Kelompok 1 B 2017
Kelompok 1 B 2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan sebuah masa yang sangat penting, karena pada fase ini
ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu menjalankan tugas
reproduksi (Wandha, 2012). Pada masa remaja akan mengalami perkembangan pada organ
reproduksinya, organ reproduksi pada remaja putri lebih sensitive dari pada laki-laki karena
saluran reproduksinya lebih pendek, sehingga diperlukan perhatian terutama yang belum
mempunyai perilaku sehat untuk mencegah terjadinya penyakit pada organ reproduksinya
(Kusmiran, 2012).
Menurut WHO, sebagian besar komposisi penduduk dunia adalah remaja . Sekitar 1
berkembang. Di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar
15% populasi . Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia,
seperlima nya adalah remaja yang berumur 10-19 tahun. Di Indonesia jumlah remaja dan
kaum muda berkembang sangat cepat. Kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya meningkat,
dari 21 juta menjadi 45 juta jiwa atau sekitar 18% menjadi 21% dari total jumlah populasi
Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi sehat secara menyeluruh baik
kesejateraan fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan
fungsi, peran dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja (Nugroho, 2012). Kesehatan
reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih
dititikberatkan pada wanita khususnya remaja. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak
1
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita.
Selain itu, wanita mempunyai sistem reproduksi yang sangat sensitif terhadap kerusakan yang
dapat terjadi disfungsi atau penyakit (Kusmiran, 2011). Kesehatan reproduksi remaja menjadi
Kairo tahun 1994. Delegasi dari 176 negara, termasuk Indonesia menghasilkan kesepakatan
kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu program utama (BKKBN, 2010).
Remaja merupakan salah satu komponen terbesar di Indonesia. Pada masa ini,
seorang remaja dorongan seksual akan meningkat dan akan selalu mencari informasi lebih
banyak tentang seks. Remaja zaman sekarang lebih terbuka dan bebas sehingga mereka
menerima tentang kehidupan seks bebas diluar pernikahan sementara pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dan informasi berkaitan tentang kesehatan reproduksi yang mereka
miliki sangatlah sedikit, baik disekolah maupun dilingkungan keluarganya. Sebagian besar
masyarakat Indonesia yang masih memegang tradisi menganggap tabu tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi (Maulinda, 2010). Oleh karena itu pengetahuan
informasi kesehatan reproduksi sering menjadi persoalan pada remaja (BKKBN, 2010).
Remaja putri mempunyai permasalahan yang sangat kompleks, salah satu diantaranya
yaitu masalah reproduksi. Masalah ini perlu mendapat penanganan serius, karena masih
kurang tersedianya akses pada remaja untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan
reproduksi (Pudiastuti, 2011). Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya
Keputihan merupakan gejala normal yang dialami hampir semua wanita yang sudah
2
saat menstruasi. Keputihan masih dalam batas normal selama berwarna bening atau jernih,
selama tidak berbau, tidak terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak berlebihan . Bila cairan
berubah menjadi kekuningan, berbau dan disertai gatal maka telah menjadi keputihan yang
dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya
mengalami keputihan sebanyak 2 kali atau lebih dan sekitar 15% terkena infeksi karena
candida (Pribakti, 2012). Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja. Hal
ini disebabkan kondisi cuaca Indonesia yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
utama keputihan patologis adalah infeksi (jamur, kuman, parasit, dan virus). Selain penyebab
utama, keputihan patologis dapat juga disebabkan karena kurangnya perawatan remaja
Kebersihan alat genitalia harus diperhatikan, salah satu faktor yang mempengaruhi
kebersihan alat genetalia adalah pengetahuan. Pada remaja yang kurangnya pengetahuan dan
informasi tentang kebersihan alat genitalia akan berdampak pula pada perilaku remaja dalam
menjaga kebersihan alat genitalianya (Notoadmojo, 2010). Berdasarkan survey di beberapa
negara diketahui bahwa para remaja kurang mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang
pelayanan kesehatan apa saja yang tersedia dan bagaimana memperolehnya. Remaja
mempunyai akses yang rendah atau bahkan tidak punya akses mendapatkan konseling dan
kepedulian yang benar (Enny, 2012). Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan
motivasi dilakukan berbagai upaya pendidikan kesehatan, salah satunya adalah memberikan
pendidikan kesehatan. Bila keputihan terjadi tetapi tidak disertai dengan informasi yang
benar, secara psikologis dapat menimbulkan kecemasan bagi remaja itu sendiri. Informasi
yang benar diharapkan dapat menurunkan angka kejadian keputihan (Wandha, 2012).
