Anda di halaman 1dari 6

WORKSHOP SINERGITAS UPAYA

PEMBANGUNAN KESEHATAN
MELALUI PENGEMBANGAN
KABUPATEN SUKABUMI SEHAT
Posted on 3 Mei 2011

Rate This

I. Latar Belakang

Paradigma Pembangunan Kesehatan saat ini telah berubah, semula paradigma pembangunan
kesehatan itu fokus pada program pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif), tapi
sejak tahun 2001 lebih fokus pada program pencegahan (preventif) dan upaya peningkatan
kesehatan (promotif) tanpa mengesampingkan program kuratif dan rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan saat ini diarahkan pada perubahan perilaku individu dan kelompok
masyarakat agar tahu, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara mandiri. Upaya
tersebut mulai dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2001 melalui program
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. kegiatan pemberdayaan masyarakat terus
menerus ditingkatkan melalui pengembangan Desa Sehat, Kontak Ibu dan Masyarakat
Mandiri Kesehatan yang dilanjutkan dengan pengembangan pesantren mandiri kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Sukabumi menitik beratkan pada upaya-upaya
pengembangan, peningkatan dan penguatan sumberdaya yang berada di tingkat desa atau
kelurahan dengan mengenali dan menggali potensi masyarakat di bidang kesehatan. Selain itu
untuk menjamin kesinambungan (sustainible) kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan, seluruh desa pada saat ini telah mempunyai dana simpanan deposito (Dana
Abadi) yang jasanya dapat dimanfaatkan setiap bulan untuk membiayai kegiatan masyarakat
dibidang kesehatan.
Pencapaian Kabupaten Sukabumi sehat tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan
kembali melalui upaya pembangunan kesehatan yang lebih optimal, upaya pencapaian
Kabupaten Sukabumi Sehat kedepannya perlu dilakukan secara sinergis anatara masyarakat,
pemerintah dan potensi-potensi pembangunan lainnya khususnya sektor swasta atau dunia
usaha. Kabupaten Sehat saat ini diarahkan pada suatu kondisi dari suatu wilayah yang
mempunyai lingkungan bersih, nyaman, aman dan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat
serta tersedianya akses pelayanan yang terjangkau dan berkualitas dengan mengoptimalkan
potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui integrasi sektor-sektor
pemerintahan, forum atau kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan serta
didukung oleh potensi-potensi sektor swasta atau dunia usaha.
Hal ini sebagai pembelajaran kepada masyarakat, bahwa masalah kesehatan bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah saja, masalah kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah sebagai pemegang kebijakan, masyarakat sebagai motor
penggerak dan sektor swasta/dunia usaha sebagai pemilik potensi yang dapat mendukung dan
membatu menangani masalah kesehatan yang ada. Dengan sinergitas ini diharapkan,
Kabupaten Sukabumi dapat menyangani masalah-masalah kesehatan yang ada sehingga dapat
mencapai Tujuan Pembangunan Nasional Kesehatan dan Akselerasi MDGs 2015 dengan
mencapai Derajat Kesehatan yang optimal.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dalam rangka
meningkatkan produktifitas sumberdaya masnusia sebagai investasi dimasa yang akan datang
agar terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukabumi.
b. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan upaya pembangunan kesehatan secara sinergis bersama
masyarakat, pemerintah dan sektor swasta, dengan melibatkan potensi
masyarakat dan dunia usaha dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
b) Meningkatkan upaya kesehatan diberbagai tatanan daerah.
c) Meningkatakan upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil,
merata dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber
daya di kabupaten tersebut secara mandiri.
d) Terwujudnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih
baik.
III. Acuan Pelaksanaan Kegiatan
A. Kebijakan
1. Penyelenggaraan Kab./Kota Sehat diwujudkan dengan menyelenggarakan
semua program yang menjadi permasalahan di daerah, secara bertahap,
dimulai kegiatan prioritas bagi masyarakat di sejumlah kecamatan pada
sejumlah desa/kelurahan atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi
dan budaya di kawasan tertentu.
2. Pelaksanaan Kab./Kota sehat dilaksanakan dengann menempatkan
masyarakat sebagai pelaku pembangunan dengan melelui pembentukan
Forum yang disepakati masy. Dengan dukungan pemerintah daerah dan
mendapatkan fasilitasi dari sektor terkait melalui program yang telah
direncakan
3. Setiap kabupaten/kota menetapkan kawasan potensial sebagai entry point
“ yang dimulai dengann kegiatan sederhana yang disepakati masyarakat”,
kemudian berkembang dalam suatu kawasan atau aspek yang lebih luas,
menuju kabupaten/kota sehat 2010.
4. Penyelenggaraan Kab./kota sehat lebih mengutama kan proses dari pada
target, berjalan terus-menerus dimulai dengan kegiatan prioritas dalam
suatu tatanan kawasan dan dicapai dalam waktu yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat dan semua stakeholder yang mendukung.
5. Kesepakatan tentang pilihan tatanan kabupaten/kota sehat dengan
kegiatan yang menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya
ditetapkan oleh forum bersama-sama dengan pemerintah daerah.
6. Program-program yang belum menjadi pilihan masyarakat
diselenggarakan secara rutin oleh masing-masing sektor dan secara
bertahap program-program tsb disosialisasikan secara intensif kepada
masyarakat dan sektor terkait melalui pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan oleh forum kabupaten/kota sehat.
7. Pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota sehat sepenuhnya dibiayai dan
dilaksanakan oleh daerah yang bersangkutan dan masyarakat dengan
menggunakan mekanisme pendekatan konsep pemberdayaan masyarakat
dari, oleh dan untuk masyarakat.
8. Evaluasi kegiatan kabupaten/kota sehat dilakukan oleh forum dan pokja
kota sehat bersama-sama pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi,
media massa selaku pelaku pembangunan.
B. Ciri Kabupaten / Kota Sehat
1. Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi
2. Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan
pemerintah sebagai fasilitator
3. Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai
batas waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang
dicapai secara bertahap.
4. Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat
(Toma, LSM setempat) bersama Pemkab
5. Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
6. Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
7. Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah,
kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan kerjasama
8. Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan
budaya setempat
C. Tatanan Intervensi Kabupaten / Kota Sehat
1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum
2. Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi
3. Kawasan Industri & Perkantoran yang Sehat
4. Kawasan Kawasan Pariwisata Sehat
5. Kawasan Pertambangan Sehat
6. Kawasan Hutan Sehat
7. Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri
8. Ketahanan Pangan dan Gizi
9. Kehidupan Sosial yang Sehat.
D. Komponen Sumberdaya dan Kelembagaan
1. Tim Pembina Tehnis Kabupaten (Tingkat Kabupaten).
2. Forum Kabupaten/Kota Sehat (Tingkat Kabupaten)
3. Forum Komunikasi Desa/Kelurahan Sehat (Tk. Kecamatan)
4. Kelompok Kerja (Tk. Desa/Kelurahan)
E. Sasaran
1. Sektor swasta, dunia usaha dan asosiasi
2. Seluruh sektor pemerintahan terkait
3. Kelompok masyarakat mandiri, TP.PKK, GOW, Forum Desa Siaga dan
Persatuan kader
4. Serikat pekerja, tenaga kerja, serikat buruh
5. Sektor pendidikan, PGRI, mahasiswa, gerakan pramuka, PMR/PMI
6. Organisasi Kesehatan, IDI, IBI, IAKMI, PPKMI, HAKLI, PPNI, dll
7. Organisasi Keagamaan, MUI, FASS, BAZ, Forum Pesantren, PBNU,
Muhammadiyah dan Muslimat NU
8. LSM, Pengelola Media dan lembaga independen lainnya
9. Komunitas-komunitas lain yang peduli terhadap sosial kesehatan
F. Strategi
1. Melibatkan semua potensi yang ada di masyarakat dalam forum & pokja,
sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
2. Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan
sehat melakukan advokasi kepada penentu kebijakan
3. Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan
misi potensi daerah dengan berbagai simbol/moto, semboyan yang
dipahami & memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.
4. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi
setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet,
media tradisional.
5. Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang
menjadi kesepakatan masyarakat.
6. Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program
kabupaten/kota sehat.
G. Prinsip Pelaksanaan
1. Mempunyai arah dan tujuan yang sama
2. Dilakukan secara bersama-sama (Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi)
3. Dilakukan melalui konsep yang sama sesuai hasil perencanaan dan
kesepakatan bersama
4. Mengedepankan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
5. Dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
6. Melaksanakan dan mematuhi hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama
7. Menghormati nilai-nilai etika dan privasi masing-masing komponen /
sektor
H. Pembiayaan
1. Anggaran Pemerintah Daerah dan Nasional
2. Pembiayaan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
3. Pembiayaan NGO (Non Goverment Organization)
4. Anggaran lain yang tidak mengikat
IV. Sistematika Intergritas Kegiatan

