Anda di halaman 1dari 2

MEMIMPIN MANAJEMEN PERUBAHAN [BAGIAN 1]

Oleh Prof. Dr. H. Faisal Afiff, Spec.Lic.

Sebagaian literatur manajemen banyak yang berisi panduan mengenai praktik


manajemen, yang merekomendasikan para manajer untuk melakukan hal ini atau itu,
guna memastikan agar efektivitas mereka lebih dan lebih baik lagi. Artinya, banyak
literatur manajemen perubahan berisi panduan tentang bagaimana organisasi harus
mengelola perubahan, serta penjelasan tentang perbandingan mengapa seorang
pemimpin lebih baik daripada yang lain. Namun hanya relatif sedikit informasi
empirik yang membahas tentang apa sebenarnya yang perlu dilakukan para manajer
agar tetap efektif ketika terjadi perubahan. Diperlukan sajian data empirik dari studi
longitudinal tentang penelitian manajemen perubahan untuk mengembangkan
pemahaman mengenai apa yang perlu dilakukan para manajer selama terjadi
perubahan pada organisasi. Dengan demikian, dalam kesempatan ini akan disajikan
pula gambaran komprehensif tentang hasil studi empirik dimaksud sebagai hasil
penelitian selama kurang lebih lima puluh tahun terakhir ini. Disamping itu, perlu
dilakukan studi banding antara kajian empirik dengan literaratur yang dianut. Suatu
analisis juga perlu dilakukan untuk meneliti setiap kegiatan yang dilakukan oleh para
manajer, dengan mengelompokkan kegiatan mereka dalam peran manajemen
perubahan, dengan memberikan bobot pada masing-masing peran selama rentang
waktu, frekuensi dan intensitas. Dari penelitian ini ditemukan bahwa fungsi literatur
cukup baik dalam mendukung peran para manajer perubahan. Ditemukan juga bahwa
informasi tentang cara penanganan merupakan komponen penting bagi efektifitas
manajemen perubahan. Terdapat enam model teori tentang dasar-dasar manajemen
perubahan, diantaranya adalah teori dari Kurt Lewin sebagai salah seorang pelopor
manajemen perubahan yang juga pernah kita bahas dalam kesempatan artikel
sebelumnya. Sejumlah hasil studi empirik juga akan kita bahas khususnya tentang
peran manajer dalam memimpin perubahan.
Sudah seringkali kita mendengar pepatah, bahwa “satu-satunya yang konstan
dalam bisnis adalah perubahan”. Sejak itu secara umum orang mulai memahami dan
menerima bahwa sebagian besar aktivitas bisnis dilakukan bersama perubahan.
Namun demikian apakah ungkapan tersebut hanyalah sekedar mitos belaka, atau
adakah kekuatan di balik suatu perubahan? Bagaimanapun telah tercapai sejumlah
konsensus diantara para peneliti tentang pendorong perubahan, paling tidak ditemukan
tiga pengaruh utama yang mendorong perubahan organisasi. Tentu saja banyak model
perubahan yang berbeda dikemukakan oleh banyak pakar. Namun demikian dalam
konteks paparan disini tidak mungkin kita bahas semuanya. Terdapat sejumlah pilihan
model yang perlu diperkenalkan di sini untuk menggambarkan bahwa perbedaan
pendapat itu memang nyata adanya. Uraian ini akan dimulai dengan karya Kurt
Lewin, sebagai pelopor yang modelnya dianggap oleh banyak orang sebagai model
klasik perubahan. Diskusi kemudian akan membahas perkembangan selanjutnya
tentang model yang lebih kontemporer. Model akhir, yang dikembangkan oleh Nadler
dan Tushman, dianggap menjadi nilai yang signifikan, dan akan dieksplorasi secara
lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai