S2 2013 302983 Chapter1 PDF
S2 2013 302983 Chapter1 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekresi insulin atau berkurangnya efektivitas biologis dari insulin (atau keduanya)
(Karam & Forsham, 2000). Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama
90 % kasus (Buse, et al., 2003). Angka kejadian diabetes tipe 2 meningkat secara
dramatis pada dua dekade terakhir, dengan 1,6 juta kasus terdiagnosis tiap
tahunnya di Amerika Serikat (Ahmad & Crandall, 2010). Pada saat ini di
dunia. Diperkirakan jumlah kasus DM mencapai 8,4 juta penderita dan akan
meningkat menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030 (Wild et al., 2004).
Pasien dengan DM memiliki risiko dua sampai empat kali lipat mengalami
Amerika Serikat (Ahmad & Crandall, 2010). Secara garis besar, komplikasi DM
koroner, penyakit arteri perifer, dan stroke, serta komplikasi mikrovaskuler seperti
disfungsi saraf perifer pada pasien dengan DM setelah penyebab disfungsi saraf
paling sering diderita pasien DM, yaitu sebesar 50 % (Boulton, et al., 2005).
menjadi beban ekonomi, dan berhubungan dengan kualitas hidup (Tesfaye et al.,
2005).
neuropati pada pasien diabetes sekitar 30% dari pasien DM yang dirawat di rumah
sakit dan 20% pada pasien pada komunitas umum. Insiden neuropati mencapai
50% pada pasien yang mengalami diabetes selama lebih dari 25 tahun. Namun,
pada pasien yang menerima perawatan medis, dan diabetes masih tidak
diabetes dan telah lama diketahui sebagai komplikasi diabetes, namun hal ini
kurang mendapat perhatian dalam hal pelacakan, deteksi awal, terapi, dan
serabut saraf konsisten dengan small fiber neuropathy (Bansal et al., 2006). Pada
neuropati diabetika berkisar pada apakah faktor metabolik atau vaskuler yang
lebih penting. Namun, pada saat ini berkembang pendapat yang berfokus pada
interaksi kedua faktor tersebut pada setiap tahap penyakit (Cameron, et al., 2001).
al., 2001).
15
disease (PAD) menyebabkan denervasi otot akibat iskemia berulang. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian berupa muscle unit action potential (MUAP) durasi
yang melambat pada kelompok PAD. Pada penelitian selanjutnya, England et al.,
neuropati perifer, terutama pada serabut motorik. Penelitian Lang et al. (2006)
mendapatkan PAD menyebabkan gangguan serabut saraf Aß, Aα, dan serabut C,
yang lebih tampak nyata pada PAD berat daripada PAD sedang.
Ankle Brachial Index (ABI) ialah ratio tekanan darah sistolik pada
sebagai marker timbul dan progresivitas penyakit arteri perifer. Lebih dari itu,
hubungannya dengan risiko kardiovaskuler. Individu dengan skor ABI < 0,90
mendapatkan individu dengan skor ABI yang tinggi (≥ 1,40) memiliki prognosis
bahwa peningkatan kejadian kaudikasio pada pasien dengan skor ABI yang
kemungkinan peningkatan risiko penyakit vaskuler oklusif pada skor ABI yang
tinggi. Skor ABI ≥ 1,40 berhubungan dengan timbulnya ulkus pedis, gagal
jantung kronis, stroke, dan neuropati (Allison, et al., 2008). Skor ABI yang tinggi
banyak dihubungkan dengan adanya NCAD yang memiliki efek lebih besar pada
al., 2013)
sangat sedikit dan masih memerlukan pembuktian lebih lanjut (Papanas, et al.,
2007).
Pemeriksaan ini meliputi stimulasi pada serabut saraf sensorik maupun motorik
amplitudo membantu dalam menentukan tipe gangguan serabut saraf (Ali, et al.,
2008).
pada diabetic DSP berhubungan dengan rusaknya akson pada large fiber
B. Rumusan Masalah
yaitu :
1. Kelainan patologis pembuluh darah dan atau aliran darah dapat menyebabkan
3. Hubungan antara skor Ankle brachial index (ABI) dengan neuropati diabetika
yang diukur dengan kecepatan hantar saraf belum diketahui dan masih
membutuhkan pembuktian.
C. Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat korelasi antara skor Ankle Brachial Index (ABI) dan
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa skor Ankle
brachial index berkorelasi dengan kecepatan hantar saraf tepi pada pasien dengan
neuropati diabetika.
18
E. Manfaat Penelitian
neuropati diabetika. Bagi klinisi, penelitian ini bermanfaat untuk mendukung tata
yang baik dalam tata laksana pasien neuropati diabetika. Bagi peneliti, penelitian
ini bermanfaat untuk menjadi dasar penelitian lanjutan mengenai hubungan skor
F. Keaslian Penelitian
hubungan skor Ankle Brachial Index maupun Penyakit Arteri Perifer pada