Kuatnya pengaruh kelompok sebaya (peer group) dikarenakan remaja lebih banyak diluar
rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti pengaruh
teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, perilaku lebih besar dari
pada pengaruh keluarga (Hurlock, 2007). Oleh sebab itu, metode pemberian pendidikan
3
kesehatan tentang kebersihan genetalia dilakukan dengan metode diskusi kecil bersama peer-
group (teman sebaya). Dengan metode peer group ini diharapkan remaja lebih terbuka dan
dapat menerima informasi yang lebih mendalam mengenai kebersihan genetalia.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 22 Pekanbaru,
Sidodadi No.32, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau
didapatkan bahwa terdapat 20 remaja putri yang pernah mengalami keputihan patologis.
Mereka mengeluhkan ada cairan yang berbau dan sangat gatal yang keluar dari vagina
mereka. Mereka tidak tahu bagaimana bisa mengalami hal seperti itu dan juga cara
penanggulangannnya. Banyaknya remaja putri yang menganggap keputihan sebagai hal yang
biasa mengakibatkan terjadinya keputihan yang patologis. Oleh karena itu pentingnya
pemberian pendidikan kesehatan kepada remaja putri mengenai hygiene genetalia. Selama ini
reproduksi terutama tentang hygiene kewanitaan untuk mengatasi keputihan bagi remaja putri
(Wandha, 2012).
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
4
B. Rumusan Masalah
Remaja merupakan calon generasi penerus bangsa yang memiliki pengaruh besar
terhadap segala tindakan yang mereka lakukan. Pada masa remaja juga mengalami perubahan
organ-organ reproduksi yang tidak disertai perawatan terhadap kebersihan genetalia sering
dikeluhkan oleh remaja putri adalah keputihan. Banyaknya remaja putri yang menganggap
keputihan sebagai hal yang biasa mengakibatkan terjadinya keputihan yang patologis. Oleh
karena itu pentingnya pemberian pendidikan kesehatan kepada remaja putri mengenai
hygiene genetalia. Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan masalah penelitian yaitu,
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan motivasi remaja putri tentang hygiene
2. Tujuan Khusus
kebersihan genetalia.
kebersihan genetalia.
5
3. Untuk mengetahui efektifitas pemberian pendidikan kesehatan kepada remaja putri
D. Manfaat Penelitiaan
1. Pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat dalam
memberikan intervensi keperawatan, terutama dalam memberikan pendidikan kesehatan
untuk menambah pengetahuan, meningkatkan sikap dan perawatan diri remaja tentang
kebersihan genetalia.
2. SMP Negeri 22 Pekanbaru
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam memberikan materi-materi dan
informasi yang bermanfaat terutama tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya.
3. Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan peserta
didik keperawatan tentang perawatan diri remaja tentang kebersihan genetalia.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan dasar bila
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja
Remaja atau “aldolescence”, berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh kearah
kematangan. kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,tetapi
juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009). Definisi remaja menurut buku-
buku pediatri adalah bila seorang anak perempuan berusia 10-18 tahun dan anak laki-laki
berusia 12-20 tahun. Sedangkan menurut WHO, Remaja adalah bila anak (baik perempuan
\
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun menurut Depkes RI
adalah anatara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19
tahun dan belum kawin menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,emosi
dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun,adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah
kejiwaan (mental emosional). Terjadi perubahan mental besar ini umumnya membingungkan
remaja yang mengalaminya. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini, memandang
perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya, agar
dalam system perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat
7
sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara
sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga
diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat
akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka
para ahli dalam bidang ini berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan
wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja agar dapat
8
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun)
B. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya. Tujuan dari program
kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari
ilmu tersebut,sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab
Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai
fungsi reproduksi perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya
1) Rambut.
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua
9
rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih
2) Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat hal ini sebagi akibat
3) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu
menonjol. Hal ini terjadi harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4) Kulit
Kulit seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal, pori-pori
membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita lebih lembut.
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan kelenjar
lemak dapat menyebabkan jerawat. kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan
6) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat, akibatnya akan
7) Suara
10
1. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia eksterna dan oran genitalia
interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah untuk senggama,sedangkan organ
genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi
a. Vulva
Vulva atua pudenda, meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari
pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora,labia minora, klitoris, selaput
b. Mons veneris
Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada
perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas
atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis sedangkan kebawah sampai ke sekitar
c. Labia mayora
Labia mayora (bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
kebawah, terisis oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris ke bawah
dan kebelakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk komisura posterior, labiya
mayora analog dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum berakhir diatas labiya
mayora. Setelah perempuan melahirkan beberapa kali, labiya mayora menjadi kurang
menonjol pada usia lanjut mulai mengeriput. Dibawah kulit terdapat massa lemak dan
mendapat pasokan pleksus vena yang pada cedera dapat pecah dan menimbulkan hematoma.
