Sektor pertanian di Indonesia tidak hanya pangan saja tetapi juga pada tanaman non
pangan. Subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam
perekonomian Indonesia, bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai
kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan, penciptaan
lapangan kerja, penerimaan devisa dari ekspor, dan sumber bahan baku bagi industri hilir hasil
pertanian. Gula dan minyak goreng dengan bahan baku CPO merupakan kebutuhan pokok dan
penentu laju inflasi, suatu indikator ekonomi makro yang selalu mendapat perhatian dan
menimbulkan kekhawatiran. Areal dan produksi komoditas perkebunan pada 25 tahun terakhir
secara konsisten meningkat, masing-masing dengan laju 4,8% dan 5,6% per tahun (Direktorat
Jenderal Perkebunan 2000).
Solusi
Berdasarkan permasalahan impor pangan yang meningkat signifikan di sektor pertanian,
pemerintah Indonesia diharapkan secara tegas berupaya membatasi impor dengan berbagai
instrumen guna menekan defisit perdagangan yang besar. Untuk itu, Indonesia semestinya juga
berani menerapkan tarif impor pangan yang lebih tinggi untuk meredam impor sekaligus
melindungi petani dalam negeri dari persaingan tidak adil dengan petani negara eksportir.
Kebiasaan Indonesia mengimpor barang konsumsi dan pangan secara masif harus segera
dihentikan. Selain mematikan industri dan petani dalam negeri, hal itu juga membuat neraca
dagang selalu defisit. Negara maju pun melakukan hal itu untuk melindungi petaninya, misalnya,
AS kenakan tarif impor gula 85 persen, Tiongkok 90 persen, Jepang 100 persen, dan Uni Eropa
30 persen. Tarif impor masuk ke kas negara digunakan untuk mendukung petani. Harga impor
bisa lebih murah karena disubsidi pemerintah negara eksportir. Maka petani kita juga mesti
didukung agar persaingan lebih adil,
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat
membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan
yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat
meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun
lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.
Permasalahan selanjutnya mengenai sulitnya pemerintah meningkatkan produksi pangan
di Indonesia solusi yang harus ditetapkan yakni peningkatan produktivitas dan ketersediaan
lahan. Kedua cara tersebut mampu mengkikis ketergantungan negara pada impor pangan dan
komoditi lainnya. Dalam peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk-produk
pertanian misalnya, haruslah juga mendapat perhatian yang khusus. Untuk dapat menghasilkan
produk yang baik, semua persyaratan haruslah dipenuhi, seperti saprotan (sarana produksi
pertanian), misalnya benih, pupuk, irigasi dan lain sebagainya. Pemberdayaan masyarakat petani
(SDM Petani) haruslah dibina dengan sebaik-baiknya. Modal bagi petani haruslah ditingkatkan.
Namun kenyataan di lapangan tidaklah demikian. Saprotan yang diidam-idamkan petani tidak
kunjung datang. Pemberdayaan petani jarang dilakukan. Modal bagi petani juga masih sangat
kurang.
Sem kalo sumber nya itu buku nahen sama Badan pusat statistic dan direktorat jendral
perkebunan ga tau cara nulisnya coba kasusnya aku bingung buat solusi
https://www.bps.go.id/
https://www. ditjenbun.pertanian.go.id