktikan dalam
melakukan pengenceran secara akurat dengan pelarut sampai batas. Selain itu labu
ukur merupakan wadah dasar standar, berbentuk alpuket, dengan leher panjang dan
sempit. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang
nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel
dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak
berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di
leher labu (Sastrohamidjojo, 2001).
IV. KESIMPULAN
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjar Baru.
SOAL:
1. Apakah pemasukan larutan secara benar ke dalam buret harus mencapai bagian
ujung lubang atau hanya sampai batas kran ? Jelaskan !
Jawab :
pemasukan larutan secara benar ke dalam buret harus mencapai bagian
ujung lubang, karena pada saat proses titrasi akan dikeluarkan larutan
dimana jika seluruh ruang buret terisi larutan maka akan memperlancar
pengaliran larutan tanpa adanya gelembung udara dari ujung lubang dan
juga volume larutan akan tepat. Dimana jika larutan tidak mencapai ujung
atau hanya sampai batas kran maka saat pengaliran kemungkinan akan
terbentuk gelembung udara dari ruang kosong diujung dan juga volume
larutan yang dikeluarkan tidak akan sesuai dengan volume yang terbaca
karena sisa volume larutan yang terhitung masih tersangkut atau
terperangkap pada ujung buret atau tudak mengalir ke dalam larutan yang
dititrasi sehingga pembacaan volume yang dibutuhkan untuk titrasi tidak
tepat.