Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ghiffary Rifqialdi

NIM : 11217025

Collier’s trap
Seorang professor ekonomi dan kebijakan public dari Universitas Oxford, Paul Collier
menemukan bahwa tolak ukur kehidupan orang kelas bawah mengalami stagnansi selama empat puluh
hingga lima puluh tahun terakhir. Terdapat empat “perangkap pembangunan”, yaitu konflik,
ketergantungan sumber daya alam, geografis terisolasi (terkurung daratan), dan pemerintahan yang
buruk.(Paul Collier, 2007)
Perangkap pembangunan yang pertama adalah konflik. Sekitar 73% dari jutaan populasi miskin
di dunia saat ini sedang perang sipil maupun menuju perdamaian. Perang sipil dapat memperparah
kemiskinan yang ada. Angka harapan hidup akan semakin rendah dan pekerjaan semaikn sulit diperoleh.
Hal ini berakibat bertambahnya orang yang kelaparan dan berlakunya hukum rimba. Tentu hal ini akan
membuat investor asing akan sulit untuk masuk ke wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
perdamaian agar kemiskinan teratasi
Perangkap pembangunan yang kedua adalah ketergantungan sumber daya alam. Pengelolaan
sumber daya alam juga merupakan faktor penentu kemiskinan. Contohnya negara Sudan, Angola dan
Zimbabwe. Negara-negara tersebut sebenarnya memiliki banyak minyak yang dapat dikelola. Namun,
dengan pengelolaan yang buruk, negara-negara tersebut menjadi miskin. Salah satu faktornya adalah
penghasilan-penghasilan masyarakatnya berakhir di tangan bank asing. Ketika minyak ditemukan,
kebutuhan infrastruktur dan pengembangan bisnis di negara-negara tersebut sedang bermasalah.
Minyak sedang diolah dan ekonomi negara melemah sedangkan upah meningkat berakibat nilai
pertukaran mata uang dengan asing menjadi tidak adil. Rancangan pengelolaan sumber daya alam yang
baik sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Perangkap ketiga adalah geografis terisolasi. Sekitar 38% negara di dunia mengalami hal ini.
Sebenarnya menjadi terisolasi tidak terlalu menyulitkan selama infrastruktur negara tetangga layak dan
diizinkan untuk menggunakan pelabuhannya. Collier memberikan contoh negara Swiss. Swiss bisa
bertransaksi jual beli melalui Italia maupun Jerman. Jika negara tetangga kurang layak, tidak ada cara
untuk mengekspor. Tanpa bergantung pada ekspor, negara seperti Uganda dan Rwanda tidak bisa ikut
serta dalam ekonomi global. Namun, kedua negara tersebut meningkatkan investasi produksi
pengangkutan udara seperti kacang hijau.
Perangkap terakhir adalah pemerintahan yang buruk. Beberapa negara yang gagal karena hal ini
adalah Somalia, Haiti, Sudan, dan Zimbabwe. Pemerintah negara tersebut hanya mementingkan
kepentingan kelompok. Akibatnya, pengembangan negara tersebut sulit dilakukan. Selain itu, harga
Nama : Ghiffary Rifqialdi
NIM : 11217025

barang disana juga sulit ditentukan. Hal yang dapat mengatasi situasi ini, bisa dengan penggantian
kepemimpinan.
Collier, Paul . 2007. Why the Poorest Countries Are Failing and What Can Be Done About It . Oxford :
Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai