Anda di halaman 1dari 3

DERMATOFITOSIS

No Dokumen : 009/10/SOP/PKM
S -STW/III/2018
O No Revisi : 0
P TanggalTerbit : 05Maret 2018
Halaman : 1/4
KABUPATEN NUNUKAN dr. Arbaiyah
DINAS KESEHATAN UPT PenataMuda Tk.1
PUSKESMAS SUNGAI NIP 19890802 2015 03 2 002
TAIWAN

1. Pengertian Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat


mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk.
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofilik),
binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik
Klasifikasi dermatofitosis yang praktis adalah berdasarkan lokasi, yaitu antara
lain:
a. Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala.
b. Tinea barbae, dermatofitosis pada dagu dan jenggot.
c. Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
perut bagian bawah.
d. Tinea pedis dan manum, pada kaki dan tangan. Tinea pedis
banyak didapatkan pada orang yang sering memakai sepatu
tertutup disertai perawatan kaki yang buruk dan para pekerja
dengan kaki yang sering basah.
e. Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki.
f. Tinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5
tinea di atas. Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea
imbrikata.
Faktor Resiko dermatofitosis adalah:
1) Sering dijumpai pada dewasa mudah (kelenjar sebaseal lebih
aktif bekerja).
Cuaca yang panas dan lembab Imunodefesiensi
2)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan dermatofitosis
di UPT Puskesmas Sungai Taiwan
3. Kebijakan Kebijakan Kepala UPT Puskesmas Sungai Taiwan No. 017/SK/PKM-
STW/III/2018
4. Referensi a. Peraturan Mentri kesehatan No. 5 tahu 2014 tentang panduan
praktik klinik dokter difasilitas pelayanan kesehatan primer
b. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Jakarta, 2017
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)
METODE SAHLI
UPT PUSKESMAS S No Dokumen:009/10/SOP/PKM-STW/III/2018
SUNGAI TAIWAN O No Revisi : 0
P Halaman : 4/4

5. Prosedur a. Petugas memanggil dan menyapa pasien dengan ramah


b. Petugas mempersilahkan pasien duduk atau baring
c. Petugas menanyakan ulang identitas pasien disesuaikan dengan
rekan medis
d. Petugas melakukan Anamnesa
Pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan
bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan
orang yang mengalami dermatofitosis.
e. Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan
f. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
g. Petugas melakukan Pemeriksaan fisik:
Lakukan pemeriksaan kepala-kaki. Tanda yang dapat ditemukan
adalah lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas,
dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah, dan
konfigurasi polisiklik.
h. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopis
dengan KOH, akan ditemukan hifa panjang dan artrospora.
j. Petugas melakukan penatalaksanaan
1) Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian
secara bersamaan harus dihindari.
2) Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal, yaitu dengan:
antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol,
atau terbinafin yang diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
3) Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap
terapi topikal, dilakukan pengobatan sistemik dengan:
a) Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per
hari untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk
anak- anak atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
b) Golongan azol, seperti Ketokonazol: 200 mg/hari;
Itrakonazol:100 mg/hari atau Terbinafin: 250
mg/hariPengobatan diberikan selama 10-14 hari pada
pagi hari setelah makan.
k. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit. Edukasi
pasien dan keluarga juga untuk menjaga higiene tubuh, namun
penyakit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya.
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)
METODE SAHLI
UPT PUSKESMAS S No Dokumen: 009/10/SOP/PKM-STW/III/2018
SUNGAI TAIWAN O No Revisi : 0
P Halaman : 3/4

l. Petugas melakukan rujukan jika:


a) Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah
terapi.
b) Terdapat imunodefisiensi.
c) Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
multifarmaka.
m. Petugas mencatat hasil pemeriksaan penatalaksanaan di rekam
medis
6.Diagram alir -
7.Unit Terkait a. Ruang tindakan
b. Ruang pemeriksaan umum
8.Dokumen Terkait a. Rekam medis
b. Buku register

9. Rekam Historis

No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai