Carbon Stock in Secondary Forest PDF
Carbon Stock in Secondary Forest PDF
Ismed Syahbani
Mardi T.Rengku
Zainal Arifin
Mukhaidil
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan bagi kami untuk melaksanakan penelitian dan
menyelesaikannya serta menyusun Laporan Hasil Penelitian Teknik Estimasi
Kandungan Karbon Hutan Sekunder Bekas Kebakaran 1997/1998 di PT.Inhutani I
Batuampar, Kalimantan Timur. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan tim
peneliti PSDA Loka Litbang Satwa Primata dari sumber dana Anggaran DIPA Tahun
2006.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Dody setiabudi selaku kepala Loka Litbang Satwa Primata yang
telah banyak memberikan dukungan moral, arahan dan saran selama
pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyusunan laporan
2. Bapak Dr.Ir.Chairil A. Siregar, M.Sc selaku koordinator penelitian UKP
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Hutan sebagai Penyerap Karbon
yang telah memberikan masukan dan meluangkan waktunya untuk diskusi
3. Bapak Dr.Kade Sidiyasa selaku ketua Kelti PSDA Loka Litbang Satwa
Primata yang telah memberikan arahan dan masukan selama pelaksanaan
kegiatan penelitian maupun dalam penyusunan laporan.
4. Bapak Irawan selaku manajer PT.Inhutani I Batuampar, Unit Bangkirai,
Kalimantan Timur beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan
melaksanakan penelitian di Kawasan PT.Inhutani.
5. Keluarga besar Loka Litbang Satwa Primata yang telah memberikan
dukungan moral dan meluangkan waktu untuk berdiskusi
6. Semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, semoga kerja samanya
dapat menyempurnakan hasil penelitian ini sehingga dapat bermanfaat bagi
upaya pemanfaatan jasa hutan sebagai penyerap karbon untuk mendukung
pembangunan kehutanan Indonesia secara lestari.
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan sumbangsaran dan informasi dari semua pihak untuk
penyempurnaan hasil penelitian ini sebelum dipublikasikan lebih lanjut.
Tim Peneliti
2
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Lembar Pengesahan....................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................. vi
Daftar Gambar............................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................... 2
C. Sasaran.............................................................................................. 2
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
E. Ruang Lingkup.................................................................................. 2
F. Luaran (Output) ................................................................................ 2
II. METODOLOGI ..................................................................................... 3
A. Kerangka Pendekatan........................................................................ 3
1. Batasan ......................................................................................... 3
2. Membangun Persamaan Alometrik ............................................... 4
B. Pengumpulan Data ............................................................................ 4
1. Alat dan Bahan ............................................................................. 4
2. Pohon Contoh ............................................................................... 4
C. Jenis Data Yang Dikumpulkan dan Cara Pengumpulannya ............... 4
1. Jenis Data ..................................................................................... 4
2. Cara Pengumpulan Data ................................................................ 4
D. Pengolahan Data ............................................................................... 11
1. Perhitungan Biomassa ................................................................... 11
2. Perhitungan Nilai BEF .................................................................. 11
3. Perhitungan Nilai R/S ................................................................... 11
4. Perhitungan Nilai Soil Bulk Density .............................................. 11
E. Analisis Data .................................................................................... 12
1. Hubungan Antar Peubah Dimensi Pohon dengan Biomassa........... 12
3
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
4
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
DAFTAR TABEL
5
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
DAFTAR GAMBAR
6
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
7
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90 % biomassa yang
terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan
(serasah), hewan, dan jasad renik (Arief, 2005). Biomassa ini merupakan tempat
penyimpanan karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).
Namun, pencemaran lingkungan, pembakaran hutan dan penghancuran
lahan-lahan hutan yang luas diberbagai benua di bumi, telah mengganggu proses
tersebut. Akibat dari itu, karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan terlepas
ke dalam atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO 2 dari udara
melalui fotosintesis hutan berkurang. Selain akibat tersebut, intensitas Efek
Rumah Kaca (ERK) akan ikut naik dan meyebabkan naiknya suhu permukaan
bumi. Hal inilah yang memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropik telah
menyebabkan pemanasan global (Soemarwoto, 2001).
Pemanasan global ini akan mempunyai dampak yang besar terhadap
kesejahteraan manusia pada umumnya, bahkan telah menyebabkan terjadinya
berbagai bencana alam di belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut,
meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya jenis dan populasi organisme
penyebab penyakit, dll (Soedomo, 2001). Sebagian peneliti bahkan mengatakan
jika pemanasan global ini terus meningkat, dalam waktu 50 tahun lagi,
seperempat atau lebih dari kehidupan di muka bumi ini mungkin akan binasa
(Soemarwoto et al, 1992).
Salah satu cara untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan
mengendalikan konsentrasi karbon melalui pengembangan sink program, dimana
karbon organik sebagai hasil fotosintesa akan disimpan dalam biomassa tegakan
hutan atau pohon berkayu. Dalam rangka pengembangan program ini diperlukan
data-data pengestimasian kandungan karbon, sehingga tersedianya model yang
memudahkan dalam pengestimasian kandungan karbon sangat diperlukan.
8
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai BEF (Biomass
Expansion Factors, nilai R/S (Root to Shoot Ratio) dan model alometrik untuk
menduga biomassa serta dihasilkannya informasi kandungan karbon pada hutan
sekunder.
C. Sasaran
Tersedianya teknik estimasi dan informasi kandungan karbon di Hutan
Sekunder sehingga dapat mendukung pemerintah Indonesia berpartisipasi dalam
perdagangan karbon dan upaya menekan perubahan iklim global melalui
peningkatkan fiksasi karbon dalam biomassa hutan.
D. Rumusan Masalah
Meningkatnya kegiatan manusia dan kerusakan alam yang berupa
perubahan tata guna lahan, deforestasi, limbah industri, dan kebakaran hutan
telah menyebabkan tingginya tingkat emisi karbon di atmosfer dan memicu
terjadinya proses pemanasan global. Hal tersebut akan berdampak besar terhadap
kesejahteraan manusia pada umumnya, bahkan telah menyebabkan terjadinya
berbagai bencana alam di belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut,
meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya jenis dan populasi organisme
penyebab penyakit, dll. Salah satu cara untuk mengurangi dampak tersebut
adalah dengan mengendalikan konsentrasi karbon melalui pengembangan sink
program, dimana karbon organik sebagai hasil fotosintesa akan disimpan dalam
biomassa tegakan hutan atau pohon berkayu. Dalam rangka pengembangan progr
ini diperlukan data-data pengestimasian kandungan karbon, sehingga tersedianya
teknik yang memudahkan dalam pengestimasian kandungan karbon sangat
diperlukan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah meliputi pengestimasian kandungan karbon bagian
atas pohon, akar, serasah, necromass dan tanah pada hutan alam sekunder.
F. Luaran (Output)
Paket teknik pengestimasian dan informasi kandungan karbon pada hutan
alam sekunder.
9
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
II. METODOLOGI
A. Kerangka Pendekatan
1. Batasan
Terdapat beberapa karbon pool yang harus diperhatikan dalam penentuan
kandungan karbon, yaitu life vegetasi (Above ground dan Below ground), Fine
litter, Understorey, Necromass dan Soil. Penentuan kandungan karbon pada life
vegetasi, understorey, necromass dan Fine litter digunakan pendekatan
biomassa, dimana 40-50% biomassa merupakan karbon (Brown, 1997).
Biomassa didefinisikan sebagai jumlah total bahan organik hidup yang
dinyatakan dalam berat kering oven ton per unit area (Brown, 1997). Adapun
komponen-komponen penyusunnya adalah :
Biomassa batang utama + kulit : total berat kering bagian batang utama
keseluruhan beserta kulit.
Biomassa cabang + kulit : total berat kering bagian cabang keseluruhan.
Biomassa daun : total berat kering bagian daun yang berada diatas pohon
keseluruhan.
Biomassa akar + Kulit : total berat kering bagian akar keseluruhan.
Biomassa Serasah (Fine litter) : total berat kering fine litter diatas permukaan
tanah
Biomassa Tumbuhan bawah (understorey) : total berat kering understorey
Biomassa necromass : total berat kering necromass
Pengukuran biomassa pada masing-masing komponen biomassa dihitung
dengan melakukan penimbangan secara langsung.
Biomassa yang diperoleh dari pohon contoh, dikembangkan untuk
menyusun persamaan alometrik, nilai BEF dan R/S. Persamaan alometrik yang
diperoleh nantinya dapat digunakan untuk menghitung biomassa suatu tegakan
hutan sekunder. BEF yaitu rasio antara biomassa pohon bagian atas (biomassa
batang, biomassa cabang, biomassa daun) dengan biomassa pada bagian batang
utama. Nilai R/S merupakan rasio antara biomassa bagian bawah (akar) dengan
biomassa bagian atas pohon
10
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
B. Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, tally sheet,
haga, pita ukur, timbangan digital, timbangan, karung, chain saw, oven, golok,
kampak dan komputer. Bahan yang digunakan adalah tegakan hutan sekunder,
contoh bagian daun, cabang, batang, akar pohon, vegetasi undergowth, serasah,
necromass dan contoh tanah
2. Pohon Contoh
Yang dimaksud pohon contoh adalah tegakan berdiameter > 2 cm yang
akan digunakan untuk menyususn sebuah model. Pohon-pohon contoh diambil
secara purposif diharapkan dapat mewakili ketersebaran diameter dan jenis yang
ada di lokasi.
11
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
12
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
- Daun
Guna Penghitungan biomassa daun pohon contoh maka pada setiap pohon
contoh yang telah ditebang dikumpulkan keseluruhan daun tersebut kemudian
dilakukan penimbangan berat basah, selanjutnya diambil sampel sebanyak ±100
gr untuk penghitungan berat kering.
13
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
- Cabang
Pada setiap pohon contoh dipisahkan bagian cabang dari batang utama,
dikumpulkan kemudian ditimbang berat basahnya. Setelah dilakukan
penimbangan berat basah, diambil contoh pada bagian pangkal, tengah dan ujung
cabang pada seluruh contoh guna penghitungan berat kering di laboratorium.
- Batang
Pada setiap batang utama dipotong-potong untuk memudahkan penimbangan
berat basah serta dipisahkan batang utama bebas cabang dan setelah cabang.
14
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
- Akar
Untuk memudahkan pengambilan akar maka sebelum pohon ditebang
dilakukan penggalian akar-akar yang besar sehingga saat pohon rebah akar akan
terangkat. Setelah itu keseluruhan akar dikumpulkan kemudian dilakukan
penimbangan berat basah. Untuk penghitungan berat kering yang dilakukan di
laboratorium maka diambil sampel pada bagian pangkal, tengah dan ujung akar.
15
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
16
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Gbr 10. (a) & (b) Kegiatan pengumpulan necromass, (c) Contoh necromass,
(d) Penimbangan necromass
Untuk perhitungan karbon tanah diambil contoh tanah pada tiap plot
sebanyak 4 ulangan pada 5 tingakat kedalaman, yaitu : 0-5 cm, 5-10 cm, 10-20
cm, 20-30 cm, 30-50 cm. Dimana pada tiap contoh tanah ini dilakukan
pengukuran berat tanah, volume dan kandungan karbon tanah.
17
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Gbr 12 . (a) Posisi ring soil pada kedalaman 0-5cm & 5-10cm, (b) Posisi ring soil pada
kedalaman 10-20cm & 20-30cm, (c) Posisi ring soil pada kedalaman 30-50cm.
Gbr 13. (a) Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sample tanah, (b) Sample tanah yang telah
dipak untuk dianalisis, (c) Kegiatan pengambilan sample tanah
D. Pengolahan Data
1. Perhitungan Biomassa
Berat kering total dari masing-masing bagian pohon, vegetasi
understorey, fine litter, necromass dihitung dengan formula sebagai berikut
18
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
E. Analisis Data
1. Hubungan Antar Peubah Dimensi Pohon dengan Biomassa
Asumsi yang mendasari penyusunan model penaksiran biomassa adalah
terdapatnya hubungan yang erat antara dimensi pohon (diameter dan tinggi)
dengan biomassa. Besarnya keeratan hubungan antar 2 peubah diukur dari
besarnya nilai koefisien korelasi (r) (Walpole, 1993).
Hubungan linear sempurna terdapat antara nilai y dan x dalam contoh,
bila nilai r mendekati +1 atau -1 maka hubungan kedua peubah itu kuat dan
disimpulkan terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya.
19
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
20
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
A. Letak
Penelitian dilaksanakan di areal PT. INHUTANI I Batuampar, plot
rehabilitasi permudaan alam dimana pada plot ini merupakan areal bekas
pembalakan dan bekas kebakaran Tahun 1997/1998. Pada lokasi ini dibuat 3 plot
pengamatan mengikuti arah topografi, yaitu Plot 1 terletak pada koordinat
1'00'43" LS dan 116'51'25.5" BT, Plot 2 terletak pada koordinat 1o00'44.4" LS
dan 116o51'23.2" BT, Plot 3 terletak 1'00'47.2" LS, 116'51'23.2" BT.
Secara administratif, PT.INHUTANI I Batuampar terletak pada wilayah
administrasi Propinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Kecamatan Samboja. Sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk dalam
wilayah Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kutai Kertanegara, Dinas Kehutanan
Propinsi Kalimantan Timur.
B. Topografi
Berdasarkan hasil interpretasi potret udara dan peta topografi, serta
pengamatan di lapangan (PT. Inhutani I, 1997), areal PT. Inhutani I bentuk
wilayahnya datar sampai berbukit dengan titik tertinggi 160 mdpl (di perbukitan
sekitar Gunung Mentawir), dan titik terendah ± 5 mdpl (pada suatu titik di
sepanjang Sungai Semoi). Berdasarkan Peta Kontur Areal Unit HTI Batu Ampar
– Mentawir PT. Inhutani Unit I Skala 1 : 50.000, plot pengamatan penelitian
21
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
D. Iklim
Keadaan iklim di areal PT. Inhutani I Batu Ampar – Mentawir termasuk
dalam tipe iklim Afa menurut Koppen, yaitu iklim tropis berhujan tanpa bulan
kering yang nyata, dengan curah hujan tahunan berkisar antara 1.640 mm – 2.696
mm/tahun. Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan menurut Schmidt dan
22
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Ferguson, termasuk tipe curah hujan A dengan nilai Q = 14.3 % dan digolongkan
sebagai daerah basah. Sedangkan menurut klasifikasi oldeman termasuk zone
agroklimat C, dengan bulan basah (curah hujan bulanan > 200 mm) selama 5
bulan – 6 bulan, bulan kering (curah hujan bulanan < 100 mm) selama < 2 bulan.
23
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Tabel 1. Jenis Vegetasi Dan Suku Yang Ditemukan Pada Plot Penelitian
24
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
1. Tingkat Understorey
25
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
2. Tingkat Pancang
Pada tingkat pancang dengan kriteria tinggi > 1,5 m dan diameter < 10 cm di lokasi
penelitian ditemukan 34 jenis vegetasi yang tergolong kedalam 18 suku. Vegetasi pada tingkat ini di
dominasi oleh jenis Piper aduncum, Leea indica, Macaranga gigantea, Macaranga pearsonii,
Ficus obscura, Melastoma malabathricum, Trema tomentosa. Tingkat dominasi ini ditentukan
berdasarkan nilai INP yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
26
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
3. Tingkat Pohon
Pada vegetasi tingkat pohon dengan kriteria vegetasi tinggi > 1,5 m dan
diameter > 10 cm ditemukan 11 jenis vegetasi yang tergolong kedalam 8 family.
