Anda di halaman 1dari 16

LOGO

PEMDA

PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM DIARE
(mohon dikoreksi disempurnakan isinya ya)

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl:

PEMERINTAH KABUPATEN …..


DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS …..

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga pembuatan pedoman internal “Program Diare” ini dapat
terselesaikan.

Penyusunan pedoman internal Puskesmas ............ tahun 2018 ini merupakan


tanggung jawab kami yang akan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan
program di kecamatan …….

Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan pedoman ini, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan pedoman ini, masih banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan
pedoman selanjutnya.
Akhir kata, semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

…………, Januari 2018

Mengetahui Penanggung Jawab UKM


Kepala Puskesmas,

--------------------- ----------------------------------

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup
bermakna, hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu,
menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup.
Namun demikian indonesia masih menghadapi beban karena munculnya beberapa
penyakit menular baru, sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan dengan
tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah
penyakit diare.
Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti indonesia
sudah terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun
masih ditemukan sejumlah kasus baru.
Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang masih banyak menimbulkan
masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas
sampai kemasalah sosial, ekonomi dan budaya.
Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi dimasyarakat. Hal ini
disebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya
pengertian dan kepercayaan yang keliru terhadap penyakit diare.
Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai
dengan dehidrasi berat..
Propinsi Sulawesi Tenggah masih banyak terjadi angka kejadian diare. Pada tahun
2016 Penyakit diare di Kecamatan ……angka prevalensi diarenya masih tinggi yaitu
sebesar 156 pasien diare dan masuk sebagai 10 penyakit tertinggi dikecamatan …...
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian diare diwilayah kerja Puskesmas ........
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini
2. Menentukan diagnosis secara tepat
3. Memberikan pengobatan yang tuntas
4. Mencegah terjadinya diare berulang

C. SASARAN
3
Sasaran dari punyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit
diare di puskesmas ini adalah:
1. Wasor kabupaten
2. Penanggung jawab program diare di puskesmas
3. Semua unit pelayanan pasien di puskesmas
4. Lintas program
5. Lintas sektor
6. Masyarakat
D. RUANG LINGKUP
Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi tatalaksana
program penanggulangan penyakit diare dan tata laksana pasien diare
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi:
a. Penemuan pasien
b. Pengelolaan logistic
c. Promosi pengendalian penyakit diare dan konseling pasien diare
d. Pencatatan dan pelaporan
e. Monitoring dan evaluasi
2. Tata laksana pasien diare, meliputi:
a. Diagnosis dan klasifikasi
b. Pemeriksaan klinis
c. Pengobatan
d. Pencegahan dan tata laksana diare
F. LANDASAN HUKUM
1. Permenkes 75 tahun 2014
2. Undang – undang no.36 tentang kesehatan

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS

A. Kualifikasi SDM Penanggung Jawab Diare


Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya
diare dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas.
Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas ........ memiliki kompetensi sebagai
berikut :
Kegiatan Petugas Unit terkait
Pelayanan kesehatan Gizi  Fitriani, AMK Kepala Puskesmas
- Dalam gedung UKP
- Luar Gedung UKM
LINTAS SEKTOR

B. Tugas Dan Kewenangan


Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua
kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare.
C. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan diPuskesmas ........adalah :
No Upaya Kegiatan dalam Kegiatan Luar Gedung Pelaksana
Gedung Kegiatan
1 P2 Diare 1. Penemuan kasus 1. Penemuan penderita Penanggung
baru (deteksi dini) diare baru. jawab upaya
pada paien rawat 2. Pemeriksaan dan P2 diare,
jalan diagnosis diare Dokter
2. Pemeriksaan dan 3. Pemantauan Umum, dan
diagnosis diare pengobatan diare petugas
3. Pemantauan 4. Penyuluhan kepada kesehatan
pengobatan diare individu, keluarga, lain.
4. Penyuluhan dan dan masyarakat
konseling 5. Rujukan
5. Rujukan 6. pencatatan dan
6. Pencatatan dan pelaporan.
pelaporan
D. Ruangan

Di Puskesmas ........Tidak tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien diare


semua tergabung pada klinik Umum

5
6
BAB III

TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE

A. PENEMUAN PASIEN
1. Penemuan pasien secara pasif (sukarela)
Pasien yang ditemukan karena datang kepuskesmas atau pelayanan kesehatan atas
kemauan sendiri atau saran dari orang lain
2. Penemuan pasien secara aktif
a. Pemeriksaankontak
 Penemuan pasien dengan cara melakukan kunjungan kerumah pasien yang
baru ditemukan (kasus indeks)
 Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang
tinggi, jadi wajib dilaksanakan
 Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan tetangga sekitar.
 Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran
anggota keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik.
 Pelaksanaannya segera setelah ditemukan pasien baru
 Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan konseling
1. Rapid Village Survey (RVS)
 Sasarannya adalah kelompok potensial masyarakat desa/kelurahan atau unit
yang lebih kecil yaitu dusun
 Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat desa
dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa atau dusun
2. Chase survey
 Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungi wilayah tertentu
berdasarkan informasi dari berbagai sumber tentang adanya kasus diare di
suatu wilayah.
 Kegiatan meliputi pemeriksaan pasien diare dan penyuluhan masyarakat di
wilayah tersebut.

B. REHABILITASI
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Memperbaiki sistem rujukan
b. Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu
7
c. Memfasilitasi klien dan keluarga untuk pengobatan diare secara dini.
d. Melakukan sosialisasi tentangdiare dan bahaya diare
e. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang memerlukan konseling.
C. PENGELOLAAN LOGISTIK
Pengelola program mengajukan permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan
lamongan berupa ;
a. Dukumen pendukung (Buku kohort penderita , leafleat , poster )
b. Obat
D. PROMOSI PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN KONSELING PASIEN
DIARE
1. Pengertian
Promosi pengendalian penyakit diare adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat agar
dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya pengendalian penyakit diare serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat.
Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan
yang tepat dalam menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan pasien, keluarga
dan masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang
penyakit diare, pengobatan, dan pencegahannya
b) Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare
b. Sasaran
1. Pasien diare
Diberi penjelasan tentang:
a. Penyakit diare dan tanda-tandanya
b. Pentingnya berobat
2. Keluarga pasien
3. Masyarakat

8
E. PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan
Pencatatan di puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut
1. Kartu penderita
Informasi yang ada dalam kartu penderita meliputi:
a. Nomer register pasien
b. Identitas pasien
c. Klasifikasi penyakit diare
d. Cara penemuan
e. Riwayat penyakit sebelumnya
f. evaluasi pengobatan diare
F. MONITORING DAN EVALUASI
Indikator yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare
adalah sebagai berikut:
A. Indikator utama
1. Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate)
Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000
penduduk.
Rumus:
Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun
X 100.00
Jumlah penduduk pada tahun yang sama

9
BAB IV
TATA LAKSANA PASIEN DIARE

A. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI


1. Diagnosis Diare
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama
(cardinal sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi
lain dari biasanya.
2. Klasifikasi diare
Klasifikasi penyakit diare menurut WHO
a. Diare tanpa dehidrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
B. PEMERIKSAAN KLINIS
1. Pemeriksaaan
Anamnesis meliputi:
a. Nama, alamat, dan daerah asal
b. Keluhan pasien
c. Riwayat penyakit lain/sebelumnya
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan TTV
b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi
C. PENGOBATAN
1. Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan diare adalah:
a. Memutus rantai penularan
b. Menyembuhkan penyakit penderita
c. Mencegah terjadinya dehidrasi atau mencegah bertambah parahnya penyakit diare
2. Pengobatan Diare
a. Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih
berlangsung.
b. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi
c. Pemberian Zinc pada balita
d. Pemberian obat diare bila d perlukan
e. Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui penyebab diare
10
3. Cara mencegah Diare
a. Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
b. Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya
c. Utamakan bahan makanan yang segar

11
BAB V
LOGISTIK

A. Manajemen Logistik
Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi
jenis dan jumlah yang diperlukan. Di dalam merencanakan logistik penanggung jawab
bisa merencanakan bersama sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim
perencana puskesmas.
B. Jenis-Jenis Logistik
1. Alat tulis
2. Alat kesehatan
3. Bahan habis pakai
4. Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan handout
5. LCD dan Laptop
6. Makan minum untuk kegiatan kelas

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN/PASIEN

A. Keselamatan Sasaran Program/ Pasien


Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan
keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks
Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan

B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan


penyakit diare adalah:
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien
2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
3. Risiko financial
4. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat
transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb).
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam
melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien
(patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan
yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang
terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

13
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja
Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun
penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai
resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan
cairan tubuhmaupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai
transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai
media penularan penyakit yang lain.

B. Tujuan Keselamatan Kerja


1) Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan kerja
diwilayah kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja
dilingkungan Puskesmas
2) Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan
3) Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
4) Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
5) Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector

C. Strategi Keselamatan Kerja


1) Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan
dan lingkungan kerja.
2) Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
3) Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
4) Pakai APD pada tindakan tertentu
5) Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP

D. Pengelolaan Kesehatan Petugas


Pelaksanaan pelayanan UKM diPuskesmas ........ diselenggarakan dengan
senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.

E. Pencatatan dan Pelaporan

14
Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan
kepada pimpinan
BAB VIII

PENGENDALI MUTU

A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare


Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang
ditetapkan berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi
indikator penyelenggaraan upaya puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak
dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1) Terwujudnya pelayanan berkualitas
2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas
3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
C. Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja tahunan program Diare
2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP
3) Menentukan sasaran mutu upaya program diare
4) Audit Internal

15
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi Karyawan/ Karyawati Puskesmas ........ dan lintas
sektor terkait dalam pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.

Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan penyakit diare tergantung pada


komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.

16

Anda mungkin juga menyukai