Anda di halaman 1dari 6

I.

Konsep Dasar Akuntansi Oleh Paton Dan Littleton

Konsep dasar dalam akuntansi merupakan suatu konsep yang berlaku secara umum
tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Paton dan Littleton konsep
dasar akuntansi ada tujuh, yaitu :
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (business entity)
Konsep ini ditekankan bahwa dalam suatu perusahaan seorang pemilik harus bisa
memisahkan kepentingan pribadi dengan kepentingan usaha yang ia bangun.
Dimana dalam hal ini seorang akuntan berperan sebagai penghubung antara
pemilik perusahaan dengan perusahaan yang didirikan oleh pemilik tersebut.
2. Kontinuitas usaha (continuity of activity)
Konsep ini menyatakan bahwa jka tidak ada tanda-tanda atau rencana pasti di
masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan terus menerus sampai
waktu yang tidak terbatas.
3. Penghargaan sepakatan (measured consideration)
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga atau penghargaan
sepakatan yang tidak terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran
merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam
mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik
yang keluar (biaya). Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih
lanjut dalam sistem akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar
dalam penyusunan berbagai laporan manajerial dan statement keuangan.
4. Kos melekat (cost attach)
Konsep ini menjelaskan gabungan berbagai objek, di satu objek yang akan
memiliki nilai yang lebih berharga. Misalnya dalam pembuatan baju kita pasti
memerlukan berbagai objek lain seperti kain, benang, kancing, dan jarum dan
untuk menentukan harga pokok penjualan baju tersebut kita cukup menggabung
harga dari objek-objek yang kita gabung untuk pembuatan baju tersebut.
5. Upaya dan hasil/capaian (effort and accomplishment)
Konsep ini meyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh
hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) tanpa
upaya biaya. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya

1
pendapatan menanggung biaya. Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun
belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan
kegiatan produktifnya.
6. Bukti terverifikasi dan objektif (verifiable, objective evidence)
Konsep ini menekankan bahwa informasi yang disajikan akuntan harus
bermanfaat dan harus berdasarkan dengan bukti-bukti transaksi yang objektif dan
sudah terverifikasi. Dengan begitu maka pihak yang berkepentingan akan yakin
dengan informasi yang disajikan akuntan.
7. Asumsi (assumption)
Asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala
keterbatasannya. Asumsi – asumsi tersebut adalah: (1) Kontinuitas usaha. (2)
Periode satu tahun, (3) Kos sebagai bahan olah, (4) Daya beli uang stabil, (5)
Tujuan mencari laba.

II. Gambaran Umum Konsep Dasar oleh FASB

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Perkembangan kerangka konseptual (conceptual
framework) FASB melahirkan beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements
of Financial Accounting Concepts (SFAC) diantaranya:

1. SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”. Secara


umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan
akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
2. SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”. SFAC No. 2
menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain itu,
dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna
dalam pengambilan keputusan bisnis.
3. SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”. SFAC
No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah sebagai

2
berikut: aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, deviden, laba
komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, kerugian.
4. SFAC No. 4 “Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations”.
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana
karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah penerimaan sumber daya meskipun
jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan pengembalian dan tujuan operasi
5. SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of Business
Enterprises”. SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah
satu fokus SFAC No. 5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan
net income. Earning merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun
sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan.
6. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”. SFAC No. 6 merupakan
pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya sama persis
dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai ke organisasi
non bisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2
juga berlaku bagi organisasi non bisnis.
7. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements”. SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam
pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual yang lebih luas.

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No. 1 dan SFAC No.

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No. 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No. 5 dan SFAC No.


7)

Memenuhi Kriteria
Pengakuan

Elemen Statement Keuangan (SFAC No. 6)

Informasi Lain-Lain
Media Pelaporan Informasi
Keuangan Lainnya Statement
Pelengkap
Keuangan
Catatan Statemen Keuangan

3
Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang paling
menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan menentukan konsep
dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian itu tujuan
pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pemakai dengan
berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial negara.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si
pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri dari dua
unsur utama yaitu keberpautan dan keterandalan. Kualitas informasi akan lebih bernilai lagi
apabila terdapat unsur-unsur keterpahaman, keberpautan, nilai prediktif, nilai balikan, ketepat
waktuan, keterandalan, ketepatan penyimbolan, keterujian, kenetralan, keterbandingan, dan
materialitas.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang dikandung
dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak cukup hanya
memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran. Terdapat
sepuluh elemen pelaporan keuangan yang didefinisikan dalam rerangka konseptual yaitu aset,
kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba komprehensif, pendapatan, biaya,
untung dan rugi.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang memiliki
tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan keuangan adalah
penyampaian informasi yang wajib dan suka rela. Wajib disini mempunyai implikasi bahwa
pelaporan harus mengandung statemen keuangan yaitu media utama pelaporan keuangan
serta suka rela mencakup segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat
bagi pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu elemen
untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan keuangan.
Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi (penjurnalan) suatu entitas (jumlah
rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi, sehingga jumlah rupiah tersebut
dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB menetapkan empat criteria pengakuan
meliputi definisi, keterukuran, keberpautan dan keterandalan.

4
III. Joint Project FASB-IASB
FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau kembali
kerangka konseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan, dimana setiap dasar
keputusan standar akuntansi sebagian besar didasarkan atas tujuan, karakteristik, definisi, dan
kriteria yang ditetapkan pada kerangka konseptual yang ada.Tujuan dari proyek baru ini
adalah untuk membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui,
menyelesaikan dan mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari
FASB dan IASB adalah untuk menyatukan standar mereka diantaranya:
1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptua karena
untuk menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan konversi
melainkan harus berakar pada dasar.
2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah dengan
terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus bekerja sama
untuk mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu
ke waktu. Konvergensi juga bermanfaat dalam cara sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan
perbandingan dan transparansi dari satu Negara ke Negara lain.
b. Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk
menyiapkan laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.
c. Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar amerika
serikat tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar
internasional US GAAP.
3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan
kenyataanpemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan
menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan.
4. Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang, karena
kekayaan suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang saling
berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam sejumlah konvensi
internasional deklarasi, dan perjanjian pembangunan yang mengikat Negara-
negara terkait.

5
DAFTAR PUSTAKA

Astika, I. B. Putra. 2010. Teori Akuntansi: Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.


Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Dinda. 2010. Kerangka Konseptual FASB. Artikel Online.


https://dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/10/19/kerangka-konseptual-fasb/.
(Diakses tanggal 14 September 2018).

Sukmanadya, Yurissa. 2017. Konsep Dasar Paton dan Littleton.


http://ysnaccounting.blogspot.com/2017/10/konsep-dasar-paton-dan-littleton.html.
(Diakses pada tanggal 14 September 2018).

Anda mungkin juga menyukai