11
a. Labia minora
Labia minora (bibir kecil) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah bibir dalam
besar. ke depan kedua bibir kecil bertemu yang diatas klitoris membentuk preputium
klitoridis dan yang dibawah klitoris membentuk frenulum klitoridis.ke belakang kedua bibir
kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikularis. fossa navikulare ini pada perempuan
yang belum pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti perahu pada perempuan yang pernah
melahirkan kelihatan tebal dan tidak rata.kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak
glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir
kecil sangat sensitive.jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa
b. Klitoris
Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas
galns klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os
pubis.Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf
c. Vestibulum
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan kebelakang dan dibatasi
didepan oleh klitoris, kanan kiri oleh bibir kecil dan dibelakang oleh perineum. Embriologi
sesuai dengan sinus urogenitalis.kurang lebih 1-1,5 cm dibawah klitoris ditemukan orifisium
uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar
ditemukan oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang
kemih, di kiri dan di kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia skene. Saluran skene (duktus
parauretral) analog dengan kelenjar prostat pada laki-laki. Dikiri dan dikanan bawah dekat
fossa navikulare, terdapat kelenjar bartolini. Kelenjar ini berukuran diameter lebih kurang 1
12
cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm
yang bermuara di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare. Pada koitus kelenjar bartolini
mengeluarkan getah.
d. Bulbus vestibuli.
Bulbus vestibule sinistra dan dekstra merupakan pengumpulan vena terletak di bawah
selaput lender vestibulum,dekat ramus ossis pubis. panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2cm dan
tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibule mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup
oleh muskulus iskio kavernossuss dan muskulus konstriktor vagina. Embriologik sesuai
dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik
kearah atas ke bawah arkus pubis, akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina
sering mengalami cedera dan sekali-sekali timbul hematoma vulva atau perdarahan.
e. Introitus vagina
Introitus vagina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada
seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini
dibuka.introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen). himen ini mempunyai bentuk
berbeda-beda dari yang semilunar sampai yang berlubang-lubang atau yang bersekat
(septum). Konsistensinya pun berbeda-beda, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. hiatus
himenalis berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui dua jari. Umumnya
hymen robek pada koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan robekan
sampai mencapai dasar selaput dara tersebut. Pada beberapa kasus hymen tidak mengalami
laserasi walaupun senggama berulang telah dilakukan. Sesudah persalinan hymen robek di
13
f. Perineum
Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas
otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini.
Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga
antara tuber isiadika dan simfisis pubis. diafragama urogenitalis meliputi muskulus tranversus
perinea propunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang
menutupinya.perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteri pudenda interna dan
cabang-cabangnya. oleh sebab itu,dalam menjahit robekan perineum dapat dilakukan anastesi
blok pudendus. Otot levator ani kiri dan kanan bertemu di tengah-tengah di antar anus dan
vagina yang diperkuat oleh tendon sentral perineum. ditempat ini bertemu otot-otot
struktur ini membentuk perinal body yang memberikan dukungan bagi perineum. Dalam
a) Vagina
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Setelah melewati
introitus vaginae, terdapat liang kemaluan (vagina) dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah
dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu
memasukan jari ke dalam vagina saat melakukan pemeriksaan ginekologik. Dinding depan
dan belakng vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar antara 6-8
cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae. Ditengah-
tengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Lipatan-lipatan ini
memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai bagian
14
Di vagina tidak didapatkan kelenjar-kelenjar bersekresi. Pada perempuan yang pernah
melahirkan,kepingan epitel vagina kadang-kadang tertanam dalam jaringan ikat vagina pada
saat penjahitan robekan vagina dan membentuk kista, disebut kista inklusi vagina yang
sebenarnya bukan kelenjar. Epitel vagina terdiri atas epitel gepeng tidak bertanduk,
dibawahnya terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Pada
kelihatan kebiru-biruan, yang disebut livide. Dibawah jaringan ikat terdapat otot-otot dengan
susunan yang sesuai dengan susunan otot-otot usus bagian dalamnya terdiri atas muskulus
sirkularis dan bagian luarnya muskulus longitudinalis. Disebelah luar otot-otot ini terdapat
fasia yang akan berkurang elastisitasnya pada perempuan yang lanjut usia. Bagian atas vagina
bersal dari duktus mulleri, sedangkan bagian bawahnya dibentuk oleh sinus urogenitalis.
Di sebelah depan, dinding vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih
yang dipisahkan oleh jaringan ikat biasa disebut septum vesikovaginalis. Disebelah belakang,
diantara dinding vagina bagian bawah dan rectum terdapat jaringan ikat disebut septum
rektovaginalis. Seperempat bagian atas dinding vagina belakang terpisah dari rectum oleh
kantong rektouterina yang biasa disebut kavum douglasi.dinding kanan dan kiri vagina
serviks,terbentuk forniks anterior,posterior dan lateralis kiri dan kanan.oleh karena puncak
vagina belakang terlatak lebih tinggi dari pada bagian depan,maka forniks posterior lebih
dalam dari pada anterior. Forniks mempunyai arti klinik karena organ internal pelvis dapat
dipalpasi melalui dinding forniks yang tipis. Selain itu,forniks posterior dapat digunakan
sebagai akses bedah untuk masuk ke dalam rongga peritoneum. Kurang lebih 1,5 cm diatas
forniks
15
b) Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang
sedeikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm,lebar di tempat yang paling lebar
5,25 cm,dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3 bagian atas) dan serviks uteri
Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui
saluran (kanalis servikalis) yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di
vagina dinamakan porsio uteri (pars vaginalis servisis uteri) sedangkan yang berada di atas
vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian
Bagian atas uteri disveur dengan fundus uteri, disitu tuba falopi kanan dan kiri masuk
ke uterus. dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang merupakan otot polos
berlapis tiga tang sebelah luar longitudinal,yang sebelah dalam sirkular, yang antar kedua
berelaksasi.
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut
endometrium. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma dengan
Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi sekali oleh hormon steroid ovarium.
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak disumbu tulang panggul dalam
anterofersiofleksio (serviks ke depan atas) dan membentuk sudut dengan vagina, sedang
korpus uteri berarah ke depan dan membentuk sudut 120º-130 º dengan serviks uteri. Di
Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri berarah ke belakang) yang
16
pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Perbandingan antara panjang korpus uteri dan
serviks berbeda-beda dalam pertumbuhan.pada bayi perbandingan itu adalah 1:2, Sedangkan
pada wanita dewasa. Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi,dari luar
ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Uterus mendapat darah dari arteri uterine, ranting dari arteri iliaka interna dan
dari arteri uterine, ranting dari arteri iliaka interna dan dari arteri ovarika.
c) Tuba
Tuba fallopi ialah saluran telur berasal seperti juga uterus dari duktus muleri. Rata-
rata panjangnya tuba 11-14 cm. Bagian yang berada di dinding uterus dinamakan pars
intertisialis, lateral dari itu (3-6cm) terdapat pars istmika yang masih sempit (diameter 2-3
mm) dan lebih kea rah lateral lagi pars ampularis yang lebih lebar (diameter 4-10mm) dan
mempunyai ujung terbuka menyerupai anemone yang disebut infundibulum.bagian luar tuba
latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkular.
Lebih kedalam lagi terdapat mukosa yang berlipat-lipat ke tuba terdiri atas epitel kubuk
sampai selindris, yang mempunyai bagian-bagian dengan serabut-serabut dan yang bersekresi
mengeluarkan getah, sedangkan yang berserabut dengan getarannya menimbulkan suatu arus
d) Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan.terletak dikiri dan dikanan,
dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan
ovarii.
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium
berada intarperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum bagian ovarium kecil berada di
17
dalam ligamentum latum (hilus ovarii).Di situ masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke
dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik
selindris, yang disebut epitelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea
dan dibawahnya lagi baru di temukan lapisan tempat folikel folikel primordial. Pada wanita
diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel,
berkembang menjadi folkel degraff. Folikel-folikel ini merupakan ini merupakan bagian
ovarium yang terpenting dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka
ragam,dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh
satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graff yang matang. Folikel yang matang ini terisi
dengan likuor folikuli yang mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.
Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel.pada umur 5-15
tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000 antara umur 26-35 tahun menurun
sampai 59.000 dan antar 34-35 hanya 34.000 pada masa menopause semua folikel sudah
menghilang.
dikulit dan membran mukosa orang normal yang sehat. Keberadaan flora virus normal pada
Kulit dan membran mukosa selalu mengandung berbagi mikroorganisme yang dapat
tersusun menjadi dua kelompok: (1) Flora residen terdiri dari jenis mikroorganisme yang
relatif tetap dan secara tertur ditemukan di daerah tertentu pada usia tertentu jika terganggu,
18
flora tersebut secara cepat akan hidup kembali dengan sendirinya. (2) Flora transien terdiri
dari mikroorganisme yang nonpatogen atau secara potensial bersifat pathogen yang
menempati kulit atau membran mukosa selama berapa jam, hari, atau minggu berasal dari
lingkungan tidak menyebakan penyakit, dan tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri secara
permanen di permukaan. Anggota flora transien secara umum memiliki makna yang kecil
selama flora residen normal tetap utuh. Namun, apabila flora residen terganggu,
(Wiknjosastro, 2007).
bergantung pada faktor-faktor fisiologi yaitu temperatur, kelembaban, dan adanya zat gizi
serta zat inhibitor tertentu. Keberadaan flora tersebut tidak penting bagi kehidupan, karena
hewan “bebas-mikroorganisme” dapat hidup pada keaadaan tidak adanya flora mikroba
normal. Namun, flora residen di daerah tertentu memainkan peran yang nyata dalam
Hal yang penting adalah bahwa mikroba yang tergolong flora residen normal tidak
membahayakan dan dapat menguntungkan di lokasi normalnya pada pejamu serta pada
keadaan tanpa kelainan yang menyertai. Organisme tersebut dapat menyebabkan penyakit
jika dimasukan ke dalam lokasi lain dalam jumlah besar dan jika terdapat faktor predisposisi
(Jawetz, 2007).
Segera setelah lahir, laktobasilus aerob tampak dalam vagina dan menetap sepanjang
pH tetap asam (beberapa minggu). bila pH menjadi netral (menetap sampai pubertas) terdapat
19
flora campuran, kokus dan basilus saat pubertas, laktobasilus aerob dan anaerob tampak
kembali dalam jumlah banyak dan mempertahankan pH asam dengan menghasilkan asam
dari karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini tampaknya merupakan mekanisme penting
dalam mencegah timbulnya organisme yang lain, yang mungkin membahayakan di dalam
vagina .Jika laktobasilus ditekan akibat pemberian obat-obat antimikroba, ragi atau berbagai
bakteri meningkat jumlahnya dan menyebabkan iritasi serta peradangan. Setelah menopause,
laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran kembali timbul. Flora vagina
normal termasuk streptococcus grup B terdapat sebanyak 25% perempuan usia subur. Selama
proses kelahiran,bayi dapat terpajan streptococcus grup B, yang kemudian dapat menyebakan
sepsis neonatal dan meningitis. Flora vagina normal juga sering mencakup streptococcus alfa
mobilunkus. Mukus servikal mempunyai aktifitas antibakteri dan mengandung lisozim. Pada
beberapa perempuan, introitus vagina mengandung flora yang banyak menyerupai flora di
perineum dan area perianal. Keadaan tersebut dapat menjadi factor predisposisi infeksi
saluran kemih rekuren. Organisme divagina yang terdapat saat persalinan dapat mengionfeksi
merupakan daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan cenderung lembab sering membuat
banyak berkeringat. Dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan kulit, seperti didaerah
alat kelamin. kondisi ini menyebabkan mikroorganisme jahat terutama jamur mudah
Depkes).
20
Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini berlaku
bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara membersihkan alat
1. Secara teratur bersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air
bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama setelah Buang Air Besar
(BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah
dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada
disekitar anus bisa terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk
2. Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan menggunkan kloset
duduk maka siramlah terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
3. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina sendiri
Keseringan menggunakan sabun khusus ini justru akan mematikan bakteri baik dan
kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak sekali. Dan gunakan
5. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian
dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari
21
6. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun. Hindari
memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi susah bernafas dan
menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi
7. Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Waktu haid, sering
ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti.
Bila dipermukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit,
sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada di permukaan
pembalut menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Oleh
karena itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali.
kebersihannya. Jangan mencabut-cabut rambut tersebut. Lubang ini bisa menjadi jalan
masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan iritasi dan
atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna
untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya benda kecil
ke dalam vagina.
kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
22
melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik
(Notoatmodjo, 2007)
perubahan pada diri manusia yang ada hubungan dengan tercapainya tujuan kesehatan
perorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah suatu yang dapat diberikan oleh
seseorang kepada orang lain dan bukan pula sesuatu rangkaian tata laksana yang akan
dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai,melainkan suatu proses perkembangan yang
selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak keterangan
baru,sikap baru dan perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
meningkatkan derajat kesehatan: baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan: baik
23
3. Sasaran Pendidikan Kesehatan
masyarakat yang sangat heterogen, baik dilihat dari kelompok umur, etnis dan sosio-budaya,
dibagi dalam 3 (tiga) kelompok sasaran yakni sasaran primer, sekunder dan tersier.
a. Sasaran Primer
kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, remaja,
b. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder dalam dalam pendidikan kesehatan adalah tokoh masyarakat setempat
pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini
c. Sasaran Tertier
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer).
kegiatan yang mempunyai masukan (input), proses dan keluaran (output) agar mencapai
24
suatu hasil yang optimal, maka bantu peraga atau media yang dipakai harus bekerja sama
serta harmonis.
