Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Range Of Motion (ROM) Pasif terhadap Status Hemodinamik Non Infasive

pada Pasien Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam
otak dan timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam
dengan gejala sesuai daerah yang terganggu (Irfan, 2010).

Menurut laporan Riskesdas 2007 stroke merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia
dibanding penyakit yang lain yaitu sebesar 15,4%. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
wawancara sebesar 8,3% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 12,1% pada tahun 2013.

Gattinoni dan Carlesso (2013) dalam Setyawati, Ibrahim dan Mulyati (2016) menjabarkan
kondisi yang sering terjadi pada pasien di ICU adalah hemodinamik yang tidak stabil yang
ditandai dengan peningkatan MAP, denyut jantung, dan frekuensi pernafasan; serta
penurunan saturasi oksigen.

Penelitian Vollman di Icu Amerika, menyatakan pemberian posisi terlentang secara terus
menerus dapat menurunkan sirkulasi darah dari ekstermitas bawah, yang seharusnya
jumlahnya banyak untuk menuju jantung. Pada tiga hari pertama bedrest, volume plasma
akan berkurang 8%- 10% dan menjadi berkurang 15%- 20% pada minggu keempat bedrest.
Pada penelitian tersebut menunjukkan efek maksimal bedrest akan terlihat pada minggu
ketiga bedrest (Vollman, (2010).

Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Tujuan dilakukannya ROM adalah :

1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot


2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk

Range of Motion (ROM) terbagi menjadi dua, yaitu ROM aktif dan ROM pasif.

1. ROM aktif
Adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari
setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi latihan aktif adalah semua pasien yang
dirawat dan mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif.
2. ROM pasif
Adalah latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat setiap gerakan.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien usia lanjut
dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstremitas total.

(Suratun, dkk 2008)

Gerakan yang dihasilkan dari ROM akan memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki tonus
otot dan mencegah terjadinya kekakuan sendi sehingga akan meningkatkan atau
mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot serta mempertahankan fungsi jantung dan
pernafasan.

Tujuan dari latihan ROM yaitu untuk meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan
otot, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, mencegah kontraktur dan kekakuan pada
sendi. Manfaat ROM untuk menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan, memperbaiki tonus otot, memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mencegah
terjadinya kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah (Andarwati, Nur Aini, 2013).

Anda mungkin juga menyukai