Dalam plot penelitian, vegetasi tingkat pohon didominasi oleh jenis Trema
tomentosa, Macaranga gigantea, Vernonia arborea, Scorodocarpus
borneensis, Mallotus paniculatus, tingkat dominasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi nilai INP vegetasi tingkat Pohon dalam Plot Penelitian
1 Trema tomentosa 14 117 35.90 3 1.000 17.65 2804.22 2.337 38.63 92.17
2 Macaranga gigantea 8 67 20.51 3 1.000 17.65 920.54 0.767 12.68 50.84
3 Vernonia arborea 4 33 10.26 3 1.000 17.65 693.65 0.578 9.55 37.46
4 Scorodocarpus borneensis 1 8 2.56 1 0.333 5.88 1244.03 1.037 17.14 25.58
5 Mallotus paniculatus 4 33 10.26 1 0.333 5.88 464.17 0.387 6.39 22.53
6 Melicope glabra 3 25 7.69 1 0.333 5.88 327.81 0.273 4.52 18.09
7 Strombosia javanica 1 8 2.56 1 0.333 5.88 346.82 0.289 4.78 13.22
8 Litsea cf. angulata 1 8 2.56 1 0.333 5.88 175.88 0.147 2.42 10.87
9 Macaranga pearsonii 1 8 2.56 1 0.333 5.88 133.84 0.112 1.84 10.29
10 Dillenia reticulata 1 8 2.56 1 0.333 5.88 86.70 0.072 1.19 9.64
11 Ficus sp. 1 8 2.56 1 0.333 5.88 62.42 0.052 0.86 9.31
JUMLAH 39 325 100.00 17 5.667 100.00 7260.07 6.050 100.00 300.00
Sebaran jumlah vegetasi pada tiap kelas diameter pada plot penelitian
dapat dilihat pada Tabel 5.
27
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Tabel 6. Sebaran Data Jumlah Pohon Contoh Menurut Jenis dan Diameter
28
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Biomassa
Cabang
20% Biomassa
batang
58%
Gbr 15. Grafik Nilai Persentase Rata-rata Biomassa Bagian Pohon Contoh
Dari Grafik nilai persentase rata-rata biomassa bagian pohon dapat dilihat
bahwa bagian batang mempunyai persentase terbesar karena batang merupakan
bagian berkayu dan tempat penyimpanan cadangan hasil fotosintesis untuk
pertumbuhan.
29
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
30
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
31
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
kecil daripada persamaan Brown di hutan alam primer hal ini menunjukkan
bahwa pendugaan biomassa hutan sekunder akan menghasilkan biomassa yang
lebih kecil dibandingkan hutan alam primer terutama pada vegetasi berdiameter
besar. Hal ini dapat dijelaskan karena kejadian kebakaran dan pembalakan telah
menyebabkan sebagian biomassa hilang.
Brown (1997) mendefinisikan Biomass Expansion Factor (BEF) sebagai
rasio antara berat kering bagian pohon bagian atas (daun, batang dan cabang)
dengan berat kering batang. Nilai BEF hutan sekunder yang dihasilkan dari 63
pohon contoh yaitu 1.49. Nilai BEF ini digunakan untuk menghitung nilai
biomassa total bagian atas dari data inventarisasi hasil hutan berupa data volume
dengan cara mengkonversi biomassa batang ke biomassa total bagian atas (Above
ground biomass). Biomassa total bagian atas dapat dihitung dengan rumus : VOB
x WD x BEF, dimana VOB = volume kayu, WD = kerapatan kayu dan BEF =
Biomass Expansion Factor (Brown, 1997).
Nilai R/S dapat digunakan untuk menentukan biomassa bagian bawah
pohon (akar) (Below ground biomass) dimana nilai ini merupakan rasio dari
biomassa akar dengan biomassa atas pohon. Nilai R/S hutan sekunder yang
dihasilkan dari 63 pohon contoh yaitu 0.25.
Nilai BEF dan R/S ini dapat digunakan untuk menduga Total C-Stock
tegakan dengan rumus : C = (VxWDxBEF)x(1+R/S)xCF, dimana C adalah total
C-stock (ton/ha), V adalah Volume tegakan (m3/ha), WD adalah rata-rata
kerapatan kayu (ton/m3), BEF adalah rasio biomassa atas dengan biomassa
batang, R/S adalah rasio biomassa akar dengan biomassa atas dan CF adalah nilai
kandungan karbon dalam biomassa (IPCC National Greenhouse Gas Inventories
Programme, 2003).