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual digunakan untuk membina
perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
2) Wawancara (Interview)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
tertarik atau belum menerima perubahan, juga untuk mengetahui apakah ia tertarik
atau belum menerima perubahan juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah
ata yang akan diterapkan tersebut mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang
kuat. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
b. Metode Kelompok
Dalam memilih pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta
1) Kelompok Besar
25
Metode untuk kelompok besar ini anatara lain ceramah dan seminar.
a) Ceramah
Metode ini sesuai untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b) Seminar
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli dan tentang suatu topik
2) Kelompok Kecil
Metode-metode untuk kelompok kecil antara lain, diskusi kelompok, curah pendapat
(brain stroming), bola salju (snow balling), kelompok-kelompok kecil (buzz group),
a) Peer-Group
Siti Rahayu Haditomo (2007) mengartikan peer group adalah teman setingkat
dalam perkembangan, tetapi tidak perlu sama usianya, yaitu sekumpulan orang yang
memiliki keadaan atau tingkat perkembangan yang setingkat, dengan usia tidak harus
sama. Sedangkan Sonya Tampubolon (2008) menyatakan bahwa peer group aalah
kumpulan orang yang memiliki berbagai kesamaan, eperti kesamaan usia, status sosial
atau kecenderungan yang sama terhadap sesuatu hal. Karena banyaknya kesamaan ini
bahwa peer group adalah sekelompok orang yang merasa memiliki beberapa
persamaan, baik dari segi usia, pola fikir, minat, tau hal yang lain, sehingga dari
kelompok.
26
Metode diskusi kelompok sangat cocok untuk pemberian pendidikan kesehatan
tentang kesehatan genitalia secara peer group. Diskusi kelompok agar semua anggota
kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak
c. Metode Massa
pendekatan (cara) masa ini tidak langsung biasanya dengan menggunakan media massa
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jarak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara bahasa berarti pengantar pesan
dari pengirim kepda penerima pesan (Sukima, 2012). Menurut Notoatmojo (2012)
menyatakan bahwa media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu yang
pesan-pesan kesahatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur
pesan-pesan kesahatan-kesehatan media ini dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media
27
a. Media Cetak
Media cetak merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Media
cetak terbagi atas booklet, leflet, flyer, flip, chart (lembar balik), rubrik, serta poster, dan
b. Media Elektronik
kesehatan. Media elektronik terbagi atas televisi, radio, video,serta slide dan film strip.
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi jika seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki
seseorang yang diperoleh dari pengalaman, latihan, atau melalui proses belajar. Dalam proses
belajar sesorang hanya ditentukan memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pengetahuan merupakan kognitif
yang paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk prilaku seseorang (Bloom
28
2. Jenis Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengetahuan Implisit
pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti
untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit
sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
b. Pengetahuan Eksplisit
dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan
a. Pendidikan
di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup.
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk
menerima informasi.
29
b. Informasi atau media massa.
Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news” (Oxford
English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat
diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik,
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e. Pengalaman
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecaahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
30
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman
belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
f. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
4. Tingkat Pengetahuan
(evaluation).
a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi tersebut secara
benar.
31
d. Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau obyek ke
5. Pengukuran Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) pengkuran dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
Arikunto (2006 dalam Riyanto dan Budiman, 2013) membuat kategori tingkat
pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu
sebagai berikut.
Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua
32
E. Konsep Dasar Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata moreve yang berarti dorongan dalam diri
manusia untuk bertindak atau berperilaku. Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan
dorongan, kebutuhan, tekanan, dan mekanisme psikologis yang merupakan akumulasi faktor-
faktor internal dan eksternal. Faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu. Faktor internal dapat pula disebut
fisik, kebiasaan, kesadaran, minat, bakat, kemauan, spirit, antusiasme, dan sebagainya. Faktor
eksternal bersumber dari lingkungan fisik, sosial, tekanan dan regulasi ke organisasian.
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan dan mempertahankan
2. Tujuan Motivasi
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
3. Sumber-sumber Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri.
33
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu, misalnya
dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban
sosial.
Lestari (2015) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain :
a. Faktor fisik
Motivasi yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam
rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau
berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan
b. Faktor herediter
seseorang.
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri, biasanya timbul dari perilaku yang
dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan tersedianya sarana dan
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong dan
34
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari perantara sehingga
Lestari (2015) menyatakan bahwa cara meningkatkan motivasi adalah sebagai berikut :
ancaman, hukuman atau kekerasan sehingga dapat melakukan apa yang harus
dilakukan.
6. Teori Motivasi
Teori tentang motivasi dikenal dengan teori hirarki kebutuhan dasar manusia. Teori
hirarki kebutuhan dasar ini dikembangkan oleh Maslow dan banyak dipakai untuk
hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa
35
b. Teori Hygiene-Motivasi
mengenai efektifitas dalam situasi kerja. Teori tersebut dikenal dengan teori Hygiene-
motivasi atau teori dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
jawab. Faktor eksternal meliputi: status, rekan kerja, supervise, gaji, kondisi kerja,
c. Teori Harapan
Teori Harapan oleh Victor H Vrom menyatakan bahwa motivasi merupakan akibat
dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan
Teori motivasi ini dikemukakan oleh Mc. Clocand menyatakan bahwa pemahaman
tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang
kebutuhan akan kekuatan atau kekuasaan, dan kebutuhan akan berafiliasi atau
berhubungan.
F. KERANGKA KONSEP
masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti
(Swarjana, 2012). Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada.
Tujuan dari kerangka konsep adalah mensintesa atau mengarahkan penelitian, serta panduan
untuk analisis dan intervensi (Sujarweni, 2014). Kerangka konsep penelitian adalah suatu
36
hubungan atau kaitan antar konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoadmodjo, 2010). Kerangka konsep pada penelitian ini menjelaskan tentang Pengaruh
Pemberian Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Motivasi Remaja Putri tentang
kebersihan genetalia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema 2.9.
Skema 1
Gambaran Pengetahuan
Pendidikan : Baik
Pengetahuan
Cukup
Gambaran Kesehatan Kurang
Motivasi :
Motivasi
Tinggi
Rendah
37
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan, duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui
pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat di terima
Hipotesis null adalah pernyataan hipotesis yang digunakan untuk kepentingan uji
H0 : Tidak ada Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan pada Remaja Putri terhadap
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih
mendapatkan jawaban dari pertanyaan peneliti yang objektif, akurat serta hemat
(Setiadi, 2013).
pembanding atau kontrol. Rancangan dalam penelitian ini meliputi tiga langkah, yaitu
untuk menilai efek atau hasil dari intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Bentuk
39
Skema 2
Rancangan penelitian
01 x 02
Keterangan:
01 : Pengukuran sebelum dilakukan intervensi
02 : Pengukuran setelah dilakukan intervensi
X : Intervensi atau perlakuan yang diberikan dengan menggunakan
Pendidikan kesehatan metode peer group
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan di SMP Negeri 22 Pekanbaru, Jalan Sidodadi No. 32,
Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Adapun alasan
pemilihan lokasi tersebut karena penelitian mengenai pengetahuan dan motivasi merawat
hygiene genetalia eksterna pada remaja putri belum pernah dilakukan di lokasi tersebut.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan pra riset pada bulan Februari 2018
hingga bulan April 2018 dan pelaksanaan penelitian direncanakan mulai Mei 2018. Jadwal
40
Tabel 1
Jadwal kegiatan penelitian
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul
Penyusunan
proposal
Presentasi
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
Data dan Hasil
penelitian
Persentasi hasil
Perbaikan
laporan hasil
Penyerahan
laporan
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013). Pengertian lain dari
diduga (Sabri & Hastono, 2014). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswi
kelas VII SMP Negeri 22 Pekanbaru yaitu sebanyak 100 orang, yang terdiri dari 4
41
2. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian populasi yang dipilih dengan cara tertentu
jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus dari Nursalam (2008) sebagai
berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑2)
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
(d) 90% , maka digunakan 10%. Berdasarkan perhitungan, sampel yang didapatkan
Diketahui : N = 100
` d2 = 10 % (0,10)
Ditanya :n=?
𝑁
Dijawab : 1+𝑁(𝑑2)
100
n : 1+100(0,10)2 Type equation here.
100
n : 1+1
n : 50 orang
42
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah berjumlah 50 orang. pengambilan
Systemic Random Sampling dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan
(Notoatmodjo, 2012).
Kriteria inklusi :
D. Etika Penelitian
menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri (Otonomy).
Jika calon responden bersedia, maka responden diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan (Informed consent) penelitian dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam
pengisian kuesioner responden kurang mengerti, maka peneliti akan memberikan penjelasan.
Setelah seluruh kuesioner telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan
kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk
43
Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence )baik material, nama
baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul akibat penelitian ini. Untuk
nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada masing-
masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya
digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini akan memberikan manfaat (Beneficence)
kepada calon responden, dengan mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti maka calon
responden akan mengetahui bagaimana cara merawat hygiene genetalia eksterna agar tidak
terdapat masalah kesehatan mengenai sistem reproduksi. Dalam melakukan penelitian ini,
peneliti juga akan bersikap adil (Justice) kepada setiap calon responden dan tidak membeda-
E. Definisi Operasional
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena, Didalam definisi
operasional terdapat beberapa point penting yang perlu dicantumkan untuk memudahkan
pembaca dalam mencena penelitian yang akan dilakukan, point penting antara lain nama
44
Tabel 3
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
o Penelitia Operasional Ukur
n
1 Pengetah Segala sesuatu yang Kuesioner Ordinal Hasil pengukuran
uan diketahui oleh remaja kualitas hidup
putri tentang hygiene dengan kategori
genatalia eksterna, yaitu:
sebelum dan sesudah
Baik : Hasil
diberikan promosi
persentase 76-
kesehatan
100 %
Cukup : Hasil
persentase 56-75
%
Kurang : Hasil
persentase 55%
(Arikunto, 2006).
45
F. Alat Pengumpulan Data
1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner peneliti terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner
pengetahuan remaja putri tentang hygiene genetalia, kuesioner motivasi remaja putri tentang
pengisian pernyataan yang ada, berkaitan dengan nama, umur, kelas dan agama.
pertanyaan pilihan ganda dan cara pengisian dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu
dan cara pengisian dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan yang tersedia.
Untuk pertanyaan sikap klien terhadap rematik terdiri dari 4 pilihan jawaban : a) sangat
2. Validitas
Validitas data adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data (Sinulingga, 2011).
Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Alat ukur
dikatakan sahih atau valid bila alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur
(Mahfoedz, 2010). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
46
mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors
(nilai) tiap item-item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Apabila kuesiner
tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada didalam
3. Reabilitas
reliabilitas pada instrumen penelitian. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti antara
lain:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti terlebih dahulu menentukan masalah yang akan
mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti mengurus surat izin pra riset
dari PSIK UR. Peneliti juga mengurus surat izin pra riset melalui proses administrasi
dari kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas pendidikan dan tempat
2. Tahap pelaksanaan
dilokasi penelitian, terlebih dahulu peneliti dan asisten peneliti berkenalan dengan
47
1) Sebelum dilakukan pengumpulan data peneliti menawarkan kepada siswi SMP
tujuan penelitian.
responden yang meliputi: nama, umur, kelas, agama. Kuesioner yang digunakan
organ reproduksi wanita, cara pemeliharaan organ genetalia eksterna wanita, dan
yang dilakukan adalah metode kelompok kecil. Terdiri dari 5 kelompok, masing-
48
3. Tahap akhir
dengan menggunakan uji statistic yang sesuai dengan data. Selanjutnya diakhiri
dengan laporan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian melalui ujian hasil.
1. Pengolahan data
Dalam melakukan analisa, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan mengubah data
a. Editing
Editing adalah upaya pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh atau
b. Coding
Coding adalah proses mengubah data merupakan pemberian kode pada data yang
terhadap data terdiri atas beberapa kategori. Pada variabel umur, koding “1”
untuk umr 11 tahun, koding “2” untuk umur 12 tahun, koding “3” untuk umur 13
dan koding “4” untuk umur 14 tahun. Pada variabel suku, koding “1” untuk suku
melayu, koding “2” untuk suku minang, koding “3” untuk suku jawa dan koding
c. Scoring
49
d. Entry data
Entry data adalah memasukkan data yang telah diberi kode kedalam komputer
e. Cleaning
2. Analisa data
a. Analisa univariat
karakteristik responden (data umum) yaitu umur, suku dan agama untuk
b. Analisa bivariat
Untuk analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan Paired T-Test, yakni
50
DAFTAR PUSTAKA
Aulia. (2012). Serangan Penyakit-penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Yogjakarta:
Buku Biru.
BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja. Policy Brief Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kependudukan
Departemen Kesehatan RI. (2007). Remaja Sehat Why Not?. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Departemen Kesehatan RI. (2010). Kesehatan Remaja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
dr.Ika Sri Purnamaningsih,spOG. (2011). Tips Merawat Kebersihan dan Kesehatan Vagina.
Jakarta: Majalah Aulia.
Enny, S. (2012). Akses yang lebih baik untuk mendapatkan pelayanan : Merupakan Konsep
Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKRR). Artikel penelitian. Jakarta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
NS, Salika. (2010). Serba-Serbi Kesehatan Perempuan, Apa Yang Perlu Kamu Tahu
Tentang Tubuhmu. Jakarta: Bukune.
Nugroho, T. (2012). OBSGYN : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Yogjakarta: Nuha Medika.
Pudiastuti, R. D. (2012). Tiga Fase Penting Pada Wanita. Solo: PT Elex Media Komputindo.
Riyanto, A, dan Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
51
Santrock WJ. (2008). Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.
Trijatmo Rachihadhi. (2009). Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wandha, P. D., Misrawati. (2012). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Hygiene
Kewanitaan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Menangani
Keputihan. Universitas Riau
Wongkar, D., Hutagaol, E., Nanlessy, D. (2013). Hubungan antara Pengetahuan dan
Perilaku Remaja Puteri dalam Menjaga Kebersihan Alat Genitalia dengan kejadian
Keputihan di SMA Negeri 2 Pineleng. E jurnal Keperawatan (e-Kp) Vol.1.Nomor 1.
Agustus 2013. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
52