1. Melakukan kontrak kerjasama dalam bentuk perencanaan program dan kegiatan


secara terkoordinasi. Bentuk kerjasama dilakukan secara luas dengan melibatkan
unsur-unsur terkait dalam penanggulangan masalah- masalah kesehatan. Proses
perencanaan program dan kegiatan dilaksanakan berdasarkan melalui analisa
permasalahan kesehatan dengan mempertimbangkan skala prioritas.
2. Menyusun sebuah rencana strategis yang disepakati bersama dan dituangkan dalam
suatu program perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
secara terintegrasi (Singkron). Adapun sebagai tindak lanjut perencanaan yang telah
disepakati, dilaksanakan menurut peraturan yang berlaku di masing-masing pihak.

Contoh :
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DIARE
PROSES CAPAIAN
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA
PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Pencegahan Meningkatkan Masyarakat - Metode CLTS Menurunnya Pemerintah
dan Peran Aktif di 27 - Penyuluhan kasus
Penangulangan Masyarakat Kecamatan - Stimulan penyakit
Penyakit Diare dlm Jamban diare
pencegahan - Pembuatan
dan Media Informasi
peanggulangan
penyakit Diare
2 Pencegahan Meningkatkan Masyarakat - Metode CLTS Menurunnya Program CSR
dan Peran Aktif di 13 - Penyuluhan kasus Sektor Swasta
Penangulangan Masyarakat Kecamatan - Stimulan penyakit
Penyakit Diare dlm Jamban diare
pencegahan - Pembuatan
dan Media Informasi
peanggulangan
penyakit Diare
3 Pencegahan Meningkatkan Masyarakat - Metode CLTS Menurunnya Program CSR
dan Peran Aktif di 7 - Penyuluhan kasus Sektor Swasta
Penangulangan Masyarakat Kecamatan - Stimulan penyakit
Penyakit Diare dlm Jamban diare
pencegahan - Pembuatan
dan Media Informasi
peanggulangan
penyakit Diare
Mayarakat
Jumlah Sasaran Yang Diintervensi di 47
Kecamatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan melalui proses perencanaan dan kesepakatan bersama, dari
table diatas dijelaskan bahwa masing-masing pihak akan melaksanakan kegiatan dengan
konsep yang sama, tujuan yang sama, sasaran yang sama (Masyarakat Kecamatan),
menggunakan metode yang sama dan output yang sama namun berbeda pada jumlah sasaran
(Sesuai dengan kemampuan anggaran).
4. Membentuk atau penguatan jejaring kerjasama bersama forum, ormas,
LSM dalam proses pelaksanaan, terutama pada proses pengawasan dan
evaluasi. Sistematika pengawasan disepakati bersama.
5. Masyarakat dapat merasakan manfaat program kesehatan yang
dilaksanakan oleh berbagai pihak

Anda mungkin juga menyukai