32
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Biomassa C-stock
Plot Sub Plot
(kg/m2) (kg/m2)
1 A 0.30956044 0.15478022
B 0.181598402 0.090799201
C 0.200199203 0.100099602
D 0.212662014 0.106331007
E 0.154183267 0.077091633
Rata-rata 0.211640665 0.105820333
StdDev 0.05900026 0.02950013
2 A 0.064121756 0.032060878
B 0.169721116 0.084860558
C 0.170629371 0.085314685
D 0.4864 0.2432
E 0.393187251 0.196593625
Rata-rata 0.256811899 0.128405949
StdDev 0.175677728 0.087838864
3 A 0.340268924 0.170134462
B 0.26940239 0.134701195
C 0.279441675 0.139720837
D 0.306 0.153
E 0.098443114 0.049221557
Rata-rata 0.258711221 0.12935561
StdDev 0.093698728 0.046849364
Total Plot
Biomassa : 2.423879 Ton/ha StdDev : 1.132608 Ton/ha
Karbon : 1.21194 Ton/ha StdDev : 0.566304 Ton/ha
Yang dimaksud vegetasi pada tingkat ini adalah semua vegetasi dengan
tinggi > 1,5 m atau yang sering dikenal vegetasi tingkat pancang dan pohon.
C-stock pada tingkat vegetasi ini adalah sebesar 19.27894 ton/ha. Penentuan
kandungan pada tingkat vegetasi ini ditentukan berdasarkan nilai biomassa yang
diperoleh melalui persamaan penduga biomassa yang telah dihasilkan
33
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
sebelumnya. Secara rinci nilai C-stock pada tingkat vegetasi ini dapat dilihat
pada Tabel 10.
34
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Dari Tabel 10. dapat dilihat bahwa jenis Trema tomentosa, Piper
aduncum, Macaranga gigantea, Scorodocarpus borneensis, Vernonia arborea,
Mallotus paniculatus mempunyai kerapatan Carbon stock yang lebih besar
dibandingkan jenis-jenis lainnya, hal ini disebabkan karena jenis-jenis ini
merupakan jenis yang banyak terdapat di hutan sekunder. Dalam kaitannya
karbon yang tersimpan pada komponen pohon, dari Tabel 10. dapat dilihat bahwa
kandungan karbon terbesar terdapat pada bagian batang sebesar 10.84752 ton/ha
(58.91%) karena sebagian besar hasil fotosintesis disimpan pada bagian batang
untuk pertumbuhan baik horisontal maupun vertikal. Total kandungan karbon
vegetasi hutan sekunder pada tingkat sapling dan pohon di lokasi penelitian
sebesar 18.41312 ton/ha. Nilai dugaan ini lebih kecil dibandingkan karbon stock
yang terdapat pada Hutan Primer di Kalimantan Timur, dimana sebuah penelitian
di hutan primer di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa total biomassa
tegakan hutan primer sekitar 492 ton/ha (Ruhiyat, 1995) dengan asumsi 50%
biomassa adalah C-stock maka C-stock pada hutan primer di Kalimantan Timur
tersebut adalah 246 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian kebakaran telah
menyebabkan banyak karbon terlepas dan berpotensi meningkatkan konsentrasi
CO2 di atmosfer.
Serasah merupakan salah satu komponen di dalam hutan yang juga dapat
menyimpan karbon. Serasah didefinisikan sebagai daun atau ranting kecil yang
telah jatuh dan berada di lantai hutan. Carbon stock pada serasah ini sebesar
1.870885 Ton/ha, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11.
Biomassa C-stock
Plot Sub Plot
(kg/m2) (kg/m2)
1 A 0.7776 0.3888
B 0.5171642 0.25858209
C 0.5465669 0.273283433
D 0.294006 0.147002997
E 0.3213 0.16065
Rata-rata 0.4913274 0.245663704
StdDev 0.1959056 0.097952793
35
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
2 A 0.5294118 0.264705882
B 0.1991517 0.099575848
C 0.2147557 0.107377866
D 0.3731437 0.186571856
E 0.1475 0.07375
Rata-rata 0.2927926 0.146396291
StdDev 0.1568544 0.078427212
3 A 0.6356 0.3178
B 0.3918544 0.195927218
C 0.1578287 0.078914343
D 0.2544323 0.127216135
E 0.2925075 0.146253746
Rata-rata 0.3464446 0.173222289
StdDev 0.1820881 0.091044063
Total Plot
Biomassa : 3.768549 Ton/ha StdDev : 1.884274 Ton/ha
Karbon : 1.870885 Ton/ha StdDev : 0.935443 Ton/ha
Biomasa C-stock
Plot Sub Plot
(kg/m2) (kg/m2)
1 A 0.3561431 0.178071557
B 4.772122 2.386060976
C 0.4306604 0.215330189
D 2.3876944 1.19384721
E 0.250075 0.125037481
Rata-rata 1.639339 0.819669482
StdDev 1.9629006 0.981450302
2 A 1.6527049 0.826352459
B 0.922201 0.461100478
C 0.7855416 0.392770793
D 3.2668553 1.633427657
E 2.8898467 1.444923372
Rata-rata 1.9034299 0.951714952
StdDev 1.1299662 0.564983108
36
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
3 A 4.2948694 2.147434701
B 4.2398242 2.119912118
C 0.4124875 0.206243769
D 1.7213115 0.860655738
E 5.5699861 2.784993036
Rata-rata 3.2476957 1.623847873
StdDev 2.1120001 1.056000074
Total Plot
Biomassa : 22.63489 Ton/Ha StdDev :17.47393 Ton/Ha
Karbon : 11.31744 Ton/Ha StdDev : 8.736965 Ton/Ha
Gbr 16 . (Atas) 4 titik Profil tanah sampai kedalaman 60cm pada Plot 1,
(Tengah) 4 titik Profil tanah sampai kedalaman 60cm pada Plot 2,
(Bawah) 4 titik Profil tanah sampai kedalaman 60cm pada Plot 3
37
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Berdasarkan Peta Tanah Areal Unit HTI Batu Ampar – Mentawir PT.
Inhutani Unit I Skala 1 : 50.000, jenis tanah dalam plot penelitian termasuk
kedalam klasifikasi Kambisol Distrik. Tanah berkembang dari bahan induk batu
liat dan batu pasir dan sudah menunjukkan perkembangan profil dengan susunan
horizon Ah – B2 (kambik) – C, epipedon okrik dan kambik lapisan bawah, solum
tanah dalam. Tanah lapisan atas berwarna coklat tua keabuan (10 YR 4/2) dan
coklat kekuningan (10 YR 5/4), tekstur lempung berliat, struktur lemah sampai
cukup, halus sampai sedang, gumpal agak bersudut, konsistensi gembur
(lembab), tidak lekat dan tidak plastis (basah), pori mikro, meso dan makro
sedang. Tanah lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan (10 YR 6/6 – 6/8),
tekstur liat sampai lempung, berliat, struktur cukup, sedang, gumpal agak
bersudut, konsistensi teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah), pori
mikro banyak, pori meso dan makro sedikit, perakaran halus sedikit.
Hasil analisis menunjukkan nilai bobot isi tanah (Bulk Density, BD) pada
plot penelitian sampai kedalaman 50 cm yaitu plot 1 sebesar 1.070 gr/cm3 –
1.251 gr/cm3, plot 2 sebesar 1.125 gr/cm3 – 1.361 gr/cm3, plot 3 sebesar 1.123
gr/cm3 – 1.423 gr/cm3 dan jika 3 plot ini dirata-ratakan maka nilai BD nya
berkisar antara 1.106 gr/cm3 – 1.345 gr/cm3 dengan nilai Std Deviation 0.068 dan
0.096. Nilai BD ini tidak jauh beda dengan analisa tanah yang telah dilakukan
oleh PT. Inhutani I (PT. Inhutani I, 1997) yaitu sebesar 1.19 gr/cm3 – 1.41 gr/cm3
dalam lapisan atas pada lokasi yang sama. Kisaran nilai ini menunjukkan bahwa
di lokasi penelitian memiliki kondisi tanah yang normal, karena apabila bobot
isinya > 1.50 gr/cm3 biasanya tanah terlalu padat. Secara lengkap data nilai BD
pada tiap plot penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
Porositas tanah di lokasi penelitian memiliki porositas yang cukup baik
karena memiliki ruang pori total 46.8 % - 55.1 % dari massa tanah dalam lapisan
atas yang merupakan ruang pori yang dapat diisi oleh air dan udara, sedangkan
lapisan bawah menunjukkan kisaran ruang pori total yang relatif lebih kecil,
yaitu 42.6 % - 50.9% (PT. Inhutani I, 1997).
Hasil analisis tekstur tanah menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian
mempunyai kandungan liat cukup tinggi yaitu 34% - 77%, ditinjau dari keadaan
struktur tanah, lapisan atas mempunyai struktur dan konsistensi yang baik,
38
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
39
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Tabel 14. C-stock Hutan Sekunder Bekas Kebakaran 1997/1998 di PT. Inhutani I
Batuampar, Kalimantan Timur.
