Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ADELIA NASUTION

NIM : 160406096
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

"Kesemrawutanmu Cermin Kesemrawutan Menata Nusantara"

Jayakarta atau Jakarta, nama yang mengandung arti yang mendalam. Taukah Kau..
namamu memiliki filosofi penuh dengan romansa.. Namamu mengandung arti Kota
Kemenangan, Kepahlawanan, Romantisme, Cinta dan Kejayaan, aku membaca sejarahmu
yang terekam dalam tinta sejarawan dengan berbagai literatur saat membebaskanmu dari
penyamun bar-bar Portugis. Aku teringat dengan tokoh sentral yang bernama Fatahillah.
Ada yang berpendapat bahwa dia adalah Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatulloh.
Siapapun namanya namun yang ada dibenakku, dia adalah pemimpin dan seorang hamba
yang berjuang hanya untuk mencari ridha Illahi Rabbi, terbukti mengenai masih misterinya
dia. Dan yang pasti manusia sepertinya hanya 'Kebenaran' yang mampu mencetaknya.
Posemu kini tidak seindah cerita sejarah yang menamakanmu kota kemenangan sejak
penjajah kolonial kembali merusak wajahmu mengganti dengan wajah penindas Batavia..
Dan warisan wajah penjajah melekat hingga kini walau kemerdekaan terploklamirkan
kepenjuru nusantara, hingga kini wajah suram dan yang bertopeng dengan citra palsu itu
seperti melestarikan warisan tiran.. ayo mengaku sajalah tidak usah takut dengan jumlah
mereka yang terkelabui dan menyembah senyum palsu, hanya mereka yang bertahan dengan
rasio warasnya yang peduli dan merindukan wajah indah Jayakarta, walau sebagian mereka
terjangkit skeptisisme hingga menganggap "percuma" dan menjadi apatis.

Dan kemarin aku baru saja bercerita sedikit mengenaimu dalam pergantian tuanmu siburuk
rupa dan beralih ke wajah bertopeng senyum palsu yang kini menjadi tuanmu.. dan tentang
mereka yang rasio warasnya tertipu, dan kini menjadi pembela setia dikelabui wajah
bertopeng lalu menjadikan mereka kehilangan indra perasa, menganggap dan berharap
topeng palsu dapat menjadikanmu seperti masa sejarah cemerlangmu, ya.. setidaknya
mendekati. Hipnosis media begitu merayu dan menipu, sehingga wajah jernih penuh
ketulusan seperti tampak kotor dan berkeruh, begitupun sebaliknya..

Maka besabarlah dengan sikap senyum palsu yang membuatmu enggan tersenyum,
mungkin kesemrawutanmu adalah cermin penduduk di Nusantara ini, begitulah surat kabar
dan pengamat dalam menafsirkan gestur Ibu kota. Aku bukan latah dan menjeneralisir,
alasanku karena kau di ibaratkan jantung bagi nusantara ini..

Jakarta kau pasti merindukan Pahlawan seperti "dia"(Fatahillah) bersabarlah sampai mereka
yang terkecoh benar-benar kritis, rasional dalam menganalisa.. meskipun sejarah tidak
terlalu bebaik hati untuk menghadirkan tokoh "sepertinya", sebab pahlawan "sepertinya"
hanya mendambakan ridho Illahi dan orang-orang "sepertinya" berbuat seperti udara, aku
mengerti dan aku tahu "alasannya" dan niscaya "dia" akan lahir dalam waktu yang tepat dan
akan menjadi sejarah yang mengembalikan nama dan wajahmu kepada Senyum
Kemenangan, Kepahlawanan Cinta dan Kejayaan..

Karena "kau"(Jakarta) adalah spektrum yang menjadikan Indah dan Buruknya paduan warna
yang terhimpun dalam lembar Nusantara..

-Doni Handri-
Analisa Narasi
Sebelum menganalisa narasi di atas terlebih dahulu harus diketahui bahwa narsi adalah
tulisan yang mengisahkan secara berturut-turut suatu rangkaian kejadian atau peristiwa
berdasarkan pengamatan atau perekaan dalam suatu kesatuan waktu. Narasi di atas
merupakan jenis “Narasi Sketsa”, dimana perngertian narasi sketsa itu sendiri adalah wacana
singkata yang dikembangkan berdasarkan detail-detail terpilih sesuai dengan kerangka
perbuatan yang naratif. Sesuai dengan pengertian narasi sketsa tersebut, narasi sketsa di atas
yang berjudul "Kesemrawutanmu Cermin Kesemrawutan Menata Nusantara" penulis
memberikan penggambaran tentang keadaan kota Jakarta yang jauh berbeda keadaannya dari
yang dulu dengan yang sekarang,hal tersebut sesuai dengan susunan narasi yag terdiri atas
urutan kejadian dan urutan waktu. Narasi sketsa tersebut marupakan narasi
ekspositoris/narasi factual yang menggambarkan secara nyata kondisi kota Jakarta.
Unsur-unsur narasi yang terdapat pada narasi sketsa tersebut:
 Terdapat kata-kata transisi pada setiap awal paragrap narasi tersebut
 Narasi sketsa tersebut diawali dengan kalimat yang menarik perhatian pembaca yang
berbunyi “Jayakarta atau Jakarta, nama yang mengandung arti yang mendalam”.
 Dikatakan bahwa narasi itu sendiri mengisahkan secara berturut-turut suatu rangkaian
kejadian atau peristiwa berdasarkan pengamatan atau perekaan dalam suatu kesatuan
waktu. Begitupun yang digambarkan penulis pada narasi sketsa ini, sesuai dengan
kisah kota Jakarta yang dahulu merupakan kota Kemenangan, Kepahlawanan,
Romantisme, Cinta dan Kejayaan dengan tokoh sentral yang hidup dimasanya yakni
Fatahillah sangatlah berbeda keadaannya hingga mencapai klimaks dengan suasana
kota Jakarta saat ini begitu kumuh, hiruk pikuk dengan penduduk yang sembraut tidak
teratur ,skeptisme bahkan apatis.
 Pada narasi sketsa tersebut penulis menuliskan kalimat leraian yang menyatakan
bahwa ada saatnya seseoarang yang seperti pahlawan fatahillah akan kembali dan
memberikan kemenangan dan kejayaan kembali kepada kota Jakarta seperti dahulu
lagi.
Sudut pandang pada narasi sketsa tersebut merupakan jenis sudut pandang dimana penulis
bertindak sebagai pengamat kejadian , dimana penulis lebih mengutamakan penilaian dan
pengamatannya mengenai keadaan kota Jakarta sejak dahulu hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai