Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CLUSTER HEADACHE
Pembimbing :
dr. Perwitasari Bustomi, Sp.S
Disusun oleh :
Tetty Prasetya Ayu Lestari S.Ked
1102013283
1.1 Definisi
Nyeri kepala cluster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling
hebat dan insidensnya jarang, terjadi secara unilateral pada daerah orbital,
supraorbital dan temporal dengan rentan waktu 15-180 menit yang terjadi tiap 2-8
kali/hari. Nyeri kepala cluster sering terjadi pada malam hari, membangunkan
pasien dari tidur, dan berulang setiap hari pada waktu tertentu yang sama untuk
jangka waktu mingguan hingga bulanan. Setelah itu akan ada jeda dimana pasien
mungkin bebas dari sakit kepala cluster selama berbulan-bulan atau bertahun-
tahun.1 Nyeri kepala cluster mempunyai istilah lain seperti, neuralgia siliaris,
erythromelalgia dari kepala, sefalgia histaminik, nyeri kepala horton, neuralgia
migranious, neuralgia sfenopalatina.
1.2 Epidemiologi
Cluster headache adalah penyakit yang langka.Dibandingkan dengan
migren, cluster headache 100 kali lebih lebih jarang ditemui. Di Perancis
prevalensinya tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan sekitar 1/10.000
penduduk, berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara lainnya. Serangan
pertama muncul antara usia 10 sampai 30 tahun pada 2/3 total seluruh pasien.
Predominan pada laki-laki, dengan rasio laki-laki : wanita adalah 9 : 1. Serangan
pertama kali biasanya pada usia 20-40 tahun.1
1.3 Etiologi
Etiologi cluster headache adalah sebagai berikut:3
Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat dilatasi pembuluh darah
sekitar.
Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
Pelepasan histamin.
Letupan paroxysmal parasimpatis.
2
Abnormalitas hipotalamus.
Penurunan kadar oksigen.
Pengaruh genetik
Diduga faktor pencetus cluster headache antara lain:
Glyceryl trinitrate.
Alkohol.
Terpapar hidrokarbon.
Panas.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
Stres.
1.4 Patofisiologi
Patofisiologi cluster headache masih belum diketahui dengan jelas, akan
tetapi teori yang masih banyak dianut sampai saat ini antara lain:
Cluster headache timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri
karotis eksterna yang diperantarai oleh histamine intrinsic (Teori Horton).
Serangan cluster headache merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis
otak dan struktur yang berkaitan dengannya, yang ditandai oleh disfungsi
hipotalamus yang menyebabkan kelainan kronobiologis dan fungsi
otonom. Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari vasomotor dan
gangguan respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap kadar
oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar
oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi
pons dan medulla oblongata serta nervus V, VII, IX, dan X. Perubahan
pembuluh darah diperantarai oleh beberapa macam neuropeptida
(substansi P, dll) terutama pada sinus kavernosus (teori Lee Kudrow).4
3
lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke frontal, temporal sampai ke
oksiput. Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas yaitu mata sesisi menjadi merah
dan berair, konjugtiva bengkak dan merah, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi
merah-panas dan nyeri tekan. Serangan biasanya mengenai satu sisi kepala, tapi
kadang-kadang berganti-ganti kanan dan kiri atau bilateral. Nyeri kepala bersifat
tajam, menjemukan dan menusuk serta diikuti mual atau muntah. Nyeri kepala
sering terjadi pada larut malam atau pagi dini hari sehingga membangunkan
pasien dari tidurnya.
Serangan berlangsung sekitar 15 menit sampai 5 jam (rata – rata 2 jam)
yang terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Sedangkan sebagai faktor pencetus
adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol. Serangan kemudian
menghilang selama beberapa bulan sampai 1-2 tahun untuk kemudian timbul lagi
secara cluster (berkelompok).3
1.6 Diagnosis
Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh International
Classification of Headache Disorders (ICHD-3) adalah sebagai berikut:
A. Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria B-D
4
B. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeri
temporal selama 15 – 180 menit bila tidak di tatalaksana.
C. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :
1. Satu atau lebih gejala berikut yang ipsilateral dengan nyeri kepala
a. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi
b. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea
c. Edema kelopak mata ipsilateral
d. Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral
e. Dahi dan wajah memerah
f. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
g. Kesadaran gelisah atau agitasi
2. Perasaan gelisah atau agitasi
D. Serangan mempunyai frekuensi 1 kali setiap hari hingga 8 kali perhari
selama lebih dari separuh waktu saat gangguan terjadi kelainan aktif
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.2
5
Gambar 1.2 Lokasi nyeri pada Cluster headache
1.8 Penatalaksanaan
1.8.1 Pengobatan Serangan Akut1
Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7-15 liter/menit selama
15-20 menit (level of evidence A)
Sumatriptan
a. Injeksi subkutan 3-6 mg subkutan, akan mengurangi nyeri dalam
waktu 5-15 menit; dapat diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi:
penyakit jantung iskemik, hipertensi tidak terkontrol.
b. Nasal spray 20 mg (kurang efektif dibanding subkutan). Efek samping:
pusing, letih, parestesia, kelemahan di wajah. (A)
Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral. (B)
Ergotamine tartrate 1mg sublingual tiap 5 menit sampai 3mg
perbaikkan (C)
Dihidroergotamine intranasal dan injeksi dengan dosis 0,5-1,5 mg i.v (C)
Ergotamine suppositoria (C)
Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4% intranasal . (C)
6
Somastotatin intravena (C)
Octreotide (C)
Cocaine (C
Capsaicin intranasal
Sodium oxybate oral
7
Steroid (80–90% efektif untuk prevensi serangan), tidak boleh diberikan
dalam waktu lama. 50–75 mg setiap pagi dikurangi 10% pada hari ketiga
(A).
Methysergide 4–10 mg/hari. (C)
Neuroleptik (Chlorpromazine).
Clonidin transdermal atau oral.
Ergotamin tartrate 2 mg 2–3 kali per hari, 2 mg oral atau 1 mg rektal 2
jam sebelum serangan terutama malam hari., dihydroergotamin,
sumatriptan atau triptan lainnya. (Level B)
Indometasin 150 mg/hari.
Opioid
8
9
DAFTAR PUSTAKA
10