40
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Trees
Soil (0-50 cm) 21% Understorey
63% 1%
Litter
2%
Necromass
13%
41
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
V. KESIMPULAN
42
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Brown, S., A.J. R. Gillespie & A.E. Lugo. 1989. Biomass Estimation Methods for
Tropical Forest with Application to Forest Inventory Data. Forest Science
35(4) : 881-902
Ginoga, K., Y.C. Wulan, M. Lugina & D. Djaenudin. 2003. Peranan Karbon dalam
peningkatan Nilai Ekonomi Hutan Tanaman Acacia mangium di Sumatra
Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi Vol 4 No 1 Tahun 2003. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sosial Budaya dan Ekonomi Kehutanan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Hairiah, K., M. V. Noordwijk & C. Palm. 1999. Methods for Sampling Above and
Below Ground Organic Pools. IC-SEA Report No.6 Modelling Global
Change Impacts on The Soil Environment. Biotrop-GCTE/IC-SEA.
Bogor.
43
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Heriansyah, I., N.M. Heriyanto, C.A. Siregar & M. Kiyoshi. 2003. Estimating
Carbon Fixation Potential of Plantation Forests : Case study on Acacia
mangium Plantations. Buletin Penelitian Hutan No. 634/2003. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
IPCC National Greenhouse Gas Inventories Programme. 2003. Good Practicece
Guidance for Land Use, Land Use Change and Forestry. Technical
Support Unit IPCC National Greenhouse Gas Inventories Programme,
Institute for Global Environmental Strategies. Hayama.
Kyrklund, B. 1990. The Potential of Forests and Forest Industry in Reducing Excess
Atmospheric Carbon Dioxide. Unasylva 163. Vol 41. FAO
Kuncahyo, B. 1991. Analisis Regresi dengan MINITAB. Laboratorium Biometrika
Hutan jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
PT. Inhutani I. 1997. Studi Kelayakan Pembangunan HTI PT. Inhutani I Unit
Batuampar-Mentawir di Kabupaten Pasir dan Kutai Propinsi Kalimantan
Timur. PT. Inhutani I. Jakarta.
Ogawa, H., Kyoji Yoda., K. Ogino & T. Kira. 1965. Comparative Ecological
Studies on Three Main Types of Forest Vegetation in Thailand II. Plant
Biomass. Nature & Life in SE Asia 4 : 50-80.
Saridan, A & Jansen, T. 1987. Komposisi dan Struktur Vegetasi Hutan Bekas
Terbakar dan Tidak Terbakar di Wanariset Samboja. Jurnal Penelitian
Hutan Tropika Samarinda, Wanatrop Volume 2 No 2. Balai Penelitian
Kehutanan Samarinda
44
Laporan Hasil Penelitian
Teknologi dan Kelembagaan Pemanfaatan Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon
Siringoringo, H.H., C.A. Siregar & H. Hatori. 2003. Analysis of Soil Carbon Stock
of Acacia mangium Plantation in Maribaya, West Java. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Bogor
Soemarwoto, O., M. Soerjani, W. Yatim, A.F.S Sagala, Skephi & H. Pramono. 1992.
Melestarikan Hutan Tropika ; Permasalahan, Manfaat, dan Kebijakan.
Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Sukresno. 2001. Impact of Forest Fire at Plantation Forest Area on Soil Organic
Carbon (SOC) Stock. Proceedings of The seminar on Dipterocarp
Reforestation to Restore Environment Through Carbon Sequestration,
Yogyakarta, 26 – 27 September 2001. Faculty of Forestry Gadjah Mada
University with Kansai Environmental Engineering Center (KANSAI) and
KANSO. Yogyakarta.
Widodo, M.A., C. Agus & A. Bale. 2001. Carbon Stock in Several land Use in
Tropical Region. Proceedings of The seminar on Dipterocarp Reforestation
to Restore Environment Through Carbon Sequestration, Yogyakarta, 26 –
27 September 2001. Faculty of Forestry Gadjah Mada University with
Kansai Environmental Engineering Center (KANSAI) and KANSO.
Yogyakarta.
45